Share

BAB 5 SEGEL RAJA SAETAN

Fang Jianheeng meraba setiap dinding gua yang dingin, dari luar gua ini terlihat seperti gua biasa, namun begitu memasukinya Fang Jianheeng melihat beberapa perabotan rumah yang dimiliki oleh manusia. Nyatanya para siluman adalah keturunan dari manusia yang bekerja sama dengan alam Jien untuk mendapatkan kekuatan dan keabadian namun masih bisa mati jika dibunuh. Mereka hanya tidak menua dan tidak mengalami sakit seperti sakitnya manusia.

"Rumah persembunyian kalian sangat bagus, tidak kalah bagus dari rumah utama kalian," kata Fang Jianheeng senang.

"Kau anak yang ceria jika tersenyum seperti itu," kata Sisu, membuat rona merah di wajah Fang Jianheeng muncul.

"Aku merasa nyaman karena kalian tidak seperti mereka yang selama ini kutemui, kalian tidak mencemoohku," sahut Fang Jianheeng sembari menggigit bibirnya menyesali apa yang baru saja ia ceritakan.

"Aku senang kalau kau merasa nyaman dengan kami, kau harus seperti itu hingga selesai membantu kami!!" sahut Bibo lagi, namun kali ini Fang Jianheeng tidak merasakan adanya ancaman pada kata-kata Bibo.

Fang Jianheeng mengangguk, setidaknya ia harus membalas jasa kedua siluman yang telah menyelamatkannya. Meski Fang Jianheeng tak pernah tau takdir seperti apa yang akan menanti dirinya di depan sana.

"Tidurlah Ji-an, saat malam tiba kita akan melanjutkan perjalanan!!" kata Sisu lagi.

Fang Jianheeng menatap heran, bukankah akan lebih nyaman jika melakukan perjalanan di saat waktu masih terang.

"Kita akan melewati kampung siluman Harimau, akan lebih aman jika kita melewati kampung itu di malam hari. Mereka siluman harimau lebih suka berburu di siang hari," jelas Bibo seakan tau apa yang Fang Jianheeng pikirkan.

Mendengar itu Fang Jianheeng mengangguk dan merebahkan dirinya dikasur tipis yang telah Sisu siapkan. Meski siluman, namun mereka tetap hidup dengan cara manusia. Tidak berbeda selain kekuatan berubah wujud yang mereka miliki.

Ketika malam tiba, giliran Sisu menggendong Fang Jianheeng, mereka melewati kampung harimau secara diam-diam. Pagar tinggi kembali terlihat dengan bola lampu-lampu sihir yang menerangi kampung harimau. Terdapat post jaga seperti milik kampung siluman, namun kampung harimau memiliki lebih banyak post jaga untuk memantau area mereka.

Beruntung Bibo, Sisu dan Fang Jianheeng mampu melewati kampung siluman harimau dengan aman, hingga kampung itu tak terlihat lagi.

Kini gunung keabadian semakin terlihat, jalanan terlihat curam dan terjal, terdapat sebuah gua gelap di depan mereka. Baik Sisu maupun Bibo bahkan tidak bisa melihat pintu gua itu, namun leluhur mereka memberi sebuah tanda ketika menemukan gua ini.

"Apakah kau melihat pintu gua di sekitar sini?" tanya Bibo mengecek kebenaran cerita dari leluhur mereka.

Fang Jianheeng menatap heran, sebuah gua bahkan berada di depan mereka terbentang luas seolah mempersilahkan Fang Jianheeng untuk masuk.

Fang Jianheeng menunjuk ke arah pintu gua, "di sini, apa kalian tidak melihatnya?" tanya Fang Jianheeng heran.

Sisu memegang tangan Fang Jianheeng, "kau tidak berbohong kan? Memang ada gua disini?" tanya Sisu kembali meyakinkan.

Fang Jianheeng masih heran namun ia mengangguk, "ada gua besar disini dan seolah..."

"Seolah apa?" tanya Bibo penasaran.

"Seolah gua ini memanggilku..." kata Fang Jianheeng, sebuah perasaan aneh yang seperti terhubung dengannya. Menarik sukmanya untuk masuk namun masih bertahan di raga Fang Jianheeng.

