Share

BAB 16 B

Karena belum ngobrol, Mama hanya membawa Dafi ke ruang tengah. Bocah itu dipangku sembari diberikan susu botol yang baru saja aku berikan tadi. Tak lama, mata Dafi sudah terpejam.

Dina, adikku menidurkan Dafa di kamar.

“Dafi kok jadi kurus begitu. Tiga minggu lalu pipinya masih gembul,” komentar mama., setelah meletakkan Dafi di kamar. Dina sepertinya ikut ketiduran di sebelah Dafa.

“Dia ngga mau makan, Ma,” ucapku lesu. Nggak hanya takut tentang inetrogerasi nasibku, bahkan kini aku harus diinterogerasi akibat kelalaianku mengurus anak-anak selama Namira tidak di rumah.

Coba kalau tadi aku tidak pergi, pasti aku lebih dimarahi karena rumah lebih mirip kapal pecah. Mungkin juga tadi selama aku di dapur, Dina sudah berinisiatif membereskan mainan Dafa yang biasanya aku biarkan hingga Namira pulang.

“Ngga mau gimana. Wong lahap begini,” sahut mama ketus. Sama sekali tak mempercayai alasanku. Apalagi tadi memang terbukti aku memberinya makanan dingin, meski bukan aku sengaja.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status