Arman memang tidak pulang ke rumah nya semalam. Arumi sengaja tidak menghubunginya atau hanya sekedar mengirim pesan kepada suaminya. Pagi ini Arumi bersiap siap untuk pergi menemui Ibunya. Sudah satu bulan lebih Arumi belum ke sana,hanya lewat telpon saja dia komunikasi dengan ibu nya. Arumi juga sengaja tidak memasak apa pun untuk suaminya jika nanti dia pulang.
"Assalamualaikum...?'' ucap Arumi setelah sampai di rumah nya " Waalaikumsalam...Arumi ? Kok sendirian, Arman mana ?'' tanya Ibu nya "Dia tidak ikut Bu. Dia mengantar kakaknya sekeluarga pergi ke pantai buat liburan. Anak nya ulang tahun." "kamu gak di ajak Rum ?'' tanya Ibu nya Arum menggidikan bahunya,kemudian dia cerita tentang motor yang Yuni pinjam kepada Ibunya. Bukan maksud ngadu hanya utarakan isi hati. Lagi pula Ibunya tidakakan ikut campur urusan rumah tangganya. "Kerjaan kamu masih lancar kan ?'' tanya Ibu nya ''Masih Bu, Sesekali Arumi datang ke kantor. Kan lebih deket dari rumah Arum daripada dari sini.'' "Apa Arman Tahu soal pekerjaan kamu ?'' "Arumi gak cerita sama sama siapa pun,lagi pula buat apa cerita Bu. Mas Arman tidak pernah tanya dan lagi dia tidak pernah jujur soal keuangannya. Berapa gajinya satu bulan. Jadi buat apa. Dan Mas Arman hanya memberiku uang harian buat belanja. " ''Apa ? Kok gitu ? berapa Suami kamu kasih uang belanja ?" "Dua puluh lima ribu.'' "Astagfirullah..." ucap Ibu ya ''Sudah kita makan yuk. Panggil bapak gih !" Arum mengangguk kemudian memanggil Pak Lukman yang ada dibelakang rumah. " Habis makan temenin bapak antar pesenan yuk !" ajak pak lukman "Banyak Pak Ikan Mas nya ? Hari ini setor berapa kilo ?'' "Banyak, satu Kuintal tapi buat empat resto deket Pantai. Katanya Arman ke pantai. Pantai mana ?'' ''Arumi gak tahu Pak.'' "Kalian berantem ? Kalau pengantin baru wajar jika berantem karena belum bisa menyelami sifat masing masing. Nanti kalau udah lama dan memahami sifat masing-masing pasti semua terasa berbeda.'' ucap PakLukman menasehati Arumi. Arumi mengangguk sambil tersenyum,inilah yang dia sukai dari kedua orang tuanya. Mereka sangat bijak menyikapi setiap masalah. Setelah makan, Arumi berangkat bersama Pak Lukman mengantar ikan ke restoran langganan. "Biar Arumi yang bawa mobil nya pak.'' "Boleh,kamu kan pandai juga mengemudi mobil los bak begini.'' ''Anak siapa dulu....Lukman bin Saleh." ucap Arumi bangga Memang sejak dulu Arumi di ajarkan berbagai hal. darimengendarai motor,mobil los bak,juga mobil mewah pun pernah dia coba walau mereka belum memiliki mobil mewah. "Gimana kerjaan kamu Rum ?'' ''Alhamdulilallah lancar Pak. Walau usaha Arumi belum terlalu besar tapi sudah mulai dikenal perusahaan besar. Kemaren Arumi Ke kantor dan ke lapangan. semuanya lancar." "Alhamdulillah...Apa kamu bilang sama Arman tentang pekerjaan kamu ?'' "Belum Pak.Mas Arman saja gak pernah jujur sama Arum tentang keuangan. berapa gaji nya sebulan tak pernah dia jujur sama Arumi."Jawab nya "Ya sudah semua terserah kamu. Yang menjalani kamu,bapak akan dukung keputusan kamu asal kamu benar.'' "Tentu pak, terima kasih ." ucap Arum sambil tersenyum. Satu jam lebih akhirnya mereka sampai di resto pertama. Pak Lukman menurunkan ikan segar kemudian membawanya masuk ke resto. ''Apa kabar Rum ?'' sapa seseorang dari dalam resto "Pak Ibran. Alhamdulillah baik Pak. Bapak sendiri apa kabar, dua bulan gak ketemu.'' "Alhamdulillah juga baik.Maaf tidak bisa hadir di acara pernikahan kalian. Ibu sakit ,aku harus bawa beliau berobat jauh.'' ''Tidak apa Pak.Sekarang kondisi ibu bagaimana ?" ''Alhamdulillah sudah baikan. Ya sudah, saya kembali kerja dulu ya Rum. Semoga bahagia dengan pernikahannya.'' "Aamiin. maksih