Share

BAB 2 MELARIKAN DIRI

"Apa ada maling?"

Fang Jianheeng seketika teringat dengan uang tabungan yang ia simpan di dalam kotak dan berada di bawah lemari bajunya.

Dan benar saja kotak tabungannya sudah terbuka dengan uang tembaga yang ia tabung selama bertahun-tahun lenyap tak berbekas. Hanya ada sepucuk surat di atasnya.

[Jianheeng anakku sayang... Maafkan ayah, ayah pinjam uangmu!! Nanti jika kembali ayah akan ganti berkali-kali lipat!! Ayah tau ayah tidak berguna dan tidak bisa diandalkan, kali ini ayah akan mencari cara untuk mengembalikan kehidupan kita agar lebih nyaman, karena itu ayah pinjam dulu uangmu!! Anakku, hiduplah dengan giat dan gigih seperti namamu!!]

Srak!

Fang Jianheeng meremas kuat surat tersebut dan menyobeknya untuk menghilangkan seluruh amarah yang kini membuncah di dadanya. Bagaimana bisa ayahnya mencuri uang yang sudah susah payah ia kumpulkan?

Tetesan air mata membasahi pipi Fang Jianheeng, ia menangis sekuat tenaga karena marah, karena tidak berdaya!!

"Apa aku harus mati saja? Mengapa takdirku seperti ini?" kata Fang Jianheeng pilu.

"Bak!! Bak!! Bak!!"

"Fang Wei!! Bayar hutangmu!!" Kali ini suara Bao dan anak buahnya kembali terdengar.

Fang Jianheeng keluar dengan penampilan yang kusut, "Ayah tidak ada paman!! Ia lari membawa uang tabunganku!!" sahut Fang Jianheeng.

"Apa!! Bangs*t!!" Sumpah serapah mulai keluar dari mulut Bao.

"Kalau ayahmu tidak ada, maka kau yang harus membayar hutang ayahmu!! Kau anaknya!!" kata Bao lagi.

"Bagaimana cara aku membayarnya? Bahkan uangku saja ia curi!!" kata Fang Jianheeng dengan penuh amarah.

Plak!

Bao menampar Fang Jianheeng dengan kesal.

"Heh anak bodoh!! Aku tidak perlu tau bagaimana caramu membayar hutang ayahmu, rumah ini kalau kami sitapun tidak seberapa!! Hutang ayahmu itu sudah senilai 10 batang emas!!" kata Bao, ia menatap tajam ke arah Fang Jianheeng yang sudah tersungkur karena tamparannya.

"Ah!! Atau kau jadi wanita malam saja, agar bisa membayar hutang ayahmu!! Kulihat kau memiliki tubuh yang bagus dan wajah yang tidak terlalu jelek!!" kata Bao, anak buahnya langsung tertawa mendengar kata-kata itu.

Mendengar itu amarah Fang Jianheeng begitu membara, ia lebih baik mati ketimbang jadi wanita malam. Fang jianheeng berdiri dan...

"Bug!!"

"Arrrrrggghhh!!"

Fang Jianheeng menendang aset berharga milik Bao dengan kencang, kemudian ia berlari sekuat tenaga agar tidak ditangkap oleh anak buah Bao.

"ANAK BIAD*P!! TANGKAP DIA!!" teriak Bao kemudian.

Anak buah Bao langsung berlari mengejar Fang Jianheeng. Fang Jianheeng berlari menuju hutan, karena hutan di dekat desa mereka ini penuh dengan siluman, monster dan hewan spiritual. Jika Fang Jianheeng pergi ke kota, maka ia akan berakhir ditangkap oleh anak buah Bao. Karena tidak ada yang peduli kepadanya, kalaupun mereka peduli tak ada yang berani dan bisa melawan kekuasaan Bao yang merupakan preman besar di klub malam.

"Hei!! Wanita bodoh!! Menyerahlah!!" kata salah satu anak buah Bao. Mereka tidak berani memasuki hutan tempat Fang Jianheeng melarikan diri.

Fang Jianheeng masih berlari dengan napas menderu, ia tak pernah menatap ke belakang, ia tak takut apapun saat ini, ia lebih takut jika dirinya ternoda, jadi melarikan diri ke hutan dan dimangsa para siluman itu lebih baik bagi Fang Jianheeng.

Hingga akhirnya Fang Jianheeng terjatuh dan tak sadarkan diri. "Uuuugh..."

"Hei, dia anak manusia bukan?" Bibo salah satu siluman ular menatap Fang Jianheeng yang tak sadarkan diri.

"Benar, dia anak manusia!!" kata Sisu siluman ular lainnya.

"Tapi dia memiliki tanda!!" kata Bibi, ia melihat ada sebuah sinar bunga teratai kecil di dahi Fang Jianheeng yang tak kasat mata.

"Tanda apa ini, seperti bunga teratai?" tanya Sisu ia mencoba menyentuh kening Fang Jianheeng, namun tanda itu bersinar dengan aura gelap.

"Bukan, itu bukan bunga teratai, itu gambar sebuah kristal!! Ah... Jangan-jangan, anak ini pengantin Raja Saetan!!" kata Bibo terkejut.

"Jadi apa kita bisa memakannya?" tanya Sisu sembari menjulurkan lidahnya.

"Apa kau gil*!! Kau akan meledak jika memakan pengantin Raja Saetan!!" sahut Bibo lagi.

"Lalu apa yang harus kita perbuat?" tanya Sisu, ia tak berani melawan Bibo. Kakaknya itu selalu berkata benar.

"Antar dia ke tempat Raja Saetan tersegel!! Jika Raja Saetan bangkit, maka kita akan bisa menguasai alam Manusia ini," jelas Bibo dengan senyum menyeramkannya.

"Haih!!" Itu sangat merepotkan!!" kata Sisu, ia mulai melilit tubuh Fang Jianheeng untuk membawa gadis itu ke gua tempat Raja Saetan tersegel.

"Setauku, pengantin Raja Saetan tidak berumur panjang, mereka selalu mati muda!!" kata Bibo menjelaskan, nyatanya mereka para siluman tau ada beberapa anak manusia yang terlahir dengan tanda kristal hitam di dahinya, namun mereka semua mati muda.

"Darimana kau tau cerita ini?" tanya Sisu lagi.

"Para tetua kita selalu menceritakan soal pengantin Raja Saetan, kau tidak pernah mendengarkan dengan benar!!" kata Bibo geram.

Sisu hanya berpura-pura tidak tau, ia menyesal menanyakan itu karena ia malas mendengar para tetua bercerita.

"Kita akan lewat mana?" tanya Sisu lagi, karena di dekat mereka sudah ada kampung siluman ular dan masih banyak lagi kampung siluman lainnya di dalam hutan larangan ini.

"Hei, jika segel Raja Saetan terbuka maka kita akan mendapatkan penghargaan, jadi sebaiknya jangan ada yang tau kita membawa pengantin Raja Saetan!!" kata Bibo dengan ide cemerlangnya.

"Baiklah, tapi bagaimana jika ia sadar dan takut melihat sosok kita?" tanya Sisu.

"Maka kita harus kembali ke sosok manusia kita!!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status