Share

Bab 04 . Yuni berulah

"Assalamualaikum...!'' ketuk seseorang dari luar.

"Waalaikumsalam " jawab arumi sambil membuka pintu

"Yuni, ada apa ?'' tanya Arumi lagi

"Mbak, hari ini Yuni pinjam motor nya. Yuni ada keperluan sebentar masalah kuliah. Kalau Yuni naik angkot takut terlambat. Ada tugas yang harus Yuni kerjakan, Ini deadline mbak. Tolongin Yuni Mbak,kalau sudah selesai nanti Yuni balikin motor nya."

"Ya sudah pake saja, tapi nanti sore balikin.Mbak mau pake. Ini Kontak nya." ucap Arumi sambil menyerahkan Kontak motor nya.

"Maksih mbak.Nanti Yuni balikin.'' ucap nya langsung menaiki motor Arumi.

Ada rasa gak rela sebenar nya di hati Arumi.Tapi dia juga gak tega jika itu usrusan kuliah. Biarlah kali ini dia pinjamkan motornya kepada adek ipar nya itu. Arumi kembali melanjutkan pekerjaan rumah ya, jadi saat suaminya pulang semuanya sudah terlihat rapi.

Masih ada waktu satu jam sebelum kepulangan suaminya,Arumi mengambil ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya. Setengah jam Arumimenyelesaikan pekerjaannya ,kemudian dia membuka aplikasi perpesanan berwarna hijau. Matanya melotot saat melihat Story milik Yuni. Di sana terlihat yuni sedang duduk dimotor nya dan bercaption "Keren dengan motor baru, siap siap untuk jalan jalan nyoba motor baru.''

Arumi menelpon Yuni tapi panggilannya di rijek oleh adek ipar nya itu. Arumi melihat story Yuni yang lain,ternyata dia sedang nongkrong dengan teman temannya di kafe. Arumi kesal karena Yuni berbohong padanya.

"Assalamualaikum...!''

" Waalaikumsalam...!" jawab arumi,suaminya sudah pulang untuk makan siang.

"Kenapa cemberut begitu ?'' tanya Arman

"Motordi pinjam Yuni,kataya buat ngerjain tugas tapi kenyataannya buat main sama teman temannya. Apa kamu gak lihat SW nya ?''

"Iya, Aku lihat. Maklum aja ya sayang, dia pingin motor tapi aku belumbisa belikan,ibu juga belum bisa belikan dia motor." ucap Arman santai

"Pinjam sih gak apa. Tapi gak usah bohong juga.'' ucap Arumi

"Iya, Mas tahu. Apa gini aja. Motor kamu biar Yuni pake terus nanti kamu mas belikan motor baru. gimana ? dia kan juga perlu motor buat kuliah nya Rum.'' ucap Arman lagi

"Kapan mas mau belikan Arumi motor baru, besok ?'' tanya Arumi tegas

"Ya gak besok juga Rum,mas kumpulin uang dulu buat beli motor. kalau uang nya cukup pasti mas belikan. Dan motormu itu biar Yuni yang pake.''

"Kumpulin uang dulu ? kalau gitu biar Yuni yang nunggu mas kumpulin uang buat beli motor dia.Arumi gak mau, itu motor Arumi . Bisa bisa lebaran monyet baru di belikan motor."

"Kamu ngertiin mas dong rum. Yuni tadi merengek agar motor kamu buat dia, dan kamu beli motor lagi. Mas sudah janji sama dia ngomong sama kamu biar motor kamu buat dia.''

"Terus kalau aku beli motor lagi pake uang siapa ?''

"Ya uang kamu dulu kalau kamu punya. nanti mas ganti. kalau kamu punya uang dikit kita kredit aja. kamu bayar DP sepero harga nanti sisa nya mas yang angsur."

"Ya salam.....sekali gak ya enggak.Arum tidak mau tahu.nanti sore motor harus balik ke sini. Mas ngomong sama Yuni. Arum gak mau tahu."

Arum meninggalkn suaminya ke kamar. Biar diamakan siang sendiri. Arman tak mengerti dirinya sama sekali. Dia hanya mementingkan keluarga nya saja tanpa tahu bagaimana perasaannnya.

