"Fang Jianheeng, apa kamu tidak berganti baju? Maaf, tidak bermaksud menyinggungmu, tetapi bajumu tercium bau busuk, aku membawa seragam bekas kakak perempuanku yang dulu sekolah di sini, aku jamin baju ini masih layak dipakai." kata Gu Liang, ketua kelas yang sangat diistimewakan karena ia adalah anak dari salah satu dewan sekolah sekaligus donatur di sekolah mereka. Salah satu murid laki-laki yang memiliki banyak fans wanita di luar sekolah, bertubuh atletis, dengan wajah tampan yang membuat siapapun terpesona kepadanya.
Fang Jianheeng menatap baju itu, ia merasa aneh dengan kebaikan ketua kelas yang selama ini terlihat tidak peduli padanya. "Apa tidak masalah kamu memberikan baju ini? Lihatlah, bahkan sekarang kamu jadi perhatian teman sekelas karenaku..." kata Fang Jianheeng lagi, Gu Liang berbalik dan benar semua murid menatapnya namun buru-buru berbalik ketika melihat tatapan Gu Liang, tak ada yang berani cari masalah dengan murid istimewa. "Terserah kamu mau pakai atau tidak!!" Gu Liang meletakkan seragam itu di meja Fang Jianheeng, ia berbalik dan kembali ke tempat duduknya. Ia bahkan merasa senang melihat Fang Jianheeng berada di kelas hari ini setelah beberapa hari tidak masuk. Fang Jianheeng hanya bisa menatap punggung Gu Liang yang menjauh tanpa bisa mendebatnya, ia kembali menatap seragam yang Gu Liang letakkan di meja dan menatap dirinya sendiri. Ia sadar penampilannya hari ini adalah penampilan terburuknya. Karena Raja Saetan, ia terlambat dan tak sempat berbenah di kamar mandi tadi pagi. Fang Jianheeng mengambil seragam yang Gu Liang berikan, ia keluar kelas menuju kamar mandi sekolah. Sepanjang jalan semua orang menatapnya hina, seolah melihatnya sebagai sampah berjalan. "Apa dia tidak malu ke sekolah dengan penampilan seperti itu?" bisik salah satu murid yang melihatnya. 'Aku malu!! tapi aku takkan bisa lulus jika memakai modal malu!! Aku harus bermuka tembok!!' Fang Jianheeng hanya bisa membalas kata-kata itu di dalam hatinya. "Lihatlah, penampilannya lebih lusuh dari biasanya!! Astaga, bagaimana bisa ia satu sekolah dengan kita, membuat malu nama sekolah saja!!" kata murid lainnya lagi. 'Kalian bisa bicara seperti itu karena memiliki orangtua utuh yang mengurus kalian, aku? Bahkan tabunganku saja dibawa lari oleh ayahku sendiri!! Perset*n dengan kata malu!!' sahut Fang Jianheeng lagi. Fang Jianheeng menunduk sepanjang jalan, ia tak terlalu ingin melihat bagaimana tatapan orang yang mengarah kepadanya. Tujuannya ingin secepatnya sampai di kamar mandi dan mencuci mukanya. "Brukh!!" Fang Jianheeng menabrak seseorang. "Heh!! Sampah!! Kalau jalan mata kamu ke depan!! Jangan nunduk!!" kata Mei Lan. Ia bahkan tak segan-segan mencengkram kerah baju Fang Jianheeng dan menghempaskan tubuh Fang Jienheeng ke lantai. Fung Jiao dan Jing Juli tergelak melihat kejadian itu, hanya ada satu orang yang bersama mereka menghampiri Fang Jianheeng. Seorang gadis cantik, bermata bulat seperti sinar purnama, berkulit bening dengan senyum yang sempurna, bulu matanya lentik, bahkan Fang Jianheeng terpesona dengan kecantikan gadis yang kini menatapnya sendu. "Mei Lan, mengapa kau kasar kepadanya? Jangan seperti itu, aku tidak suka!!" Gadis itu bernama Bunga Wijaya, murid baru dari luar benua Asia. Sebenarnya sekolah jarang menerima murid baru di waktu seperti ini, namun Bunga Wijaya katanya adalah tunangan dari Gu Liang, jadi sekolah mau tak mau