Chiu Kang mengangguk dengan senyum.Fan Yi bergegas memeriksa luka mereka berdua. Luka Hung Mengyao hanya beberapa tulang dada yang patah. Kemudian dia memberi Hung Mengyao pil penyambung tulang seperti yang diberikannya kepada Chiu Kang tempo hari.Sementara luka cakaran di rusuk Liu Kang Wei, Fan Yi tidak bisa menjamin dapat menyembuhkannya.“Bagaimana luka Ayahku, Nyonya?” tanya Liu Changpu dengan mata tak henti-hentinya menitikkan air mata.“Maaf, Nona Liu, aku tak bisa menjamin dapat menyembuhkannya, tapi aku akan mencobanya sekuat tenaga,” ujarnya dengan tenang. “Bawa dia ke bahwa pohon itu,” perintahnya pada Chiu Kang dan pekerja lainnya.Para pendekar mengerubungi Tuan Liu Kang Wei yang sedang terluka parah. Di mata mereka ada yang benar-benar khawatir, ada juga yang hanya penasaran ingin melihat.“Bisa tuan-tuan pergi membiarkannya sendirian,” ucap Fan Yi sedikit kesal.Kemudian mereka semua bubar dan kembali melihat pertarungan seru di atas panggung.“Nyonya, tolong selamatk
Melihat wajah itu, Qi Peizhi terkejut tak kepalang. Tanpa sadar air matanya mengalir di pipinya. Dia terperanjat, terperangan dan tercengang.Dengan tubuhnya yang terluka, Qi Peizhi berusaha bangun mendekatinya, tapi Chiu Kang menghampirinya dan mencegahnya.“Bukankah aku sudah bilang akan baik-baik saja,” katanya dengan senyum hangat kepada Qi Peizhi. Tangannya menahan tubuh Qi Peizhi yang hendak berdiri.Namun, entah setan apa yang merasuki Qi Peizhi, dia tiba-tiba memeluk Chiu Kang dengan erat diiringi tangis yang tiada habisnya. Chiu Kang tentu sangat terkejut diperlakukan seperti ini.“Ke mana saja kau? Kenapa kau lama kembali? Aku kira kau mati karena aku. Kupikir kau telah mati,” ujarnya seperti tak sadarkan diri.Chiu Kang kebingungan harus bersikap seperti apa, dia hanya bisa diam.Xiao Chen pun demikian, merasa tak mau kalah dengan Qi Peizhi dia memeluk Chiu Kang dari belakang.“Maafkan aku, Kakak Kang. Aku khilaf,” bisiknya.Semua orang di panggung itu terkejut melihat pema
Ahhhh.........Teriakan mereka sangat keras saat tubuhnya terlempar jauh dan mendarat di bawah arena pertarungan.Mereka semua memegang dada masing-masing dan muntah darah dengan hebat. Karena tahu tidak akan menang, Tie Butong dan murid-murid lainnya memapah mereka dan membawa orang-orang terluka itu pergi.Sementara Chiu Kang masih berdiri melihat kepergian mereka. Lalu, setelah tubuh mereka menghilang tak terlihat lagi, Chiu Kang jatuh terlutut. Darah kental mengalir dari kedua sisi mulutnya.“Kang!” teriak Wang Jiang yang meloncat ke atas panggung. “Ibu! Ibu!” panggilnya.Dengan sigap Fan Yi naik ke atas panggung dan memeriksa Chiu Kang. Dia memegang tangan kirinya dan memperhatikan nadinya.“Nyonya Wang, aku tidak apa-apa,” katanya tersenyum.“Dasar! Lihat lukamu separah ini, kau masih bilang tak apa-apa,” Wang Jiang membentaknya.Kemudian semua orang datang menghampirinya, kecuali orang-orang yang sedang terluka. Dengan bantuan Fan Yi dan Wang Jiang, Chiu Kang berdiri dan tersen
