Share

Sekte Istana Air

Penulis: Afzah Nujati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kau yang buta!” balas Qi Peizhi.

“Hahaha, aku tak perduli kau sebut mataku buta. Aku hanya peduli pada ketampanannya, bukan orangnya,” sahut gadis itu.

“Nona, jika kau benar-benar peduli, tolong lepaskan aku. Aku tidak ada hubungan apapun dengannya,” Chiu Kang terus-menerus memohon tanpa henti.

Qi Peizhi semakin muak saja melihat Chiu Kang. Awalnya dia sempat berpikir Chiu Kang orang yang baik meski punya perangai kasar. Tapi nyatanya, dia tak lebih dari seorang pengecut yang menyebalkan.

“Baik, aku akan melepaskanmu, syaratnya kau harus membunuhnya,” katanya.

“Nona, aku bahkan takut membunuh diriku sendiri, apalagi membunuh orang lain. Aku mohon selamatkan aku,” Chiu Kang menjatuhkan tubuhnya dan bergerak seperti ulat mendekati gadis itu.

“Cih, pria tak tahu malu. Pria tak berguna,” ucap Qi Peizhi sembari meludah dan membuang muka.

“Sayang, jangan dengarkan kata-katanya. Aku menyukaimu apa adanya. Kau tak perlu berpura-pura berani jika kau takut.”

Gadis itu berjongkok dan membersihk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pangeran Pendekar Terasing   Qi Peizhi dan Xiao Chen

    “Bibi Qi!” Lei Liwei terlihat cemas melihat sebuah pukulan hebat kembali menuju bibinya.Dalam keadaan seperti ini, Chiu Kang tak lagi menggunakan akal sehatnya. Jika dia terus diam, Qi Peizhi akan mati terkena pukulan hebat itu.Dengan sigap dia memutar tubuhnya sembari mengumpulkan tenaga dalam ke dadanya. Kemudian, dia langsung bergerak ke depan Qi Peizhi untuk menjadi tembok penghalang.Braakk......Chiu Kang terpental jauh membentur pohon besar di pojok sana. Darah kental mengalir dari tepi bibirnya.Qi Peizhi terperangah, begitu pun semua orang yang berada di sana, semuanya terperanjat melihat Chiu Kang.“Kaaaaau... Kaauu?” Qi Peizhi tertegun sesaat.Kemudian dia berlari ke arah Chiu Kang.“Kenapa kau melakukannya?” tanyanya sembari menyandarkan kepala Chiu Kang di pahanya. Terlihat air mata Qi Peizhi mengalir lamban di pipinya.“Lepaskan dia!” teriak Xiao Chen.Dia menyingkirkan Qi Peizhi dan berganti memangkunya.“Kenapa kau begitu bodoh? Aku kira kau hanya peduli pada dirimu

  • Pangeran Pendekar Terasing   Melompat ke Dalam Jurang

    Begitu pun dengan Qi Peizhi dan orang-orang lainnya. Dia tak menyangka Chiu Kang memiliki ilmu meringankan tubuh yang luar biasa.Melihat Xiao Chen dalam bahaya, Yan Lian menggunakan jurus andalannya. Dia bertelungkup badan kemudian bergiling seperti bola besar menabrak Chiu Kang. Jurus yang dia gunakan saat menghadapi Li Chongyang.Namun, Chiu Kang bukan Li Chongyang. Dengan sangat mudah dia mematahkan serangan itu dan berbalik memukul Yan Lian hingga terjatuh.Lalu semua pengawal secara bersamaan menyerang Chiu Kang. Hampir tiga puluh orang dengan keahlian silat mumpuni mengepung Chiu Kang.Lagi-lagi, dengan mengarahkan satu telapak tangannya ke arah para penyerang, angin seakan berkumpul dan berputar-putar hebat di sekitar tubuh Chiu Kang.Kemudian dengan sekali pukul, angin itu menyebar ke arah seluruh pengawal, membawa mereka terbang dan terpental jauh.Semua orang terperangah melihat kesaktian semacam itu. Hanya dengan sekali hajar, semua orang terpental lebih dari satu li. Agak