memberikan perlakuan istimewa juga kepadanya. "Bunga, jangan dekat-dekat dengannya!! Nanti kamu tertular penyakit miskinnya!!" ejek Jing Jili. Bunga hanya menatap Jing Jili tidak suka, membuat Jing Jili harus menutup mulutnya itu. Meski hatinya tidak terima diperlakukan Bunga Seperti itu. Bunga lalu membantu Fang Jianheeng untuk berdiri, "kamu mau kemana?" tanya Bunga dengan lembut. "Aku akan ke kamar mandi, permisi!!" kata Fang Jianheeng dengan cepat. Berdiri di samping Bunga, membuatnya makin terlihat seperti seorang sampah. Bunga ingin mengikuti Fang Jianheeng, memastikan keadaan gadis itu baik-baik saja, namun langsung dicegah oleh Mei Lan dan kawan-kawannya. "Bunga, jangan hiraukan dia!! Anak itu memang tidak tau diri, sudah miskin gayanya sangat sok!!" kata Jing Jili. "Benar, jangan dikasih hati!! Anak miskin sepertinya suka cari perhatian!!" sahut Mei Lan pula. "Lagipula kau tidak cocok berada di sampingnya, ibaratnya kau bunga mawar, sedangkan dia seperti rumput liar!!" sahut Fung Jiao tidak mau kalah, ia bahkan menggaet tangan Bunga dengan lembut. Namun Bunga menepis tangan itu pelan. Bunga kemudian hanya menggelengkan kepalanya pelan, menampilkan ekspresi yang membuat kesan jahat kepada Mei Lan, Jing Jili dan Fung Jiao. Seolah mereka adalah pembully yang tertangkap basah. Mei Lan tidak suka cara Bunga menatapnya seperti itu. Hanya saja ia menahan semua amarah di dalam dada, karena ia tau rumor hubungan Gu Liang dengan gadis di hadapannya ini. "Aku permisi ke kelas dulu," pamit Bunga dengan anggun, murid yang lain lalu menatapnya kagum, seolah Bunga bersikap dengan benar dan terlihat bak seorang protagonis yang memainkan perannya. "Bunga...!!" Jing Jili dan Fung Jiao ingin mengikuti, namun Mei Lan menghalangi langkah keduanya, ia menggeleng pelan dan maksudnya dimengerti oleh Jing Jili dan Fung Jiao. "Bunga mungkin lelah, sebaiknya kita juga kembali ke kelas!!" kata Mei Lan. Hanya tersisa Fang Jianheeng yang masih menatap wajahnya di cermin, ia telah selesai mencuci wajahnya dan mengganti baju seragam yang diberikan oleh Gu Liang, baju seragam itu terlihat agak besar di tubuh Fang Jianheeng yang kurus. Sedangkan semua orang mengenal Gu Lala kakaknya Gu Liang yang seperti model dengan tubuh dan wajah yang proposional. "Ha!! Bahkan untuk melawan mereka saja kau tidak mampu!! Kau hanya berani menyumpah di dalam hati?" Fang Jianheeng terkejut bukan main, suara itu terdengar familiar. "Kau sangat lemah!! Harusnya saat dihina seperti itu, langsung jambak dan cakar wajah mereka!!" Suara itu kembali muncul dari arah cermin, Fang Jianheeng mencoba menatap dalam ke arah cermin. Doeng!! Wajah Raja Saetan yang tampan nan garang itu muncul membuat Fang Jianheeng takut setengah mati, tubuhnya mendadak lemas dan lututnya terasa lemah sehingga ia duduk tersungkur. Ia lalu mengintip ke atas, ke arah cermin. Wajah Raja Saetan masih terlihat di sana menatapnya dengan senyum mengejek. "Tenanglah, aku tidak akan membunuhmu dalam waktu dekat karena kita terikat dengan kutukan yang dibuat oleh leluhurmu!! tapi setidaknya jangan membuatku malu!! masa melawan saja kau tidak bisa?" kata Raja Saetan panjang lebar, seolah mencoba memprovokasi Fang Jianheeng. "Maksudmu melawan genk Mei Lan?" tanya Fang Jianheeng dengan suara serak hampir tidak terdengar. "Hei!! jangan bersikap lemah!! kau tau, tanda di dahimu itu bukan sekedar tanda, kau akan dikenal sebagai