Jantung Chiu Kang berdegup sangat kencang. Tubuhnya gemetar ketika tatapan mereka bertemu.
Wajah Qi Peizhi sama sekali tak berubah, masih seperti dua belas tahun yang lalu meski sekarang telah berusia tiga puluh dua tahun.
Chiu Kang masih ingat betul lekuk-lekuk wajah wanita itu. Air matanya hampir saja menetes, tapi kali ini usahanya tidak sia-sia. Dia dapat menahan air mata harunya.
Kemudian dia melihat Lao Sying yang sudah menua. Wajahnya telah banyak diisi keriput, begitu pun rambutnya yang telah memutih.
Dalam hati, Chiu Kang ingin sekali berteriak dan memanggil, ‘Bibi Qi dan Paman Sying’, tapi dia harus mengurungkan niatnya.
Dia tidak ingin kesalahan sekecil apapun terjadi, jika jejaknya dapat dilacak oleh Hu Hongyin, orang lain pun mungkin dapat menemukannya.
Dia sama sekali tidak takut kehilangan hidupnya, dia hanya takut perang saudara terjadi di negerinya, yang tentu akan memberi keuntungan bagi Liao, Xi Xia dan Dai-vet
Hu Hai Tang dan Empat Setan Barat berdiri, mereka menenangkan Kam Nam In. Di saat seperti ini memang bukan waktunya bertengkar, apalagi itu jelas perintah Pangeran Zhao You, siapapun yang menentangnya pasti akan mati.“Tenang, Tuan Kam, tenanglah. Di saat seperti ini kita harus saling mendukung. Kau tenanglah.”Hu Hai Tang memegang pundak Kam Nam In.“Kau harus memikirkan adikmu saat ini. Dia hanya akan memimpin sekali, setelah itu kita akan memojokkannya di depan pangeran. Aku akan mendukungmu,” bisik Hu Hai Tang lirih.Perlahan-lahan kemarahan Kam Nam In menghilang. Matanya tak lagi merah seperti tadi. Dia sudah mulai bisa menguasai dirinya sendiri.Ju Niang Meng memandang kejadian itu dengan sinis. Tentu dia tahu apa yang direncanakan dua orang tersebut. Tapi demi kelancaran misi yang diberikan Pangeran Zhao You, dia membiarkannya.“Hahaha,” Ju Niang Meng tertawa keras. “Baguslah jika kau sudah mengerti. Sekarang kita akan segera menyerang mereka. Kalian bersiaplah!” ucap Ju Niang
Setelah cukup lama melihat Qi Peizhi, Chiu Kang mengalihkan pandangannya pada Chao Chengping. Dia meminjam pedangnya untuk mengupas kelapa.“Ini minumanmu. Maaf, barusan Kakak sedikit marah kepadamu.”Chiu Kang memberikan buah kelapa yang telah dikupas menggunakan pedang adiknya.“Aku tahu kata-kataku keterlaluan,” Chao Chengping tersenyum. “Kelak Kakak harus sering manasehatiku.”Chao Chengping mengambil buah kelapa dari tangan kakaknya dan meminumnya.“Kakak tidak minum?”“Aku tak haus, kau minumlah,” jawab Chiu Kang dengan senyum hangat. “Apa kau masih lelah?”Chao Chengping mengangguk. Padahal sebenarnya tidak. Dia hanya ingin bermanjaan dengan kakaknya.“Aku gendong kau pulang,” Chiu Kang mengangkat tubuh adiknya dan menggendongnya.Dari kejauhan Qi Peizhi memperhatikan mereka. Dia tersenyum melihat keharmonisan seperti itu.Seumur hidupnya, dia hanya dua kali merasakan kebahagiaan semacam ini, yaitu ketika bersama kekasihnya dan Chiu Kang. Tapi keduanya telah pergi, khususnya Ch
Chiu Kang sengaja bersembunyi dan tidak mau terlibat perkelahian secara langsung. Dia yakin akan kemampuan orang-orang Mufu dan Wuling dalam menghadapi para perusuh itu.Dia sedang mengamalkan nasehat gurunya, Feng Huizhong, delapan hari sebelum mereka berpisah. Ketika itu gurunya berkata: “Kau jangan terlalu menampilkan kemampuanmu, cukup gunakan jurus-jurus dasar. Semakin bodoh orang menganggapmu, semakin kau tak diperhitungkan oleh mereka.”Dengan mengatakan hal tersebut, Feng Huizhong menginginkan Chiu Kang memahami semua akar kekacauan di dunia ini. Jika dia langsung tampil menjadi pendekar tanpa tanding, orang-orang akan takut padanya, dan menampakkan kemunafikan di depannya.Dengan berlagak bodoh, orang-orang akan tampil sebagaimana dirinya. Orang yang hatinya jahat menampilkan kejahatannya, dan orang yang hatinya baik menampilkan kebaikannya.“Adik kesebelas, kau tak apa-apa?” tanya Li Chongyang mendekati Qi Peizhi.“Bibi Qi tak apa-apa?” giliran Lei Liwei yang bertanya, diiku
