Arum mengendarai motornya pulang,memang dia tidak menginap di rumah orang tuanya karena ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan. Pagar masih terkunci , itu menandakan suami nya belum pulang dari pantai. Arum masuk ke dalam rumah kemudian langsung membersihkan diri. Selain membantu Ayahnya mengantar ikan, dia juga membantu Ayahya menghitung pendapatan dari hasil penjualan ikan, dan memisah modal dan keuntungan. Memang Ayahnya yang pelihara ikan, tapi kalkulasi keuangan Arumi yang pegang,termasuk hasil penjulan kebun juga sawah. Semua di rekap Arumi,pengeluaran biaya biaya juga Arumi yang mengatur. Kedua orang tuanya hanya tinggal beres saja, tapi uang tetap Pak Lukman dan Istrinya yang pegang. Arumi hanya membantu mengatur pengeluaran dan pemasukan saja. Bahkan dirinya di gaji Pak Lukman karena mengatur administrasi hasil ikan dan kebun.
Arumi memesan makanan fia online karena dia malas untuk memasak, Setelah mandi pesanan nya datang, Dia menikmati makan malam dengan kesendiriannya. Di saat dia makan, Mobil suaminya berhenti di halaman. Arumi sengaja tidak menyambut nya, dia menikmati makanan nya di sofa sambil melihat televisi.
Arman masuk tanpa permisi, tanpa mengucapkan sepetah kata pun. Arumi pun sama, dia tidak bicara sedikit pun,dia menganggap suami nya tidak ada.
''Kamu tidak masak ?'' tanya Arman sambil membuka tudung saji. Arumi hanya menggeleng dan melanjutkan makan nya.
"Kamu makan sendiri sedangkan suami mu kelaparan. Kamu jajan di luar ? hari ini aku tidak memberimu uang belanja. Kamu dapat uang dari mana ?'' tanya Arman
Tapi Arumi lagi lagi hanya diam, Dia masih melanjutkan makannya.
"Kalau di tanya jawab Rum. Kamu gak tuli kan ?'' Tanya Arman
Arumi tetap diam, Arman masuk ke kamar mandi dengan kesal.Perut nya terasa lapar karena di tadi hanya makan siang saja di resto itu. Saat Arman mandi, ponsel nya berdering. Arumi mengambil ponsel nya dan membaca nama yang menelpon.
"Riana Wijaya !" gumam Arumi. Dia seperti pernah mendengar nama itu, tapi dia lupa.
Arumi mengangkat telponnya kemudian menempelkan nya ke telinga.
'' Halo sayang,kamu sudah sampai ? Jangan lupa besok Ya. Aku tunggu di kantor Aku. Kenapa kamu diam saja ? ada istrimu Ya ? Ya sudah ,pokok nya jangan lupa besok .''
Riana kemudian mematikan panggilannya, Arumi mengepalkan tangan nya. Suami nya bermain main di belakang nya padahal usia pernikannya baru seumur jagung. Arumi kemudian membuka room chat milik suami nya, di bukanya nama Riana Wijaya dan terdapat percakapan suami nya dengan wanita itu.
Dada Arumi bergemuruh membaca semua chat tersebut. Bahkan Arman berjanji akan menikahi Riana diam diam. Setelah itu Arumi membuka room chat keluarga Arman dan hebat nya dirinya tidak di ikutkan di grub tersebut. Dia sana Arumi membaca berbagai macam hinaan yang keluarga Arman lontarkan padanya juga pada kedua orang tuanya. Mereka juga menyanjung Riana Wijaya yang notabene anak orang kaya.
Arumi meletakkan ponsel Arman karena mendengar nya selesai mandi. Arumi bersikap biasa saja, dia tidak mau gegabah. Dia akan menyikapi nya dengan cantik perbuatan suami dan keluarga suaminya.
"Buatkan aku sesuatu Rum,aku lapar." pintanya
Hanya ada sisa nasi kemaren di rice cooker. Arumi membuatkan makan malam suami nya dengan diam. Dia hanya membuat nasi goreng saja dan satu telur ceplok karena memang diabelum belanja. Setelah selesai, Arumi meletakkan nasi goreng didepan suami nya juga secangkir teh,kemudian Arumi pergi ke kamar nya.
"Halo ? Tolong siap kan semua nya besok. Mungkin Saya akan langsung ke lapangan besok. Oh Iya, apa anda kenal Riana Wijaya ?'' tanya Arumi pada seseorang di sebrang sana.
"Oh...oke. Terimakasih informasinya.''
Arumi kemudian menutup sambungan telpon nya. Kemudian dia cek Email yang masuk ke dalam ponsel nya. Arman masuk ke dalam kamar, tapi Arumi masih mengabaikan nya.