Pak.'' Ibran tersenyum kemudian masuk ke Restonya. Pak Lukman keluar dengan amplop coklat di tangan nya. "Ayo Rum,kita antar ke Resto lainnya.'' ajak Pak Lukman Arum mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil untuk pergi ke resto selanjut nya. Hingga tiba di restoran terakhir,Pak Lukman mengangkatikan ikan nya ke dapur sedangkan Arumi menunggu di depan resto. Tanpa sengaja, dia melihat mobil suaminya terparkir rapi di depan resto tersebut. Arumi mendekati resto tersebut, dia mengintip dibalik tanaman hias resto tersebut. Di sana dia melihat suami nya sedang makan bersama seluruh keluarganya. Tapi yang membuat Arumi mengerutkan kening nya,ada seorang wanita cantik yang duduk di dekat suami nya. Arumi yakin dia bukanlah keluarga Arman. Semua keluarganya telah Arumi kenal . Arumi meliaht mereka begitu dekat dan Akrab bahkan tak segan mereka saling kontak fisik.Tanpa Arumi sadari,PakLukman sudah ada di samping nya sambilmemegang amplop coklat di tangannya. "Ada apa Rum ?'' Tanya Pak Lukman sambil mengikuti arah pandang putri nya "Eh Bapak, sudah selesai ?" "Kamu tunggu di mobil saja, Bapak mau beli sesuatu ke dalam.'' Arumi mengangguk kemudian menuju ke mobil nya. Pak Lukman masuk ke dalam resto dan menyapa pelayan resto dengan ramah. ''Mbak, tolong bungkuskan satu ayam panggang utuh. Biasa kesukaan Nyonya...!" ''Baik Pak. Ayam panggang mandu kesukaan Nyonya segera siap." Bu Ida mendengar Pak Lukman menyebut kata nyonya.Pandangannya berubah sinis seketika. "Dasar miskin...!" ucap nya Pak Lukman menoleh karena mendengar ucapan besannya. "Eh, Bu besan. Apa kabar , ada nak Arman juga. Oh iya Arumi mana ?'' tanya Pak Lukman Sengaja "Emm...Dia ...dia.....!" ucap Arman agak takut ''Dia ke toilet Ya ? Wah...kalian sedang pesta, beruntung anakku mendapat suami yang royal. Samakeluarga saja royal apalagi sama istri. " ucap Pak Lukman menyindir ''Ini Pak, Ayampanggang buat Nyonya." "Oh Iya ,terima kasih. Saya permisi, jangan lupa kalau saya titip salam sama putri ku tercinta. Ini uang nya mbak." Setelah itu Pak Lukman pergi meninggalkan mereka, Pak Lukman masuk ke mobil nya, di sana ada Arumi yang tampak sedih. ''Jangan pernah mengeluarkan Air mata untuk suami dankeluarga macam mereka. Air mata putriku terlalu berharga.'' ucap Pak Lukman ''Maaf, ini semua pilihan Arum. Biarkan Arum menjalani nya dahulu. JIka Arum tidak sanggup,akan Arum akhiri." "Bapak Dukung semua keputusan kamu. tapi jangan sekali kali kamu menangis. Hadapi mereka dengan cerdas. Huft...entah Bapak harus ngomong apa .'' "Maaf Pak..!'' "Ya sudah,kita pulang. Bapak beli Ayam panggang madu kesukaan kamu sama Nyonya. Hahahh...!" Arumi tersenyum kemudian menjalankan mobil nya ke rumah. Sampai rumah Arumi menceritakan kejadian di resto kepada Ibu nya. "Sudah,kita makan dulu. Biarkan suami mu dan ibu nya atau keluarga nya mau apa. Ibu tahu bahwa kamu bisa atasi mereka. Ucap Bu Dini menyemangati putrinya walau di dalam hati nya menyimpan kemarahan.Arum mengendarai motornya pulang,memang dia tidak menginap di rumah orang tuanya karena ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan. Pagar masih terkunci , itu menandakan suami nya belum pulang dari pantai. Arum masuk ke dalam rumah kemudian langsung membersihkan diri. Selain membantu Ayahnya mengantar ikan, dia juga membantu Ayahya menghitung pendapatan dari hasil penjualan ikan, dan memisah modal dan keuntungan. Memang Ayahnya yang pelihara ikan, tapi kalkulasi keuangan Arumi yang pegang,termasuk hasil penjulan kebun juga sawah. Semua di rekap Arumi,pengeluaran biaya biaya juga Arumi yang mengatur. Kedua orang tuanya hanya tinggal beres saja, tapi uang tetap Pak Lukman dan Istrinya yang pegang. Arumi hanya membantu mengatur pengeluaran dan pemasukan saja. Bahkan dirinya di gaji Pak Lukman karena mengatur administrasi hasil ikan dan kebun.Arumi memesan makanan fia online karena dia malas untuk memasak, Setelah mandi pesanan nya datang, Dia menikmati makan malam dengan kesendiria
