Share

Bab 18 A

“Tante di sini?” tanya Haris dengan nada yang begitu akrab dengan ibu mertuaku.

Duh! Jangan-jangan benar kata ibu mertuaku, kalau Haris adalah calon menantunya yang gagal. Dan kini, Haris jauh lebih sukses dariku yang masih lontang-lantung tidak jelas. Masa depan suram!

“Iya, nengok cucu. Nak Haris ngapain di sini?” Wanita yang memakai setelan tunik dan jilbab instan itu balik bertanya. Senyumnya begitu ramah pada Haris, berbanding terbalik dengan sikapnya akhir-akhir ini padaku.

Ada tanda tanya besar tergambar di raut muka ibu mertuaku. Terlebih Haris datang menemuiku. Pasti beliau sedang mencurigai sesuatu.

Pria itu menoleh dan menatapku sekilas. Ia seperti sedang hendak meminta persetujuanku untuk mengatakan sesuatu pada ibu mertuaku.

“Reno lepas mobil, Bu,” jelasku mewakili Haris yang terlihat ragu.

Helaan nafas pun mengiringi jawabku. Harga diriku serasa benar-benar hancur.

Tak punya mobil seperti ini, artinya aku akan membiarkan anak dan istriku kepanasan. Paling pol, ya bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status