Beranda / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Tamu-Tamu Berdatangan di Perguruan Jingshan

Share

Tamu-Tamu Berdatangan di Perguruan Jingshan

Penulis: Afzah Nujati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 03:13:16

Chiu Kang menoleh ke belakang. Dia melihat orang tua yang menyambut mereka tadi sore berjalan ke arahnya.

“Maaf, Kakek, aku tak bisa tidur,” ucap Chiu Kang polos.

“Kenapa?” tanya kakek itu yang kemudian duduk di sampingnya.

“Aku selalu susah tidur di tempat baru.”

“Hahaha, kau aneh,” katanya.

“Aneh?” Chiu Kang memandang wajah keriput kakek itu dengan dahi mengerut.

“Ya, kau terlalu membesar-besarkan sesuatu,” ujarnya dengan nada acuh.

Pemuda tampan itu tersenyum.

“Kakek benar, aku memang selalu begitu,” katanya datar.

“Kau tahu anak muda, hidup itu seperti pedang tajam, akan berjalan tergantung pada siapa yang menggunakannya.”

Mendengar kata-kata kakek di sampingnya, Chiu Kang terperanjat.

“Kakek, itu kata-kata luar biasa.”

Senyum kakek itu diarahkan pada wajah Chiu Kang.

“Aku senang kau menganggapnya luar biasa?”

“Kenapa?” Chiu Kang heran.

“Berarti kelak di masa depan kau akan menggunakan kata-kataku ini. Tentu itu membuatku senang.”

“Kenapa kakek begitu yakin?”

“Kau mengatakannya de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pangeran Pendekar Terasing   Perjamuan di Istana

    “Kurang ajar! Apa kau bosan hidup?” salah satu murid He Jinhai tak bisa menahan amarahnya.“Duduklah,” perintah He Jinhai.“Tapi Guru?”“Duduklah! Kau tak boleh tidak hormat pada orang yang lebih tua.”Belum juga murid tersebut duduk, datang lagi sekelompok orang dengan pakaian putih dan rambut panjang.“Guru, Son Ca Gang,” bisik Fa Duyi.Kong Kuanyin melihat wajah Son Ca Gang dengan sorot tajam. Dia menyimpan dendam atas kematian adik seperguruannya, Ping Jianguo.“Hahaha, rupanya wakil ketua Sekte Gunung Es dari Changbai juga datang,” Mu Long Bui maju menyambut kedatangan Son Ca Gang.“Aku tak bisa melewatkan pertemuan ini. Aku juga memohon maaf pada Ketua Jian Jun karena ketua kami tak bisa hadir,” katanya dengan tangan menjura.Gunung Changbai adalah sebuah gunung yang berada di dalam kekuasaan Kekaisaran Liao. Maka wajar saja jika tatapan orang-orang Song sedikit sinis terhadapnya.“Apa tujuanmu kemari?” tanya Kong Kuanyin tidak berdiri sama sekali.“Oh, rupanya si tua Kong Kuany

  • Pangeran Pendekar Terasing   Pertarungan Dua Tahunan di Gunung Jingshan

    Semua orang di halaman istana terkejut, terutama Pangeran Zhao You. Satu-satunya orang yang tak terkejut adalah Li Guzhou.“Aku yakin perkiraan Jenderal Besar Li benar?” tebak Kaisar Song Renzong.“Hamba tak berani memperkirakan keputusan Yang Mulia Kaisar.”“Hahahaha,” tawa Kaisar Renzong. “Semua orang berhak memperkirakan apapun di dunia ini, bahkan kehendak dewa sekalipun,” katanya.“Yang Mulia Kaisar memang bijaksana.”“Kau tahu Jenderal Besar, sebenarnya aku bosan mendengar kata-kata bijaksana, hahahaha,” tawanya lagi.Di samping Kaisar Song Renzong, Pangeran Zhao You menekam tangan kanannya keras. Dia merasa jengkel dengan semua kegagalannya. Padahal dia telah merencanakan semuanya dengan sempurna.Kerusuhan yang diciptakannya di mana-mana, ancaman perang dengan negara tetangga, bahkan dia berhasil menghasut Dai-vet untuk menyerang Song, dan pemberontakan meyakinkan di Chengdu, tapi kenapa semuanya berjalan ke arah yang salah.“Zhao You, kenapa wajahmu tak terlihat bahagia?” tan