pasanganku!! dan jangan membuatku malu dengan sikap lemahmu itu!!" tunjuk Raja Saetan dari dalam cermin. Fang Jianheeng memegang tanda di dahinya yang bahkan tak terlihat olehnya, "tanda pasangan? maksudmu apa aku pasanganmu?" "Benar!! saat ini kau adalah milikkku sampai aku menemukan cara untuk melepaskan diri dari kutukan sial*n ini!! jadi jangan coba-coba dekat dengan laki-laki lain terutama si ketua kelas itu!! dan cobalah melawan, jangan hanya berdiam diri!!" Fang Jianheeng terlihat sendu dan muram, "kalaupun aku melawan apa yang akan kudapatkan? aku tidak punya waktu untuk itu, jika melawan hanya akan merugikan ku yang miskin ini, aku tidak mau!! tidak akan ada yang membelaku jika aku melawan anak-anak kaya itu!!" "Ada aku yang akan membelamu!!"Fang Jianheeng mengernyit tak percaya dengan kata-kata Raja Saetan barusan, bukankah pria itu akan membunuhnya jika memiliki kesempatan dan sekarang ia si Raja Saetan memintanya untuk bersandar kepadanya? "Kau bercanda!!" kata Fang Jianheeng kesal, namun ia masih menahan nada yang ia ucapkan. "Aku adalah Raja Saetan!! Aku tak pernah bercanda dengan kata-kataku!!" desis Raja Saetan, ia tak suka cara Fang Jianheeng menatapnya. Terlebih apa yang Fang Jianheeng katakan di dalam hati, nampak jelas terlihat dari sorot matanya. "Ya... Baiklah," "Kau hanya akan mengatakan itu?" "Hmm... Sekarang boleh aku pergi?" tanya Fang Jianheeng lagi. Raja Saetan hanya mengibaskan tangannya, memperbolehkan Fang Jianheeng untuk pergi. Lagipula kekuatannya sangat terbatas di pagi hari. Setidaknya Fang Jianheeng tau kalau gerak-geriknya terpantau oleh Raja Saetan, ia harus berhati-hati mulai sekarang. "Fang Jianheeng!! Mengapa terlambat masuk?" Guru Shaoxan adalah guru matematika yang s
Rumah Fang Jianheeng dipenuhi oleh beberapa tetangga yang bahkan tidak pernah menegur Fang Jianheeng. Mereka bahkan tidak sadar dengan kedatangan Fang Jianheeng yang langsung memarkir sepedanya di samping rumah. Fang Jianheeng mendekat, apa yang sebenarnya mereka lihat? "Lucu sekali, lihatlah dengan wajah marah saja bayi ini terlihat tampan!!" kata Bibi Lee Dam, ia tinggal agak jauh dari rumah Fang Jianheeng, karena posisi rumah Fang Jianheeng yang berada agak ke pinggir desa dan jauh dari perumahan lainnya. "Benar, aku tak menyangka kalau anak ini kehilangan orangtuanya, sungguh kasihan!!" sahut bibi Lao Shan. "Astaga, kalian ini terlalu lugu, aku curiga anak ini anak Jian!! Lihatlah ia terlihat mirip!!" tuduh bibi Bora Yue dengan wajah nyinyirnya. "Dia bukan anakku!!" Fang Jianheeng langsung muncul dan melihat bayi Raja Saetan sedang berada di pangkuan Sisu dan dikerumuni para tetangga. "Bibi, kau bicara sembarangan!! Bagaimana bisa kau menuduh seperti itu?" Bib
Wajah Fang Jianheeng terlihat pucat, bagaimana tidak ia bahkan belum makan sesendok nasi pun hari ini. Ia bahkan berbohong kepada Bibi Huanran, Fang Jianheeng menelan ludahnya sendiri. "Jian, pulanglah... Bibi lihat kau sangat pucat dan bawa makanan ini!!" kata Bibi Huanran. "Terima kasih bibi!!" Fang Jianheeng menurut, jika ia tidak segera pulang, maka ia hanya akan menyusahkan bibi Huanran. Fang Jianheeng mengambil makanan yang telah dibungkus rapi oleh bibi Huanran, tak lupa seperti biasa bibi Huanran memberinya beberapa keping tembaga. "Jian, jaga kesehatan dan jangan terlalu membenci ayahmu, bagaimanapun ia adalah ayahmu..." kata bibi Huanran memegang tangan Fang Jianheeng dengan lembut. Fang Jianheeng tentu tau kalau rumor tentang ayahnya telah menyebar, jadi Fang Jianheeng hanya mengangguk, ia tak mau mendebat bibi Huanran yang sangat baik kepadanya. Fang Jianheeng lalu mengayuh sepedanya dengan susah payah, jarak dari rumahnya ke rumah bibi Huanran lumayan jauh. Samp