''Kenapa diamin aku ?" tanya Arman
Arumi masih diam tanpa menjawab. Arman geram dengan sikap diam Arumi.
"Apa kamu gak bisa jawab semua yang aku tanya ?" ucap nya agak kasar
"Aku harus jawab apa , siapa yang diamin aku duluan ?''
''Itu karena kamu keterlaluan Rum.Kamu tidak mengerti aku sama sekali. Aku masih kumpulin uang, buat masa depan kita. Makanya aku gak banyakkasih kamu uang belanja. Aku masih bagi sama Ibu buat bantu kuliah Yuni." Ucap Arman dengan raut wajah sedih
''Iya kah ? kumpulin uang buat masa depan ya ? terus ini apa ?'' Arumi menunjukkan Struk belanja, Nota resto serta berbagai macam mainan yang Arman beli. Jika di total semuanya mencapai satu setengah juta lebih.
"Itu...itu....di ganti kok. Mbak Sinta pinjam sama Aku,nanti mau diganti.''
"Oh ya ? Kalau di ganti, tambahin sedikit buat dp motor buat Yuni. Tiap bulan mas yang angsur kalau tidak minta tolong mbak Sinta buat tambahin Dp nya. Dia kan juga anak nya ibu.'' ucap Arumi
"Ya gak bisa begitu Rum. Mas kan anak laki-laki,jadi harus lebih berperan. Mbak Sinta anak perempuan,itu beda lagi Rum ."ucap Arman lagi
"Terserah...tapi jangan libatkan aku. Bagi keluargaku anak perempuan atau lelaki sama posisinya dan tanggung jawab nya. Udah aku mau tidur. Ngantuk."
Arumi meletakkan ponselnya di dekat nya kemudian dia tidur membelakangi suami nya. Setelah mengetahui suami nya selingkuh, dia merasa risih dengan lelaki di sebelah nya itu. Arman mendengus kemudian menyusul tidur di sebelah nya. Saat tangannya memeluk Arumi, dia menyingkirkan tangan suami nya. Dengan terpaksa Arman tidur tanpa memeluk Arumi.
Pagi hari, arumi menyiapkan kopi dan roti untuk Arman seperti biasa. Arman mendekati istrinya dan memeluk nya dari belakang.
''Maafkan Mas Rum. Nanti mas bilang mbak Sinta buat bantu dp motor. Jangan diamin mas terus. Maafkan mas.'' ucap nya
Lama-lama Arumi juga tidak tega dengan lelaki di belakang nya tersebut. Mungkin dia akan memberi kesempatan , Untuk Riana, Arum akan mencari tahu dan melihat perkembangan hubungan mereka.
"Sarapan lah.Nanti terlambat.'' ucap Arumi datar
Arman melepaskan pelukannya kemudian memakan sarapannya.
''Ini uang belanja nya. Aku tidak pulang makan siang nanti, ada pekerjaan yang harus mas kerjakan." ucap nya sambil meletakkan uang dua puluh lima ribu di atas meja.
''Mas berangkat ya.'' Ucap nya sambil mencium kening Arumi. Dan Arumi hanya tersenyum tipis.
Setelah Arman berangkat, Arumi membereskan rumah segera karena dia juga harus pergi. Arumi mengenakan kemeja salem dan bawahan rok berbahan jins warna navy dengan warna hijab senada dengan kemejanya. Setelah di kira penampilannya cukup,Arumi mengendarai motor nya menuju ke lapangan.
Setengah Jam Arumi sampai ,di sana diasudah di tunggu seseorang yang dia telpon semalam.
''Semua yang Ibu butuhkan ada di sini. Silakan Bu.''
"Terima kasih Pak. Apa mereka sudah datang ?''
''Belum Bu,mereka masih di jalan.''
''Ya sudah ,kita ke sana dulu. Kita lihat pekerjaan mereka.''
Mereka berjalan menuju pekerja nya. Arumi melihat hasil pekerjaan anak buah nya yang tergolong memuaskan. Arumi selalu mengandalkan kualitas sehingga banyak klien yang puas dengan hasil kerjanya.
