Beranda / Pernikahan / PELITNYA SUAMIKU / Bab 01. satu juta rupiah

Share

PELITNYA SUAMIKU
PELITNYA SUAMIKU
Penulis: Thaya nika

Bab 01. satu juta rupiah

"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi binti Lukman dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang satu juta rupiah di bayar tunai !'' Ucap Arman di hadapan penghulu.

"Bagaimana saksi , sah ?'' tanya pak penghulu dengan lantang.

''Sah....!'' ucap semua saksi yang hadir juga tamu yang menghadiri acara pernikahan Arumi.

Antara senang dan tidak, Arumi menjalani pernikahan ini dengan perasaan yang datar. Dia memang mencintai Arman, tapi ada bebrapa hal yang tidak di sukai dari suaminya itu. Tapi hatinya yakin bahwa suaminya bisa merubah sifat nya itu setelah menikah.

Pesta memang di adakan secara sederhana. Arumi tidak begitu menyukai pesta yang terlalu mewah. Dia tidak ingin menonjolkan apa yang dia dan keluarganya miliki.Selama ini Arumi dan Keluarganya hidup dengan kesederhanaan. Ayah Arumi mengelola kebun milik Keluarganya, sedangkan Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang membantu suaminya mengelola kebun.

Setelah pesta pernikahan selesai, Bu Dini meminta Arumi untuk mengajak Arman ke kamar agar bisa istiahat. Sedangkan Bu Dini dan Pak Lukman membereskan sisa sisa pesta bersama dengan para tetangga.

"Maaf Bu Dini, jika kami lancang." Ucap salah satu tetangga

"Iya,kenapa Bu ?''

"Anu, Begini....Emmm....!'' ucap wanita paruh baya itu agak sungkan.

''Tak apa Bu,bilang saja.'' ucap Bu Dini dengan tersenyum lembut

"Dari penampilan ,Rombongan besan Bu Dini kelihatan orang berada. Dan Mertua Arumi Pun sepertinya dari kalangan yang lumayan, tapi.....?''

''Tapi....?" tanya Bu Dini sambil mengangkat sebelah alisnya

"Kok Barang seserahan sama bawaan buat pengantin kok seperti ini. Sedikit sekali Bu, Bahkan baki pengantin atau lamaran hanya beberapa jenis saja."

Bu Dini menggeleng sambil tersenyum " Tidak mengapa Bu. Yang terpenting Arumi dan suaminya saling mencintai. Ini kan hanya simbolis saja. Yang terpenting adalah Arman mencintai Arumi."

''Bu Dini hebat sekali,bisa menerima semuanya dengan legowo.'' ucap wanita paruh baya tadi.

''hahah....ada ada aja Bu. Masa iya saya harus marah-marah.ini hari bahagia Arumi. Buat apa di rusak karena barang seserahan yang tidak seberapa ini.'' Ucap Bu Dini.

Sedangkan Pak Lukman hanya tersenyum tipis. Dia bersyukur memiliki istri seperti Bu Dini,yang dapat bersikap legowo dan bijak.

Sedangkan di dalam kamar, Arumi mengganti baju pengantinnya dengan bajuyang lebih simple. Arman melihat Arumi tanpa berkedip,karena baru kali ini dia melihat Arumi tanpa hijab nya. Bahkan Arumi sengaja mengganti bajunya di depan Arman.

''Awas mas, nanti kelilipan Lho.'' ucap Arumi sambil tersenyum.

"Istriku cantik sekali. Baru pertama kali aku melihatmu tanpa hijab serta baju minim seperti ini. Tak salah Mas menikahimu. Selain cantik kamu juga tidak menuntut mas memberikan mahar yang banyak." ucap Arman tersenyum ke arah istrinya.

"Maksud mas Arman, Mas menikahiku karena aku tak meminta mahar yang banyak ,beda gadis di luaran sana yang meminta mahar yang banyak ?'' Ucap Arumi yang agak kesal dengan suaminya itu.

"Bukan begitu sayang. Aku gak masalah jika kamu minta mahar banyak. Lagi pula uang itu nanti kamu pakai untuk kebutuhan kita kan ? " kata arman

Arumi memutar bola matanya malas,inilah salah satu sifat suaminya yang paling tidak dia suka. Waktu baru kenal bahkan saat pacaran, Arman jarang mengajaknya jalan keluar atau bahkan hanya sekedar untuk makan diluar. Arman hanya mengajak Arumi pergi ke taman atau pantai. Itu pun Arman meminta Arumi untuk membawa bekal makanan jika pergi ke pantai.