Hari ini Fang Jianheeng memakai seragam bersih dan wangi, Bibo juga telah menjahit seragamnya agar tidak terlihat kebesaran di tubuh Fang Jianheeng. Tak lupa Sisu juga membantunya menata rambut dan mendandani sedikit wajah Fang Jianheeng yang memang cantik alami."Hei siapa dia?""Kau bodoh, dia murid yang selalu terlihat lusuh itu!!""Hah!! Kenapa hari ini dia terlihat cantik?""Sepertinya ada yang mendandaninya!!""Yah, makeup memang bisa membuat seseorang terlihat berbeda!!""Aku rasa itu bukan sekedar dandanan!! Dia terlihat bersih dan wangi hari ini!!""Benar, dandanannya tidak menor sepertimu!!""Aku mau menanyakan namanya!!""Kau bodoh, gadis itu sangat miskin, bukan level kita!! Kalau kau mendekati gadis miskin sepertinya, kau hanya akan diperasnya!!""Benar bisa jadi ia berubah seperti itu karna sudah punya bekingan!!""Maksudmu sugar dady?""Iyuuuuhhh, menjijikan!!"Fang Jianheeng masih berjalan dengan menunduk, meskipun ia sempat terpana dengan penampilannya di cermin tadi
"Fang Jianheeng kau seharusnya tidak melakukan itu, kau tau apa yang kau lakukan itu salah?!" Kepala Sekolang Huang Jumei menatap Fang Jianheeng dengan tatapan dingin, wajahnya memuram memikirkan bagaimana nanti jika orangtua Zie Luhan mengetahui anaknya dipukul di tempat yang tidak semestinya, tempat yang sangat rawan untuk meneruskan keturunan keluarga Zie. Huang Jumei hampir frustasi jika para orangtua itu mulai mengomel. "Brakh!!" Pintu dibuka dengan kasar. Benar saja seorang wanita dengan dandanan glamour dan terlihat sombong masuk dan langsung mendekati Fang Jianheeng. "Plak!! Plak!! Plak!!"Tiga kali tamparan mendarat di pipi Fang Jianheeng, Fang Jianheeng bahkan terduduk pada tamparan terakhir, pipinya benar-benar lebam. Namun rasa sakit itu tak membuat Fang Jianheeng menangis, ia menahan dengan susah payah air mata yang akan jatuh. "Kau menendang sesuatu yang berharga!! Jika terjadi sesuatu pada anakku Zie Luhan, maka aku akan memastikan hidupmu akan menderita!!" "Nyonya
"Kasihan, pasti ia mengira Gu Liang baik kepadanya karena suka, padahal karena permintaan Bunga." "Gadis miskin selalu baper( terbawa perasaan) kalau ada pria yang baik kepadanya," "Hihihi!! Bukannya dia sudah ada bekingan?" "Bekingan om-om?" "Bisa saja, kan banyak yang seperti itu sekarang ini, mereka gadis miskin akan menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisinya menjadi orang kaya." Fang Jianheeng tentu mendengar semua omong kosong yang mereka katakan, namun ia juga tak bisa melawan semua kata-kata yang dilontarkan kepadanya. Fang Jianheeng hanya bisa menutup telinganya, berusaha tidak mendengar semua itu. "Jegaaaarrr!!" Suara petir mulai terdengar diiringi derai air hujan yang mulai membasahi bumi, ketika jam pulang semua murid mulai dijemput. Ada yang dijemput kedua orangtua, ada yang dijemput saudaranya, ada yang dijemput neneknya, ada yang dijemput pengawal atau sekedar supir, setidaknya ada yang menemani mereka di saat hujan seperti ini. Sementara Fang Jia