"Selamat Pagi Bu Arumi,maaf kami terlambat karena keteledoran karyawan kami tadi.'' ucap Pak Panca wakil dari perusahaan PT BIMA SAKTI"Iya,tidak mengapa. Lebih baik kita lihat hasil dari pembangunan penginapan nya." Ajak Arumi''Silahkan anda lihat model bangunan dan kekuatan bangunan nya. Saya selalu mengandalkan kualitas bangunan. Juga sesuai permintaan klien. Pengerjaan sudah mencapai 70 persen. Silakan anda lihat lagi. Jika ada yang kurang bisa kami perbaiki.'' ucap Arumi sambil berkeliling menunjukkanhasil kerja tim nya.''Wah...hasilkerja anda memang bagus ,tidak kalah saing dengan perusahaan besar lainnya yang bergerak dalam bidang ini. Dan Anda Arsitek yang jitu. Bos kami pasti puas dengan hasil nya.'' ucap Pak Panca''Aamiin, semoga kerja sama kita tetap terjalin di kemudian hari.'' ucap Arumi.''Mari kita lanjutkan Bu Arumi.''Mereka melanjutkan berkeliling hingga jam Sebelas siang. Setelah mereka kembali ke kantor, Arumi juga pergi ke kantor nya bersama asistennya."Kenapa
Arumi pulang dari kantor sebelum suaminya pulang kerja. Dia mampir membeli lauk untuk suami nya saat di jalan tadi. Arumi mengecek pembayaran oleh klien nya, bibir nya menyunggingkan senyum karena perusahaan itu melunasi pembayarannya.''Halo, Assalamualaikum. Terima kasih pak,pembayarannya sudah masuk. Semoga Anda puas dengan kerja sama ini.'' ucap Arumi.Setelah mendapat jawaban dari pemilik perusahaan, Arumi mematikan ponselnya.Derumesin mobil suami nya terdengar, setelah itu terdengar suara pintu terbuka dengan kasar.''Arumi...Arumi...Kamu ke mana ?'' teriak ArmanArumi keluar dari kamar sambil bersedekap dada. Arman melihat istrinya dengan tatapan yang sulit di Artikan.''Kenapa kamu kurang ajar sama mbak Sinta ? Apa Kedua orang tua mu mengajarkan itu ?'' tanya Arman"Saya akan bersikap sopan jika dia juga sopan dengan saya. Tapi jika dia tidak sopan dan menghina ,maka bukan salah ku menjawab.'' jawab Arumi tenang''Apa kamu gak bisa mengalah sama yang lebih tua, umur kita sama
Arumi dan Dinda berangkat ke kantor Arman,untung saja lelang nya di jadwalkan setelah jam makan siang,jadi Arumi bisa mempersiapkan semua. ''Kalau suami Bu Arumi tahu bagaimana ?'' ''Aku akan berusaha menghindari dia. Di sana dia hanya pegawai biasa,jadi gak mungkin dia ikut lelang. " ucap Arumi Dinda menganggukkan kepala, mobil merekaakhir nya sampai di kantor mereka. Arumi turun dari mobil kemudian masuk ke dalam lobi. "Maaf mbak, apa lelang nya sudah di mulai ?'' tanya Arumi ''Anda atas nama siapa , maaf ?'' ucap gadis cantik itu ''Arumi." ''Oh..iya,Ibu silakan masuk. Belum datang semua. Silakan anda naik ke lantai lima. Meeting nya ada di sana.'' ucap nya lagi, "Oh iya,terima kasih ya mbak." 'Sama sama Bu Arumi.'' Setelah masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai lima , Dinda melihat Arman masuk dari pintu utama. "Bu Arumi,itu suami anda, Sepertinya dia mau naik liff ini juga.'' ucap nya "Tapi kita gak bisa keluar sekarang, dia sudah terlalu dekat. lagi pula kita terh
