Dia pergi ke dalam kamar dan menutup diri untuk beberapa saat. Di dalam kamar, Raja Dai-vet itu menangis tersedu-sedan dengan suara lirih. Dia menangis bukan karena kalah perang, tapi menyesali keputusannya menyerang Song.Setelah pagi datang, Raja Ly Thanh Tong bersama rombongan memulai perjalanan menuju benteng Song di Guangxi. Selama perjalanan, Raja Ly Thanh Tong memikirkan keputusannya menyerang Negeri Song hanya berdasarkan informasi Pangeran Zhao You.“Ini keputusan terburuk yang aku buat,” gumamnya dalam hati.Dia pun merasakan kekhawatiran dan kecemasan selama perjalanan. Meski dia kenal betul watak Li Guzhou, dia tetap saja merasakan hal tersebut.Jika Dinasti Ly jatuh, dia adalah orang yang harus disalahkan. Bagaimana dia bisa menghadap leluhurnya dengan kepala tegak jika itu terjadi.Matahari meninggi, menyiramkan panasnya pada bumi. Dia tidak peduli jika seorang raja berada dalam perjalanan penting, dia hanya melakukan tugasnya. Rumput-rumput bergoyang tersulut angin, ter
“Namanya Chao Kang. Dia tuan muda dari Keluarga Chao di Ningbo.”“Kata murid-muridku, dia mempunyai ilmu yang luar biasa. Kau tahu itu?”“Tidak, selama bersama kami dia berpura-pura bodoh dan menyebalkan.”“Yang aku heran, kenapa tentara kerajaan bisa sampai ke sana. Apa kau tahu kenapa?”“Mungkin karena Chao Kang adalah adik angkat Jenderal Hu Hongyin. Saat itu, dialah yang membawa seribu tentara ke Istana Air.”“Begitu rupanya. Beberapa hari ini aku dibingungkan oleh masalah ini, apalagi setelah melihat luka Yan Lian, tentu ilmu pemuda itu sangat tinggi. Siapa gurunya?” Xiao Bojing menerawang kosong. “Sayang putriku telah bertindak ceroboh,” keluhnya.“Sudahlah, tidak perlu meratapi sesuatu yang telah berlalu,” ucap He Jinhai.“Aku tidak meratapinya. Aku hanya menyesal orang berilmu tinggi sepertinya harus mati muda. Jika tidak, dia bisa membantu kita di pertarungan Gunung Jingshan menghadapi orang-orang Tibet, Liao dan Xi Xia.”Mendengar kata-kata Xiao Bojing tentu membuat hati Qi
Chiu Kang menoleh ke belakang. Dia melihat orang tua yang menyambut mereka tadi sore berjalan ke arahnya.“Maaf, Kakek, aku tak bisa tidur,” ucap Chiu Kang polos.“Kenapa?” tanya kakek itu yang kemudian duduk di sampingnya.“Aku selalu susah tidur di tempat baru.”“Hahaha, kau aneh,” katanya.“Aneh?” Chiu Kang memandang wajah keriput kakek itu dengan dahi mengerut.“Ya, kau terlalu membesar-besarkan sesuatu,” ujarnya dengan nada acuh.Pemuda tampan itu tersenyum.“Kakek benar, aku memang selalu begitu,” katanya datar.“Kau tahu anak muda, hidup itu seperti pedang tajam, akan berjalan tergantung pada siapa yang menggunakannya.”Mendengar kata-kata kakek di sampingnya, Chiu Kang terperanjat.“Kakek, itu kata-kata luar biasa.”Senyum kakek itu diarahkan pada wajah Chiu Kang.“Aku senang kau menganggapnya luar biasa?”“Kenapa?” Chiu Kang heran.“Berarti kelak di masa depan kau akan menggunakan kata-kataku ini. Tentu itu membuatku senang.”“Kenapa kakek begitu yakin?”“Kau mengatakannya de
“Kurang ajar! Apa kau bosan hidup?” salah satu murid He Jinhai tak bisa menahan amarahnya.“Duduklah,” perintah He Jinhai.“Tapi Guru?”“Duduklah! Kau tak boleh tidak hormat pada orang yang lebih tua.”Belum juga murid tersebut duduk, datang lagi sekelompok orang dengan pakaian putih dan rambut panjang.“Guru, Son Ca Gang,” bisik Fa Duyi.Kong Kuanyin melihat wajah Son Ca Gang dengan sorot tajam. Dia menyimpan dendam atas kematian adik seperguruannya, Ping Jianguo.“Hahaha, rupanya wakil ketua Sekte Gunung Es dari Changbai juga datang,” Mu Long Bui maju menyambut kedatangan Son Ca Gang.“Aku tak bisa melewatkan pertemuan ini. Aku juga memohon maaf pada Ketua Jian Jun karena ketua kami tak bisa hadir,” katanya dengan tangan menjura.Gunung Changbai adalah sebuah gunung yang berada di dalam kekuasaan Kekaisaran Liao. Maka wajar saja jika tatapan orang-orang Song sedikit sinis terhadapnya.“Apa tujuanmu kemari?” tanya Kong Kuanyin tidak berdiri sama sekali.“Oh, rupanya si tua Kong Kuany
