"Uuuggghhh!!" Rasa sakit di kepala karena terbentur saat jatuh membuat Fang Jianheeng memegangi kepalanya, ia melihat ke sekitar namun tatapannya masih buram.
"Kau sudah sadar?" tanya Bibo dengan tubuh manusianya sebagai gadis muda yang terlihat dewasa dengan wajah yang tajam. "Mengapa kau bertanya, sudah jelas dia sadar sekarang!!" kata Sisu dengan tatapan kesal ke arah Bibo, Sisu memiliki tubuh gadis cantik muda dengan tatapan ceria. "Aku di mana?" tanya Fang Jianheeng, ia menatap Bibo dan Sisu bergantian. "Apa... Kalian siluman?" tanya Fang Jianheeng lagi. Karena mustahil rasanya ada dua orang wanita cantik yang mampu bertahan hidup di dalam hutan yang terkenal dengan penghuni siluman dan monsternya. "Kau dirumah kami dan mengapa pertanyaanmu seperti itu? Apa kami terlihat seperti siluman?" tanya Bibo dengan nada sinis. Ia sudah menampakkan sosok manusianya yang cantik tapi masih dikira siluman, ingin rasanya Bibo menjitak kepala gadis muda di depannya. "Tidak, kalian sangat cantik!! Maafkan aku, karena hutan ini terkenal sebagai tempat siluman dan para monster," jelas Fang Jianheeng mengibaskan kedua tangannya. "Haish!! Kakak, kau membuatnya takut..." sahut Sisu lebih ramah. "Nona, jika kami siluman lalu kau ini apa? Bukankah kau juga berada di hutan ini sekarang," kata Sisu menghilangkan prasangka Fang Jianheeng kepada mereka. "Aku... Aku...!!" Fang Jianheeng bingung harus menjawab apa, sepertinya ia sudah membuat kedua wanita cantik itu tersinggung karena perkataannya, 'betapa bodohnya mulut ini!!' bentak Fang Jianheeng dalam hati. "Sudahlah... Jangan terlalu kau pikirkan, mengapa kau ada di tengah hutan?" tanya Bibo lagi, kali ini ia bertanya dengan nada yang ramah. "Aku... Aku dikejar para penagih hutang, mereka akan menjualku jika aku tidak bisa membayar," kata Fang Jianheeng mengakui. Wajahnya terlihat kotor karena belum membersihkan diri, penampilan Fang Jianheeng lebih menyedihkan ketimbang takdir yang kini ia jalani. "Jadi kau berhutang dan tidak bisa membayarnya?" tanya Sisu, ia tak menyangka gadis di depannya yang masih memakai seragam sekolah sudah berani berhutang. "Ayahku yang berhutang, ia lari dengan uang tabunganku dan meninggalkan hutang untukku," Fang Jianheeng meremas kuat roknya, air mata tertahan di pelupuk mata, amarahnya kembali hadir dan membuncah di dadanya. "Gadis malang!! Tapi tenanglah, mereka takkan berani ke sini, tapi bagaimana rencanamu nantinya?" tanya Bibo yang akhirnya merasa kasihan dengan kehidupan Fang Jianheeng yang terdengar menyedihkan. "Aku masih belum berani kembali, aku lebih baik mati ketimbang dijual sebagai wanita malam!!" kata Fang Jianheeng tegas. Bibo menatap Fang Jianheeng dengan perasaan kagum, 'pantas saja ia lari kedalam hutan yang dipenuhi siluman dan monster,' batin Bibo lagi. "Jika kau belum berniat kembali, bagaimana kalau kau membantu kami?" kata Bibo akhirnya. "Aku akan membantu kalian, kalian bahkan telah menolongku, setidaknya aku harus membalas budi," kata Fang Jianheeng lagi, ia bahkan mengganti posisi duduknya untuk mendengarkan lebih jelas bantuan seperti apa yang Bibo inginkan. "Pertama-tama aku Bibo dan ini adikku Sisu, kau berada di rumah siluman ular..." kata Bibo akhirnya. Fang Jianheeng terdiam, bahkan Sisu juga terdiam sementara ia tak menyangka kalau Bibo kakaknya akan mengatakan kebenaran itu. "Kalian siluman?" tanya Fang Jianheeng memastikan. "Benar, kami siluman ular, kau mau melihat sosok silumanku?" tanya Bibo lagi, Fang Jianheeng menggeleng dengan cepat. "Berarti kalian tidak akan membunuhku?" tanya Fang Jianheeng lagi. "Mengapa kau berpikir seperti itu? Bisa saja kami menunggu saat yang tepat untuk memakanmu," kata Bibo lagi dengan nada menggoda, Fang