Share

14 Ide untuk Mendekati Ervin

“Kenapa, La?” Tidak biasanya Rhea melihat Arla gelisah, seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi juga seperti ragu untuk menyampaikannya. “Mau cuti? Atau mau naik gaji?” Rhea terkekeh geli. Biasanya dua hal itu kan yang selalu dengan takut-takut diminta seorang pegawai.

“Nggak, Bu.” Arla menggeleng cepat.

“Trus kamu ngapain gelisah gitu setiap ketemu saya? Ada masalah?”

“Saya ….” Arla memang masih maju mundur untuk menyampaikan maksudnya.

“Kalo belum siap ngomong ya udah, La. Dimantepin dulu hatinya baru ngomong.”

Ok, Arla tidak bisa mundur lagi. Mungkin ia memang harus memberanikan diri. “Saya … sebenernya punya ide, tapi nggak yakin Ibu bakal setuju.”

Melihat keseriusan Arla, Rhea bangkit dari kursi kerjanya dan mengajak asistennya itu untuk duduk di sofa yang ada di sudut ruangan.

“Saya nggak bisa bilang setuju atau nggak kalau kamu belum ngasih tau ide kamu. Bilang aja, La. Nggak akan saya pecat cuma karena kamu ngeluarin uneg-uneg kamu.”

“Ibu nggak mau melebarkan coffee shop ini?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status