“Adik, Ayahanda benar, kita memang harus menguatkan kemampuan kita dulu sebelum terjun ke dunia persilatan,” Zhao Bingwen menenangkan adiknya.“Kakakmu benar, kalian harus lebih kuat dari orang lain agar tidak pernah diremehkan,” jelas ayahnya.“Kami mengerti Ayahanda,” jawab mereka bersama.“Ayah pergi. Jaga nenek, ibu dan adik kalian baik-baik.”****Gunung Jingshan memukau, keindahannya tersebar dengan udara yang terasa embun. Seperti salju yang meleleh di atas gunung bergula, manis tapi tak meninggalkan lengket.Satu hari lebih Chiu Kang mengelilingi Perguruan Jingshan dan pegunungannya mencari Ma Jin, guru ayahnya.Namun sampai gelap datang, sosok tua itu tak kunjung ditemukan. Dia bahkan mengabaikan para tamu dan keluarga Wang sehari penuh. Tentu saja itu membuat mereka khawatir karena tidak melihatnya.Malam terus memburuk, gelapnya tak lagi bisa diterangkan dengan kata-kata. Chiu Kang masih terus menyisiri jalan setapak di atas gunung.Orang-orang bilang, Kakek Guru Ma Jin ser
“Sudahlah, jangan dengarkan wanita-wanita itu, kau pasti lapar, bukan?” tanya Wang Zhu Ren.“Benar, Tuan. Aku seharian belum makan.”“Kau ikut aku ke balai utama,” ajak Wang Zhu Ren.“Tapi aku belum mandi.”“Kau tak butuh mandi,” Wang Zhu Ren menarik tengannya.Chiu Kang terpaksa mengikuti Wang Zhu Ren. Meski sebenarnya dia merasa tidak nyaman dengan bau tubuhnya.Tak berselang lama, mereka sampai di balai utama tempat para pendekar tamu dijamu oleh Perguruan Jingshan.“Tuan-tuan, lihat! Pahlawan kita telah kembali,” kata Wang Zhu Ren sesampainya di depan pintu.Semua orang berdiri menyambut kehadiran Chiu Kang. Mereka menjura ke arahnya memberi hormat.“Hormat pada Ketua Kang,” ucap mereka bersama.“Ketua?” Chiu Kang heran. “Tuan, ada apa ini?” tanyanya heran.“Kakak Kang, kemarin para tetua di sini sepakat mengangkat Kakak sebagai ketua mereka,” sela Liu Changpu sembari mendekati Chiu Kang.“Ah, tidak, tidak. Aku tidak bisa menerimanya. Aku kemari hanya numpang lewat, tidak punya ma
Jenderal Wei Mingli maju. “Kami telah memastikannya Jenderal Besar,” ujarnya meyakinkan.“Kita tidak boleh bertindak gegabah. Jika salah langkah, semua harapan mendiang Pangeran Zhao Kong akan berakhir sia-sia,” kata Jenderal Besar Li Guzhou.“Jenderal Benar, lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya seorang menteri dari klan Wei, namanya Wei Qiao.“Bagaimana menurut kalian?” Jenderal Besar Li Guzhou mengajukan pertanyaan.Dia ingin mendengar pendapat para jenderal dan beberapa menteri yang datang ke kediamannya.Ada empat jenderal yang datang ke kediaman Jenderal Besar Li Guzhou, yaitu Wei Mingli, Hu Qiqiang, Yang Un, dan Sun Changyi.Sementara dua menteri kerajaan juga datang ke rumahnya, mereka adalah Menteri Kebudayaan Song, Wei Qiao dan Menteri Keadilan, Li Weiyuan, yang masih sepupu Jenderal Besar Li.“Hamba kira kita harus bertindak cepat, Jenderal Besar,” ujar Yang Un.“Tidak, jika kita salah langkah, semuanya bisa hancur,” Hu Qiqiang tampak tidak setuju dengan saran Yang Un.“
“Pasti, aku yakin,” hanya itu yang dapat keluar dari mulut Zhao Ming, meski dia tahu kemungkinan itu sangat kecil, tapi dia tak ingin melihat adiknya bersedih.“Kakak Ming bohong,” katanya. “Aku tahu apa yang ada di pikiranmu, karena aku juga memikirkan hal yang sama, hanya takut untuk mengakuinya,” lanjutnya.“Kakek telah berjanji akan menemukan Kakak Shing. Selama belum ada bukti bahwa dia telah mati, masih ada harapan.”“Aku pun berharap demikian, tapi pikiran burukku tidak dapat aku kendalikan,” ucap Zhao Rong. “Sejujurnya aku sering membayangkan Kakak Shing kembali dan memeluk kita berdua dengan erat. Lalu aku akan menangis sejadi- jadinya,” katanya dengan wajah tersenyun bercampur pilu.“Aku juga,” giliran Zhao Ming yang dipenuhi binar dalam matanya.Sejak kecil, selain wajah ibunya, mereka paling ingat wajah Zhao Shing. Karena kesibukan ayahnya, setiap hari mereka berdua menghabiskan waktu dengan ibu dan kakaknya.Apalagi setelah kematian ibunya, mereka berdua selalu bermain di