Fang Jianheeng lalu berlari keluar dari rumah, ia terlalu sedih dan merasa kembali dikhianati. "Jian!!" Sisu ingin menyusul Fang Jianheeng, namun dihalangi oleh Bibo. "Biarkan dia sendiri Sisu, mungkin dia perlu waktu untuk menata hatinya..." "Kak, malam hari sangat berbahaya!! Bisa jadi Jian akan diincar oleh para siluman!!" sahut Sisu, membuat Bibo tersadar akan hal itu. "Kau benar Sisu, ayo kita kejar Jian!!" kata Bibo. Raja Saetan hanya terdiam, ia tak menghalangi Sisu maupun Bibo yang akan mengejar Fang Jianheeng. Raja Saetan punya urusan tersendiri yang harus ia selesaikan. "Yang Mulia, bolehkah kami mengejar Jian?" tanya Bibo meminta izin, Raja Saetan hanya mengibaskan tangan agar mereka segera pergi, tanda ia memberikan izin. "Sepertinya aku terlalu kejam pada gadis bodoh itu," Raja Saetan termenung sejenak, ia kemudian menggeleng pelan mengusir perasaan bersalah dari hatinya. "Lagipula dia yang memulai lebih dulu!! Dia selalu mendebat dan melawanku!!" gum
Raja Saetan menatap tak percaya dengan harga diri yang sedikit terluka. Bagaimana bisa gadis bodoh ini membuatnya datang seperti ini? Hanya memanggil dari dalam hati, ia mampu membuat seorang Raja Saetan datang!! "Kau, apa yang kau lakukan? Apa ini berhubungan dengan segel?!" Lagi-lagi Raja Saetan mencekik Fang Jianheeng, Fang Jianheeng menangis. Sontak dada Raja Saetan terasa sakit. Apa ini? Mengapa jadi begini? Apa aku tidak boleh menyakitinya? Sialan!! "Brught!!" Raja Saetan melepaskan cekikannya, membuat Fang Jianheeng kembali bisa bernapas dan memegangi lehernya. "Raja tenanglah, kami akan mencari catatan tentang ini, leluhur kami menyimpan cerita tentang penyegelanmu serta mencari tau bagaimana caranya melepaskan segel tersebut!!" jelas Sisu, Raja Saetan menatap Sisu dan Bibo bergantian. "Yang Mulia, percayalah kami akan mencari catatan tersebut!! Dan melepaskan segelmu!!" kata Bibo ikut meyakinkan. "Baiklah, cari secepatnya!! Jangan buat aku menunggu terlalu lama!!" Seg
Sudah beberapa hari ini secara diam-diam Siblis mengurus Fang Jianheeng yang berada di ruang tahanan yang gelap dan kotor. Meski ingin menyelamatkan Fang Jianheeng, Siblis juga tak berani melawan perintah Rajanya. Tak ada yang tau seperti apa perasaan Raja Saetan saat ini, yang pasti semenjak ia menempatkan pelayan bisu itu di dalam tahanan, semenjak itu pula hatinya dilanda kegelisahan. Raja Saetan tidak mengerti, apa perasaannya kepada Fang Jianheeng luntur begitu sampai di alam Jien, mengapa ia tidak merasakan perasaan saat bersama di alam Manusia? Bahkan ia kini lebih memperhatikan pelayan bisu ketimbang Fang Jianheeng yang sedang bersamanya. "Yang Mulia, ada apa? Mengapa kamu memasang wajah muram?" tanya Ratu Nadita, ia tersenyum dengan manis memakai wajah Fang Jianheeng. Raja Saetan terhanyut dalam senyum itu, namun hatinya tetap merasa gelisah. Tak ingin membuat Fang Jianheeng yang kini berada di hadapannya merasa sedih Raja Saetan hanya bisa beralasan. "Aku hanya
Fang Jianheeng duduk di pembaringannya, masih teringat dengan kata-kata Siblis saat menemuinya tadi, bukan hanya memikirkan Raja Saetan, Fang Jianheeng juga memikirkan bagaimana nasibnya kini. Kini ia berada di alam Jien, bagaimana dengan sekolahnya. Tapi Fang Jianheeng yakin Siblis sudah mengatur hal baik untuknya di sana. Ia jadi merindukan banyak hal, ia merindukan rumahnya, merindukan Sisu maupun Bibo, juga teman-teman barunya. Namun yang paling Fang Jianheeng rindukan adalah tatapan lembut Raja Saetan kepadanya. Kini Fang Jianheeng hanya mendapati tatapan tajam dan menyeramkan dari Raja Saetan, membuat Fang Jianheeng teringat seperti apa pertemuan pertama mereka. "Haaah..." Fang Jianheeng hanya bisa menghembuskan napas yang berat, ia ingin keluar dari alam Jien, namun ia juga tidak tau bagaimana caranya. Berada di sini dan melihat Ratu Nadita bermesraan bersama Raja Saetan menggunakan tubuhnya membuat Fang Jianheeng merasa sedih. Terkadang bahkan ia harus menangis secara
