“Kau yang buta!” balas Qi Peizhi.“Hahaha, aku tak perduli kau sebut mataku buta. Aku hanya peduli pada ketampanannya, bukan orangnya,” sahut gadis itu.“Nona, jika kau benar-benar peduli, tolong lepaskan aku. Aku tidak ada hubungan apapun dengannya,” Chiu Kang terus-menerus memohon tanpa henti.Qi Peizhi semakin muak saja melihat Chiu Kang. Awalnya dia sempat berpikir Chiu Kang orang yang baik meski punya perangai kasar. Tapi nyatanya, dia tak lebih dari seorang pengecut yang menyebalkan.“Baik, aku akan melepaskanmu, syaratnya kau harus membunuhnya,” katanya.“Nona, aku bahkan takut membunuh diriku sendiri, apalagi membunuh orang lain. Aku mohon selamatkan aku,” Chiu Kang menjatuhkan tubuhnya dan bergerak seperti ulat mendekati gadis itu.“Cih, pria tak tahu malu. Pria tak berguna,” ucap Qi Peizhi sembari meludah dan membuang muka.“Sayang, jangan dengarkan kata-katanya. Aku menyukaimu apa adanya. Kau tak perlu berpura-pura berani jika kau takut.”Gadis itu berjongkok dan membersihk
“Bibi Qi!” Lei Liwei terlihat cemas melihat sebuah pukulan hebat kembali menuju bibinya.Dalam keadaan seperti ini, Chiu Kang tak lagi menggunakan akal sehatnya. Jika dia terus diam, Qi Peizhi akan mati terkena pukulan hebat itu.Dengan sigap dia memutar tubuhnya sembari mengumpulkan tenaga dalam ke dadanya. Kemudian, dia langsung bergerak ke depan Qi Peizhi untuk menjadi tembok penghalang.Braakk......Chiu Kang terpental jauh membentur pohon besar di pojok sana. Darah kental mengalir dari tepi bibirnya.Qi Peizhi terperangah, begitu pun semua orang yang berada di sana, semuanya terperanjat melihat Chiu Kang.“Kaaaaau... Kaauu?” Qi Peizhi tertegun sesaat.Kemudian dia berlari ke arah Chiu Kang.“Kenapa kau melakukannya?” tanyanya sembari menyandarkan kepala Chiu Kang di pahanya. Terlihat air mata Qi Peizhi mengalir lamban di pipinya.“Lepaskan dia!” teriak Xiao Chen.Dia menyingkirkan Qi Peizhi dan berganti memangkunya.“Kenapa kau begitu bodoh? Aku kira kau hanya peduli pada dirimu
Begitu pun dengan Qi Peizhi dan orang-orang lainnya. Dia tak menyangka Chiu Kang memiliki ilmu meringankan tubuh yang luar biasa.Melihat Xiao Chen dalam bahaya, Yan Lian menggunakan jurus andalannya. Dia bertelungkup badan kemudian bergiling seperti bola besar menabrak Chiu Kang. Jurus yang dia gunakan saat menghadapi Li Chongyang.Namun, Chiu Kang bukan Li Chongyang. Dengan sangat mudah dia mematahkan serangan itu dan berbalik memukul Yan Lian hingga terjatuh.Lalu semua pengawal secara bersamaan menyerang Chiu Kang. Hampir tiga puluh orang dengan keahlian silat mumpuni mengepung Chiu Kang.Lagi-lagi, dengan mengarahkan satu telapak tangannya ke arah para penyerang, angin seakan berkumpul dan berputar-putar hebat di sekitar tubuh Chiu Kang.Kemudian dengan sekali pukul, angin itu menyebar ke arah seluruh pengawal, membawa mereka terbang dan terpental jauh.Semua orang terperangah melihat kesaktian semacam itu. Hanya dengan sekali hajar, semua orang terpental lebih dari satu li. Agak
“Apa Guru akan turun gunung?” tanya muridnya.Kong Kuanyin menganggik.“Andaikan Xiao Bojing tidak menangkap Li Chongyang, Lao Sying dan Qi Peizhi beserta murid-murid lainnya, setelah membaca suratnya aku akan tetap turun gunung.”“Izinkan aku mendampingi, Guru.”“Itu akan menjadi pengalaman yang baik buatmu. Sekarang kau boleh pergi, aku ingin sendiri.”Kong Kuanyin kembali membaca surat dari Xiao Bojing. Dia tak habis pikir, kenapa begitu banyak masalah terjadi di negerinya akhir-akhir ini.Kerusuhan, pemberontakan, dan ancaman dari negara lain, tidak hanya secara militer, tapi juga di dunia persilatan.“Jika saja Yang Mulia Pangeran Zhao Kong masih hidup, beliau pasti akan melakukan tindakan yang sama denganku, menjaga Negeri Song dengan segala kemampuannya, bahkan jika nyawa taruhannya,” gumamnya.Kong Kuanyin memang baru beberapa kali bertemu Pangeran Zhao Kong, tapi dia langsung mengagumi sosoknya, bahkan memberi sumpah setianya pada Pangeran Zhao Kong pada saat itu.“Guru, guru
