Share

Bab 16 C

Aku meletakkan amplop pertama yang selesai kubaca ke atas meja. Tentu saja, langsung disambar oleh mamaku. Mungkin beliau penasaran karena melihat perubahan mukaku.

Kini, giliran amplop kedua yang ada ditangan. Aku sudah dapat menebak. Isinya tak jauh beda dengan amplop pertama. Hanya saja, ini dari leasing mobil.

Apes! Ternyata, hari penagihan itu datang juga.

Dulu, aku pikir, tidak dapat membayar cicilan hanya monopoli orang yang pongah sok kaya, tapi mengambil kreditan. Tapi, ini justru benar-benar terjadi padaku.

Aku meletakkan kembali surat kedua di meja. Tanganku memijat keningku. Pusing bukan main kepalaku.

“Kenapa?” Mama membuka semua suratku dan menjejerkan keduanya di meja tempat kami bertiga duduk. Dina pun turut mengintip isi surat itu.

“Kamu ngga punya tabungan untuk membayarnya?” tanya mama penuh selidik.

Aku menggeleng. Uangku memang pas-pasan untuk cicilan dua asset itu, selain yang aku transfer untuk kebutuhan sehari-hari ke Namira. Setiap bulan aku tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status