Ahhhh.........Teriakan mereka sangat keras saat tubuhnya terlempar jauh dan mendarat di bawah arena pertarungan.Mereka semua memegang dada masing-masing dan muntah darah dengan hebat. Karena tahu tidak akan menang, Tie Butong dan murid-murid lainnya memapah mereka dan membawa orang-orang terluka itu pergi.Sementara Chiu Kang masih berdiri melihat kepergian mereka. Lalu, setelah tubuh mereka menghilang tak terlihat lagi, Chiu Kang jatuh terlutut. Darah kental mengalir dari kedua sisi mulutnya.“Kang!” teriak Wang Jiang yang meloncat ke atas panggung. “Ibu! Ibu!” panggilnya.Dengan sigap Fan Yi naik ke atas panggung dan memeriksa Chiu Kang. Dia memegang tangan kirinya dan memperhatikan nadinya.“Nyonya Wang, aku tidak apa-apa,” katanya tersenyum.“Dasar! Lihat lukamu separah ini, kau masih bilang tak apa-apa,” Wang Jiang membentaknya.Kemudian semua orang datang menghampirinya, kecuali orang-orang yang sedang terluka. Dengan bantuan Fan Yi dan Wang Jiang, Chiu Kang berdiri dan tersen
“Adik, Ayahanda benar, kita memang harus menguatkan kemampuan kita dulu sebelum terjun ke dunia persilatan,” Zhao Bingwen menenangkan adiknya.“Kakakmu benar, kalian harus lebih kuat dari orang lain agar tidak pernah diremehkan,” jelas ayahnya.“Kami mengerti Ayahanda,” jawab mereka bersama.“Ayah pergi. Jaga nenek, ibu dan adik kalian baik-baik.”****Gunung Jingshan memukau, keindahannya tersebar dengan udara yang terasa embun. Seperti salju yang meleleh di atas gunung bergula, manis tapi tak meninggalkan lengket.Satu hari lebih Chiu Kang mengelilingi Perguruan Jingshan dan pegunungannya mencari Ma Jin, guru ayahnya.Namun sampai gelap datang, sosok tua itu tak kunjung ditemukan. Dia bahkan mengabaikan para tamu dan keluarga Wang sehari penuh. Tentu saja itu membuat mereka khawatir karena tidak melihatnya.Malam terus memburuk, gelapnya tak lagi bisa diterangkan dengan kata-kata. Chiu Kang masih terus menyisiri jalan setapak di atas gunung.Orang-orang bilang, Kakek Guru Ma Jin ser
“Sudahlah, jangan dengarkan wanita-wanita itu, kau pasti lapar, bukan?” tanya Wang Zhu Ren.“Benar, Tuan. Aku seharian belum makan.”“Kau ikut aku ke balai utama,” ajak Wang Zhu Ren.“Tapi aku belum mandi.”“Kau tak butuh mandi,” Wang Zhu Ren menarik tengannya.Chiu Kang terpaksa mengikuti Wang Zhu Ren. Meski sebenarnya dia merasa tidak nyaman dengan bau tubuhnya.Tak berselang lama, mereka sampai di balai utama tempat para pendekar tamu dijamu oleh Perguruan Jingshan.“Tuan-tuan, lihat! Pahlawan kita telah kembali,” kata Wang Zhu Ren sesampainya di depan pintu.Semua orang berdiri menyambut kehadiran Chiu Kang. Mereka menjura ke arahnya memberi hormat.“Hormat pada Ketua Kang,” ucap mereka bersama.“Ketua?” Chiu Kang heran. “Tuan, ada apa ini?” tanyanya heran.“Kakak Kang, kemarin para tetua di sini sepakat mengangkat Kakak sebagai ketua mereka,” sela Liu Changpu sembari mendekati Chiu Kang.“Ah, tidak, tidak. Aku tidak bisa menerimanya. Aku kemari hanya numpang lewat, tidak punya ma
Jenderal Wei Mingli maju. “Kami telah memastikannya Jenderal Besar,” ujarnya meyakinkan.“Kita tidak boleh bertindak gegabah. Jika salah langkah, semua harapan mendiang Pangeran Zhao Kong akan berakhir sia-sia,” kata Jenderal Besar Li Guzhou.“Jenderal Benar, lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya seorang menteri dari klan Wei, namanya Wei Qiao.“Bagaimana menurut kalian?” Jenderal Besar Li Guzhou mengajukan pertanyaan.Dia ingin mendengar pendapat para jenderal dan beberapa menteri yang datang ke kediamannya.Ada empat jenderal yang datang ke kediaman Jenderal Besar Li Guzhou, yaitu Wei Mingli, Hu Qiqiang, Yang Un, dan Sun Changyi.Sementara dua menteri kerajaan juga datang ke rumahnya, mereka adalah Menteri Kebudayaan Song, Wei Qiao dan Menteri Keadilan, Li Weiyuan, yang masih sepupu Jenderal Besar Li.“Hamba kira kita harus bertindak cepat, Jenderal Besar,” ujar Yang Un.“Tidak, jika kita salah langkah, semuanya bisa hancur,” Hu Qiqiang tampak tidak setuju dengan saran Yang Un.“
“Pasti, aku yakin,” hanya itu yang dapat keluar dari mulut Zhao Ming, meski dia tahu kemungkinan itu sangat kecil, tapi dia tak ingin melihat adiknya bersedih.“Kakak Ming bohong,” katanya. “Aku tahu apa yang ada di pikiranmu, karena aku juga memikirkan hal yang sama, hanya takut untuk mengakuinya,” lanjutnya.“Kakek telah berjanji akan menemukan Kakak Shing. Selama belum ada bukti bahwa dia telah mati, masih ada harapan.”“Aku pun berharap demikian, tapi pikiran burukku tidak dapat aku kendalikan,” ucap Zhao Rong. “Sejujurnya aku sering membayangkan Kakak Shing kembali dan memeluk kita berdua dengan erat. Lalu aku akan menangis sejadi- jadinya,” katanya dengan wajah tersenyun bercampur pilu.“Aku juga,” giliran Zhao Ming yang dipenuhi binar dalam matanya.Sejak kecil, selain wajah ibunya, mereka paling ingat wajah Zhao Shing. Karena kesibukan ayahnya, setiap hari mereka berdua menghabiskan waktu dengan ibu dan kakaknya.Apalagi setelah kematian ibunya, mereka berdua selalu bermain di