Semua orang di halaman istana terkejut, terutama Pangeran Zhao You. Satu-satunya orang yang tak terkejut adalah Li Guzhou.“Aku yakin perkiraan Jenderal Besar Li benar?” tebak Kaisar Song Renzong.“Hamba tak berani memperkirakan keputusan Yang Mulia Kaisar.”“Hahahaha,” tawa Kaisar Renzong. “Semua orang berhak memperkirakan apapun di dunia ini, bahkan kehendak dewa sekalipun,” katanya.“Yang Mulia Kaisar memang bijaksana.”“Kau tahu Jenderal Besar, sebenarnya aku bosan mendengar kata-kata bijaksana, hahahaha,” tawanya lagi.Di samping Kaisar Song Renzong, Pangeran Zhao You menekam tangan kanannya keras. Dia merasa jengkel dengan semua kegagalannya. Padahal dia telah merencanakan semuanya dengan sempurna.Kerusuhan yang diciptakannya di mana-mana, ancaman perang dengan negara tetangga, bahkan dia berhasil menghasut Dai-vet untuk menyerang Song, dan pemberontakan meyakinkan di Chengdu, tapi kenapa semuanya berjalan ke arah yang salah.“Zhao You, kenapa wajahmu tak terlihat bahagia?” tan
Chiu Kang mengangguk dengan senyum.Fan Yi bergegas memeriksa luka mereka berdua. Luka Hung Mengyao hanya beberapa tulang dada yang patah. Kemudian dia memberi Hung Mengyao pil penyambung tulang seperti yang diberikannya kepada Chiu Kang tempo hari.Sementara luka cakaran di rusuk Liu Kang Wei, Fan Yi tidak bisa menjamin dapat menyembuhkannya.“Bagaimana luka Ayahku, Nyonya?” tanya Liu Changpu dengan mata tak henti-hentinya menitikkan air mata.“Maaf, Nona Liu, aku tak bisa menjamin dapat menyembuhkannya, tapi aku akan mencobanya sekuat tenaga,” ujarnya dengan tenang. “Bawa dia ke bahwa pohon itu,” perintahnya pada Chiu Kang dan pekerja lainnya.Para pendekar mengerubungi Tuan Liu Kang Wei yang sedang terluka parah. Di mata mereka ada yang benar-benar khawatir, ada juga yang hanya penasaran ingin melihat.“Bisa tuan-tuan pergi membiarkannya sendirian,” ucap Fan Yi sedikit kesal.Kemudian mereka semua bubar dan kembali melihat pertarungan seru di atas panggung.“Nyonya, tolong selamatk
Melihat wajah itu, Qi Peizhi terkejut tak kepalang. Tanpa sadar air matanya mengalir di pipinya. Dia terperanjat, terperangan dan tercengang.Dengan tubuhnya yang terluka, Qi Peizhi berusaha bangun mendekatinya, tapi Chiu Kang menghampirinya dan mencegahnya.“Bukankah aku sudah bilang akan baik-baik saja,” katanya dengan senyum hangat kepada Qi Peizhi. Tangannya menahan tubuh Qi Peizhi yang hendak berdiri.Namun, entah setan apa yang merasuki Qi Peizhi, dia tiba-tiba memeluk Chiu Kang dengan erat diiringi tangis yang tiada habisnya. Chiu Kang tentu sangat terkejut diperlakukan seperti ini.“Ke mana saja kau? Kenapa kau lama kembali? Aku kira kau mati karena aku. Kupikir kau telah mati,” ujarnya seperti tak sadarkan diri.Chiu Kang kebingungan harus bersikap seperti apa, dia hanya bisa diam.Xiao Chen pun demikian, merasa tak mau kalah dengan Qi Peizhi dia memeluk Chiu Kang dari belakang.“Maafkan aku, Kakak Kang. Aku khilaf,” bisiknya.Semua orang di panggung itu terkejut melihat pema
Ahhhh.........Teriakan mereka sangat keras saat tubuhnya terlempar jauh dan mendarat di bawah arena pertarungan.Mereka semua memegang dada masing-masing dan muntah darah dengan hebat. Karena tahu tidak akan menang, Tie Butong dan murid-murid lainnya memapah mereka dan membawa orang-orang terluka itu pergi.Sementara Chiu Kang masih berdiri melihat kepergian mereka. Lalu, setelah tubuh mereka menghilang tak terlihat lagi, Chiu Kang jatuh terlutut. Darah kental mengalir dari kedua sisi mulutnya.“Kang!” teriak Wang Jiang yang meloncat ke atas panggung. “Ibu! Ibu!” panggilnya.Dengan sigap Fan Yi naik ke atas panggung dan memeriksa Chiu Kang. Dia memegang tangan kirinya dan memperhatikan nadinya.“Nyonya Wang, aku tidak apa-apa,” katanya tersenyum.“Dasar! Lihat lukamu separah ini, kau masih bilang tak apa-apa,” Wang Jiang membentaknya.Kemudian semua orang datang menghampirinya, kecuali orang-orang yang sedang terluka. Dengan bantuan Fan Yi dan Wang Jiang, Chiu Kang berdiri dan tersen
Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada
Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m
Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We
Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend
Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua
Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.
Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja
“Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,
Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak