"Selamat Pagi Bu Arumi,maaf kami terlambat karena keteledoran karyawan kami tadi.'' ucap Pak Panca wakil dari perusahaan PT BIMA SAKTI
"Iya,tidak mengapa. Lebih baik kita lihat hasil dari pembangunan penginapan nya." Ajak Arumi
''Silahkan anda lihat model bangunan dan kekuatan bangunan nya. Saya selalu mengandalkan kualitas bangunan. Juga sesuai permintaan klien. Pengerjaan sudah mencapai 70 persen. Silakan anda lihat lagi. Jika ada yang kurang bisa kami perbaiki.'' ucap Arumi sambil berkeliling menunjukkanhasil kerja tim nya.
''Wah...hasilkerja anda memang bagus ,tidak kalah saing dengan perusahaan besar lainnya yang bergerak dalam bidang ini. Dan Anda Arsitek yang jitu. Bos kami pasti puas dengan hasil nya.'' ucap Pak Panca
''Aamiin, semoga kerja sama kita tetap terjalin di kemudian hari.'' ucap Arumi.
''Mari kita lanjutkan Bu Arumi.''
Mereka melanjutkan berkeliling hingga jam Sebelas siang. Setelah mereka kembali ke kantor, Arumi juga pergi ke kantor nya bersama asistennya.
"Kenapa anda lebih suka naik motor Bu Arumi ?'' tanya Asistennya
''Lebih cepat,bisa menghindari kemacetan ,dan bisa selip sana selip sini. Hahahh...."
''Mobil kantor hanya untuk kita kita saja. BU Arumi jarang pake.''
''Gak apa,Kalau aku butuh pasti pake. Saya lebih suka naik motor. Ya sudah,kita makan siang sekalian baru ke kantor. Kamu mau makan di mana Din ?'' tanya Arumi
"Aku ikut aja lah kemana Bos ngajak makan.''
"Oke..naik motor ya. Biar mobil nya dibawa sopir.'' ucap Arumi
''Ya ampun...Ibu...rambutku yang indah ini berantakan dong...!" ucap Dinda di buat buat
''Ih...lebay...hahhah....!"
'Bu bos aja naik motor masa iya aku gak mau naik motor. Cus Bu bos saya sudah lapar...!"
''Oke...kita OTW !!!
Arumi mengajak Dinda makan di resto Indonesia karena memang Arumi pecinta masakan indonesia.
"Kamu pesan apa Din. Biar saya panggil pelayan nya. Mbak....!" ucap Arumi sambil memanggil pelayan resto .
''Iya Bu silakan pesan apa ?'' Tanya pelayan tersebut
''Saya ikut Bu Arumi saja.'' ucap Dinda
''Oke...Saya pesan ikan bawal bakar dua,cumi goreng tepung porsi sedang satu. ayam bakar dua.minum nya Es jeruk saja dua sama air mineral dua. Sudah itu saja.''
Dinda melihat dafar harga yang di pesan Arumi. Dia tersenyum tipis melihat harga nya. Satu kali makan di sini bisa buat beli nasi padang pagi siang sore. Dinda menggaruk kepalanya karena dia harus mengeluarkan uang banyak untuk makan siang ini.
''Kenapa Din ?'' tanya Arum
''Enggak Bu,heheh...!"
Arumi mengerutkan kening nya,kemudian dia baru menyadari saat dinda melihat isi dompet nya di bawah meja. Arumi tersenyum sambil melihat gadis di depannya itu. Makanan sudah datang,dan Arumi meminta dinda segera memakan nya.
''Ayo makan Din...!'' ucap Arumi sambil memfoto makanan di depannya kemudian memposting nya di Story Wathsapp juga f******k nya. Dia sengaja melakukan itu untuk melihat reaksi keluarga suaminya.
Dinda makan dengan agak ragu, Arumi memang sedikit mengerjainya.tapi lama-lama dia tidak tega juga.
"Makanlah dengan tenang,semua sudah aku bayar ." Bisik Arumi sambil memajukan tubuh nya mendekati dinda.
Arumi terkekeh melihat tingkah malu-malu Dinda. Sejak pertama Dinda melamar pekerjaan dikantor nya,Arumi suka menjahili nya. Dia seperti adek bagi Arumi,kelucuan serta kepolosan dinda yang membuat Arumi menyukai nya.
Saat mereka sedang makan, datanglah seseorang yang Arumi kenal. Dia melihat Arumi dengan tatapan maut nya.