Saat ini Fang Jianheeng menjalani hidupnya sebagai pelayan tubuhnya sendiri yang saat ini dikuasai oleh Ratu Nadita.Terkadang ia berjumpa dengan Raja Saetan yang mengunjungi tubuhnya, membuat Fang Jianheeng bersedih. (Mengapa Raja Sae tidak mengenali ku?) "Hei, mengapa kamu berani menatapku seperti itu? Apa kamu tidak diajari aturan istana, pelayan sepertimu dilarang mengangkat wajahmu itu!" kata Raja Saetan ketika Fang Jianheeng kepergok menatapnya. Fang Jianheeng hanya bisa menunduk sedih, ia belum bisa menemukan cara berkomunikasi dengan Raja Saetan saat ini, hanya saja Siblis yang saat ini berada di sekitar Raja Saetan tak bisa membantu Fang Jianheeng. Ratu Nadita mengancam, jika Siblis membongkar rencananya. Maka ia akan langsung membunuh tubuh Fang Jianheeng. "Aku merasa aneh dengan pelayan itu!" kata Raja Saetan sesampainya di ruangannya sendiri. Siblis hanya menjadi pendengar saat ini sebelum Raja Saetan kembali melanjutkan kata-katanya. "Dia menatapku, membuatku serba
Fang Jianheeng terbangun di sebuah kamar, ia menatap sekitarnya, ada pelayan wanita yang melayaninya dengan baik. Namun hal aneh terjadi kepadanya. Fang Jianheeng tidak bisa mengeluarkan suaranya. (Dimana aku?) Fang Jianheeng bertanya-tanya, terakhir kali ia ingat kalau seorang Ratu yang merasuki Nukud Larasati membuatnya tidak sadarkan diri. Entah apa yang telah ia lakukan kepada Fang Jianheeng, bahkan Fang Jianheeng tidak bisa bicara kali ini. Ia menggerakkan bibirnya namun suara tetap tidak keluar. Melihat Fang Jianheeng bangun, pelayan itu mendekat. Pelayan wanita itu memberikan Fang Jianheeng baju seragam yang sama dengan yang ia kenakan dan tersenyum. "Yang Mulia Ratu Nadita memintaku untuk memakai kanmu baju ini, ia ingin kamu melihat sendiri ketulusan yang kamu maksud," kata pelayan wanita itu, namanya Arin, salah satu Jien yang kini menyerupai manusia. Fang Jianheeng menurut dan mengangguk, ia tak bisa menyahut namun ia tau kalau kini ia berada di alam Jien. Fang
Siblis menerima buku catatan kuno itu, terdapat informasi lengkap mengenai penyegelan Raja Saetan saat di gunung yang berada tidak jauh dari hutan larangan. Di buku itu tertulis jika kutukan terjadi dari 2 pihak, pihak penyegel dan penjaga gunung kristal hitam. Ular kepala 3 mengutuk Wang Bingwen dan keturunannya. Siblis terlihat murka, karena segel kutukan dari leluhur siluman ular, membuat salah satu dari yang dikutuk harus mengorbankan nyawanya. "Nona, pulanglah... Raja Saetan berada dalam bahaya!" kata Siblis lagi. Baru saja ia mendapatkan laporan dari Jinfriet, kalau Raja Saetan berubah menjadi bayi dan dalam keadaan lemah. Mendengar itu jelas Fang Jianheeng luruh ke lantai, tak menduga apa yang ia lakukan akan membuat Raja Saetan melemah. "Siblis, Nona Jian tidak akan kemana-mana." Larasati datang membawa beberapa murid Nukudnya, terlihat kalau ia takkan membiarkan Fang Jianheeng keluar. "Nona Laras, Raja Saetan sedang sakit... Kalau Jian tidak kembali maka! Akh...
