Share

Bab 05 Resto

Arman memang tidak pulang ke rumah nya semalam. Arumi sengaja tidak menghubunginya atau hanya sekedar mengirim pesan kepada suaminya. Pagi ini Arumi bersiap siap untuk pergi menemui Ibunya. Sudah satu bulan lebih Arumi belum ke sana,hanya lewat telpon saja dia komunikasi dengan ibu nya. Arumi juga sengaja tidak memasak apa pun untuk suaminya jika nanti dia pulang.

"Assalamualaikum...?'' ucap Arumi setelah sampai di rumah nya

" Waalaikumsalam...Arumi ? Kok sendirian, Arman mana ?'' tanya Ibu nya

"Dia tidak ikut Bu. Dia mengantar kakaknya sekeluarga pergi ke pantai buat liburan. Anak nya ulang tahun."

"kamu gak di ajak Rum ?'' tanya Ibu nya

Arum menggidikan bahunya,kemudian dia cerita tentang motor yang Yuni pinjam kepada Ibunya. Bukan maksud ngadu hanya utarakan isi hati. Lagi pula Ibunya tidakakan ikut campur urusan rumah tangganya.

"Kerjaan kamu masih lancar kan ?'' tanya Ibu nya

''Masih Bu, Sesekali Arumi datang ke kantor. Kan lebih deket dari rumah Arum daripada dari sini.''

"Apa Arman Tahu soal pekerjaan kamu ?''

"Arumi gak cerita sama sama siapa pun,lagi pula buat apa cerita Bu. Mas Arman tidak pernah tanya dan lagi dia tidak pernah jujur soal keuangannya. Berapa gajinya satu bulan. Jadi buat apa. Dan Mas Arman hanya memberiku uang harian buat belanja. "

''Apa ? Kok gitu ? berapa Suami kamu kasih uang belanja ?"

"Dua puluh lima ribu.''

"Astagfirullah..." ucap Ibu ya

''Sudah kita makan yuk. Panggil bapak gih !"

Arum mengangguk kemudian memanggil Pak Lukman yang ada dibelakang rumah.

" Habis makan temenin bapak antar pesenan yuk !" ajak pak lukman

"Banyak Pak Ikan Mas nya ? Hari ini setor berapa kilo ?''

"Banyak, satu Kuintal tapi buat empat resto deket Pantai. Katanya Arman ke pantai. Pantai mana ?''

''Arumi gak tahu Pak.''

"Kalian berantem ? Kalau pengantin baru wajar jika berantem karena belum bisa menyelami sifat masing masing. Nanti kalau udah lama dan memahami sifat masing-masing pasti semua terasa berbeda.'' ucap PakLukman menasehati Arumi.

Arumi mengangguk sambil tersenyum,inilah yang dia sukai dari kedua orang tuanya. Mereka sangat bijak menyikapi setiap masalah. Setelah makan, Arumi berangkat bersama Pak Lukman mengantar ikan ke restoran langganan.

"Biar Arumi yang bawa mobil nya pak.''

"Boleh,kamu kan pandai juga mengemudi mobil los bak begini.''

''Anak siapa dulu....Lukman bin Saleh." ucap Arumi bangga

Memang sejak dulu Arumi di ajarkan berbagai hal. darimengendarai motor,mobil los bak,juga mobil mewah pun pernah dia coba walau mereka belum memiliki mobil mewah.

"Gimana kerjaan kamu Rum ?''

''Alhamdulilallah lancar Pak. Walau usaha Arumi belum terlalu besar tapi sudah mulai dikenal perusahaan besar. Kemaren Arumi Ke kantor dan ke lapangan. semuanya lancar."

"Alhamdulillah...Apa kamu bilang sama Arman tentang pekerjaan kamu ?''

"Belum Pak.Mas Arman saja gak pernah jujur sama Arum tentang keuangan. berapa gaji nya sebulan tak pernah dia jujur sama Arumi."Jawab nya

"Ya sudah semua terserah kamu. Yang menjalani kamu,bapak akan dukung keputusan kamu asal kamu benar.''

"Tentu pak, terima kasih ." ucap Arum sambil tersenyum.

Satu jam lebih akhirnya mereka sampai di resto pertama. Pak Lukman menurunkan ikan segar kemudian membawanya masuk ke resto.

''Apa kabar Rum ?'' sapa seseorang dari dalam resto

"Pak Ibran. Alhamdulillah baik Pak. Bapak sendiri apa kabar, dua bulan gak ketemu.''