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang Melibatkan Diri

    Chiu Kang mengangguk dengan senyum.Fan Yi bergegas memeriksa luka mereka berdua. Luka Hung Mengyao hanya beberapa tulang dada yang patah. Kemudian dia memberi Hung Mengyao pil penyambung tulang seperti yang diberikannya kepada Chiu Kang tempo hari.Sementara luka cakaran di rusuk Liu Kang Wei, Fan Yi tidak bisa menjamin dapat menyembuhkannya.“Bagaimana luka Ayahku, Nyonya?” tanya Liu Changpu dengan mata tak henti-hentinya menitikkan air mata.“Maaf, Nona Liu, aku tak bisa menjamin dapat menyembuhkannya, tapi aku akan mencobanya sekuat tenaga,” ujarnya dengan tenang. “Bawa dia ke bahwa pohon itu,” perintahnya pada Chiu Kang dan pekerja lainnya.Para pendekar mengerubungi Tuan Liu Kang Wei yang sedang terluka parah. Di mata mereka ada yang benar-benar khawatir, ada juga yang hanya penasaran ingin melihat.“Bisa tuan-tuan pergi membiarkannya sendirian,” ucap Fan Yi sedikit kesal.Kemudian mereka semua bubar dan kembali melihat pertarungan seru di atas panggung.“Nyonya, tolong selamatk

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Banyak Pendekar di Gunung Jingshan

    Melihat wajah itu, Qi Peizhi terkejut tak kepalang. Tanpa sadar air matanya mengalir di pipinya. Dia terperanjat, terperangan dan tercengang.Dengan tubuhnya yang terluka, Qi Peizhi berusaha bangun mendekatinya, tapi Chiu Kang menghampirinya dan mencegahnya.“Bukankah aku sudah bilang akan baik-baik saja,” katanya dengan senyum hangat kepada Qi Peizhi. Tangannya menahan tubuh Qi Peizhi yang hendak berdiri.Namun, entah setan apa yang merasuki Qi Peizhi, dia tiba-tiba memeluk Chiu Kang dengan erat diiringi tangis yang tiada habisnya. Chiu Kang tentu sangat terkejut diperlakukan seperti ini.“Ke mana saja kau? Kenapa kau lama kembali? Aku kira kau mati karena aku. Kupikir kau telah mati,” ujarnya seperti tak sadarkan diri.Chiu Kang kebingungan harus bersikap seperti apa, dia hanya bisa diam.Xiao Chen pun demikian, merasa tak mau kalah dengan Qi Peizhi dia memeluk Chiu Kang dari belakang.“Maafkan aku, Kakak Kang. Aku khilaf,” bisiknya.Semua orang di panggung itu terkejut melihat pema

  • Pangeran Pendekar Terasing   Kitab Sebelas Jari yang Hilang

    Ahhhh.........Teriakan mereka sangat keras saat tubuhnya terlempar jauh dan mendarat di bawah arena pertarungan.Mereka semua memegang dada masing-masing dan muntah darah dengan hebat. Karena tahu tidak akan menang, Tie Butong dan murid-murid lainnya memapah mereka dan membawa orang-orang terluka itu pergi.Sementara Chiu Kang masih berdiri melihat kepergian mereka. Lalu, setelah tubuh mereka menghilang tak terlihat lagi, Chiu Kang jatuh terlutut. Darah kental mengalir dari kedua sisi mulutnya.“Kang!” teriak Wang Jiang yang meloncat ke atas panggung. “Ibu! Ibu!” panggilnya.Dengan sigap Fan Yi naik ke atas panggung dan memeriksa Chiu Kang. Dia memegang tangan kirinya dan memperhatikan nadinya.“Nyonya Wang, aku tidak apa-apa,” katanya tersenyum.“Dasar! Lihat lukamu separah ini, kau masih bilang tak apa-apa,” Wang Jiang membentaknya.Kemudian semua orang datang menghampirinya, kecuali orang-orang yang sedang terluka. Dengan bantuan Fan Yi dan Wang Jiang, Chiu Kang berdiri dan tersen