  • Pangeran Pendekar Terasing   Dai-vet Menyerang Perbatasan Negeri Song

    “Apa Guru akan turun gunung?” tanya muridnya.Kong Kuanyin menganggik.“Andaikan Xiao Bojing tidak menangkap Li Chongyang, Lao Sying dan Qi Peizhi beserta murid-murid lainnya, setelah membaca suratnya aku akan tetap turun gunung.”“Izinkan aku mendampingi, Guru.”“Itu akan menjadi pengalaman yang baik buatmu. Sekarang kau boleh pergi, aku ingin sendiri.”Kong Kuanyin kembali membaca surat dari Xiao Bojing. Dia tak habis pikir, kenapa begitu banyak masalah terjadi di negerinya akhir-akhir ini.Kerusuhan, pemberontakan, dan ancaman dari negara lain, tidak hanya secara militer, tapi juga di dunia persilatan.“Jika saja Yang Mulia Pangeran Zhao Kong masih hidup, beliau pasti akan melakukan tindakan yang sama denganku, menjaga Negeri Song dengan segala kemampuannya, bahkan jika nyawa taruhannya,” gumamnya.Kong Kuanyin memang baru beberapa kali bertemu Pangeran Zhao Kong, tapi dia langsung mengagumi sosoknya, bahkan memberi sumpah setianya pada Pangeran Zhao Kong pada saat itu.“Guru, guru

  • Pangeran Pendekar Terasing   Pertempuran Besar di Chengdu

    Hu Hongyin berdiri dengan kepala tertunduk. Kali ini dia menghadap Kaisar Song Renzong dengan pakaian perang lengkap.Di tempat Pertemuan Agung itu, terlihat beberapa jenderal terkenal, salah satunya adalah Jenderal Besar Li Guzhou.“Yang Mulia Kaisar, bagaimana mungkin penjahat ini berani datang kemari?” tanya Yi Gen Fu, Bendahara Kerajaan.“Aku yang memanggilnya kembali. Di saat seperti ini kita butuh lebih banyak jenderal,” jawab Kaisar Song Renzong.“Tapi Yang Mulia.......”“Apa kau ingin mengatakan tindakanku salah?” Kaisar Song Renzong setengah berteriak.“Hamba tidak berani,” Yi Gen Fu tertunduk diam.“Yang Mulia Kaisar, biarkan hamba pergi Guangxi,” pinta Jenderal Besar Li Guzhou.Kaisar Song Renzong terdiam untuk sesaat. Dia keberatan mengirim Li Guzhou ke medan perang.“Yang Mulia tak perlu khawatir. Hamba masih sehat dan lincah untuk memimpin pasukan.”“Baiklah, aku akan mengirimmu ke sana bersama Jenderal Hu Hongyin, Jenderal Hu Qiqiang dan Jenderal Li Gui,” ucap Kaisar So

  • Pangeran Pendekar Terasing   Gua yang Gelap Gulita

    “Jenderal Yang Un benar,” kata Shi Bu Xin.“Aku akan ke sana, kau ambil alih posku di sini. Jaga ini baik-baik!” perintah Jenderal Yang Un.Shi Bu Xin mengangguk cepat. Dalam perang tidak boleh ada sedikit pun keterlambatan, karena semuanya akan menjadi bencana.Namun, belum juga sampai ke baris depan, Jenderal Yang Un dikejutkan oleh tersungkurnya Jenderal Zihao.Di dadanya menancap dua anak panah, yang satu tempat di jantungnya, sementara satunya lagi di perutnya.Para jenderal bawahan Jenderal Zihao bergegas menarik tubuhnya dan memerintahkan semua pasukan untuk mundur.“Mundur! Mundur! Mundur!” teriak mereka.Para Jenderal Song masih terkejut dengan kejadian cepat itu. Selama ini mereka memang sering mencoba memanah Jenderal Zihao, tapi selalu dapat dihalau olehnya.Akan tetapi, hanya dengan dua kali tembak, orang itu dapat membuat Jenderal Zihao tersungkur.Tiba-tiba terdengar bunyi orang melompat dari atas pohon. Ternyata Jenderal Gui Jinjie yang berada di pohon itu.Tangan kana

