Arman mematut di rinya di cermin,hari ini dia mulai bekerja . Kemeja biru muda telah Arumi siapkan di atas kasur sejak Arman dikamar mandi.
''Istri cerdas ." gumam nya Ponsel nya di atas nakas berbunyi, Arman mengambilnya kemudian membaca chat dari sang Ibu . "Arman, hari ini Ibbutuh uang untuk Arisan sama bayar uang buku adekmu. Jangan lupa nanti mampir ke rumah ibu. Istrimu jangan kamu kasih uang belanja berlebih,kalian kan cuma berdua. Dankebutuhan kalian belum banyak. " Arman kemudian membalas pesan dari ibunya tersebut " Iya Bu, Arumi hanya aku kasih sedikit kok. Ibu tenang saja." Setelah memastikan pesannya di baca ibunya, Arman segera menghapus chat tersebut agar tidak ketahuan Arumi. Istrinya masuk ke kamar dengan membawa secangkir kopi dan roti bakar untuk sarapan dirinya. ''Sarapan dulu mas.'' ucap Arumi sambil meletakkan sarapan Arman di atas meja. "Makasih dek. Oh Iya,ini uang buat belanja hari ini. dicukupkan ya. Mas gajian masih lama,mas nantipulang buat makan siang.'' ucap nya sambil meletakkan uang di atas meja. '' Dua puluh lima ribu rupiah ? uang segini dapat apa mas, bumbu dankeperluan dapur juga sudah habis.'' ucap Arumi " Kan beras dan sayuran yang Ibu bawa kemaren masih ada. Masak itu, sama beli lauk pasti cukup. Udah ya,mas berangkat dulu.'' Arman segera pamit dan melewatkan sarapannya karena dia tidakmau Arumi meminta uang belanja lebih. "Gak sarapan dulu mas ?'' tanya Arumi "enggak,mas nanti telat.." ucapnya sambil berjalan ke arah mobil nya. Arumi mendengus karena sarapan buatannya tak di sentuh suamianya. Kemudian Arumi pergi ke pasar dengan motor milik nya yang kemaren di antar oleh dayat. Dengan terpaksa Arumi harus menggunakan uang pribadi nya untuk belanja kebutuhan rumah tangga. Selama ini Arman mengira bahwa Arumi hanya gadis rumahan dan membantu kedua orang tua nya bertani. Sehingga keluarga Arman memandang rendah Arumi dan keluarganya yang notabene hanya seorang petani. Arumi membuka dompet nya dan tersenyum miris melihat uang dua puluh lima ribu rupiah pemberian suami nya. ''Sabar Arumi...!" ucap nya menyemangati diri Kakinya melangkah masuk ke dalam pasar dan mulai membeli kebutuhan dapur. Hari ini dia sengajamembeli daging ayam,telor dan ikan untuk persediaan nya sehingga dia tidak perlu ke pasar tiap hari. Setelah semua terbeli, Arumi segera pulang untuk memasak,karena jam dua belas kurang suaminya sudah sampai di rumah. Dia tidak ingin terlambat menyajikan makanan untuk suami nya. Satu setengah jam dirinya berkutat di dapur. Menu Ayam kecap, sambal dan sayur bayam menjadi menu hari ini. Tiba-tiba Bu Ida masuk tanpa permisi saat Arumi menyiapkan makanan ke meja. ''Wah.....bau nya enak sekali. Kamu masak apa ? Wah....masak daging ayam ? Hebat Ya, anak ku Arman yang kerja keras banting tulang tapi kamu yang habis kan. Jadi istri jangan boros, kasihan suami mu capek kerja." ucap Bu Ida sambil mengangkat tudung saji di depannya. "Astagfirullah.... kenapa Ibu bicara seperti itu ? lagi pula saya masak juga buat anak ibu,tidak aku makan sendiri.'' jawab Arumi pelan "Kamu jangan membantah Ibu,kamu berani melawan Ibu ?' ucap Bu Ida dengan suara tinggi. Arumi menggelengkan kepalanya melihat tabiat ibu mertua nya. Di luar sana terdengar mobil Arman yang memasuki halaman. "Anakku sudah pulang, Aku akan bilang pada nya kalau kamu berani melawan Ibu." ucap Bu Ida mengancam tapi Arumi hanya diam saja. ''Ada apa ini ?'' tanya Arman saat mendengar suara kuat ibu nya. "Arman, lihatlah ! istrimu sudah berani melawan Ibu. Tadi ibu hanya menasehati nya agar tidak terlalu boros. lihat apa yang di masak istrimu !" Adu Bu Ida. Arman membuka tudung saji, kening nya berkerut melihat masakan istrinya. ''Kamu masak Ayam, emang cukup uang duapuluh lima ribu buat beli semua ini ?'' tanya Arman tanpa rasa bersalah. "Sudah tahu tidak cukup,tapi kamu memberiku uang belanja hanya segitu. " kesal Arumi "Masih untung dikasih uang,masih aja protes." ucap Arman Arumi menggelengkan kepala nya mendengar jawaban suami nya. ''Dengar Arumi,kamu harus hemat buat masa depan,jangan boros.'' ucap Bu Ida ''Dan tiap hari mas akan kasih segitu buat uang belanja.lagian listrik , air semua mas yang bayar.Jadi