"Selamat Pagi Bu Arumi,maaf kami terlambat karena keteledoran karyawan kami tadi.'' ucap Pak Panca wakil dari perusahaan PT BIMA SAKTI"Iya,tidak mengapa. Lebih baik kita lihat hasil dari pembangunan penginapan nya." Ajak Arumi''Silahkan anda lihat model bangunan dan kekuatan bangunan nya. Saya selalu mengandalkan kualitas bangunan. Juga sesuai permintaan klien. Pengerjaan sudah mencapai 70 persen. Silakan anda lihat lagi. Jika ada yang kurang bisa kami perbaiki.'' ucap Arumi sambil berkeliling menunjukkanhasil kerja tim nya.''Wah...hasilkerja anda memang bagus ,tidak kalah saing dengan perusahaan besar lainnya yang bergerak dalam bidang ini. Dan Anda Arsitek yang jitu. Bos kami pasti puas dengan hasil nya.'' ucap Pak Panca''Aamiin, semoga kerja sama kita tetap terjalin di kemudian hari.'' ucap Arumi.''Mari kita lanjutkan Bu Arumi.''Mereka melanjutkan berkeliling hingga jam Sebelas siang. Setelah mereka kembali ke kantor, Arumi juga pergi ke kantor nya bersama asistennya."Kenapa
Arumi pulang dari kantor sebelum suaminya pulang kerja. Dia mampir membeli lauk untuk suami nya saat di jalan tadi. Arumi mengecek pembayaran oleh klien nya, bibir nya menyunggingkan senyum karena perusahaan itu melunasi pembayarannya.''Halo, Assalamualaikum. Terima kasih pak,pembayarannya sudah masuk. Semoga Anda puas dengan kerja sama ini.'' ucap Arumi.Setelah mendapat jawaban dari pemilik perusahaan, Arumi mematikan ponselnya.Derumesin mobil suami nya terdengar, setelah itu terdengar suara pintu terbuka dengan kasar.''Arumi...Arumi...Kamu ke mana ?'' teriak ArmanArumi keluar dari kamar sambil bersedekap dada. Arman melihat istrinya dengan tatapan yang sulit di Artikan.''Kenapa kamu kurang ajar sama mbak Sinta ? Apa Kedua orang tua mu mengajarkan itu ?'' tanya Arman"Saya akan bersikap sopan jika dia juga sopan dengan saya. Tapi jika dia tidak sopan dan menghina ,maka bukan salah ku menjawab.'' jawab Arumi tenang''Apa kamu gak bisa mengalah sama yang lebih tua, umur kita sama
Arumi dan Dinda berangkat ke kantor Arman,untung saja lelang nya di jadwalkan setelah jam makan siang,jadi Arumi bisa mempersiapkan semua. ''Kalau suami Bu Arumi tahu bagaimana ?'' ''Aku akan berusaha menghindari dia. Di sana dia hanya pegawai biasa,jadi gak mungkin dia ikut lelang. " ucap Arumi Dinda menganggukkan kepala, mobil merekaakhir nya sampai di kantor mereka. Arumi turun dari mobil kemudian masuk ke dalam lobi. "Maaf mbak, apa lelang nya sudah di mulai ?'' tanya Arumi ''Anda atas nama siapa , maaf ?'' ucap gadis cantik itu ''Arumi." ''Oh..iya,Ibu silakan masuk. Belum datang semua. Silakan anda naik ke lantai lima. Meeting nya ada di sana.'' ucap nya lagi, "Oh iya,terima kasih ya mbak." 'Sama sama Bu Arumi.'' Setelah masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai lima , Dinda melihat Arman masuk dari pintu utama. "Bu Arumi,itu suami anda, Sepertinya dia mau naik liff ini juga.'' ucap nya "Tapi kita gak bisa keluar sekarang, dia sudah terlalu dekat. lagi pula kita terh
" Kami telah memutuskan bahwa yang menjadi pemenang tender ini adalah PT. ALNARA yang dipimpin oleh Ibu Arumi. Sebenarnya saya merasa penasaran dengan Anda Bu Arumi. Sekarang banyak perusahaan baru yang berdiri,tapi saya akui bahwa perusahaan anda maju lebih pesat di bandingkan perusahaan lain. Selamat Ibu Arumi, anda adalah pemenang nya.'' ucap Pak Cakra . Tepuk tangan menggema diruangan tersebut, mereka menjabat tangan arumi dan memberikan selamat kepada Arumi karena memenangkan tender tersebut. ''Terima kasih pak,karena telah memberi kepercayaan kepada perusahaan kami untuk membangun tempat wisata yang akan anda buka." ucap Arumi sambil tersenyum "Semoga kerja sama ini berjalan dengan lancar Bu Arumi.'' "Aamiin." Riana berjalan ke hadapan Arumi,dan dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Selamat Bu Arumi,anda memang hebat bisa memenangkan tender ini. Sepertinya memang Pak Cakra sangat puas dengan presentasi anda. Semoga sukses Bu Arumi,sepertinya kita akan lebih s
