Share

Bab 06 Riana Wijaya

Arum mengendarai motornya pulang,memang dia tidak menginap di rumah orang tuanya karena ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan. Pagar masih terkunci , itu menandakan suami nya belum pulang dari pantai. Arum masuk ke dalam rumah kemudian langsung membersihkan diri. Selain membantu  Ayahnya mengantar ikan, dia juga membantu Ayahya menghitung pendapatan dari hasil penjualan ikan, dan memisah modal dan keuntungan. Memang Ayahnya yang pelihara ikan, tapi kalkulasi keuangan Arumi yang pegang,termasuk hasil penjulan kebun juga sawah. Semua di rekap Arumi,pengeluaran biaya biaya juga Arumi yang mengatur. Kedua orang tuanya hanya tinggal beres saja, tapi uang tetap Pak Lukman dan Istrinya yang pegang. Arumi hanya membantu mengatur pengeluaran dan pemasukan saja.  Bahkan dirinya di gaji Pak Lukman karena mengatur administrasi hasil ikan dan kebun.

Arumi memesan makanan fia online karena dia malas untuk memasak, Setelah mandi pesanan nya datang, Dia menikmati makan malam dengan kesendiriannya. Di saat dia makan, Mobil suaminya berhenti di halaman. Arumi sengaja tidak menyambut nya, dia menikmati makanan nya di sofa sambil melihat televisi. 

Arman masuk tanpa permisi, tanpa mengucapkan sepetah kata pun. Arumi pun sama, dia tidak bicara sedikit pun,dia menganggap suami nya tidak ada.

''Kamu tidak masak ?'' tanya Arman sambil  membuka tudung saji. Arumi hanya menggeleng dan melanjutkan makan nya.

"Kamu makan sendiri sedangkan suami mu kelaparan. Kamu jajan di luar ? hari ini aku tidak memberimu uang belanja. Kamu dapat uang dari mana ?'' tanya Arman

Tapi Arumi lagi lagi hanya  diam, Dia masih melanjutkan makannya.

"Kalau di tanya jawab Rum. Kamu gak tuli kan ?'' Tanya Arman

Arumi tetap diam, Arman masuk ke kamar mandi dengan kesal.Perut nya terasa lapar karena di tadi hanya makan siang saja di resto itu.  Saat Arman mandi, ponsel nya berdering. Arumi mengambil ponsel nya dan membaca nama yang menelpon.

"Riana Wijaya !" gumam Arumi. Dia seperti pernah mendengar nama itu, tapi dia lupa.

Arumi mengangkat telponnya kemudian menempelkan nya ke telinga.

'' Halo sayang,kamu sudah sampai ? Jangan lupa besok Ya. Aku tunggu di kantor Aku. Kenapa kamu diam saja ? ada istrimu Ya ? Ya sudah ,pokok nya jangan lupa besok .''

Riana kemudian mematikan panggilannya, Arumi mengepalkan tangan nya.  Suami nya bermain main di belakang nya padahal usia pernikannya baru seumur jagung. Arumi kemudian membuka room chat milik suami nya, di bukanya nama Riana Wijaya dan terdapat percakapan suami nya dengan wanita itu. 

Dada Arumi bergemuruh membaca semua chat tersebut. Bahkan Arman berjanji akan menikahi Riana diam diam.  Setelah itu Arumi membuka room chat keluarga Arman dan hebat nya dirinya tidak di ikutkan di grub tersebut.  Dia sana Arumi membaca berbagai macam hinaan yang keluarga Arman lontarkan padanya juga pada kedua orang tuanya.  Mereka juga menyanjung Riana Wijaya yang notabene anak orang kaya.

Arumi meletakkan ponsel Arman karena mendengar nya selesai mandi. Arumi bersikap biasa saja, dia tidak mau gegabah. Dia akan menyikapi nya dengan cantik perbuatan suami dan keluarga suaminya.

"Buatkan aku sesuatu Rum,aku lapar." pintanya

Hanya ada sisa nasi kemaren di rice cooker. Arumi membuatkan makan malam suami nya dengan diam. Dia hanya membuat nasi goreng saja dan satu telur ceplok karena memang diabelum belanja. Setelah selesai, Arumi meletakkan nasi goreng didepan suami nya juga secangkir teh,kemudian Arumi pergi ke kamar nya. 

"Halo ? Tolong siap kan semua nya besok. Mungkin Saya akan langsung ke lapangan besok. Oh Iya, apa anda kenal Riana Wijaya ?'' tanya Arumi pada seseorang di sebrang sana.

