Share

BAB 3 KESEPAKATAN

"Uuuggghhh!!" Rasa sakit di kepala karena terbentur saat jatuh membuat Fang Jianheeng memegangi kepalanya, ia melihat ke sekitar namun tatapannya masih buram.

"Kau sudah sadar?" tanya Bibo dengan tubuh manusianya sebagai gadis muda yang terlihat dewasa dengan wajah yang tajam.

"Mengapa kau bertanya, sudah jelas dia sadar sekarang!!" kata Sisu dengan tatapan kesal ke arah Bibo, Sisu memiliki tubuh gadis cantik muda dengan tatapan ceria.

"Aku di mana?" tanya Fang Jianheeng, ia menatap Bibo dan Sisu bergantian. "Apa... Kalian siluman?" tanya Fang Jianheeng lagi. Karena mustahil rasanya ada dua orang wanita cantik yang mampu bertahan hidup di dalam hutan yang terkenal dengan penghuni siluman dan monsternya.

"Kau dirumah kami dan mengapa pertanyaanmu seperti itu? Apa kami terlihat seperti siluman?" tanya Bibo dengan nada sinis. Ia sudah menampakkan sosok manusianya yang cantik tapi masih dikira siluman, ingin rasanya Bibo menjitak kepala gadis muda di depannya.

"Tidak, kalian sangat cantik!! Maafkan aku, karena hutan ini terkenal sebagai tempat siluman dan para monster," jelas Fang Jianheeng mengibaskan kedua tangannya.

"Haish!! Kakak, kau membuatnya takut..." sahut Sisu lebih ramah. "Nona, jika kami siluman lalu kau ini apa? Bukankah kau juga berada di hutan ini sekarang," kata Sisu menghilangkan prasangka Fang Jianheeng kepada mereka.

"Aku... Aku...!!" Fang Jianheeng bingung harus menjawab apa, sepertinya ia sudah membuat kedua wanita cantik itu tersinggung karena perkataannya, 'betapa bodohnya mulut ini!!' bentak Fang Jianheeng dalam hati.

"Sudahlah... Jangan terlalu kau pikirkan, mengapa kau ada di tengah hutan?" tanya Bibo lagi, kali ini ia bertanya dengan nada yang ramah.

"Aku... Aku dikejar para penagih hutang, mereka akan menjualku jika aku tidak bisa membayar," kata Fang Jianheeng mengakui. Wajahnya terlihat kotor karena belum membersihkan diri, penampilan Fang Jianheeng lebih menyedihkan ketimbang takdir yang kini ia jalani.

"Jadi kau berhutang dan tidak bisa membayarnya?" tanya Sisu, ia tak menyangka gadis di depannya yang masih memakai seragam sekolah sudah berani berhutang.

"Ayahku yang berhutang, ia lari dengan uang tabunganku dan meninggalkan hutang untukku," Fang Jianheeng meremas kuat roknya, air mata tertahan di pelupuk mata, amarahnya kembali hadir dan membuncah di dadanya.

"Gadis malang!! Tapi tenanglah, mereka takkan berani ke sini, tapi bagaimana rencanamu nantinya?" tanya Bibo yang akhirnya merasa kasihan dengan kehidupan Fang Jianheeng yang terdengar menyedihkan.

"Aku masih belum berani kembali, aku lebih baik mati ketimbang dijual sebagai wanita malam!!" kata Fang Jianheeng tegas.

Bibo menatap Fang Jianheeng dengan perasaan kagum, 'pantas saja ia lari kedalam hutan yang dipenuhi siluman dan monster,' batin Bibo lagi.

"Jika kau belum berniat kembali, bagaimana kalau kau membantu kami?" kata Bibo akhirnya.

"Aku akan membantu kalian, kalian bahkan telah menolongku, setidaknya aku harus membalas budi," kata Fang Jianheeng lagi, ia bahkan mengganti posisi duduknya untuk mendengarkan lebih jelas bantuan seperti apa yang Bibo inginkan.

"Pertama-tama aku Bibo dan ini adikku Sisu, kau berada di rumah siluman ular..." kata Bibo akhirnya.

Fang Jianheeng terdiam, bahkan Sisu juga terdiam sementara ia tak menyangka kalau Bibo kakaknya akan mengatakan kebenaran itu.

"Kalian siluman?" tanya Fang Jianheeng memastikan.

"Benar, kami siluman ular, kau mau melihat sosok silumanku?" tanya Bibo lagi, Fang Jianheeng menggeleng dengan cepat.

"Berarti kalian tidak akan membunuhku?" tanya Fang Jianheeng lagi.