  • Pangeran Pendekar Terasing   Tertidur di Puncak Jingshan

    “Adik, Ayahanda benar, kita memang harus menguatkan kemampuan kita dulu sebelum terjun ke dunia persilatan,” Zhao Bingwen menenangkan adiknya.“Kakakmu benar, kalian harus lebih kuat dari orang lain agar tidak pernah diremehkan,” jelas ayahnya.“Kami mengerti Ayahanda,” jawab mereka bersama.“Ayah pergi. Jaga nenek, ibu dan adik kalian baik-baik.”****Gunung Jingshan memukau, keindahannya tersebar dengan udara yang terasa embun. Seperti salju yang meleleh di atas gunung bergula, manis tapi tak meninggalkan lengket.Satu hari lebih Chiu Kang mengelilingi Perguruan Jingshan dan pegunungannya mencari Ma Jin, guru ayahnya.Namun sampai gelap datang, sosok tua itu tak kunjung ditemukan. Dia bahkan mengabaikan para tamu dan keluarga Wang sehari penuh. Tentu saja itu membuat mereka khawatir karena tidak melihatnya.Malam terus memburuk, gelapnya tak lagi bisa diterangkan dengan kata-kata. Chiu Kang masih terus menyisiri jalan setapak di atas gunung.Orang-orang bilang, Kakek Guru Ma Jin ser

  • Pangeran Pendekar Terasing   Perkumpulan Pendekar Song

    “Sudahlah, jangan dengarkan wanita-wanita itu, kau pasti lapar, bukan?” tanya Wang Zhu Ren.“Benar, Tuan. Aku seharian belum makan.”“Kau ikut aku ke balai utama,” ajak Wang Zhu Ren.“Tapi aku belum mandi.”“Kau tak butuh mandi,” Wang Zhu Ren menarik tengannya.Chiu Kang terpaksa mengikuti Wang Zhu Ren. Meski sebenarnya dia merasa tidak nyaman dengan bau tubuhnya.Tak berselang lama, mereka sampai di balai utama tempat para pendekar tamu dijamu oleh Perguruan Jingshan.“Tuan-tuan, lihat! Pahlawan kita telah kembali,” kata Wang Zhu Ren sesampainya di depan pintu.Semua orang berdiri menyambut kehadiran Chiu Kang. Mereka menjura ke arahnya memberi hormat.“Hormat pada Ketua Kang,” ucap mereka bersama.“Ketua?” Chiu Kang heran. “Tuan, ada apa ini?” tanyanya heran.“Kakak Kang, kemarin para tetua di sini sepakat mengangkat Kakak sebagai ketua mereka,” sela Liu Changpu sembari mendekati Chiu Kang.“Ah, tidak, tidak. Aku tidak bisa menerimanya. Aku kemari hanya numpang lewat, tidak punya ma

  • Pangeran Pendekar Terasing   Pertemuan di Taiyuan

    Jenderal Wei Mingli maju. “Kami telah memastikannya Jenderal Besar,” ujarnya meyakinkan.“Kita tidak boleh bertindak gegabah. Jika salah langkah, semua harapan mendiang Pangeran Zhao Kong akan berakhir sia-sia,” kata Jenderal Besar Li Guzhou.“Jenderal Benar, lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya seorang menteri dari klan Wei, namanya Wei Qiao.“Bagaimana menurut kalian?” Jenderal Besar Li Guzhou mengajukan pertanyaan.Dia ingin mendengar pendapat para jenderal dan beberapa menteri yang datang ke kediamannya.Ada empat jenderal yang datang ke kediaman Jenderal Besar Li Guzhou, yaitu Wei Mingli, Hu Qiqiang, Yang Un, dan Sun Changyi.Sementara dua menteri kerajaan juga datang ke rumahnya, mereka adalah Menteri Kebudayaan Song, Wei Qiao dan Menteri Keadilan, Li Weiyuan, yang masih sepupu Jenderal Besar Li.“Hamba kira kita harus bertindak cepat, Jenderal Besar,” ujar Yang Un.“Tidak, jika kita salah langkah, semuanya bisa hancur,” Hu Qiqiang tampak tidak setuju dengan saran Yang Un.“

Bab terbaru

  • Pangeran Pendekar Terasing   Laporan tentang Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong

    Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada

  • Pangeran Pendekar Terasing   Qi Renshu Datang ke Bianjing

    Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m

  • Pangeran Pendekar Terasing   Penggeledahan Rumah Keluarga Jin di Dali

    Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We

  • Pangeran Pendekar Terasing   Surat dari Tai Bersaudara kepada Li Guzhou

    Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan

    Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua

  • Pangeran Pendekar Terasing   Ilmu Silat yang Mengejutkan Semua Orang

    Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Park Wan Bertarung di Danau Liangzi

    Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Sampai di Perguruan Danau Liangzi

    “Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,

  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Menuju Perguruan Danau Liangzi

    Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak

DMCA.com Protection Status