"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi binti Lukman dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang satu juta rupiah di bayar tunai !'' Ucap Arman di hadapan penghulu.
"Bagaimana saksi , sah ?'' tanya pak penghulu dengan lantang. ''Sah....!'' ucap semua saksi yang hadir juga tamu yang menghadiri acara pernikahan Arumi. Antara senang dan tidak, Arumi menjalani pernikahan ini dengan perasaan yang datar. Dia memang mencintai Arman, tapi ada bebrapa hal yang tidak di sukai dari suaminya itu. Tapi hatinya yakin bahwa suaminya bisa merubah sifat nya itu setelah menikah. Pesta memang di adakan secara sederhana. Arumi tidak begitu menyukai pesta yang terlalu mewah. Dia tidak ingin menonjolkan apa yang dia dan keluarganya miliki.Selama ini Arumi dan Keluarganya hidup dengan kesederhanaan. Ayah Arumi mengelola kebun milik Keluarganya, sedangkan Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang membantu suaminya mengelola kebun. Setelah pesta pernikahan selesai, Bu Dini meminta Arumi untuk mengajak Arman ke kamar agar bisa istiahat. Sedangkan Bu Dini dan Pak Lukman membereskan sisa sisa pesta bersama dengan para tetangga. "Maaf Bu Dini, jika kami lancang." Ucap salah satu tetangga "Iya,kenapa Bu ?'' "Anu, Begini....Emmm....!'' ucap wanita paruh baya itu agak sungkan. ''Tak apa Bu,bilang saja.'' ucap Bu Dini dengan tersenyum lembut "Dari penampilan ,Rombongan besan Bu Dini kelihatan orang berada. Dan Mertua Arumi Pun sepertinya dari kalangan yang lumayan, tapi.....?'' ''Tapi....?" tanya Bu Dini sambil mengangkat sebelah alisnya "Kok Barang seserahan sama bawaan buat pengantin kok seperti ini. Sedikit sekali Bu, Bahkan baki pengantin atau lamaran hanya beberapa jenis saja." Bu Dini menggeleng sambil tersenyum " Tidak mengapa Bu. Yang terpenting Arumi dan suaminya saling mencintai. Ini kan hanya simbolis saja. Yang terpenting adalah Arman mencintai Arumi." ''Bu Dini hebat sekali,bisa menerima semuanya dengan legowo.'' ucap wanita paruh baya tadi. ''hahah....ada ada aja Bu. Masa iya saya harus marah-marah.ini hari bahagia Arumi. Buat apa di rusak karena barang seserahan yang tidak seberapa ini.'' Ucap Bu Dini. Sedangkan Pak Lukman hanya tersenyum tipis. Dia bersyukur memiliki istri seperti Bu Dini,yang dapat bersikap legowo dan bijak. Sedangkan di dalam kamar, Arumi mengganti baju pengantinnya dengan bajuyang lebih simple. Arman melihat Arumi tanpa berkedip,karena baru kali ini dia melihat Arumi tanpa hijab nya. Bahkan Arumi sengaja mengganti bajunya di depan Arman. ''Awas mas, nanti kelilipan Lho.'' ucap Arumi sambil tersenyum. "Istriku cantik sekali. Baru pertama kali aku melihatmu tanpa hijab serta baju minim seperti ini. Tak salah Mas menikahimu. Selain cantik kamu juga tidak menuntut mas memberikan mahar yang banyak." ucap Arman tersenyum ke arah istrinya. "Maksud mas Arman, Mas menikahiku karena aku tak meminta mahar yang banyak ,beda gadis di luaran sana yang meminta mahar yang banyak ?'' Ucap Arumi yang agak kesal dengan suaminya itu. "Bukan begitu sayang. Aku gak masalah jika kamu minta mahar banyak. Lagi pula uang itu nanti kamu pakai untuk kebutuhan kita kan ? " kata arman Arumi memutar bola matanya malas,inilah salah satu sifat suaminya yang paling tidak dia suka. Waktu baru kenal bahkan saat pacaran, Arman jarang mengajaknya jalan keluar atau bahkan hanya sekedar untuk makan diluar. Arman hanya mengajak Arumi pergi ke taman atau pantai. Itu pun Arman meminta Arumi untuk membawa bekal makanan jika pergi ke pantai. "Maaf sayang,bukanya Mas pelit atau apa. Mas ingin mengumpulkan uang untuk masa depan kita dan anak anak kita. Kita baru menikah, suatu saat kita akan punya anak dan kebutuhan akan banyak. Kamu harus ngerti." ucap Arman dengan lembut agar istrinya tidak marah