"Oh...oke. Terimakasih informasinya.'' 

Arumi kemudian menutup sambungan telpon nya. Kemudian dia cek Email yang masuk ke dalam ponsel nya. Arman masuk ke dalam kamar, tapi Arumi masih mengabaikan nya.

''Kenapa diamin aku ?" tanya Arman

Arumi masih diam tanpa menjawab. Arman geram dengan sikap diam Arumi. 

"Apa kamu gak bisa jawab semua yang aku tanya ?" ucap nya agak kasar

"Aku harus jawab apa , siapa yang diamin aku duluan ?''

''Itu karena kamu keterlaluan Rum.Kamu tidak mengerti aku sama sekali. Aku masih kumpulin uang, buat masa depan kita. Makanya aku gak banyakkasih kamu uang belanja. Aku masih bagi sama Ibu buat bantu kuliah Yuni." Ucap Arman dengan raut wajah sedih

''Iya kah ? kumpulin uang buat masa depan ya ? terus ini apa ?'' Arumi menunjukkan Struk belanja, Nota resto serta berbagai macam mainan yang Arman beli. Jika di total semuanya mencapai satu setengah juta lebih. 

"Itu...itu....di ganti kok. Mbak Sinta pinjam sama Aku,nanti mau diganti.''

"Oh ya ? Kalau di ganti, tambahin sedikit buat dp motor buat Yuni. Tiap bulan mas yang angsur kalau tidak minta tolong mbak Sinta buat tambahin Dp nya. Dia kan juga anak nya ibu.'' ucap Arumi 

"Ya gak bisa begitu Rum. Mas kan anak laki-laki,jadi harus lebih berperan. Mbak Sinta anak perempuan,itu beda lagi Rum ."ucap Arman lagi

"Terserah...tapi jangan libatkan aku. Bagi keluargaku anak perempuan atau lelaki sama posisinya dan tanggung jawab nya. Udah aku mau tidur. Ngantuk."

Arumi  meletakkan ponselnya di dekat nya kemudian dia tidur membelakangi suami nya.  Setelah mengetahui suami nya selingkuh, dia merasa risih dengan lelaki di sebelah nya itu. Arman mendengus kemudian menyusul tidur di sebelah nya. Saat tangannya memeluk Arumi, dia menyingkirkan tangan suami nya. Dengan terpaksa Arman tidur tanpa memeluk Arumi.

Pagi hari, arumi menyiapkan kopi dan roti untuk Arman seperti biasa. Arman mendekati istrinya dan memeluk nya dari belakang.

''Maafkan Mas Rum. Nanti mas bilang mbak Sinta buat bantu dp motor. Jangan diamin mas terus. Maafkan mas.'' ucap nya

Lama-lama Arumi juga tidak tega dengan lelaki di belakang nya tersebut. Mungkin dia akan memberi kesempatan , Untuk  Riana, Arum akan mencari tahu dan melihat perkembangan hubungan mereka.

"Sarapan lah.Nanti terlambat.'' ucap Arumi datar

Arman melepaskan pelukannya kemudian memakan sarapannya.

''Ini uang belanja nya. Aku tidak pulang makan siang nanti, ada pekerjaan yang harus mas kerjakan." ucap nya sambil meletakkan uang dua puluh lima ribu di atas meja.

''Mas berangkat ya.'' Ucap nya sambil mencium kening Arumi. Dan Arumi hanya tersenyum tipis. 

Setelah Arman berangkat, Arumi membereskan rumah segera karena dia juga harus pergi.  Arumi mengenakan kemeja salem dan bawahan rok berbahan jins warna navy dengan warna hijab senada dengan kemejanya.  Setelah di kira penampilannya cukup,Arumi mengendarai motor nya menuju ke lapangan. 

Setengah Jam Arumi sampai ,di sana diasudah di tunggu seseorang yang dia telpon semalam. 

''Semua yang Ibu butuhkan ada di sini. Silakan Bu.''

"Terima kasih Pak. Apa mereka sudah datang ?''

''Belum Bu,mereka masih di jalan.'' 

''Ya sudah ,kita ke sana dulu. Kita lihat pekerjaan mereka.''

Mereka berjalan menuju pekerja nya. Arumi melihat hasil pekerjaan anak buah nya yang tergolong memuaskan. Arumi selalu mengandalkan kualitas sehingga banyak klien yang puas dengan hasil kerjanya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status