Chiu Kang tersenyum mendengar perkataan Xiao Bojing.“Setiap perguruan dan sekte memang harus mengirimkan beberapa orang untuk menjadi utusan dan duta di perguruan dan sekte-sekte lain.”“Maksud Ketua Kang?” Xiao Bojing tampak belum paham.“Aku ingin mereka menyebarkan kabar tentang berdirinya Perkumpulan Pendekar Song ke semua perguruan dan sekte. Dengan demikian, jika ada perguruan atau sekte lain ingin bergabung, mereka harus datang pada delapan perguruan dan sekte terdekat, yaitu perguruan dan sekte milik para tetua sebagai Delapan Ketua Utama,” Chiu Kang menjelaskan panjang lebar.“Aku setuju dengan rencana Ketua Kang. Kita memang seharusnya menyebarkan kabar dan membujuk perguruan dan sekte-sekte lain untuk bergabung bersama kita, terutama yang berasal dari golongan putih,” Jia Lihua mengungkapkan kesetujuannya.“Tapi, bagaimana jika kita malah mengajak sekte dan perguruan yang salah?” Cao Ehuang mengeluarkan pendapatnya.“Itu tak masalah, para ketua tak usah cemas. Aku yang aka
Lalu dia menanggapi perkataan mereka dengan mengucapkan:“Baiklah. Tapi Perkumpulan Pendekar Song merupakan sesuatu yang merdeka, tidak terikat dengan Kekaisaran seperti para tentara. Kalian mempunyai hak penuh untuk melakukan apa pun yang kalian suka, asalkan tidak melanggar hukum dan mengganggu kehidupan rakyat Song yang berjalan dengan damai. Di samping itu, Kekaisaran tidak akan ikut campur lebih jauh dengan tindakan maupun sikap yang diambil Perkumpulan, meskipun Kaisar Song adalah Ketua Perkumpulan. Selain itu perintah kaisar tidak mutlak harus dipatuhi jika bertentangan dengan asas keadilan, dan kalian diperbolehkan untuk melawan. Aku mengeluarkan keputusan ini, karena takut kelak anak atau cucu-cucuku ada yang bertindak semena-mena terhadap rakyat. Karena itu, aku menghendaki Perkumpulan Pendekar Song sebagai penyeimbang yang bisa menjadi penilai antara kebaikan dan kejahatan!”Kata-kata Kaisar Song Yingzong yang cukup panjang itu membuat semua orang terperangah, khususnya para
Air mata menetes deras di pipi Chiu Kang dan Zhao Rong.Kemudian Zhao Ming datang. Mereka bertiga akhirnya berpelukan dengan sangat erat, seperti orang tua yang lama tak bertemu anak-anaknya.Perasaan bahagia dan haru bercampur aduk di hati mereka. Setelah sekian lama terpisah, hidup dalam pelarian dan selalu bersembunyi, akhirnya mereka bisa bersama, memadu kasih dalam naungan rindu yang tak pernah berkarat.Kesedihan itu, benar-benar seumpama pelangi yang terpisah-pisah warnanya menjadi tujuh bagian dan tidak pernah kembali menyatu.Lalu tiba-tiba, di sebuah hari yang cerah, tujuh warna pelangi itu dapat kembali bersama, memberi keindahan yang tidak hanya dinantikan oleh manusia, tapi oleh dirinya sendiri.Orang-orang yang berada di sekitar mereka juga ikut menangis, terutama Jenderal Besar Li Guzhou dan orang-orang yang tahu betul kesukaran hidup yang pernah mereka bertiga alami.“Maafkan aku, Kakak,” bisik Zhao Rong lirih. “Hari itu aku telah berlaku kasar kepadamu,” tangis Zhao R