Hu Hongyin berdiri dengan kepala tertunduk. Kali ini dia menghadap Kaisar Song Renzong dengan pakaian perang lengkap.Di tempat Pertemuan Agung itu, terlihat beberapa jenderal terkenal, salah satunya adalah Jenderal Besar Li Guzhou.“Yang Mulia Kaisar, bagaimana mungkin penjahat ini berani datang kemari?” tanya Yi Gen Fu, Bendahara Kerajaan.“Aku yang memanggilnya kembali. Di saat seperti ini kita butuh lebih banyak jenderal,” jawab Kaisar Song Renzong.“Tapi Yang Mulia.......”“Apa kau ingin mengatakan tindakanku salah?” Kaisar Song Renzong setengah berteriak.“Hamba tidak berani,” Yi Gen Fu tertunduk diam.“Yang Mulia Kaisar, biarkan hamba pergi Guangxi,” pinta Jenderal Besar Li Guzhou.Kaisar Song Renzong terdiam untuk sesaat. Dia keberatan mengirim Li Guzhou ke medan perang.“Yang Mulia tak perlu khawatir. Hamba masih sehat dan lincah untuk memimpin pasukan.”“Baiklah, aku akan mengirimmu ke sana bersama Jenderal Hu Hongyin, Jenderal Hu Qiqiang dan Jenderal Li Gui,” ucap Kaisar So
“Jenderal Yang Un benar,” kata Shi Bu Xin.“Aku akan ke sana, kau ambil alih posku di sini. Jaga ini baik-baik!” perintah Jenderal Yang Un.Shi Bu Xin mengangguk cepat. Dalam perang tidak boleh ada sedikit pun keterlambatan, karena semuanya akan menjadi bencana.Namun, belum juga sampai ke baris depan, Jenderal Yang Un dikejutkan oleh tersungkurnya Jenderal Zihao.Di dadanya menancap dua anak panah, yang satu tempat di jantungnya, sementara satunya lagi di perutnya.Para jenderal bawahan Jenderal Zihao bergegas menarik tubuhnya dan memerintahkan semua pasukan untuk mundur.“Mundur! Mundur! Mundur!” teriak mereka.Para Jenderal Song masih terkejut dengan kejadian cepat itu. Selama ini mereka memang sering mencoba memanah Jenderal Zihao, tapi selalu dapat dihalau olehnya.Akan tetapi, hanya dengan dua kali tembak, orang itu dapat membuat Jenderal Zihao tersungkur.Tiba-tiba terdengar bunyi orang melompat dari atas pohon. Ternyata Jenderal Gui Jinjie yang berada di pohon itu.Tangan kana
Setelah selesai, dia menghirup nafas dalam-dalam dan membiarkan tangan kirinya tergeletak. Dibandingkan tadi, rasa nyeri di tangan kirinya telah menghilang, hanya saja belum dapat merasakan atau mengangkat sesuatu.Chiu Kang memang sengaja mengorbankan tangan kirinya untuk melindungi lencana emas dari kaisar. Saat meloncat ke jurang, tangan kirinya memegang erat lencana emas yang ada di punggungnya.Dan benar saja, itu membuat tangannya patah terbentur tebing-tebing curam dan kemudian terlempar ke atas sungai. Di saat sadar, dia hanya melihat kegelapan, tiada sedikit pun cahaya yang menghampirinya.“Aku masih hidup,” gumamnya lirih. Kemudian dia pun tertidur lelap di malam hari karena lelah.Sinar matahari menggoyang panas menuju sela-sela pepohonan, menelanjangi embun yang berlalu pergi entah karena takut atau malu, membiakkan kehangatan di seluruh alam, dan mengusir kabut gelap yang melingkup.Lama-kelaman, sinar kehangatan itu sampai di tubuh Chiu Kang, membuat kedua matanya menger
“Kau harus jaga adik-adikmu,” ucap Pangeran Zhao Kong. “Sepertinya Ayah tak bisa menemanimu lagi.”“Kenapa, Ayah?” tanya Zhao Shing.“Ingat! Kau harus kuat dan tetap hidup. Apapun yang terjadi,” Pangeran Zhao Kong sengaja tidak menjawab pertanyaan anaknya. “Turuti perintah paman Empat Pendekar Wangi dan jaga adik-adikmu.” Mata Pangeran Zhao Kong mulai berbinar.“Kenapa, Ayah? Apa karena Paman Pangeran Zhao You akan mencelakai Ayah?” kejarnya.“Kau hanya perlu tetap hidup! Itu saja,” kata Pangeran Zhao Kong sembari memeluk anaknya. “Dan jaga adik-adikmu,” ucapnya dengan suara berat. Air mata mulai mengalir dari matanya.Zhao Shing pun menangis kecil. “Aku mengerti, Ayah,” ujarnya di sela-sela tangisannya.“Pengawal! Bawa pangeran ke kamarnya!” seru Pangeran Zhao Kong. Dia berbalik badan melepaskan pelukannya dan berjalan menjauh tanpa melihat Zhao Shing. Air matanya mengalir deras di pipinya. Hatinya tersayat sedih, tapi apalah daya, inilah yang terbaik bagi mereka.Zhao Shing melihat