"Arumi, Suami sibuk kerja banting tulang. Kamu enak enak di sini makan enak. Kaya gini kamu masih Protes sama Arman soal ke pantai kemaren. Saya ini kakak nya Arman, dan kamu hanya orang lain yang di jadikan istri oleh nya.'' ucap Sinta
Arumi hanya diam sambil mengangkat sebelah alis nya,ternyata selama ini dirinya tidak di terima di keluarga Arman.
''Sebentar, tadi mbak sinta bilang Aku di sini makan enak sedangkan suamiku kerja banting tulang. Lalu yang mbak sinta lakukan di sini bagaimana, apalagi sambil membawa belanjaan banyak. Kalau Mbak Sinta bisa belanja sebanyak ini, tentu bisa dong kembalikan uang suami saya. Oh Iya, satu lagi jika saya adalah orang lain yang kebetulan di nikahi mas Arman berarti sama dengan mbak Sinta yang kebetulan di nikahi mas Rendy. Lagi pula saya di sini,teman saya yang traktir.mana bisa saya beli makanan sebanyak ini sedangkan suami ku hanya kasih aku dua puluh lima ribu sehari.'' ucap Arumi sambil tersenyum tipis
"Apa , Anda hanya di kasih dua puluh lima ribu sehari ? itu dapat apa ?'' ucap Dinda
''Masih mending kamu di kasih segitu, dari pada gak sama sekali." ucap Sinta lagi
''Lha terus yang ngasih nafkah batin sama adik mbak siapa ? apa iya mbak mau ngelonin adek mbak ? Harga Ja**y saja gak dapet dua puluh lima ribu lho mbak. " ucap Dinda lagi
''Hus...ngomong apa kamu.'' ucap Arumi sambil tersenyum.
"Ya kan bener Bu Arumi. Keuangan di atur sama keluarganya,kenapa suami mbak Arumi gak minta nafkah batin saja sama keluarganya ?''
Arumi mengangkat bahunya, sedangan wajah Sinta merah padam mendengar ucapan Dinda. Dia pergi meninggalkan Arumi tanpa bicara apa pun.
''Udah,kita makan lagi aja yuk. Paling sebentar lagi ngadu sama Adek nya.'' ucap Arumi sambil kembali duduk dan menyantap makanan nya. Baru berapa menit, ponsel Arumi berdering. Arman menelpon dirinya ,dia mendapat aduan dari Mbak Sinta.
"Assalaamualaikum.....!" jawab Arumi
''Kamu keterlaluan Rum,kenapa bicara seperti itu sama Mbak Sinta ? Mau kamu apa ?''
''Oh....ternyata ngadu, adek kakak sama aja tukang ngadu. mau aku apa, Aku mau cerai !" ucap Arumi kemudian mematikan ponsel nya.
Arman menelponnya berkali-kali, tapi Arumi mengabaikannya. Dia melanjutkan makan siang nya bersama Dinda. Setelah makan siang, Mereka kembali ke kantor dengan membawa minuman dingin untuk anak buah nya.
Arumi selalu memperhatikan karyawannya,apalagi saat lembur. Arumi pasti memberikan mereka makan sore agar mereka juga royal dalam bekerja. Sekitar jam empat sore Arumi pulang ke rumah, dan baru saja dia mendapat foto suami nya sedang bersama Riana di pusat perbelanjaan.
''Riana Wijaya, Semoga kamu gak menyesal.'' ucap Arumi sambil tersenyum tipis.
Entah kenapa Arumi tidak merasa cemburu sekarang, dia malah merasa kasihan dengan Riana. Arumi sudah bertekat dari dalam hati bahwa dirinya tak akan memberikan nafkah batin kepada suami nya. Hatinya sudah terluka dengan perlakuan keluarga suami nya, Jika harus berpisahmaka terjadilah. Arumi tak akan pernah malu karena usia pernikahannya seumur jagung, dari pada setiap hari dia harus makan hati atas perlakuan keuarga suami nya,juga sikap pelit suami nya.