Arman makan siang sendiri, setelah itu berangkat kembali ke kantor. Arumi sengaja tidak menemaninya. Dia sudah dongkol kenapa Arman begitu mementingkan adek nya tanpa tahu perasaannya. Setelah suami nya berangkat kerja, Arumi keluar dari kamar nya, Dia malas berdebat tapi hasil nya sia sia.

Dengan wajah cemberut YUni datang mengantarkan motornya. Tanpa permisi dia hanya memarkirkan motor nya di teras kemudian pulang begitu saja. Arumi tidak perduli jika nanti mertuanya marah padanya. Selang bebrapa menit Bu Ida menelpon nya,dia sangat marah dengan Arumi karenaArumi tidak mau memberikan motor nya kepada Yuni.

"Halo Assalamualaikum !" jawab Arumi dengan sopan

"Waalaikumsalam, Kamu ini benar benar pelit ya Rum. Motor hanya di pinjam Yuni saja kamu marah sama Arman. Suami mu itu hanya ingin mengambil jalan tengah. Motormu buat Yuni ,biar nanti kamu di belikan motor sama Arman. Kamu malah dapat yang baru sedangkan motormu jika di pakai Yuni kan sudah bekas nama nya."

''Bukan begitu Bu. Jika mas Arman mau belikan motor Arum ya segera. Arum susahjgagak ada motor jika mau kemana-mana. Jika mas Arman sanggup belikan aku motor besok,maka motor Arum bisa Yuni pake." Jawab nya.

"Ya gak gitu Rum,Kamu gakkasihan Arman.Kasih waktu buat dia buat belikan motor. Lagi pula kamu hanya di rumah, paling hanya ke pasar bisa naik ojek. Sedangkan Yuni butuh buat kuliah. Kamu istri Arman,harus bisa ngertiin dia dong,harus bantu dia juga termasuk keuangan jadi jangan hanya di rumah menghabiskan uang Arman. Jangan marahi Arman hanya gara gara motor." Omel nya panjang kali lebar

''Astagfirullah......Mas Arman ngadu sama Ibu ?''

''Ya wajar dia ngadu ke Ibu. Lagian kamu gak bisa ngertiin dia.''

Arum memijit kening nya sambil istigfar di dalam hati. Suami nya selain pelit ternyata tukang ngadu.

"Sudah ya Bu,Arum tutup telponnya. Arumi mau mandi. Assalamualaikum.''

Arumi masuk ke kamar mandi untuk mandidan mendinginkan kepala, diasengaja memutus telponnya agar dia tidak tambah berdosa kepada Ibu mertuanya karena dia juga manusia biasa yang punya batas sabar.

Lepas magrib Arman sampai di rumah,tapi dia hanya diamseribu bahasa saat melihat Arumi. Dia hanya berlalu ke kamar mandi tanpa mengucapkan apapun. Arumi tahu bahwa suaminya sedang marah. Arumi pergi ke dapur dan menyiapakan kopi juga makan malam untuk suami nya.

"Makanan nya sudah aku siapin. Setelah Sholat kita makan sama sama.'' ucap Arumi lembut

''Aku mau pergi lagi. Aku tidak makan di rumah,kamu makan aja sendiri dan jangan tunggu aku pulang. Aku tidak tahu pulang jam berapa." ucap Arman datar

"Mas mau pergi ke mana ?''

"Ke rumah Mbak sinta. Aku di suruh ke sana ,Ibu juga Yuni ke sana.''

Arumi marah sebenar nya, dia sebagai istri tidak di ikutkan dalam acara keluarga. Tapi dia berusaha sabar dan diam.

"Ya sudah hati-hati. Besok kita pulang ke rumah ibu ya. Ibu kangen sama aku,mau ke sini belum ada waktu.'' ucap Arumi

"Aku gak bisa,karena besok aku harus antar mbak Sinta ke pantai. Dia minta aku antar mereka, anak nya kan ulang tahun.''

Arum mengangkat sebelah alis nya,jadi malam ini mau rayakan ulang tahun keponakannya tapi Arman tak mengajak dirinya.

"Ya sudah hati-hati. Aku besok ke rumah ibu sendiri." ucap Arumi kemudian berlalu meninggalkan suaminya ke kamar. Ada setitik air disudut matanya. Arumi akan lihat sejauh mana suami nya seperti itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status