"Maaf sayang,bukanya Mas pelit atau apa. Mas ingin mengumpulkan uang untuk masa depan kita dan anak anak kita. Kita baru menikah, suatu saat kita akan punya anak dan kebutuhan akan banyak. Kamu harus ngerti." ucap Arman dengan lembut agar istrinya tidak marah di malam pertama.

Arumi hanya menghela nafas kasar sambil beristigfar di dalam hatinya. Kemudian Arumi mengangguk pelan, dan memaksakan senyum nya.

''Mas lapar,apa kamu akan membiarkan suamimu ini kelaparan ?'' tanya Arman.

''Ya udah,kita keluar yuk.Aku ambilkan makan." ucap Arumi tersenyum.

Arman mengembangkan senyum nya karena dia berhasil meredakan kemarahan Arumi. Kan repot juga kalau sampai Arumi marah,bisa -bisa malam pertama nya gagal bersama Arumi. Setelah sampai di meja makan, Arumi mengambilkan nasi untuk suaminya.

''Kita makan sama-sama ya dek." ucap Arman

Arumi mengangguk kemudian duduk di samping suaminya. Semua tetangga sudah pulang sepertinya, Sedangkan Bu Dini dan Pak Lukman masih membantu orang yang melepas dekor ruangan serta tenda tenda.

"Dek, Besok kita langsung kerumah kita Ya. Kita hidup mandiri, Kita bentuk keluarga kecil yang bahagia. "

''Tentu Mas, tapi apa harus besok ? kenapa cepat sekali ?''

''Lusa mas harus kerja,tidak bisa libur terlalu lama. Tolong ngertiin mas Ya dek.''

''Iya,nanti kita ngomong sama ibu dan bapak.'' ucap Arumipada akhir nya,walau sebenar nya dia masih ingin di rumah.

Tapi dia sekarang adalah seorang istri,kemana suaminya melangkah dia harus ikut kemanapun suaminya pergi. Arumi keluar untuk menemui kedua orang tuanya, dengan maksud berpamitan untuk besok, sedang Arman kembali ke kamar untuk istirahat.

''Kenapa Arumi, pengantin baru kok mukanya di tekuk ?'' tanya Pak Lukman.

''Hemm...Mas Arman ngajak pulang ke rumah besok,soalnya lusa dia sudah kerja,Pak.''

''Kok cepet sekali,apa tidak ada acara ngantar manten dulu ?" tanya Pak Lukman.

''Kata Mas Arman,keluarganya tidak mengadakan acara itu. Entah dengan alasan apa. "

''Huft...mana Arman ?''

''Ke kamar Pak.''

Pak Lukman memandang istrinya, tapi Bu Dini hanya tersenyum semu.

''Tolong panggil Nak Arman, ibu mau bicara.'' ucap Bu dini

Arumi kemudian kembali ke kamar untuk memanggil suaminya. Arman mendengus saat Arumi memanggil nya.

''Ada apa dek ? bapak sama ibu mau ngomong apa ?""

''Udah kita temuin beliau dulu.''

Arman mengikuti istrinya dengan malas, Dia tahu kalau oang tua Arumi bertanya tentang acara antar pengantin.

''Sini Nak Arman, Bapak sama Ibu ingin bicara.'' ucap pak Lukman.

''Iya pak.''

''Arumi bilang,kalian mau pulang besok. Apa Keluarga Nak Arman tidak mengadakan acara sepasaran penganten,karena itu merupakan tradisi,walau acaranya hanya sederhana tapi apa tidak di adakan ?" tanya Bu Dini.

"Maaf Bu, Ibuku ini sudah janda. Dan beliau masih menguliahkan adek, jadi kami mohon maaf karena keluarga kami tidak melangsungkan acara itu.''

''Tapi....?''

Pak Lukman ingin menyela tapi Bu Dini meggenggam tangan suami nya tersebut hingga Pak Lukman menghentikan ucapannya.

''Tidak apa Nak Lukman, Tapi besok kami ingin kamu membawa Arumi ke rumah Ibumu terlebih dahulu. Kami akan ikut ke sana,kamu tidakusah khawatir, Ibu mu tak perlu menyiapkan apa pun untuk kami. Bapak dan ibu hanya ingin mengantar Arumi ke Rumah mu atau ke rumah ibumu." Ucap Bu Dini dengan lembut.

''Jika itu keinginan Bapak atau Ibu, Arman gak apa-apa. BEsok kita ke rumah Ibu terlebih dahulu baru ke rumah kami.'' ucap Arman.

Bu Dini tersenyum kemudian memandang sendu wajah putrinya.Kenapa Arumi bisa menikahi lelaki seperti ini. Bahkan Bu Dini juga kurang suka dengan sikap ibu Arman yang sedikit sombong.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status