Jianheeng hanya bisa menelan ludah. "Jika kalian berniat membunuhku, seharusnya aku sudah mati sedari tadi..." kata Fang Jianheeng lagi. "Hmm... Kau gadis yang pintar!! Baiklah, jadi apa kau mau membantu kami?" tanya Bibo kembali ke inti pertanyaannya. "Aku tidak punya pilihan bukan, jika aku tak membantu maka aku akan kalian bunuh," kata Fang Jianheeng lagi. Bibo dan Sisu hanya mengangguk setuju pada perkataan Fang Jianheeng, padahal tidak semua yang Fang Jianheeng duga itu benar. Bibo bahkan Sisu tidak berani memakan Fang Jianheeng karena tanda di dahinya. "Karena itu, aku akan membantu kalian semampuku," kata Fang Jianheeng dengan tatapan yang muram. "Apa kau terpaksa membantu kami?" tanya Sisu. Fang Jianheeng menggeleng pelan, "aku takut setelah aku melakukan apa yang kalian minta, kalian akan membunuhku..." "Hahaha!! Manusia yang aneh, bukannya kau berniat mati tadi?" sindir Bibo lagi, Sisu hanya mendelik ke arah kakaknya itu. "Tenanglah... Kami tidak akan membunuhmu, jika kau membantu kami dan berhasil, maka kami akan mengantarkanmu pulang dengan aman," balas Sisu. "Sebelum itu," Bibo mengiris tangannya, darah silumannya yang berwarna kecoklatan terlihat menetes. "Kau harus memakai darahku di bajumu, agar siluman yang lain tidak tau kalau kau manusia," kata Bibo sembari mengelapkan darahnya ke baju Fang Jianheeng. "Ugh!!" Bau amis darah siluman cukup mengganggu indera penciuman manusia, namun karena darah siluman yang Bibo oleskan tidak banyak, maka itu tidak akan berefek apapun kepada Fang Jianheeng. "Aku akan mengambilkan air, agar kau bisa membersihkan wajahmu, tapi jangan bersihkan darah siluman di bajumu..." kata Sisu menjelaskan, Fang Jianheeng mengangguk setuju. Ia mengamati rumah di dalam gua itu, tertata rapi seperti rumah manusia. Jika melihat keadaan rumah ini, maka takkan ada yang percaya kalau mereka adalah siluman. "Ini, bersihkan wajahmu dan rapikan rambutmu," kata Sisu memberikan sebaskom air hangat untuk Fang Jianheeng. "Terima kasih..." Fang Jianheeng membersihkan kotoran yang menempel di wajahnya, karena terjatuh di hutan rambutnya juga terselip beberapa daun kering. Setelah membersihkan wajahnya, Fang Jianheeng menyisir pelan rambutnya dan kembali mengikatnya dengan rapi, tetapi Bibo menggeleng. ilIa mengambil alih rambut Fang Jianheeng, mengurai rambut panjang itu, menyisirnya kembali, mengambil kedua sisi rambut Fang Jianheeng dan membiarkan sebagian tergerai kemudian memasanginya tusuk konde giok air yang terukir indah berwarna hijau muda. Bibir Fang Jianheeng juga diberi pewarna merah alami yang dibawa Sisu, membuat wajah cantik Fang Jianheeng terpampang nyata. Bahkan Sisu maupun Bibo terkejut melihat wajah Fang Jianheeng yang hanya sedikit dibersihkan dan didandani. "Pakai jubah ini, agar seragammu tidak terlalu terlihat," Sisu memberikan sebuah jubah berwarna merah kepada Fang Jianheeng, ia bahkan membantu Fang Jianheeng untuk memakainya. "Lihatlah, ternyata kau sangat cantik!! Jadi siapa namamu?" tanya Sisu kepada Fang Jianheeng yang menatap dirinya di kaca. "Fang Jianheeng..." "Fang Jianheeng, kami bisa memanggilmu Ji-an!!" kata Bibo, Fang Jianheeng mengangguk setuju. Jarang bisa mendengar namanya dipanggil dengan benar, biasanya orang-orang yang tidak menyukainya akan menyematkan berbagai macam panggilan untuknya. Yang jelas panggilan itu tidak akan menyenangkan untuk di dengar. "Ji-an, mari kita berangkat menuju takdirmu!!""Hei Bibo, mau kemana kalian? Siapa gadis itu?" salah satu siluman ular dengan sosok pria bertanya karena ia belum pernah melihat Fang Jianheeng. Fang Jianheeng hanya bisa menunduk dan tidak banyak bicara. "Haish!! Jangan kepo!!" sahut Sisu, mereka sampai di perkampungan