Meski demikian, Pangeran Zhao You masih menggunakan akal sehatnya, dia tidak membunuh pemimpin mereka. Dia hanya membunuh bawahan yang tidak berarti.Karena dia beranggapan, Lima Setan Barat dan Ju Niang Meng adalah orang-orang yang masih berguna.Pangeran Zhao You menghadapkan wajahnya ke atas. Kedua matanya terpejam. Dia menghirup nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan.Setelah itu, matanya yang merah kembali normal. Wajahnya yang marah kembali tersenyum.“Sekarang kalian beristirahatlah. Sembuhkan luka kalian. Biarkan semuanya mencair untuk saat ini,” tiba-tiba Pangeran Zhao You berdiri dari duduknya.“Baik, Yang Mulia Pangeran, maafkan kami,” jawab Ju Niang Meng.“Itu bukan salah kalian. Jika orang-orang dari Wuling dan Mufu turut campur, semuanya akan berjalan salah. Aku akan memikirkan sesuatu, kalian beristirahatlah,” perintah pangeran Zhao You.“Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia. Jika tidak ada sesuatu lagi, kami mohon diri,” mereka semua bergegas pergi.Pan
“Bagaimana Kakak Hu melaporkannya pada Yang Mulia Kaisar?” tanyanya.Sebelum Hu Hongyin berangkat ke Negeri Goryoe, Chiu Kang memintanya untuk melaporkannya terlebih dahulu kepada Kaisar Song Renzong. Sebaik apapun idenya, harus mendapatkan persetujuan kaisar.“Yang Mulia Kaisar sangat senang mendengarnya. Beliau berkata, Yang Mulia Pangeran boleh melakukan apapun demi kebaikan negara.”Chiu Kang tersenyum membayangkan ekspresi wajah kakeknya.“Yang Mulia Kaisar memang bijaksana,” ujarnya. “Kakak Hu pasti lelah, sebaiknya istirahatlah dulu.”“Baiklah, hamba mohon diri,” Hu Hongyin membungkuk hormat. “Pangeran akan kembali ke perayaan?”“Iya. Aku takut mereka curiga.”“Baik. Hamba mohon diri, Yang Mulia.”Chiu Kang mengangguk tersenyum. Kemudian dia berjalan menuju acara perayaan.Dalam perjalanan menuju tempat duduknya, Chiu Kang melewati tempat duduk Qi Peizhi. Dia menyapanya dengan senyum, tapi Qi Peizhi membuang wajahnya. Meski demikian, Chiu Kang tetap tersenyum.Tak terasa malam
“Hati-hati dalam perjalanan,” Fu Guowei melipat tangannya dan menjura hormat.“Sampai jumpa.”Kemudian mereka memacu kudanya pergi meninggalkan Ningbo. Sementara para murid lain berlarian mengikuti mereka.Di sepanjang jalan, penduduk Ningbo mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan mengantar kepergian mereka. Ada yang tersenyum, ada pula yang meneteskan air mata karena haru.“Sekarang semuanya telah pergi, kemarin para pendekar Mufu, sekarang Wuling. Untungnya sepuluh ribu tentara sudah menjaga benteng kota ini lagi,” ucap Fu Guowei lega.“Komandan Fu harus bekerja keras, karena belum ada jenderal yang dikirim kemari,” kata Chiu Kang.“Tuan Muda Kang benar, aku memang harus bekerja lebih keras lagi.”“Baik, aku pulang dulu, komandan.”“Hati-hati.”Di tempat lain, rombongan pendekar Wuling baru saja melewati gerbang terakhir kota. Karena membawa lebih dari seratus orang, mereka terpaksa berjalan lambat.Satu-satunya hal yang mengherankan mereka adalah perintah kembali dari gurunya