" Kami telah memutuskan bahwa yang menjadi pemenang tender ini adalah PT. ALNARA yang dipimpin oleh Ibu Arumi. Sebenarnya saya merasa penasaran dengan Anda Bu Arumi. Sekarang banyak perusahaan baru yang berdiri,tapi saya akui bahwa perusahaan anda maju lebih pesat di bandingkan perusahaan lain. Selamat Ibu Arumi, anda adalah pemenang nya.'' ucap Pak Cakra . Tepuk tangan menggema diruangan tersebut, mereka menjabat tangan arumi dan memberikan selamat kepada Arumi karena memenangkan tender tersebut. ''Terima kasih pak,karena telah memberi kepercayaan kepada perusahaan kami untuk membangun tempat wisata yang akan anda buka." ucap Arumi sambil tersenyum "Semoga kerja sama ini berjalan dengan lancar Bu Arumi.'' "Aamiin." Riana berjalan ke hadapan Arumi,dan dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Selamat Bu Arumi,anda memang hebat bisa memenangkan tender ini. Sepertinya memang Pak Cakra sangat puas dengan presentasi anda. Semoga sukses Bu Arumi,sepertinya kita akan lebih s
Setelah Arman berangkat ke kantor,Arumi segera bersiap siap menuju lokasi proyek pertama. Ada lima proyek yang sedang dia kerjakan sekarang, dan tiga di antaranya sudah berjalan tujuh puluh lima persen, sedangkan dua lagi sudah selesai hanya menunggu peresmiannya saja. ''Bu Arumi, apa ibu sudah kirimkan rencana pembangunan serta anggaran pembangunan ke perusahaan itu ?'' tanya Dinda ''Nanti siang saya akan ketemu dengan mereka untuk membicarakan semua termasuk kontrak kerja sama. Sekarang aku mau kita cepat merampungkan pembangunan tiga proyek ini. " "Anda tidak usah khawatir Bu Arumi,tenaga kita sangat bertanggung jawab karena anda memperhatikan mereka juga." ucap sang mandor. Arumi melanjutkan jalannya untuk melihat sejauh mana pembangunan gedung itu berjalan. Arumi memeriksa bangunan yang berdiri kokoh tersebut. Dia bisa membedakan bangunan yang berkualitas baik dan yang berkualitas buruk. Sehingga jika ada kesalahan takaran dia bisa membedakan. Setelah mengunjungi proye
Arumi mematut dirinya di cermin, kemeja biru muda dan rok warna hitam menjadi autfit nya hari ini. Dia menyeret kopernya keluar kamar, Arman hanya memperhatikan istrinya tersebut dengan tatapan datar."Aku pergi dulu, Kamu urus kebutuhan kamu sendiri,kalau tidak minta bantuan Yuni atau Ibu. Aku tidak tahu berapa hari disana."''Kamu pergi dengan siapa saja ? Ada lelaki di sana ?''"Aku pergi dengan Dinda, juga teman yang lain. Aku tidak tahu apa mereka membawa pacar nya. ''"Kamu pergi kemana,daerah mana ?'' tanya Arman agak kesal"Kenapa ,kamu mau menyusul ke sana ? Kamu mau keluar uang buat pergi ke sana ?'' sindir ArumiArman hanya mendengus mendengar perkataan istrinya. "Aku yakin kamu sayang keluarkan uang buat aku. Hanya keluarga kamu yang kamu agung agungkan.''Arumi tak mau banyak berdebat, dia langsung menyeret kopernya keluar. Arman mengikuti istrinya yang sedang menaikkan kopernya ke atas motor. Memang Arumi sengaja berangkat dari kantor, dan motornya dia titipkan di kant
Arumi mematut dirinya di cermin, kemeja biru muda dan rok warna hitam menjadi autfit nya hari ini. Dia menyeret kopernya keluar kamar, Arman hanya memperhatikan istrinya tersebut dengan tatapan datar."Aku pergi dulu, Kamu urus kebutuhan kamu sendiri,kalau tidak minta bantuan Yuni atau Ibu. Aku tidak tahu berapa hari disana."''Kamu pergi dengan siapa saja ? Ada lelaki di sana ?''"Aku pergi dengan Dinda, juga teman yang lain. Aku tidak tahu apa mereka membawa pacar nya. ''"Kamu pergi kemana,daerah mana ?'' tanya Arman agak kesal"Kenapa ,kamu mau menyusul ke sana ? Kamu mau keluar uang buat pergi ke sana ?'' sindir ArumiArman hanya mendengus mendengar perkataan istrinya. "Aku yakin kamu sayang keluarkan uang buat aku. Hanya keluarga kamu yang kamu agung agungkan.''Arumi tak mau banyak berdebat, dia langsung menyeret kopernya keluar. Arman mengikuti istrinya yang sedang menaikkan kopernya ke atas motor. Memang Arumi sengaja berangkat dari kantor, dan motornya dia titipkan di kant