Setelah Arman berangkat ke kantor,Arumi segera bersiap siap menuju lokasi proyek pertama. Ada lima proyek yang sedang dia kerjakan sekarang, dan tiga di antaranya sudah berjalan tujuh puluh lima persen, sedangkan dua lagi sudah selesai hanya menunggu peresmiannya saja. ''Bu Arumi, apa ibu sudah kirimkan rencana pembangunan serta anggaran pembangunan ke perusahaan itu ?'' tanya Dinda ''Nanti siang saya akan ketemu dengan mereka untuk membicarakan semua termasuk kontrak kerja sama. Sekarang aku mau kita cepat merampungkan pembangunan tiga proyek ini. " "Anda tidak usah khawatir Bu Arumi,tenaga kita sangat bertanggung jawab karena anda memperhatikan mereka juga." ucap sang mandor. Arumi melanjutkan jalannya untuk melihat sejauh mana pembangunan gedung itu berjalan. Arumi memeriksa bangunan yang berdiri kokoh tersebut. Dia bisa membedakan bangunan yang berkualitas baik dan yang berkualitas buruk. Sehingga jika ada kesalahan takaran dia bisa membedakan. Setelah mengunjungi proye
Arumi mematut dirinya di cermin, kemeja biru muda dan rok warna hitam menjadi autfit nya hari ini. Dia menyeret kopernya keluar kamar, Arman hanya memperhatikan istrinya tersebut dengan tatapan datar."Aku pergi dulu, Kamu urus kebutuhan kamu sendiri,kalau tidak minta bantuan Yuni atau Ibu. Aku tidak tahu berapa hari disana."''Kamu pergi dengan siapa saja ? Ada lelaki di sana ?''"Aku pergi dengan Dinda, juga teman yang lain. Aku tidak tahu apa mereka membawa pacar nya. ''"Kamu pergi kemana,daerah mana ?'' tanya Arman agak kesal"Kenapa ,kamu mau menyusul ke sana ? Kamu mau keluar uang buat pergi ke sana ?'' sindir ArumiArman hanya mendengus mendengar perkataan istrinya. "Aku yakin kamu sayang keluarkan uang buat aku. Hanya keluarga kamu yang kamu agung agungkan.''Arumi tak mau banyak berdebat, dia langsung menyeret kopernya keluar. Arman mengikuti istrinya yang sedang menaikkan kopernya ke atas motor. Memang Arumi sengaja berangkat dari kantor, dan motornya dia titipkan di kant
Arumi mematut dirinya di cermin, kemeja biru muda dan rok warna hitam menjadi autfit nya hari ini. Dia menyeret kopernya keluar kamar, Arman hanya memperhatikan istrinya tersebut dengan tatapan datar."Aku pergi dulu, Kamu urus kebutuhan kamu sendiri,kalau tidak minta bantuan Yuni atau Ibu. Aku tidak tahu berapa hari disana."''Kamu pergi dengan siapa saja ? Ada lelaki di sana ?''"Aku pergi dengan Dinda, juga teman yang lain. Aku tidak tahu apa mereka membawa pacar nya. ''"Kamu pergi kemana,daerah mana ?'' tanya Arman agak kesal"Kenapa ,kamu mau menyusul ke sana ? Kamu mau keluar uang buat pergi ke sana ?'' sindir ArumiArman hanya mendengus mendengar perkataan istrinya. "Aku yakin kamu sayang keluarkan uang buat aku. Hanya keluarga kamu yang kamu agung agungkan.''Arumi tak mau banyak berdebat, dia langsung menyeret kopernya keluar. Arman mengikuti istrinya yang sedang menaikkan kopernya ke atas motor. Memang Arumi sengaja berangkat dari kantor, dan motornya dia titipkan di kant
Setelah sarapan,Arumi dan Tim nya pergi ke Bukit Senja. Ajeng mengajak Arumi mengelilingi bukit tersebut."Kakak mau ke curug kecil nya ? Di sana ada sungai kecil yang menghubungkan dengan kebun di sekitar Bukit ini. Air nya juga sampai ke bawah bukit, dan sebagian di gunakan untuk mengairi kebun warga." ucap Ajeng''Boleh." ucap Arumi sambil tersenyumAjeng meraih tangan Arumi kemudian mengajaknya ke curug tersebut. Arumi melihat tangan Ajeng yang menggenggam tangan nya. Ajeng melepas genggaman nya saat Arumi merasa dirinya kurang nyaman."Maaf, jika sikapku tidak membuat kakak nyaman. Ajeng gak akan lakukan lagi.'' ucap nya sambil menundukArumi tersenyum tipis, karena memang dia merasa Ajeng sok kenal dan sok dekat dengan Arumi. Sejak itu, Ajeng lebih menjaga sikapnya terhadap Arumi. Dia lebih banyak berbaur dengan yang lain. Ajeng akan berada di dekat Arumi hanya saat Arumi ingin di tunjukkan tempat lain di bukit itu.Menjelang makan siang, Arumi mengajak semuanya kembali ke pengi