di malam pertama. Arumi hanya menghela nafas kasar sambil beristigfar di dalam hatinya. Kemudian Arumi mengangguk pelan, dan memaksakan senyum nya. ''Mas lapar,apa kamu akan membiarkan suamimu ini kelaparan ?'' tanya Arman. ''Ya udah,kita keluar yuk.Aku ambilkan makan." ucap Arumi tersenyum. Arman mengembangkan senyum nya karena dia berhasil meredakan kemarahan Arumi. Kan repot juga kalau sampai Arumi marah,bisa -bisa malam pertama nya gagal bersama Arumi. Setelah sampai di meja makan, Arumi mengambilkan nasi untuk suaminya. ''Kita makan sama-sama ya dek." ucap Arman Arumi mengangguk kemudian duduk di samping suaminya. Semua tetangga sudah pulang sepertinya, Sedangkan Bu Dini dan Pak Lukman masih membantu orang yang melepas dekor ruangan serta tenda tenda. "Dek, Besok kita langsung kerumah kita Ya. Kita hidup mandiri, Kita bentuk keluarga kecil yang bahagia. " ''Tentu Mas, tapi apa harus besok ? kenapa cepat sekali ?'' ''Lusa mas harus kerja,tidak bisa libur terlalu lama. Tolong ngertiin mas Ya dek.'' ''Iya,nanti kita ngomong sama ibu dan bapak.'' ucap Arumipada akhir nya,walau sebenar nya dia masih ingin di rumah. Tapi dia sekarang adalah seorang istri,kemana suaminya melangkah dia harus ikut kemanapun suaminya pergi. Arumi keluar untuk menemui kedua orang tuanya, dengan maksud berpamitan untuk besok, sedang Arman kembali ke kamar untuk istirahat. ''Kenapa Arumi, pengantin baru kok mukanya di tekuk ?'' tanya Pak Lukman. ''Hemm...Mas Arman ngajak pulang ke rumah besok,soalnya lusa dia sudah kerja,Pak.'' ''Kok cepet sekali,apa tidak ada acara ngantar manten dulu ?" tanya Pak Lukman. ''Kata Mas Arman,keluarganya tidak mengadakan acara itu. Entah dengan alasan apa. " ''Huft...mana Arman ?'' ''Ke kamar Pak.'' Pak Lukman memandang istrinya, tapi Bu Dini hanya tersenyum semu. ''Tolong panggil Nak Arman, ibu mau bicara.'' ucap Bu dini Arumi kemudian kembali ke kamar untuk memanggil suaminya. Arman mendengus saat Arumi memanggil nya. ''Ada apa dek ? bapak sama ibu mau ngomong apa ?"" ''Udah kita temuin beliau dulu.'' Arman mengikuti istrinya dengan malas, Dia tahu kalau oang tua Arumi bertanya tentang acara antar pengantin. ''Sini Nak Arman, Bapak sama Ibu ingin bicara.'' ucap pak Lukman. ''Iya pak.'' ''Arumi bilang,kalian mau pulang besok. Apa Keluarga Nak Arman tidak mengadakan acara sepasaran penganten,karena itu merupakan tradisi,walau acaranya hanya sederhana tapi apa tidak di adakan ?" tanya Bu Dini. "Maaf Bu, Ibuku ini sudah janda. Dan beliau masih menguliahkan adek, jadi kami mohon maaf karena keluarga kami tidak melangsungkan acara itu.'' ''Tapi....?'' Pak Lukman ingin menyela tapi Bu Dini meggenggam tangan suami nya tersebut hingga Pak Lukman menghentikan ucapannya. ''Tidak apa Nak Lukman, Tapi besok kami ingin kamu membawa Arumi ke rumah Ibumu terlebih dahulu. Kami akan ikut ke sana,kamu tidakusah khawatir, Ibu mu tak perlu menyiapkan apa pun untuk kami. Bapak dan ibu hanya ingin mengantar Arumi ke Rumah mu atau ke rumah ibumu." Ucap Bu Dini dengan lembut. ''Jika itu keinginan Bapak atau Ibu, Arman gak apa-apa. BEsok kita ke rumah Ibu terlebih dahulu baru ke rumah kami.'' ucap Arman. Bu Dini tersenyum kemudian memandang sendu wajah putrinya.Kenapa Arumi bisa menikahi lelaki seperti ini. Bahkan Bu Dini juga kurang suka dengan sikap ibu Arman yang sedikit sombong.Arumi keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, kemudian dia melaksanakan sholat subuh . Arman masih terlelap dalam tidurnya, sebenarnya Arumi sudah membangunkannya untuk sholat berjama'ah, tapi Arman meminta Arumi untuk sholat sendiri dengan alasan dirinya masih mengantuk dan udara dingin. Mau tak mau akhirnya Arumi sholat subuh sendirian, sebenarnyadia berharap jika kelak dia memiliki suami bisa melaksanakan sholat berjamaah bersama suaminya. Tapi sepertinya dia harus lebih bersabar.''Apa suami mu sudah bangun Arumi ?'' tanya Ibu nya saat Arumi ke dapur membantu ibunya memasak makanan yang akan di bawa ke rumah Arman."Belum Bu,capek bangunin nya. Sudah Arumi bangunkan berkali kali tapi susah sekali.''''Kamu yang sabar hadapi suami kamu, semoga dia bisa berubah. Sebenarnya....Ah,sudahlah. Semoga Arman sayang sama kamu. Semoga pernikahanmu bahagia ya Rum."' ucap Bu Dini''Amiin. Ibu do'akan saja semoga Arum bahagia .''''Ibu akan do'akan yang terbaik buat kamu. Ingat, jika