Raja Saetan memasuki kamar Fang Jianheeng, matanya menyusuri setiap sudut kamar dan mencium aroma Fang Jianheeng yang tertinggal, ia bahkan tidak bisa tidur kalau bukan di kamar Fang Jianheeng. "Yang Mulia, saat ini tubuhmu masih tersegel pada tubuh manusiamu, tolong makanlah Yang Mulia," Siblis mengingatkan Raja Saetan dengan membawa beberapa makanan manusia yang menurutnya nikmat. Namun Raja Saetan hanya menatap makanan itu tanpa menyentuhnya sedikitpun, saat ini ia seperti tidak memiliki nafsu untuk melakukan apapun, membuat Siblis merasa sedih karena belum pernah melihat keadaan Rajanya seperti ini. "Siblis, kami menemukan siapa yang menghalangi hawa keberadaan Pengantin Yang Mulia." Jinfriet memberikan laporan dari alam Jien yang tersambung kepada roh Siblis yang kini memasuki tubuh manusia. Siblis yang mendengar itu kemudian keluar dari tubuh manusianya dan kembali ke alam Jien. Sebelum pergi Siblis menatap Yang Mulianya dengan sedih. "Apa maksudmu?" tanya Siblis begit
"Jangan khawatir, Yang Mulia Raja Saetan tidak akan menemukanmu, aku telah membuat keberadaanmu menghilang." jelas Larasati. Fang Jianheeng menatapnya dengan tatapan tak percaya, tetapi kata Cacao dan Badara hanya Nukud Larasati yang mampu menghilangkan hawa keberadaan Fang Jianheeng agar tidak ditemukan Raja Saetan. "Mengapa kamu membantuku?" tanya Fang Jianheeng. "Tentu saja untuk kebaikan Raja Saetan..." jelas Larasati tanpa basa-basi. "Jangan coba-coba menyakiti Nona Jian, atau aku akan menghabisimu!" ancam Badara. "Nukud sepertimu sangat mudah untuk kami lenyapkan, jadi jangan coba macam-macam!"kali ini Cacao yang memberi ancaman. Membuat Fang Jianheeng tentunya tau kalau kedua siluman itu tidak berniat jahat kepadanya, tetapi Nukud Larasati masih sulit dipercaya. Apa boleh buat, saat ini hanya dia yang bisa membantu Fang Jianheeng bersembunyi dari Raja Saetan, ia takut jika bertemu Raja Saetan perasaannya akan membuncah. Membuatnya menyatakan isi hati kalau ia m
"Jian..." Raja Saetan mengembangkan tangannya, menyambut kedatangan Fang Jianheeng. Ia ingin memeluk gadis itu, rasa rindunya sudah begitu besar. Namun yang terjadi adalah Fang Jianheeng berlari meninggalkan Raja Saetan dan langsung masuk kamar. "Apa yang terjadi? Mengapa Jian menghindariku?" tanya Raja Saetan kepada Siblis. Tentunya Siblis tau kalau Fang Jianheeng sedang merasa malu kepada Raja Saetan. "Hmm... Sepertinya kau harus menemuinya dan menanyakannya langsung Yang Mulia." sahut Siblis dengan senyum di wajahnya. Baru kali ini Siblis tersenyum, membuat pasukan Raja Saetan lainnya bergidik. Mendengar saran Siblis, Raja Saetan menyetujui itu. Jadi ia mendatangi Fang Jianheeng ke kamar. "Jian, apa kamu baik-baik saja?" "Mengapa kamu masuk ke kamar?" "Aku ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja..." Raja Saetan berkata dengan lembut. Namun Fang Jianheeng malah menutup wajahnya, saat ini dia begitu malu menatap wajah Raja Saetan, hatinya yang menyadari kalau ia j
Gu Liang menatap telpon di tangannya, ini aneh! Raja Saetan meneleponnya hanya untuk mengatakan itu? Gu Liang menatap ponselnya dengan perasaan tidak nyaman, ia merasa Raja Saetan tidak akan bertanya hal sesepele itu. Terlebih sudah beberapa hari ini Fang Jianheeng tidak masuk sekolah, "apa yang Jian lakukan padahal sebentar lagi ujian kelulusan." gumam Gu Liang, saat Raja Saetan menelponnya ia sedang berada di halaman sekolah. Jadi tidak banyak yang tau apa yang Gu Liang lakukan. Sementara itu Fang Jianheeng selalu menutup pikirannya dari suara Raja Saetan. Entah apa yang sedang Fang Jianheeng lakukan, menguji perasaan Raja Saetan kepadanya? Atau takut pada kenyataan yang ia hadapi nanti, kalau Raja Saetan hanya memanfaatkannya! Jadi Fang Jianheeng benar-benar dilema, saat ini entah mengapa ia merindukan Raja Saetan yang selalu berada di dekatnya. "Jian, wajahmu terlihat murung..." Davish jelas tau alasannya, meski begitu ia terlihat tidak rela jika Raja Saetan berhasil menda