"Masuklah Ji-an, ada sebuah batu kristal hitam di dalam sana!! Bebaskan leluhur kami di dalam dengan meneteskan sedikit darahmu ke batu itu!!" kata Bibo, begitulah cerita yang mereka selalu dengar tentang Raja Saetan yang disegel oleh pendekar dan hanya darah dari keturunan pendekar itu yang mampu membuka segel Raja Saetan, dan tanda di dahi Fang Jianheeng adalah tanda pengantin Raja Saetan yang akan melepaskan Raja Saetan dari segel dan kutukan itu. Mata ular Bibo dan Sisu berkilat seolah mengharapkan sesuatu yang selama ini mereka tunggu-tunggu.

"Baiklah, aku akan masuk. Apa kalian tidak ikut?" tanya Fang Jianheeng lagi.

Bibo dan Sisu menggeleng cepat, bukan tidak mau tapi mereka tidak bisa memasuki tempat yang masih ditutup untuk semua siluman.

"Masuklah, kami akan berjaga di sini untukmu!!" kata Bibo dengan senyum penuh semangat.

Sisu kemudian mendorong tubuh Fang Jianheeng dengan lembut, "masuklah, kami tidak akan meninggalkanmu!!" katanya.

Fang Jianheeng ragu, ia tidak takut pada gelap, matanya bahkan terbiasa melihat dalam gelap karena seperti itulah kehidupannya selama ini. Namun kali ini Fang Jianheeng merasa tubuhnya bergidik.

Deg!!

Pertama kali kaki Fang Jianheeng melangkah masuk, seketika tubuhnya menegang, seolah ada suatu kegelapan yang menunggunya. Seperti perasaan merindu namun bukan hal seperti itu, Fang Jianheeng melangkah lebih jauh, menyusur setiap jalan masuk gua. Hingga sampailah ia di dalam sungai ilusi yang kini mengeras, ditengah-tengahnya terdapat batu besar hitam seperti yang Bibo dan Sisu beritahukan.

Fang Jianheeng melangkah maju, seolah terhipnotis untuk mendekati batu itu. Seolah ada hasrat yang terpendam untuk menyentuh batu itu, seperti suara yang menggoda hatinya dengan perkataan manis.

"Sentuh aku, aku telah lama menunggumu..."

"Sing!! Sing!! Sing!!" tanda di dahi Fang Jianheeng dengan bentuk seperti batu kristal menyala-nyala kehitaman, mata Fang Jianheeng kini kosong seolah ia tidak sadar dengan apa yang kini ia alami.

Tangan Fang Jianheeng mengulur ke arah batu hitam itu, terlihat seorang bayi yang tertidur lelap seperti ia sedang berada di dalam perut seorang ibu. Namun kondisi Fang Jianheeng yang saat ini kosong, tidak menyadari apa yang kini ada di hadapannya.

"Crat!!" Fang Jianheeng melukai telapak tangannya, darah menetes kedalam batu tersebut.

"Kreeeeekkk!!" Batu kristal hitam perlahan terbuka, gua yang tadinya gelap kini kembali ke bentuk asalnya. Sungai ilusi yang tadinya mengeras kini mengalir dengan tenang. Di dalam sana, di atas batu kristal yang telah terbuka, Bayi Raja Saetan membuka matanya. Ia menatap Fang Jianheeng dengan senyuman terkejamnya.

"Slaaaaappp!!" Bayi Raja Saetan menyerap kegelapan yang tersisa di dalam gua gunung keabadian, kini tubuh bayinya bisa berubah ke bentuk tubuh dewasanya.

Seorang pria tampan dengan rambut panjang hitam legam, kulit putih dan bibir semerah darah dan tatapan yang gelap menatap Fang Jianheeng yang berdiri di depannya dengan tatapan kosong.

Raja Saetan menyentuh pipi Fang Jianheeng dengan tangan dinginnya,"Jadi kau keturunan orang yang menyegelku?" kata Raja Saetan, ia mengelus bibir merona Fang Jianheeng yang terlihat sangat cantik dan tersenyum kejam. Aura membunuhnya menguar hingga keluar gua. Pintu gua yang tadinya tak terlihat lalu terbuka, sehingga Bibo dan Sisu bisa masuk kedalam.

Begitu tangan Raja Saetan beralih ke leher Fang Jianheeng dan akan mencekiknya, Bibo berteriak, "jangan bunuh manusia itu Raja!!" teriak Bibo.

Raja Saetan menoleh, Bibo dan Sisu langsung berlutut dalam ketakutan.

"Jika... Raja membunuhnya, maka kutukanmu tidak akan terlepas!!" kata Sisu bersuara dengan peringatan yang berani.

Raja Saetan terbang, melepaskan cekikannya dari leher Fang Jianheeng dan langsung mengangkat Sisu dan mencekik lehernya. "Apa maksudmu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status