Arman mematut di rinya di cermin,hari ini dia mulai bekerja . Kemeja biru muda telah Arumi siapkan di atas kasur sejak Arman dikamar mandi. ''Istri cerdas ." gumam nya Ponsel nya di atas nakas berbunyi, Arman mengambilnya kemudian membaca chat dari sang Ibu . "Arman, hari ini Ibbutuh uang untuk Arisan sama bayar uang buku adekmu. Jangan lupa nanti mampir ke rumah ibu. Istrimu jangan kamu kasih uang belanja berlebih,kalian kan cuma berdua. Dankebutuhan kalian belum banyak. " Arman kemudian membalas pesan dari ibunya tersebut " Iya Bu, Arumi hanya aku kasih sedikit kok. Ibu tenang saja." Setelah memastikan pesannya di baca ibunya, Arman segera menghapus chat tersebut agar tidak ketahuan Arumi. Istrinya masuk ke kamar dengan membawa secangkir kopi dan roti bakar untuk sarapan dirinya. ''Sarapan dulu mas.'' ucap Arumi sambil meletakkan sarapan Arman di atas meja. "Makasih dek. Oh Iya,ini uang buat belanja hari ini. dicukupkan ya. Mas gajian masih lama,mas nantipulang buat m
"Assalamualaikum...!'' ketuk seseorang dari luar. "Waalaikumsalam " jawab arumi sambil membuka pintu "Yuni, ada apa ?'' tanya Arumi lagi "Mbak, hari ini Yuni pinjam motor nya. Yuni ada keperluan sebentar masalah kuliah. Kalau Yuni naik angkot takut terlambat. Ada tugas yang harus Yuni kerjakan, Ini deadline mbak. Tolongin Yuni Mbak,kalau sudah selesai nanti Yuni balikin motor nya." "Ya sudah pake saja, tapi nanti sore balikin.Mbak mau pake. Ini Kontak nya." ucap Arumi sambil menyerahkan Kontak motor nya. "Maksih mbak.Nanti Yuni balikin.'' ucap nya langsung menaiki motor Arumi. Ada rasa gak rela sebenar nya di hati Arumi.Tapi dia juga gak tega jika itu usrusan kuliah. Biarlah kali ini dia pinjamkan motornya kepada adek ipar nya itu. Arumi kembali melanjutkan pekerjaan rumah ya, jadi saat suaminya pulang semuanya sudah terlihat rapi. Masih ada waktu satu jam sebelum kepulangan suaminya,Arumi mengambil ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya. Setengah jam Arumimenyelesaikan p
Arman memang tidak pulang ke rumah nya semalam. Arumi sengaja tidak menghubunginya atau hanya sekedar mengirim pesan kepada suaminya. Pagi ini Arumi bersiap siap untuk pergi menemui Ibunya. Sudah satu bulan lebih Arumi belum ke sana,hanya lewat telpon saja dia komunikasi dengan ibu nya. Arumi juga sengaja tidak memasak apa pun untuk suaminya jika nanti dia pulang. "Assalamualaikum...?'' ucap Arumi setelah sampai di rumah nya" Waalaikumsalam...Arumi ? Kok sendirian, Arman mana ?'' tanya Ibu nya"Dia tidak ikut Bu. Dia mengantar kakaknya sekeluarga pergi ke pantai buat liburan. Anak nya ulang tahun.""kamu gak di ajak Rum ?'' tanya Ibu nyaArum menggidikan bahunya,kemudian dia cerita tentang motor yang Yuni pinjam kepada Ibunya. Bukan maksud ngadu hanya utarakan isi hati. Lagi pula Ibunya tidakakan ikut campur urusan rumah tangganya."Kerjaan kamu masih lancar kan ?'' tanya Ibu nya''Masih Bu, Sesekali Arumi datang ke kantor. Kan lebih deket dari rumah Arum daripada dari sini.''"Ap