"Alhamdulillah juga baik.Maaf tidak bisa hadir di acara pernikahan kalian. Ibu sakit ,aku harus bawa beliau berobat jauh.''

''Tidak apa Pak.Sekarang kondisi ibu bagaimana ?"

''Alhamdulillah sudah baikan. Ya sudah, saya kembali kerja dulu ya Rum. Semoga bahagia dengan pernikahannya.''

"Aamiin. maksih Pak.''

Ibran tersenyum kemudian masuk ke Restonya. Pak Lukman keluar dengan amplop coklat di tangan nya.

"Ayo Rum,kita antar ke Resto lainnya.'' ajak Pak Lukman

Arum mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil untuk pergi ke resto selanjut nya. Hingga tiba di restoran terakhir,Pak Lukman mengangkatikan ikan nya ke dapur sedangkan Arumi menunggu di depan resto. Tanpa sengaja, dia melihat mobil suaminya terparkir rapi di depan resto tersebut. Arumi mendekati resto tersebut, dia mengintip dibalik tanaman hias resto tersebut. Di sana dia melihat suami nya sedang makan bersama seluruh keluarganya. Tapi yang membuat Arumi mengerutkan kening nya,ada seorang wanita cantik yang duduk di dekat suami nya. Arumi yakin dia bukanlah keluarga Arman. Semua keluarganya telah Arumi kenal .

Arumi meliaht mereka begitu dekat dan Akrab bahkan tak segan mereka saling kontak fisik.Tanpa Arumi sadari,PakLukman sudah ada di samping nya sambilmemegang amplop coklat di tangannya.

"Ada apa Rum ?'' Tanya Pak Lukman sambil mengikuti arah pandang putri nya

"Eh Bapak, sudah selesai ?"

"Kamu tunggu di mobil saja, Bapak mau beli sesuatu ke dalam.''

Arumi mengangguk kemudian menuju ke mobil nya. Pak Lukman masuk ke dalam resto dan menyapa pelayan resto dengan ramah.

''Mbak, tolong bungkuskan satu ayam panggang utuh. Biasa kesukaan Nyonya...!"

''Baik Pak. Ayam panggang mandu kesukaan Nyonya segera siap."

Bu Ida mendengar Pak Lukman menyebut kata nyonya.Pandangannya berubah sinis seketika.

"Dasar miskin...!" ucap nya

Pak Lukman menoleh karena mendengar ucapan besannya.

"Eh, Bu besan. Apa kabar , ada nak Arman juga. Oh iya Arumi mana ?'' tanya Pak Lukman Sengaja

"Emm...Dia ...dia.....!" ucap Arman agak takut

''Dia ke toilet Ya ? Wah...kalian sedang pesta, beruntung anakku mendapat suami yang royal. Samakeluarga saja royal apalagi sama istri. " ucap Pak Lukman menyindir

''Ini Pak, Ayampanggang buat Nyonya."

"Oh Iya ,terima kasih. Saya permisi, jangan lupa kalau saya titip salam sama putri ku tercinta. Ini uang nya mbak."

Setelah itu Pak Lukman pergi meninggalkan mereka, Pak Lukman masuk ke mobil nya, di sana ada Arumi yang tampak sedih.

''Jangan pernah mengeluarkan Air mata untuk suami dankeluarga macam mereka. Air mata putriku terlalu berharga.'' ucap Pak Lukman

''Maaf, ini semua pilihan Arum. Biarkan Arum menjalani nya dahulu. JIka Arum tidak sanggup,akan Arum akhiri."

"Bapak Dukung semua keputusan kamu. tapi jangan sekali kali kamu menangis. Hadapi mereka dengan cerdas. Huft...entah Bapak harus ngomong apa .''

"Maaf Pak..!''

"Ya sudah,kita pulang. Bapak beli Ayam panggang madu kesukaan kamu sama Nyonya. Hahahh...!"

Arumi tersenyum kemudian menjalankan mobil nya ke rumah. Sampai rumah Arumi menceritakan kejadian di resto kepada Ibu nya.

"Sudah,kita makan dulu. Biarkan suami mu dan ibu nya atau keluarga nya mau apa. Ibu tahu bahwa kamu bisa atasi mereka. Ucap Bu Dini menyemangati putrinya walau di dalam hati nya menyimpan kemarahan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status