Yang Mingyu dan Wei Sun bergegas mengikat tangan dan kaki Pangeran Zhao You, Fu Gang dan Qi Renshu.“Bawa mereka ke depan ruang pertemuan,” perintahnya lagi.Di depan ruang pertemuan, meskipun sangat lebar, tapi memiliki atap yang dapat melindungi dari terik matahari. Atap itu dipenuhi tiang, memanjang sampai gerbang utama Istana Kaisar.“Liao akan menaklukkan kalian. Aku dengar mereka sudah melintasi Zhending,” ujar Pangeran Zhao You terbata-bata dengan darah kental di bibirnya. Meski dalam keadaan terluka parah, dia masih menampakkan kesombongannya.Chiu Kang tersenyum.“Kau tidak tahu apa-apa tentangku, sementara aku tahu semuanya tentangmu,” ujarnya.Dari samping ruang pertemuan, muncullah Zhao Bingwen, Zhao Nianzu, Zian Zhong dan beberapa tentara menyeret Zhao Ming, Zhao Rong, Tai Kun Lun dan beberapa orang lainnya.Chiu Kang melihat ke arah mereka dengan mata berkaca-kaca. Dia tak kuasa melihat darah memenuhi tubuh kedua adiknya.“Lepaskan Ayahku!” seru Zhao Bingwen. “Atau aku a
Qi Renshu menyaksikan pertarungan itu dengan mata berkaca-kaca. Dia senang masih ada orang yang berhasil menguasai jurus tertinggi gurunya.Setelah berhasil menghindari Tinju Pengendali Angin milik Chiu Kang, Pangeran Zhao You balik menyerang dengan jurus Naga Menghantam Bumi. Dia mengubah bentuk tangannya seperti cakar, dan terus berusaha mencabik-cabik tubuh Chiu Kang.Setiap kali cabikan cakarnya meleset, bangunan istana di bawah mereka hancur cukup parah. Tapi Chiu Kang berhasil menangkis dan menghindari semua serangan mematikan dari Pangeran Zhao You.Mereka terus bertarung tanpa henti. Jurus demi jurus digunakan, tapi belum juga menemukan pemenanganya.Chiu Kang berkali-kali menghantamkan pukulannya dengan hawa semesta, tapi Pangeran Zhao You mampu menghindari dan menahannya.Ini pertama kalinya Chiu Kang menghadapi lawan yang sangat sulit dikalahkan. Setiap jurus dan tenaga dalamnya seakan-akan selalu gagal mengenainya.Begitu pun sebaliknya, Pangeran Zhao You merasa tidak bisa
Namun, Chiu Kang tidak menggubris ejekan tersebut. Dia harus melakukan sesuatu untuk mengulur waktu, dan salah satu caranya adalah melompat-lompat ke seluruh tempat seperti monyet kelaparan.Di sisi lain, Pangeran Zhao You berbisik kepada Zian Zhong dan kedua putranya. Agaknya dia memerintahkan sesuatu kepada mereka, karena setelah itu mereka bertiga pergi ke belakang.Melihat saudara-saudaranya terlibat pertempuran, Pangeran Zhao You tidak bisa tinggal diam. Akhirnya dia menyerang Kong Kuanyin dan lainnya dengan hebat, apalagi lima ratus tentara pengamannya telah banyak yang meregang nyawa di tangan Qi Peizhi, Wang Jiang, Kong Kuanyin dan pendekar-pendekar lainnya.Pangeran itu mengamuk, menghantam siapa saja yang menjadi penghalang di jalannya.“Kakak Ketiga!” teriak Yang Mingyu setelah melihat Hong Chuntao muntah darah dan mati terkena pukulan Pangeran Zhao You.Gu Buchou dan Duan Fang You yang masih dalam keadaan lemah pun turut bertarung dengan hebat. Setelah tali yang melilit di
Pangeran Zhao You menuding Chiu Kang dengan mata merah karena marah.“Bunuh seluruh keluarga si brengsek itu!” perintahnya.“Ketua Kang, apa yang harus kita lakukan?” tanya Jian Jun, Ketua Perguruan Jingshan.Chiu Kang diam. Kemudian dia menatap Tie Butong dan orang-orang yang berada di bawah pengaruhnya dengan pekat.Sreeet... sreettt...Ikatan Tuan Chao, Nyonya Chao dan Chao Chengping terlepas seketika. Rupanya Tie Butoang, Kam bersaudara dan lainnya mengerti arti tatapan Chiu Kang.“Bawa mereka jauh-jauh dari sini!” teriak Chiu Kang sembari menerjang ke depan mencegah orang-orang Pangeran Zhao You mengejar mereka.Pangeran Zhao You marah.“Kalian telah mengkhianatiku! Bunuh mereka semua!”Liu Sing Ming dan Fu Gang langsung bergerak hendak menyerang Tie Butong, Kam bersaudara dan lainnya yang telah membebaskan keluarga angkat Chiu Kang.Namun, dengan sigap Chiu Kang menghalangi mereka berdua. Terjadilah pertarungan hebat.Fu Gang menghantamkan pukulan kanannya ke dada Chiu Kang, sem