Chiu Kang tersenyum mendengar perkataan Xiao Bojing.“Setiap perguruan dan sekte memang harus mengirimkan beberapa orang untuk menjadi utusan dan duta di perguruan dan sekte-sekte lain.”“Maksud Ketua Kang?” Xiao Bojing tampak belum paham.“Aku ingin mereka menyebarkan kabar tentang berdirinya Perkumpulan Pendekar Song ke semua perguruan dan sekte. Dengan demikian, jika ada perguruan atau sekte lain ingin bergabung, mereka harus datang pada delapan perguruan dan sekte terdekat, yaitu perguruan dan sekte milik para tetua sebagai Delapan Ketua Utama,” Chiu Kang menjelaskan panjang lebar.“Aku setuju dengan rencana Ketua Kang. Kita memang seharusnya menyebarkan kabar dan membujuk perguruan dan sekte-sekte lain untuk bergabung bersama kita, terutama yang berasal dari golongan putih,” Jia Lihua mengungkapkan kesetujuannya.“Tapi, bagaimana jika kita malah mengajak sekte dan perguruan yang salah?” Cao Ehuang mengeluarkan pendapatnya.“Itu tak masalah, para ketua tak usah cemas. Aku yang aka
“Sudahlah, kau tak usah menghiburku. Aku mengatakan ini karena mungkin kita tidak akan bertemu lagi. Kau akan berada dalam jalanmu, begitu pun aku.”Mendengar kata “tak bertemu lagi” membuat Chiu Kang merasakan sesuatu yang aneh, atau lebih tepatnya asing.Kemudian dia tersenyum tulus dan berkata: “Kita pasti bertemu lagi. Aku masih belum cukup berterima kasih pada Nona Jiang.”“Aku tak melakukan apapun untukmu,” Wang Jiang menggeleng.“Apapun yang Nona Jiang lakukan padaku sangat besar. Mungkin sepanjang kehidupan aku tak dapat menebusnya.”Wang Jiang bingung.“Keluargaku hanya memberimu tempat tinggal dan makanan, tidak lebih dari itu. Lagipula aku yakin, kau bisa mendapatkan semua itu sendiri tanpa perlu bantuan kami,” katanya.“Kalian telah melakukan sesuatu yang lebih besar dari itu.”“Tidak, kau hanya menilainya terlalu besar,” Wang Jiang kembali menggelengkan kepalanya.Dia benar-benar merasa tidak melakukan sesuatu yang hebat terhadap Chiu Kang.“Suatu saat Nona Jiang akan men
“Apa kalian yakin?” tanya Putri Meirong sedikit lunak.“Tentu kami yakin, Yang Mulia,” jawab mereka sambil tertunduk.“Sekarang juga kalian cari mereka berdua. Jangan kembali sebelum ketemu,” paksa Putri Yi Liang.Meski umurnya sudah melebihi kepala lima dan uban tumbuh di mana-mana, dia masih bisa berteriak dengan sangat keras.“Baik, Yang Mulia.”Sementara itu, di tempat lain, tepatnya di bawah tanah Istana Timur, Pangeran Zhao Bingwen dan Zhao Nianzu sedang duduk bersila tenang.Sesekali mereka berdua memukulkan tangannya ke ruang hampa, dan akibat dari pukulan itu, terdengarlah suara deruman hebat yang kadang menggoncang tanah.Mereka berdua masih terpejam. Semua jari di tangan mereka melebar. Di depan tempat bersila mereka, ada sebuah buku yang terbuat dari kulit mejangan yang sudah lapuk. Diperkirakan usia buku itu sudah lebih dari dua ratus tahun.Mereka kembali membuka tangannya bersama-sama dan memukul udara hampa di depannya. Lagi-lagi deruman itu keluar, bahkan kali ini jau
“Aku yakin,” ucapnya tersenyum. “Aku lihat Ketua Park orang yang baik dan berbeda dengan Son Ca Gang.”Ong Fei Yin mengangguk tersenyum.“Aku dukung keputusan Ketua Kang.”“Terima kasih, Tuan Ong.”“Ternyata Ketua Kang tidak hanya mahir ilmu silat.”“Tuan Ong terlalu memuji.”“Tidak. Ketua Kang telah membuka pemahaman baru bagiku,” ujarnya.Chiu Kang menggeleng mendengar pujian Ong Fei Yin.Karena mengalami perjalanan hidup yang sulit, pendidikan yang baik semasa kecil dan ajaran-ajaran dari gurunya, Chiu Kang tumbuh menjadi seseorang yang berpandangan luas.Dia tidak memandang sesuatu secara sepihak, tapi menyeluruh. Sebagai manusia biasa dia menyimpan dendam kepada Pangeran Zhao You, tapi dendamnya itu tidak membuatnya terobsesi, melainkan membuatnya menjadi pribadi yang semakin kuat menahan cobaan.Hal yang paling berpengaruh da
Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada
Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m
Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We
Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend
Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua
Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.
Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja
“Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,