Arum mengendarai motornya pulang,memang dia tidak menginap di rumah orang tuanya karena ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan. Pagar masih terkunci , itu menandakan suami nya belum pulang dari pantai. Arum masuk ke dalam rumah kemudian langsung membersihkan diri. Selain membantu Ayahnya mengantar ikan, dia juga membantu Ayahya menghitung pendapatan dari hasil penjualan ikan, dan memisah modal dan keuntungan. Memang Ayahnya yang pelihara ikan, tapi kalkulasi keuangan Arumi yang pegang,termasuk hasil penjulan kebun juga sawah. Semua di rekap Arumi,pengeluaran biaya biaya juga Arumi yang mengatur. Kedua orang tuanya hanya tinggal beres saja, tapi uang tetap Pak Lukman dan Istrinya yang pegang. Arumi hanya membantu mengatur pengeluaran dan pemasukan saja. Bahkan dirinya di gaji Pak Lukman karena mengatur administrasi hasil ikan dan kebun.Arumi memesan makanan fia online karena dia malas untuk memasak, Setelah mandi pesanan nya datang, Dia menikmati makan malam dengan kesendiria
"Selamat Pagi Bu Arumi,maaf kami terlambat karena keteledoran karyawan kami tadi.'' ucap Pak Panca wakil dari perusahaan PT BIMA SAKTI"Iya,tidak mengapa. Lebih baik kita lihat hasil dari pembangunan penginapan nya." Ajak Arumi''Silahkan anda lihat model bangunan dan kekuatan bangunan nya. Saya selalu mengandalkan kualitas bangunan. Juga sesuai permintaan klien. Pengerjaan sudah mencapai 70 persen. Silakan anda lihat lagi. Jika ada yang kurang bisa kami perbaiki.'' ucap Arumi sambil berkeliling menunjukkanhasil kerja tim nya.''Wah...hasilkerja anda memang bagus ,tidak kalah saing dengan perusahaan besar lainnya yang bergerak dalam bidang ini. Dan Anda Arsitek yang jitu. Bos kami pasti puas dengan hasil nya.'' ucap Pak Panca''Aamiin, semoga kerja sama kita tetap terjalin di kemudian hari.'' ucap Arumi.''Mari kita lanjutkan Bu Arumi.''Mereka melanjutkan berkeliling hingga jam Sebelas siang. Setelah mereka kembali ke kantor, Arumi juga pergi ke kantor nya bersama asistennya."Kenapa
Arumi pulang dari kantor sebelum suaminya pulang kerja. Dia mampir membeli lauk untuk suami nya saat di jalan tadi. Arumi mengecek pembayaran oleh klien nya, bibir nya menyunggingkan senyum karena perusahaan itu melunasi pembayarannya.''Halo, Assalamualaikum. Terima kasih pak,pembayarannya sudah masuk. Semoga Anda puas dengan kerja sama ini.'' ucap Arumi.Setelah mendapat jawaban dari pemilik perusahaan, Arumi mematikan ponselnya.Derumesin mobil suami nya terdengar, setelah itu terdengar suara pintu terbuka dengan kasar.''Arumi...Arumi...Kamu ke mana ?'' teriak ArmanArumi keluar dari kamar sambil bersedekap dada. Arman melihat istrinya dengan tatapan yang sulit di Artikan.''Kenapa kamu kurang ajar sama mbak Sinta ? Apa Kedua orang tua mu mengajarkan itu ?'' tanya Arman"Saya akan bersikap sopan jika dia juga sopan dengan saya. Tapi jika dia tidak sopan dan menghina ,maka bukan salah ku menjawab.'' jawab Arumi tenang''Apa kamu gak bisa mengalah sama yang lebih tua, umur kita sama
Arumi dan Dinda berangkat ke kantor Arman,untung saja lelang nya di jadwalkan setelah jam makan siang,jadi Arumi bisa mempersiapkan semua. ''Kalau suami Bu Arumi tahu bagaimana ?'' ''Aku akan berusaha menghindari dia. Di sana dia hanya pegawai biasa,jadi gak mungkin dia ikut lelang. " ucap Arumi Dinda menganggukkan kepala, mobil merekaakhir nya sampai di kantor mereka. Arumi turun dari mobil kemudian masuk ke dalam lobi. "Maaf mbak, apa lelang nya sudah di mulai ?'' tanya Arumi ''Anda atas nama siapa , maaf ?'' ucap gadis cantik itu ''Arumi." ''Oh..iya,Ibu silakan masuk. Belum datang semua. Silakan anda naik ke lantai lima. Meeting nya ada di sana.'' ucap nya lagi, "Oh iya,terima kasih ya mbak." 'Sama sama Bu Arumi.'' Setelah masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai lima , Dinda melihat Arman masuk dari pintu utama. "Bu Arumi,itu suami anda, Sepertinya dia mau naik liff ini juga.'' ucap nya "Tapi kita gak bisa keluar sekarang, dia sudah terlalu dekat. lagi pula kita terh