Share

BAB 6 DIMANFAATKAN!!

Raja Saetan memang memiliki rumor yang sangat luar biasa, tampan, kuat dan jahat. Mahluk yang paling berkuasa di alam Jien itu, sangat sulit untuk ditemui, terlebih hanya siluman seperti Bibo maupun Sisu. Oleh karena itu Sisu takkan menyia-nyiakan kesempatan yang datang untuknya dan kakaknya.

"Raj~a... Ampu~ni aku!!" kata Sisu dengan mulut tercekat, Bibo geram dan ingin marah namun ia tak berani melakukan apapun, pikirannya bekerja cepat agar nyawa Sisu bisa selamat, Bibo bahkan sempat melirik ke arah Fang Jianheeng yang sedang terbatuk selepas dari cengkraman Raja Saetan.

"Ampuni kami Raja!! Wanita itu terikat karena kutukan yang ditujukan kepadamu, menurut leluhur kami, kau tidak bisa membunuhnya hingga cara melepaskan kutukanmu ditemukan!!" kata Bibo bergetar masih dalam posisi berlutut.

"Brugh!!" Raja Saetan melepaskan cekikannya dari Sisu, Sisu terbatuk karena Raja Saetan begitu kuat, terlambat sedikit saja nyawa Sisu akan melayang.

Raja Saetan menatap Bibo yang masih berlutut dan menunduk. Raja Saetan lalu mencengkram dagu Sisu, untuk melihat kejujurannya dan membaca isi hati wanita itu. Raja Saetan menghempaskan wajah Bibo dengan dingin ke samping begitu ia menemukan kejujuran dari kata-kata yang Bibo sampaikan.

"Jadi maksudmu aku belum bisa membunuh wanita itu?" tanya Raja Saetan.

Mendengar kata-kata Raja Saetan membuat Fang Jianheeng bergetar ketakutan, namun ia harus menahan diri agar tidak terlihat takut.

"Benar Raja!! Kau harus selalu bersamanya untuk sementara waktu hingga kami menemukan cara untuk melepaskan kutukan yang terikat diantara kalian!!" jelas Bibo lagi.

"Hei gadis manusia!! Kau adalah budak ku sekarang, jangan coba-coba kabur dariku!!" tunjuk Raja Saetan kepada Fang Jianheeng, meski ketakutan Fang Jianheeng mengangguk cepat. "Dan kalian berdua, cepat temukan cara agar kutukanku ini terlepas, jika kalian menemukan caranya maka aku akan mengangkat kalian menjadi pasukanku!!" kata Raja Saetan menjanjikan.

Bibo dan Sisu tersenyum senang, meski Sisu agak merasa bersalah karena pada akhirnya mereka hanya memanfaatkan Fang Jianheeng untuk itu. Sempat terlihat ekspresi kekecewaan di wajah Fang Jianheeng karena perbuatan Bibo dan Sisu.

***

"Uuggghh!!" Fang Jianheeng terbangun dari tidurnya, seingatnya ia sedang berada di dalam gua, membebaskan segel Raja Saetan. Dan sekarang ia malah mendapati dirinya sudah berada di rumahnya, namun hal aneh terjadi. Ia mencium aroma masakan dari arah dapur, apakah ayahnya sudah pulang?

Fang Jianheeng bergegas ke dapur, sudah ada berbagai macam masakan di atas meja, lengkap dengan nasi putih. Fang Jianheeng tersenyum bahagia, namun seketika memudar ketika ia melihat siapa yang berada di dapur.

"Hai, kau sudah bangun? Apa kau lapar?" tanya Sisu dengan membawa semangkok sup ayam untuk diletakkan di atas meja.

"Bagaimana kalian tau rumahku?" tanya Fang Jianheeng, ia mengira apa yang terjadi di gua gunung keabadian hanyalah mimpi. Nyatanya semua ini benar terjadi, bahkan para wanita siluman ular ini kini berada di rumahnya, artinya Raja Saetan juga...

"Kau mencari Raja Saetan? Bukankah dia tertidur di kamarmu?" sahut Bibo yang baru saja masuk dari pintu dapur.

Fang Jianheeng baru sadar, ia tadi berada di ruang tamu, artinya Raja Saetan berada di kamarnya? Fang Jianheeng bergetar takut masih teringat dengan cekikan kejam dari Raja Saetan, ia bahkan reflek memegang lehernya mengingat kejadian itu.