Kemudian mereka dipaksa memakan racun yang diberikan wanita itu.“Apa mauamu?” tanya Lao Sying.“Kau akan tahu saat gurumu datang kemari,” ujarnya berlalu pergi.Mereka bertiga hanya berlutut dengan tangan terikat tak mengerti. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh mereka. Siapa sebenarnya mereka?****“Brengsek!”Jenderal Besar Zihao marah besar. Semua orang di sampingnya tertunduk. Baru kemarin dia mengetahui bahwa jumlah tentara musuh hanya lima puluh ribuan. Dengan dua ratus ribu lebih tentaranya, dia akan mudah mengalahkan mereka.Strategi Sun Changyi dan jenderal-jenderal lainnya berhasil. Mereka berhasil memberi kesan bahwa tentara yang mengelilingi benteng Kota Chengdu sangat banyak, padahal jumlahnya jauh lebih sedikit.Namun, beberapa saat yang lalu Jenderal Wei Mingli, putra Menteri Keadilan Wei Yingzhi telah tiba di luar benteng Chengdu membawa dua ratus ribu tentara.Kabar ini baru saja didapat oleh Jenderal Zihao sehingga membuatnya marah besar. Andaikan dia tahu bahwa tent
Hari ini tampak sempurna, meski siang hari, dedaunan kering berterbangan tertiup angin. Panas matahari sedikit menghambar karena semilirnya udara hutan.Suara belalang dan binatang-binatang lainnya mengalir bersama sejuknya angin yang berhembus. Chiu Kang duduk bersandar di sebuah pohon besar.Dia sengaja keluar benteng Kota Ningbo sendirian untuk menunggu seseorang. Karena sejuknya udara hutan, dia sesaat memejamkan matanya. Dia tertidur sekejap ditemani kicau burung dan gerak dedaunan.Dalam tidurnya, dia melihat sebuah tempat yang dipenuhi salju putih. Di tengah-tengahnya terdapat danau dengan air mengembang dan bergelombang.Yang membuatnya terkejut adalah dua orang yang duduk di tepi danau itu. Mereka adalah ayah dan ibunya, Pangeran Zhao Kong dan Putri Li Ming.Tangan mereka terlihat melambai ke arahnya. Tanpa ragu-ragu, Chiu Kang menghampiri mereka berdua dan berpelukan.“Ingat pesanku, Shing-er. Kau harus menjaga semua orang yang selalu menjagamu. Kau juga harus menjaga semua
Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada
Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m
Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We
Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend
Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua
Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.
Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja
“Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,
Setelah cukup lama beradu tenaga dalam, tiba-tiba Park Wan menarik tenaga dalamnya dan mengarahkannya ke langit.Wushh...Bunyi nyaring tenaga dalam besar yang menguai menjadi air di udara.Karena terkejut dengan tindakan Park Wan, Guru Majin tidak sempat menarik serangannya secara penuh, sehingga ada tenaga dalam yang tersisa mengenai Park Wan.Bluugh...Park Wan terdorong beberapa langkah ke belakang. Di sudut bibirnya keluar sedikit darah.“Ketua!” seru Son Kam Jeu dan Son Hyeun In.Guru Majin bergegas mendekati Park Wan setelah mengendalikan tenaga dalamnya.“Bagaimana keadaanmu? Kenapa kau melakukannya?” tanya Guru Majin keheranan.Park Wan masih terdiam. Dia sedang mengatur tenaga dalamnya, dan berusaha menyembuhkan lukanya. Setelah beberapa saat memejamkan mata, Park Wan mulai membuka matanya.“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan tersenyum.Guru Majin menggelengkan kepalanya.“Jika kau mengeluarkan seluruh tenaga dalammu, aku pasti kalah,” kata Guru Majin.“Tetua berlebihan. Ak