Arumi pulang dari kantor sebelum suaminya pulang kerja. Dia mampir membeli lauk untuk suami nya saat di jalan tadi. Arumi mengecek pembayaran oleh klien nya, bibir nya menyunggingkan senyum karena perusahaan itu melunasi pembayarannya.''Halo, Assalamualaikum. Terima kasih pak,pembayarannya sudah masuk. Semoga Anda puas dengan kerja sama ini.'' ucap Arumi.Setelah mendapat jawaban dari pemilik perusahaan, Arumi mematikan ponselnya.Derumesin mobil suami nya terdengar, setelah itu terdengar suara pintu terbuka dengan kasar.''Arumi...Arumi...Kamu ke mana ?'' teriak ArmanArumi keluar dari kamar sambil bersedekap dada. Arman melihat istrinya dengan tatapan yang sulit di Artikan.''Kenapa kamu kurang ajar sama mbak Sinta ? Apa Kedua orang tua mu mengajarkan itu ?'' tanya Arman"Saya akan bersikap sopan jika dia juga sopan dengan saya. Tapi jika dia tidak sopan dan menghina ,maka bukan salah ku menjawab.'' jawab Arumi tenang''Apa kamu gak bisa mengalah sama yang lebih tua, umur kita sama
Arumi dan Dinda berangkat ke kantor Arman,untung saja lelang nya di jadwalkan setelah jam makan siang,jadi Arumi bisa mempersiapkan semua. ''Kalau suami Bu Arumi tahu bagaimana ?'' ''Aku akan berusaha menghindari dia. Di sana dia hanya pegawai biasa,jadi gak mungkin dia ikut lelang. " ucap Arumi Dinda menganggukkan kepala, mobil merekaakhir nya sampai di kantor mereka. Arumi turun dari mobil kemudian masuk ke dalam lobi. "Maaf mbak, apa lelang nya sudah di mulai ?'' tanya Arumi ''Anda atas nama siapa , maaf ?'' ucap gadis cantik itu ''Arumi." ''Oh..iya,Ibu silakan masuk. Belum datang semua. Silakan anda naik ke lantai lima. Meeting nya ada di sana.'' ucap nya lagi, "Oh iya,terima kasih ya mbak." 'Sama sama Bu Arumi.'' Setelah masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai lima , Dinda melihat Arman masuk dari pintu utama. "Bu Arumi,itu suami anda, Sepertinya dia mau naik liff ini juga.'' ucap nya "Tapi kita gak bisa keluar sekarang, dia sudah terlalu dekat. lagi pula kita terh
" Kami telah memutuskan bahwa yang menjadi pemenang tender ini adalah PT. ALNARA yang dipimpin oleh Ibu Arumi. Sebenarnya saya merasa penasaran dengan Anda Bu Arumi. Sekarang banyak perusahaan baru yang berdiri,tapi saya akui bahwa perusahaan anda maju lebih pesat di bandingkan perusahaan lain. Selamat Ibu Arumi, anda adalah pemenang nya.'' ucap Pak Cakra . Tepuk tangan menggema diruangan tersebut, mereka menjabat tangan arumi dan memberikan selamat kepada Arumi karena memenangkan tender tersebut. ''Terima kasih pak,karena telah memberi kepercayaan kepada perusahaan kami untuk membangun tempat wisata yang akan anda buka." ucap Arumi sambil tersenyum "Semoga kerja sama ini berjalan dengan lancar Bu Arumi.'' "Aamiin." Riana berjalan ke hadapan Arumi,dan dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Selamat Bu Arumi,anda memang hebat bisa memenangkan tender ini. Sepertinya memang Pak Cakra sangat puas dengan presentasi anda. Semoga sukses Bu Arumi,sepertinya kita akan lebih s
Setelah Arman berangkat ke kantor,Arumi segera bersiap siap menuju lokasi proyek pertama. Ada lima proyek yang sedang dia kerjakan sekarang, dan tiga di antaranya sudah berjalan tujuh puluh lima persen, sedangkan dua lagi sudah selesai hanya menunggu peresmiannya saja. ''Bu Arumi, apa ibu sudah kirimkan rencana pembangunan serta anggaran pembangunan ke perusahaan itu ?'' tanya Dinda ''Nanti siang saya akan ketemu dengan mereka untuk membicarakan semua termasuk kontrak kerja sama. Sekarang aku mau kita cepat merampungkan pembangunan tiga proyek ini. " "Anda tidak usah khawatir Bu Arumi,tenaga kita sangat bertanggung jawab karena anda memperhatikan mereka juga." ucap sang mandor. Arumi melanjutkan jalannya untuk melihat sejauh mana pembangunan gedung itu berjalan. Arumi memeriksa bangunan yang berdiri kokoh tersebut. Dia bisa membedakan bangunan yang berkualitas baik dan yang berkualitas buruk. Sehingga jika ada kesalahan takaran dia bisa membedakan. Setelah mengunjungi proye