Pangeran Zhao You marah. Dia berdiri dari tempat duduknya.“Aku akan mencincangmu jika sehelai rambut putraku hilang. Bawa mereka semua kemari!” perintahnya.Dari samping ruangan besar itu, para prajurit menyeret beberapa tahanan dengan tanpa belas kasihan.Melihat wajah para tahanan itu membuat wajah Chiu Kang memerah marah. Matanya berair karena alasan tertentu.“Ibu?” kata Chiu Kang dengan bibir bergetar.Wanita itu memandang Chiu Kang dengan mata basah. Wajah wanita itu dipenuhi dengan kotoran. Tubuhnya tercabik bekas cambuk besar mengenainya.“Kang-er?” gumam wanita itu pelan.Chiu Kang sangat marah melihat keadaan Nyonya Chao yang sangat buruk dan dipenuhi luka.“Kalian salah! Dia bukan anakku!” teriak Nyonya Chao.Kemudian Chiu Kang mengalihkan pandangannya. Dia melihat laki-laki tua dengan keadaan jauh lebih mengenaskan dari Nyonya Chao. Di samping laki-laki itu ada seorang gadis muda dengan tatap yang tak henti-henti memandang wajah Chiu Kang.“Ayah? Adik?” gumamnya dengan bi
“Aku juga ingin Ketua Kong, Ketua He, Ketua Jia, Ketua Jun, Ketua Bojing dan beberapa pendekar yang bersedia untuk mengikutiku menyerang Istana Kaisar,” kata Chiu Kang. “Dan jangan lupa, bawa kedua putra Pangeran Zhao Yaou juga,” lanjutnya.“Apakah kita akan langsung menyerang istana Kaisar sekarang?” tanya Kong Kuanyin.Chiu Kang menggeleng.“Tidak. Kita harus menunggu satu dari tiga pintu gerbang Benteng Bianjing terbuka.”Selain mereka, para ketua seperti Ong Fei Yin, Ye Tao, Cao Ehuang, Lin Qiao, Lin Yao, Shu Shaiming, dan beberapa lainnya bertugas memimpin para pendekar menghancurkan pintu gerbang Benteng Bianjing.Sementara Heng Tingfeng dan Quan Shirong diberi tugas khusus untuk memimpin para pendekar membuka pintu gerbang Benteng Selatan oleh Chiu Kang.“Kita harus menunggu sekarang,” ujar Chiu Kang dengan kedua tangan mengepal.Pemuda itu memandang langit yang biru laut di atas sana. Dia terdiam dengan wajah dipenuhi keringat cemas. Bagaimana pun juga, rasa takut sangat kuat
“Kalian berdua tunggu di sini, aku akan menyelinap keluar Bianjing,” ujar Kaisar Song Yingzong.“Bukankah itu terlalu berbahaya, Yang Mulia?” tanya Yang Mingyu.“Kalian tak usah khawatir, aku tahu apa yang sedang kulakukan,” kata Kaisar Song Yingzong. “Kalian berdua tunggulah di sini, aku akan segera kembali,” lanjutnya.Kedua jenderal muda itu berlutut dan menganggukkan kepalanya.“Semoga Yang Mulia Kaisar panjang umur,” ucap mereka bersamaan.Gelapnya malam sedikit memberi ruang bagi Chiu Kang untuk keluar dari Bianjing. Saat membawa kakeknya, Kaisar Song Renzong ke Daming, dia diberitahu bahwa ada sebuah jalur rahasia dari dalam istana untuk keluar benteng tanpa diketahui.Jalur itu hanya cukup untuk satu orang, karena luasnya yang tidak besar. Jalur itu berada di bawah tanah, semacam gua buatan yang khusus dibuat untuk keselamatan Kaisar jika ada bahaya.Chiu Kang menyelinap memasuki Istana Kaisar yang besar. Dia melihat para penjaga sedang berdiri siaga, ada juga yang mondar-mand