  • Pangeran Pendekar Terasing   Bertemu Keluarga Wang

    Setelah selesai, dia menghirup nafas dalam-dalam dan membiarkan tangan kirinya tergeletak. Dibandingkan tadi, rasa nyeri di tangan kirinya telah menghilang, hanya saja belum dapat merasakan atau mengangkat sesuatu.Chiu Kang memang sengaja mengorbankan tangan kirinya untuk melindungi lencana emas dari kaisar. Saat meloncat ke jurang, tangan kirinya memegang erat lencana emas yang ada di punggungnya.Dan benar saja, itu membuat tangannya patah terbentur tebing-tebing curam dan kemudian terlempar ke atas sungai. Di saat sadar, dia hanya melihat kegelapan, tiada sedikit pun cahaya yang menghampirinya.“Aku masih hidup,” gumamnya lirih. Kemudian dia pun tertidur lelap di malam hari karena lelah.Sinar matahari menggoyang panas menuju sela-sela pepohonan, menelanjangi embun yang berlalu pergi entah karena takut atau malu, membiakkan kehangatan di seluruh alam, dan mengusir kabut gelap yang melingkup.Lama-kelaman, sinar kehangatan itu sampai di tubuh Chiu Kang, membuat kedua matanya menger

  • Pangeran Pendekar Terasing   Peperangan di Perbatasan Dai-vet

    “Nyonya, terima kasih. Baju yang Nyonya beri rupanya cocok dengan tubuhku,” kata Chiu Kang sopan.“Kau terlihat hebat menggenakan pakaianku,” ucap Wang Zhu Ren.“Kau pemuda yang tampan. Bagaimana mungkin kau bisa berakhir seperti itu?” Fan Yi mengagumi kebagusan rupa Chiu Kang.“Ceritanya panjang, Nyonya.”Wang Zhu Ren dan Fan Yi tersenyum.“Duduklah di samping putriku,” kata Wang Zhu Ren.“Ayah! Kenapa kau menyuruhnya duduk di sampingku, bukankah masih banyak tempat lain?”“Aku duduk di bawah saja, Tuan.”“Jangan, kau tak boleh melakukannya. Kau duduklah sesuai dengan perintahku,” Wang Zhu Ren tampak sedikit memaksa.Karena tak punya pilihan, Chiu Kang duduk berdampingan dengan Wang Jiang. Dilihat dari wajahnya, Wang Jiang malu bercampur kesal.“Mari kita makan,” ujar Wang Zhu Ren.Di antara mereka berempat, Chiu Kang adalah orang yang paling lahap. Dia tidak bertemu dengan nasi selezat ini selama empat hari lamanya.“Maaf, Tuan, Nyonya dan Nona. Aku tidak bertemu nasi cukup lama,” k

  • Pangeran Pendekar Terasing   Perdamaian Song dan Dai-vet

    Dia pergi ke dalam kamar dan menutup diri untuk beberapa saat. Di dalam kamar, Raja Dai-vet itu menangis tersedu-sedan dengan suara lirih. Dia menangis bukan karena kalah perang, tapi menyesali keputusannya menyerang Song.Setelah pagi datang, Raja Ly Thanh Tong bersama rombongan memulai perjalanan menuju benteng Song di Guangxi. Selama perjalanan, Raja Ly Thanh Tong memikirkan keputusannya menyerang Negeri Song hanya berdasarkan informasi Pangeran Zhao You.“Ini keputusan terburuk yang aku buat,” gumamnya dalam hati.Dia pun merasakan kekhawatiran dan kecemasan selama perjalanan. Meski dia kenal betul watak Li Guzhou, dia tetap saja merasakan hal tersebut.Jika Dinasti Ly jatuh, dia adalah orang yang harus disalahkan. Bagaimana dia bisa menghadap leluhurnya dengan kepala tegak jika itu terjadi.Matahari meninggi, menyiramkan panasnya pada bumi. Dia tidak peduli jika seorang raja berada dalam perjalanan penting, dia hanya melakukan tugasnya. Rumput-rumput bergoyang tersulut angin, ter

Bab terbaru

  • Pangeran Pendekar Terasing   Laporan tentang Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong

    Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada

  • Pangeran Pendekar Terasing   Qi Renshu Datang ke Bianjing

    Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m

  • Pangeran Pendekar Terasing   Penggeledahan Rumah Keluarga Jin di Dali

    Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We

  • Pangeran Pendekar Terasing   Surat dari Tai Bersaudara kepada Li Guzhou

    Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan

    Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua

  • Pangeran Pendekar Terasing   Ilmu Silat yang Mengejutkan Semua Orang

    Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan Bertarung di Danau Liangzi

    Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Sampai di Perguruan Danau Liangzi

    “Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Menuju Perguruan Danau Liangzi

    Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak

DMCA.com Protection Status