siluman ular, ingin lewat jalur lain, namun Bibo maupun Sisu khawatir jika bertemu monster. Mau tak mau mereka lewat perkampungan, tak perlu khawatir karena Fang Jianheeng sudah diolesi darah Bibo, sehingga tidak akan ada yang curiga. Kecuali jika mereka sial bertemu siluman dengan kekuatan yang tinggi. Karena hanya siluman berkekuatan tinggi yang bisa mencium aroma manusia meski sudah dimanipulasi dengan darah Bibo sekalipun. "Haish!! Jangan bersikap sejahat itu padaku, apa kalian sudah makan? Aku tadi menangkap rusa cukup besar," kata siluman ular dengan sosok pria itu, namanya Osan. Pria ular itu menyukai Bibo sudah lama. Namun Bibo adalah siluman ular tercantik yang cukup populer dan sulit didekati, sehingga t
Fang Jianheeng meraba setiap dinding gua yang dingin, dari luar gua ini terlihat seperti gua biasa, namun begitu memasukinya Fang Jianheeng melihat beberapa perabotan rumah yang dimiliki oleh manusia. Nyatanya para siluman adalah keturunan dari manusia yang bekerja sama dengan alam Jien untuk mendapatkan kekuatan dan keabadian namun masih bisa mati jika dibunuh. Mereka hanya tidak menua dan tidak mengalami sakit seperti sakitnya manusia. "Rumah persembunyian kalian sangat bagus, tidak kalah bagus dari rumah utama kalian," kata Fang Jianheeng senang. "Kau anak yang ceria jika tersenyum seperti itu," kata Sisu, membuat rona merah di wajah Fang Jianheeng muncul. "Aku merasa nyaman karena kalian tidak seperti mereka yang selama ini kutemui, kalian tidak mencemoohku," sahut Fang Jianheeng sembari menggigit bibirnya menyesali apa yang baru saja ia ceritakan. "Aku senang kalau kau merasa nyaman dengan kami, kau harus seperti itu hingga selesai membantu kami!!" sahut Bibo lagi, namun kali
Raja Saetan memang memiliki rumor yang sangat luar biasa, tampan, kuat dan jahat. Mahluk yang paling berkuasa di alam Jien itu, sangat sulit untuk ditemui, terlebih hanya siluman seperti Bibo maupun Sisu. Oleh karena itu Sisu takkan menyia-nyiakan kesempatan yang datang untuknya dan kakaknya. "Raj~a... Ampu~ni aku!!" kata Sisu dengan mulut tercekat, Bibo geram dan ingin marah namun ia tak berani melakukan apapun, pikirannya bekerja cepat agar nyawa Sisu bisa selamat, Bibo bahkan sempat melirik ke arah Fang Jianheeng yang sedang terbatuk selepas dari cengkraman Raja Saetan. "Ampuni kami Raja!! Wanita itu terikat karena kutukan yang ditujukan kepadamu, menurut leluhur kami, kau tidak bisa membunuhnya hingga cara melepaskan kutukanmu ditemukan!!" kata Bibo bergetar masih dalam posisi berlutut. "Brugh!!" Raja Saetan melepaskan cekikannya dari Sisu, Sisu terbatuk karena Raja Saetan begitu kuat, terlambat sedikit saja nyawa Sisu akan melayang. Raja Saetan menatap Bibo yang masih
"Fang Jianheeng, apa kamu tidak berganti baju? Maaf, tidak bermaksud menyinggungmu, tetapi bajumu tercium bau busuk, aku membawa seragam bekas kakak perempuanku yang dulu sekolah di sini, aku jamin baju ini masih layak dipakai." kata Gu Liang, ketua kelas yang sangat diistimewakan karena ia adalah anak dari salah satu dewan sekolah sekaligus donatur di sekolah mereka. Salah satu murid laki-laki yang memiliki banyak fans wanita di luar sekolah, bertubuh atletis, dengan wajah tampan yang membuat siapapun terpesona kepadanya.Fang Jianheeng menatap baju itu, ia merasa aneh dengan kebaikan ketua kelas yang selama ini terlihat tidak peduli padanya. "Apa tidak masalah kamu memberikan baju ini? Lihatlah, bahkan sekarang kamu jadi perhatian teman sekelas karenaku..." kata Fang Jianheeng lagi, Gu Liang berbalik dan benar semua murid menatapnya namun buru-buru berbalik ketika melihat tatapan Gu Liang, tak ada yang berani cari masalah dengan murid istimewa."Terserah kamu mau pakai atau tidak!
Fang Jianheeng mengernyit tak percaya dengan kata-kata Raja Saetan barusan, bukankah pria itu akan membunuhnya jika memiliki kesempatan dan sekarang ia si Raja Saetan memintanya untuk bersandar kepadanya? "Kau bercanda!!" kata Fang Jianheeng kesal, namun ia masih menahan nada yang ia ucapkan. "Aku adalah Raja Saetan!! Aku tak pernah bercanda dengan kata-kataku!!" desis Raja Saetan, ia tak suka cara Fang Jianheeng menatapnya. Terlebih apa yang Fang Jianheeng katakan di dalam hati, nampak jelas terlihat dari sorot matanya. "Ya... Baiklah," "Kau hanya akan mengatakan itu?" "Hmm... Sekarang boleh aku pergi?" tanya Fang Jianheeng lagi. Raja Saetan hanya mengibaskan tangannya, memperbolehkan Fang Jianheeng untuk pergi. Lagipula kekuatannya sangat terbatas di pagi hari. Setidaknya Fang Jianheeng tau kalau gerak-geriknya terpantau oleh Raja Saetan, ia harus berhati-hati mulai sekarang. "Fang Jianheeng!! Mengapa terlambat masuk?" Guru Shaoxan adalah guru matematika yang s
Rumah Fang Jianheeng dipenuhi oleh beberapa tetangga yang bahkan tidak pernah menegur Fang Jianheeng. Mereka bahkan tidak sadar dengan kedatangan Fang Jianheeng yang langsung memarkir sepedanya di samping rumah. Fang Jianheeng mendekat, apa yang sebenarnya mereka lihat? "Lucu sekali, lihatlah dengan wajah marah saja bayi ini terlihat tampan!!" kata Bibi Lee Dam, ia tinggal agak jauh dari rumah Fang Jianheeng, karena posisi rumah Fang Jianheeng yang berada agak ke pinggir desa dan jauh dari perumahan lainnya. "Benar, aku tak menyangka kalau anak ini kehilangan orangtuanya, sungguh kasihan!!" sahut bibi Lao Shan. "Astaga, kalian ini terlalu lugu, aku curiga anak ini anak Jian!! Lihatlah ia terlihat mirip!!" tuduh bibi Bora Yue dengan wajah nyinyirnya. "Dia bukan anakku!!" Fang Jianheeng langsung muncul dan melihat bayi Raja Saetan sedang berada di pangkuan Sisu dan dikerumuni para tetangga. "Bibi, kau bicara sembarangan!! Bagaimana bisa kau menuduh seperti itu?" Bib
Wajah Fang Jianheeng terlihat pucat, bagaimana tidak ia bahkan belum makan sesendok nasi pun hari ini. Ia bahkan berbohong kepada Bibi Huanran, Fang Jianheeng menelan ludahnya sendiri. "Jian, pulanglah... Bibi lihat kau sangat pucat dan bawa makanan ini!!" kata Bibi Huanran. "Terima kasih bibi!!" Fang Jianheeng menurut, jika ia tidak segera pulang, maka ia hanya akan menyusahkan bibi Huanran. Fang Jianheeng mengambil makanan yang telah dibungkus rapi oleh bibi Huanran, tak lupa seperti biasa bibi Huanran memberinya beberapa keping tembaga. "Jian, jaga kesehatan dan jangan terlalu membenci ayahmu, bagaimanapun ia adalah ayahmu..." kata bibi Huanran memegang tangan Fang Jianheeng dengan lembut. Fang Jianheeng tentu tau kalau rumor tentang ayahnya telah menyebar, jadi Fang Jianheeng hanya mengangguk, ia tak mau mendebat bibi Huanran yang sangat baik kepadanya. Fang Jianheeng lalu mengayuh sepedanya dengan susah payah, jarak dari rumahnya ke rumah bibi Huanran lumayan jauh. Samp
Hari ini Fang Jianheeng memakai seragam bersih dan wangi, Bibo juga telah menjahit seragamnya agar tidak terlihat kebesaran di tubuh Fang Jianheeng. Tak lupa Sisu juga membantunya menata rambut dan mendandani sedikit wajah Fang Jianheeng yang memang cantik alami."Hei siapa dia?""Kau bodoh, dia murid yang selalu terlihat lusuh itu!!""Hah!! Kenapa hari ini dia terlihat cantik?""Sepertinya ada yang mendandaninya!!""Yah, makeup memang bisa membuat seseorang terlihat berbeda!!""Aku rasa itu bukan sekedar dandanan!! Dia terlihat bersih dan wangi hari ini!!""Benar, dandanannya tidak menor sepertimu!!""Aku mau menanyakan namanya!!""Kau bodoh, gadis itu sangat miskin, bukan level kita!! Kalau kau mendekati gadis miskin sepertinya, kau hanya akan diperasnya!!""Benar bisa jadi ia berubah seperti itu karna sudah punya bekingan!!""Maksudmu sugar dady?""Iyuuuuhhh, menjijikan!!"Fang Jianheeng masih berjalan dengan menunduk, meskipun ia sempat terpana dengan penampilannya di cermin tadi
Sudah beberapa hari ini secara diam-diam Siblis mengurus Fang Jianheeng yang berada di ruang tahanan yang gelap dan kotor. Meski ingin menyelamatkan Fang Jianheeng, Siblis juga tak berani melawan perintah Rajanya. Tak ada yang tau seperti apa perasaan Raja Saetan saat ini, yang pasti semenjak ia menempatkan pelayan bisu itu di dalam tahanan, semenjak itu pula hatinya dilanda kegelisahan. Raja Saetan tidak mengerti, apa perasaannya kepada Fang Jianheeng luntur begitu sampai di alam Jien, mengapa ia tidak merasakan perasaan saat bersama di alam Manusia? Bahkan ia kini lebih memperhatikan pelayan bisu ketimbang Fang Jianheeng yang sedang bersamanya. "Yang Mulia, ada apa? Mengapa kamu memasang wajah muram?" tanya Ratu Nadita, ia tersenyum dengan manis memakai wajah Fang Jianheeng. Raja Saetan terhanyut dalam senyum itu, namun hatinya tetap merasa gelisah. Tak ingin membuat Fang Jianheeng yang kini berada di hadapannya merasa sedih Raja Saetan hanya bisa beralasan. "Aku hanya
Fang Jianheeng duduk di pembaringannya, masih teringat dengan kata-kata Siblis saat menemuinya tadi, bukan hanya memikirkan Raja Saetan, Fang Jianheeng juga memikirkan bagaimana nasibnya kini. Kini ia berada di alam Jien, bagaimana dengan sekolahnya. Tapi Fang Jianheeng yakin Siblis sudah mengatur hal baik untuknya di sana. Ia jadi merindukan banyak hal, ia merindukan rumahnya, merindukan Sisu maupun Bibo, juga teman-teman barunya. Namun yang paling Fang Jianheeng rindukan adalah tatapan lembut Raja Saetan kepadanya. Kini Fang Jianheeng hanya mendapati tatapan tajam dan menyeramkan dari Raja Saetan, membuat Fang Jianheeng teringat seperti apa pertemuan pertama mereka. "Haaah..." Fang Jianheeng hanya bisa menghembuskan napas yang berat, ia ingin keluar dari alam Jien, namun ia juga tidak tau bagaimana caranya. Berada di sini dan melihat Ratu Nadita bermesraan bersama Raja Saetan menggunakan tubuhnya membuat Fang Jianheeng merasa sedih. Terkadang bahkan ia harus menangis secara
Saat ini Fang Jianheeng menjalani hidupnya sebagai pelayan tubuhnya sendiri yang saat ini dikuasai oleh Ratu Nadita.Terkadang ia berjumpa dengan Raja Saetan yang mengunjungi tubuhnya, membuat Fang Jianheeng bersedih. (Mengapa Raja Sae tidak mengenali ku?) "Hei, mengapa kamu berani menatapku seperti itu? Apa kamu tidak diajari aturan istana, pelayan sepertimu dilarang mengangkat wajahmu itu!" kata Raja Saetan ketika Fang Jianheeng kepergok menatapnya. Fang Jianheeng hanya bisa menunduk sedih, ia belum bisa menemukan cara berkomunikasi dengan Raja Saetan saat ini, hanya saja Siblis yang saat ini berada di sekitar Raja Saetan tak bisa membantu Fang Jianheeng. Ratu Nadita mengancam, jika Siblis membongkar rencananya. Maka ia akan langsung membunuh tubuh Fang Jianheeng. "Aku merasa aneh dengan pelayan itu!" kata Raja Saetan sesampainya di ruangannya sendiri. Siblis hanya menjadi pendengar saat ini sebelum Raja Saetan kembali melanjutkan kata-katanya. "Dia menatapku, membuatku serba
Fang Jianheeng terbangun di sebuah kamar, ia menatap sekitarnya, ada pelayan wanita yang melayaninya dengan baik. Namun hal aneh terjadi kepadanya. Fang Jianheeng tidak bisa mengeluarkan suaranya. (Dimana aku?) Fang Jianheeng bertanya-tanya, terakhir kali ia ingat kalau seorang Ratu yang merasuki Nukud Larasati membuatnya tidak sadarkan diri. Entah apa yang telah ia lakukan kepada Fang Jianheeng, bahkan Fang Jianheeng tidak bisa bicara kali ini. Ia menggerakkan bibirnya namun suara tetap tidak keluar. Melihat Fang Jianheeng bangun, pelayan itu mendekat. Pelayan wanita itu memberikan Fang Jianheeng baju seragam yang sama dengan yang ia kenakan dan tersenyum. "Yang Mulia Ratu Nadita memintaku untuk memakai kanmu baju ini, ia ingin kamu melihat sendiri ketulusan yang kamu maksud," kata pelayan wanita itu, namanya Arin, salah satu Jien yang kini menyerupai manusia. Fang Jianheeng menurut dan mengangguk, ia tak bisa menyahut namun ia tau kalau kini ia berada di alam Jien. Fang
Siblis menerima buku catatan kuno itu, terdapat informasi lengkap mengenai penyegelan Raja Saetan saat di gunung yang berada tidak jauh dari hutan larangan. Di buku itu tertulis jika kutukan terjadi dari 2 pihak, pihak penyegel dan penjaga gunung kristal hitam. Ular kepala 3 mengutuk Wang Bingwen dan keturunannya. Siblis terlihat murka, karena segel kutukan dari leluhur siluman ular, membuat salah satu dari yang dikutuk harus mengorbankan nyawanya. "Nona, pulanglah... Raja Saetan berada dalam bahaya!" kata Siblis lagi. Baru saja ia mendapatkan laporan dari Jinfriet, kalau Raja Saetan berubah menjadi bayi dan dalam keadaan lemah. Mendengar itu jelas Fang Jianheeng luruh ke lantai, tak menduga apa yang ia lakukan akan membuat Raja Saetan melemah. "Siblis, Nona Jian tidak akan kemana-mana." Larasati datang membawa beberapa murid Nukudnya, terlihat kalau ia takkan membiarkan Fang Jianheeng keluar. "Nona Laras, Raja Saetan sedang sakit... Kalau Jian tidak kembali maka! Akh...
Raja Saetan memasuki kamar Fang Jianheeng, matanya menyusuri setiap sudut kamar dan mencium aroma Fang Jianheeng yang tertinggal, ia bahkan tidak bisa tidur kalau bukan di kamar Fang Jianheeng. "Yang Mulia, saat ini tubuhmu masih tersegel pada tubuh manusiamu, tolong makanlah Yang Mulia," Siblis mengingatkan Raja Saetan dengan membawa beberapa makanan manusia yang menurutnya nikmat. Namun Raja Saetan hanya menatap makanan itu tanpa menyentuhnya sedikitpun, saat ini ia seperti tidak memiliki nafsu untuk melakukan apapun, membuat Siblis merasa sedih karena belum pernah melihat keadaan Rajanya seperti ini. "Siblis, kami menemukan siapa yang menghalangi hawa keberadaan Pengantin Yang Mulia." Jinfriet memberikan laporan dari alam Jien yang tersambung kepada roh Siblis yang kini memasuki tubuh manusia. Siblis yang mendengar itu kemudian keluar dari tubuh manusianya dan kembali ke alam Jien. Sebelum pergi Siblis menatap Yang Mulianya dengan sedih. "Apa maksudmu?" tanya Siblis begit
"Jangan khawatir, Yang Mulia Raja Saetan tidak akan menemukanmu, aku telah membuat keberadaanmu menghilang." jelas Larasati. Fang Jianheeng menatapnya dengan tatapan tak percaya, tetapi kata Cacao dan Badara hanya Nukud Larasati yang mampu menghilangkan hawa keberadaan Fang Jianheeng agar tidak ditemukan Raja Saetan. "Mengapa kamu membantuku?" tanya Fang Jianheeng. "Tentu saja untuk kebaikan Raja Saetan..." jelas Larasati tanpa basa-basi. "Jangan coba-coba menyakiti Nona Jian, atau aku akan menghabisimu!" ancam Badara. "Nukud sepertimu sangat mudah untuk kami lenyapkan, jadi jangan coba macam-macam!"kali ini Cacao yang memberi ancaman. Membuat Fang Jianheeng tentunya tau kalau kedua siluman itu tidak berniat jahat kepadanya, tetapi Nukud Larasati masih sulit dipercaya. Apa boleh buat, saat ini hanya dia yang bisa membantu Fang Jianheeng bersembunyi dari Raja Saetan, ia takut jika bertemu Raja Saetan perasaannya akan membuncah. Membuatnya menyatakan isi hati kalau ia m
"Jian..." Raja Saetan mengembangkan tangannya, menyambut kedatangan Fang Jianheeng. Ia ingin memeluk gadis itu, rasa rindunya sudah begitu besar. Namun yang terjadi adalah Fang Jianheeng berlari meninggalkan Raja Saetan dan langsung masuk kamar. "Apa yang terjadi? Mengapa Jian menghindariku?" tanya Raja Saetan kepada Siblis. Tentunya Siblis tau kalau Fang Jianheeng sedang merasa malu kepada Raja Saetan. "Hmm... Sepertinya kau harus menemuinya dan menanyakannya langsung Yang Mulia." sahut Siblis dengan senyum di wajahnya. Baru kali ini Siblis tersenyum, membuat pasukan Raja Saetan lainnya bergidik. Mendengar saran Siblis, Raja Saetan menyetujui itu. Jadi ia mendatangi Fang Jianheeng ke kamar. "Jian, apa kamu baik-baik saja?" "Mengapa kamu masuk ke kamar?" "Aku ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja..." Raja Saetan berkata dengan lembut. Namun Fang Jianheeng malah menutup wajahnya, saat ini dia begitu malu menatap wajah Raja Saetan, hatinya yang menyadari kalau ia j
Gu Liang menatap telpon di tangannya, ini aneh! Raja Saetan meneleponnya hanya untuk mengatakan itu? Gu Liang menatap ponselnya dengan perasaan tidak nyaman, ia merasa Raja Saetan tidak akan bertanya hal sesepele itu. Terlebih sudah beberapa hari ini Fang Jianheeng tidak masuk sekolah, "apa yang Jian lakukan padahal sebentar lagi ujian kelulusan." gumam Gu Liang, saat Raja Saetan menelponnya ia sedang berada di halaman sekolah. Jadi tidak banyak yang tau apa yang Gu Liang lakukan. Sementara itu Fang Jianheeng selalu menutup pikirannya dari suara Raja Saetan. Entah apa yang sedang Fang Jianheeng lakukan, menguji perasaan Raja Saetan kepadanya? Atau takut pada kenyataan yang ia hadapi nanti, kalau Raja Saetan hanya memanfaatkannya! Jadi Fang Jianheeng benar-benar dilema, saat ini entah mengapa ia merindukan Raja Saetan yang selalu berada di dekatnya. "Jian, wajahmu terlihat murung..." Davish jelas tau alasannya, meski begitu ia terlihat tidak rela jika Raja Saetan berhasil menda