Arumi mematut dirinya di cermin, kemeja biru muda dan rok warna hitam menjadi autfit nya hari ini. Dia menyeret kopernya keluar kamar, Arman hanya memperhatikan istrinya tersebut dengan tatapan datar."Aku pergi dulu, Kamu urus kebutuhan kamu sendiri,kalau tidak minta bantuan Yuni atau Ibu. Aku tidak tahu berapa hari disana."''Kamu pergi dengan siapa saja ? Ada lelaki di sana ?''"Aku pergi dengan Dinda, juga teman yang lain. Aku tidak tahu apa mereka membawa pacar nya. ''"Kamu pergi kemana,daerah mana ?'' tanya Arman agak kesal"Kenapa ,kamu mau menyusul ke sana ? Kamu mau keluar uang buat pergi ke sana ?'' sindir ArumiArman hanya mendengus mendengar perkataan istrinya. "Aku yakin kamu sayang keluarkan uang buat aku. Hanya keluarga kamu yang kamu agung agungkan.''Arumi tak mau banyak berdebat, dia langsung menyeret kopernya keluar. Arman mengikuti istrinya yang sedang menaikkan kopernya ke atas motor. Memang Arumi sengaja berangkat dari kantor, dan motornya dia titipkan di kant
Arumi mematut dirinya di cermin, kemeja biru muda dan rok warna hitam menjadi autfit nya hari ini. Dia menyeret kopernya keluar kamar, Arman hanya memperhatikan istrinya tersebut dengan tatapan datar."Aku pergi dulu, Kamu urus kebutuhan kamu sendiri,kalau tidak minta bantuan Yuni atau Ibu. Aku tidak tahu berapa hari disana."''Kamu pergi dengan siapa saja ? Ada lelaki di sana ?''"Aku pergi dengan Dinda, juga teman yang lain. Aku tidak tahu apa mereka membawa pacar nya. ''"Kamu pergi kemana,daerah mana ?'' tanya Arman agak kesal"Kenapa ,kamu mau menyusul ke sana ? Kamu mau keluar uang buat pergi ke sana ?'' sindir ArumiArman hanya mendengus mendengar perkataan istrinya. "Aku yakin kamu sayang keluarkan uang buat aku. Hanya keluarga kamu yang kamu agung agungkan.''Arumi tak mau banyak berdebat, dia langsung menyeret kopernya keluar. Arman mengikuti istrinya yang sedang menaikkan kopernya ke atas motor. Memang Arumi sengaja berangkat dari kantor, dan motornya dia titipkan di kant
Setelah sarapan,Arumi dan Tim nya pergi ke Bukit Senja. Ajeng mengajak Arumi mengelilingi bukit tersebut."Kakak mau ke curug kecil nya ? Di sana ada sungai kecil yang menghubungkan dengan kebun di sekitar Bukit ini. Air nya juga sampai ke bawah bukit, dan sebagian di gunakan untuk mengairi kebun warga." ucap Ajeng''Boleh." ucap Arumi sambil tersenyumAjeng meraih tangan Arumi kemudian mengajaknya ke curug tersebut. Arumi melihat tangan Ajeng yang menggenggam tangan nya. Ajeng melepas genggaman nya saat Arumi merasa dirinya kurang nyaman."Maaf, jika sikapku tidak membuat kakak nyaman. Ajeng gak akan lakukan lagi.'' ucap nya sambil menundukArumi tersenyum tipis, karena memang dia merasa Ajeng sok kenal dan sok dekat dengan Arumi. Sejak itu, Ajeng lebih menjaga sikapnya terhadap Arumi. Dia lebih banyak berbaur dengan yang lain. Ajeng akan berada di dekat Arumi hanya saat Arumi ingin di tunjukkan tempat lain di bukit itu.Menjelang makan siang, Arumi mengajak semuanya kembali ke pengi
Menjelang malam,Arumi dan Ajeng turun dari bukit.Udara semakin dingin sedangkan Ajeng hanya mengenakan dress selutut berwarna kuning. Ajeng menggosok telapak tangannya agar tidak terlalu kedinginan.''Kamu kedinginan ?'' tanya ArumiAjeng menggelengkan kepala " Saya baik-baik saja.''. Arumi melepas blazer nya kemudian memakaikan nya kepada Ajeng.''Pakailah !'' ucap Arumi sambil membetulkan letak blazer nya di tubuh Ajeng.Ajeng hanya diam sambil tersenyum,keduanya saling diam hadir rasa canggung di antara mereka. sepuluh menit kemudian mereka sampai dekat rumah. Ajeng melepaskan blazer Arumi dan menyerahkan kepada pemilik nya.''Terima kasih Bu Arumi. Tidak enak kalau aku masih memakainya. Gak enak nanti di kira bagaimana.'' Arumi menerima blazer nya, dan Ajeng berada dua langkah di depannya. Setelah sampai di gerbang, Ajeng langsung masuk ke dapur sedangkan Arumi lewat pintu tengah.''Bu Arumi mandi dahulu, baru kita makan malam sama-sama.'' ucap Bu Wira''Baik Bu.''Setelah se