"Mengapa kau berpikir seperti itu? Bisa saja kami menunggu saat yang tepat untuk memakanmu," kata Bibo lagi dengan nada menggoda, Fang Jianheeng hanya bisa menelan ludah.

"Jika kalian berniat membunuhku, seharusnya aku sudah mati sedari tadi..." kata Fang Jianheeng lagi.

"Hmm... Kau gadis yang pintar!! Baiklah, jadi apa kau mau membantu kami?" tanya Bibo kembali ke inti pertanyaannya.

"Aku tidak punya pilihan bukan, jika aku tak membantu maka aku akan kalian bunuh," kata Fang Jianheeng lagi. Bibo dan Sisu hanya mengangguk setuju pada perkataan Fang Jianheeng, padahal tidak semua yang Fang Jianheeng duga itu benar. Bibo bahkan Sisu tidak berani memakan Fang Jianheeng karena tanda di dahinya. "Karena itu, aku akan membantu kalian semampuku," kata Fang Jianheeng dengan tatapan yang muram.

"Apa kau terpaksa membantu kami?" tanya Sisu.

Fang Jianheeng menggeleng pelan, "aku takut setelah aku melakukan apa yang kalian minta, kalian akan membunuhku..."

"Hahaha!! Manusia yang aneh, bukannya kau berniat mati tadi?" sindir Bibo lagi, Sisu hanya mendelik ke arah kakaknya itu.

"Tenanglah... Kami tidak akan membunuhmu, jika kau membantu kami dan berhasil, maka kami akan mengantarkanmu pulang dengan aman," balas Sisu.

"Sebelum itu," Bibo mengiris tangannya, darah silumannya yang berwarna kecoklatan terlihat menetes. "Kau harus memakai darahku di bajumu, agar siluman yang lain tidak tau kalau kau manusia," kata Bibo sembari mengelapkan darahnya ke baju Fang Jianheeng.

"Ugh!!" Bau amis darah siluman cukup mengganggu indera penciuman manusia, namun karena darah siluman yang Bibo oleskan tidak banyak, maka itu tidak akan berefek apapun kepada Fang Jianheeng.

"Aku akan mengambilkan air, agar kau bisa membersihkan wajahmu, tapi jangan bersihkan darah siluman di bajumu..." kata Sisu menjelaskan, Fang Jianheeng mengangguk setuju. Ia mengamati rumah di dalam gua itu, tertata rapi seperti rumah manusia. Jika melihat keadaan rumah ini, maka takkan ada yang percaya kalau mereka adalah siluman.

"Ini, bersihkan wajahmu dan rapikan rambutmu," kata Sisu memberikan sebaskom air hangat untuk Fang Jianheeng.

"Terima kasih..." Fang Jianheeng membersihkan kotoran yang menempel di wajahnya, karena terjatuh di hutan rambutnya juga terselip beberapa daun kering.

Setelah membersihkan wajahnya, Fang Jianheeng menyisir pelan rambutnya dan kembali mengikatnya dengan rapi, tetapi Bibo menggeleng. ilIa mengambil alih rambut Fang Jianheeng, mengurai rambut panjang itu, menyisirnya kembali, mengambil kedua sisi rambut Fang Jianheeng dan membiarkan sebagian tergerai kemudian memasanginya tusuk konde giok air yang terukir indah berwarna hijau muda.

Bibir Fang Jianheeng juga diberi pewarna merah alami yang dibawa Sisu, membuat wajah cantik Fang Jianheeng terpampang nyata. Bahkan Sisu maupun Bibo terkejut melihat wajah Fang Jianheeng yang hanya sedikit dibersihkan dan didandani.

"Pakai jubah ini, agar seragammu tidak terlalu terlihat," Sisu memberikan sebuah jubah berwarna merah kepada Fang Jianheeng, ia bahkan membantu Fang Jianheeng untuk memakainya.

"Lihatlah, ternyata kau sangat cantik!! Jadi siapa namamu?" tanya Sisu kepada Fang Jianheeng yang menatap dirinya di kaca.

"Fang Jianheeng..."

"Fang Jianheeng, kami bisa memanggilmu Ji-an!!" kata Bibo, Fang Jianheeng mengangguk setuju. Jarang bisa mendengar namanya dipanggil dengan benar, biasanya orang-orang yang tidak menyukainya akan menyematkan berbagai macam panggilan untuknya. Yang jelas panggilan itu tidak akan menyenangkan untuk di dengar.

"Ji-an, mari kita berangkat menuju takdirmu!!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status