"Ji-an, maafkan kami karena memanfaatkanmu untuk membebaskan Raja Saetan, namun kami sebagai siluman juga ingin naik pangkat, dengan cara begini kami bisa naik pangkat!!" jelas Sisu, meski bagaimanapun Sisu bukanlah siluman kejam. Sisu mendekati Fang Jianheeng, meski begitu Fang Jianheeng mundur selangkah. Sisu menatap maklum, "tenanglah, kami akan cari cara agar Raja Saetan tidak membunuhmu!!" kata Sisu tulus, namun Fang Jianheeng sudah kehilangan minat untuk percaya.

"Ji-an, kau tidak perlu percaya kepada kami!! Itu hakmu!! Hanya saja suka tidak suka, kami akan di rumahmu untuk mengurus Raja Saetan hingga kutukannya terlepas denganmu, kau harus terbiasa melihat kami di sini!!" sahut Bibo, ia bukan orang yang pandai berkata manis seperti Sisu adiknya. Bibo adalah tipe wanita siluman yang bicara dengan tegas dan apa adanya. Bibo tak pernah memikirkan apakah orang lain suka atau tidak pada perkataannya.

"Kalau begitu aku tidak bisa berbuat apa-apa, lakukan apa yang ingin kalian lakukan." kata Fang Jianheeng datar, ia lalu kehilangan nafsu makannya, melihat jam dinding sudah menunjukkan waktu untuk pergi ke sekolah bahkan ia terlambat setengah jam dan sudah beberapa hari tidak masuk, membuat Fang Jianheeng harus bergegas untuk pergi ke sekolah.

"Kau mau kemana? Tidak sarapan dulu?" tanya Sisu, namun Fang Jianheeng enggan menyahut.

Bibo hanya mendengus kesal melihat sikap yang Fang Jianheeng tunjukkan. "Biarkan dia seperti itu, mungkin dia belum bisa menerima kenyataan kalau kita memanfaatkannya!!" kata Bibo. "Lagipula kita telah menyelamatkannya di hutan itu, kalau kita tidak menemukannya, dia hanya akan menjadi makanan dari para monster atau binatang buas!! jadi apa bedanya mati nanti, toh sebenarnya dia telah mati saat memasuki hutan larangan!!"

Sisu hanya bisa menatap kepergian Fang Jianheeng dengan rasa bersalah. Terlebih ketika menyadari hidup Fang Jianheeng sangatlah buruk, bahkan rumah yang ditempati oleh Fang Jianheeng diluar dari kata layak huni. Meski Bibo berkata kasar, Fang Jianheeng tidak menyahut dan mendebatnya.

Hanya terdengar suara besi tua dari sepeda yang Fang Jianheeng kayuh. Fang Jianheeng menangis sepanjang jalan, bukan karena sekedar takut mati, hanya saja ia sudah terlalu berharap banyak kepada sebuah persahabatan. Fang Jianheeng kira ia akan berharga bagi Bibo dan Sisu, nyatanya hanya untuk dimanfaatkan saja. Bahkan ia sudah membebaskan seorang Raja Saetan yang konon katanya sangat berbahaya dan jahat.

Bagaimana bisa Fang Jianheeng akan bertanggung jawab pada kecerobohannya, apa yang akan terjadi kalau Raja Saetan bebas? Apa kehidupan alam manusia yang damai akan terusik? Berbagai macam rasa bersalah bersarang di dalam dada Fang Jianheeng.

"Lihatlah rumah ini, sangat tidak layak!!" kata Bibo menatap enggan rumah Fang Jianheeng yang hampir roboh. Mungkin jika ada angin topan, rumah ini akan hancur tak bersisa.

"Da... dada!! Daaa.... Daa!!" suara Raja Saetan terdengar hingga dapur. Seperti marah, namun terdengar lucu. Tapi tidak bagi Sisu dan Bibo yang tau semengerikan apa Raja Saetan kalau marah, ia tidak akan segan untuk membunuh.

"Kak kita harus memperbaiki rumah ini, nyatanya Raja Saetan kembali ke tubuh bayinya saat siang tiba." kata Sisu. Meski tidak begitu paham maksud Raja Saetan dengan suara bayi itu, Bibo dengan cepat menghampiri bayi Raja Saetan yang sudah mulai marah.

"Haish!! kau benar, kita harus memakai uang kita jika ingin melakukan itu!!" sahut Bibo terdengar tidak rela.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status