kamu cukup buat belanja dapur aja.'' ucap Arman ''Oke,baik kalau begitu. Arumi akan belanja sesuai uang yang mas kasih dan ingat, jangan protes apa pun yang aku masak." ucap Arumi kemudian masuk ke kamar . Dia sudah tidak mood menemani suami nya makan. Sedangkan dimeja makan terdengar Arman sedang makan bersama ibu nya. ''Oh...jadi ini mau kamu mas.Oke....aku turuti apa mau kamu. Dua puluh lima ribu cukup untuk makan mu. Tapi kamu tidak tahu siapa istrimu ini. " ucap Arumi dalam hati Arumi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu dia mengambil ponsel nya dan memulai pekerjaannya. Arman masukke kamar dan duduk di samping Istrinya. Arumi mematikan ponsel nya dan memandang suami nya dengan datar. "Jangan keras sama Ibu. Dia orang tua, turuti kata ibu, kan demi kebaikan kita juga. Maafin mas,kamu harus ngerti kondisi mas." Arumi hanya mengangguk walau hatinya masih dongkol. Tapi dia malas berdebat yang membuat nya makin emos idan pusing. "Mas mau kembali kerja, sambil mengantar ibu pulang.Kamu makan ya, " Arumi lagi-lagi hanya mengangguk. Tiba-tiba Arman menghentikan langkah nya kemudian menoleh ke Istrinya. "Oh Iya, sebagian lauk nya,dibawa pulang ibu buat Yuni. Gak apa kan ? lagian masih ada sisa kok .'' ucap Arman tanpa rasa bersalah.Arumihanya memalingkan muka nya tanpa menjawab ucapan suami nya. Tidak mengapa bagi Arumi jika makanan dibawa Ibu mertuanya, hanya Arumi tidak suka dengan ucapan Bu Ida tadi terhadap nya. Setelah kepergian suami dan mertua nya, Arumi keluar danmenuju meja makan. Dia membuka tudung saji dan hanya melihat dua potong ayam di atas piring, serta sambal yang tinggal separo sedangkan sayur bayam sudah ludes. Arumi hanya menggelengkan kepala, Kemudian dia berjalan ke kulkas karena berniat menggoreng ikan untuk dirinya. Tapi betapa terkejut nya saat membuka kulkas,ikan sudah tidak ada sedangkan telur hanya tinggal 4 butir saja. "Astagfirullah....!'' Arumi hanya bisa ngelus dada,karena semua bahan yang ada di dalam kulkas juga sudah di angkut mertuanya. hanya menyisakan sedikit sayuran dan empat butir telur saja. Jika dia ceritake suaminya, pasti akan sia sia karena suaminya akan membela ibu nya. karena saking kesal nya, Arumi menghabiskan sisa ayam kecap di atas piring."Assalamualaikum...!'' ketuk seseorang dari luar. "Waalaikumsalam " jawab arumi sambil membuka pintu "Yuni, ada apa ?'' tanya Arumi lagi "Mbak, hari ini Yuni pinjam motor nya. Yuni ada keperluan sebentar masalah kuliah. Kalau Yuni naik angkot takut terlambat. Ada tugas yang harus Yuni kerjakan, Ini deadline mbak. Tolongin Yuni Mbak,kalau sudah selesai nanti Yuni balikin motor nya." "Ya sudah pake saja, tapi nanti sore balikin.Mbak mau pake. Ini Kontak nya." ucap Arumi sambil menyerahkan Kontak motor nya. "Maksih mbak.Nanti Yuni balikin.'' ucap nya langsung menaiki motor Arumi. Ada rasa gak rela sebenar nya di hati Arumi.Tapi dia juga gak tega jika itu usrusan kuliah. Biarlah kali ini dia pinjamkan motornya kepada adek ipar nya itu. Arumi kembali melanjutkan pekerjaan rumah ya, jadi saat suaminya pulang semuanya sudah terlihat rapi. Masih ada waktu satu jam sebelum kepulangan suaminya,Arumi mengambil ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya. Setengah jam Arumimenyelesaikan p
Arman memang tidak pulang ke rumah nya semalam. Arumi sengaja tidak menghubunginya atau hanya sekedar mengirim pesan kepada suaminya. Pagi ini Arumi bersiap siap untuk pergi menemui Ibunya. Sudah satu bulan lebih Arumi belum ke sana,hanya lewat telpon saja dia komunikasi dengan ibu nya. Arumi juga sengaja tidak memasak apa pun untuk suaminya jika nanti dia pulang. "Assalamualaikum...?'' ucap Arumi setelah sampai di rumah nya" Waalaikumsalam...Arumi ? Kok sendirian, Arman mana ?'' tanya Ibu nya"Dia tidak ikut Bu. Dia mengantar kakaknya sekeluarga pergi ke pantai buat liburan. Anak nya ulang tahun.""kamu gak di ajak Rum ?'' tanya Ibu nyaArum menggidikan bahunya,kemudian dia cerita tentang motor yang Yuni pinjam kepada Ibunya. Bukan maksud ngadu hanya utarakan isi hati. Lagi pula Ibunya tidakakan ikut campur urusan rumah tangganya."Kerjaan kamu masih lancar kan ?'' tanya Ibu nya''Masih Bu, Sesekali Arumi datang ke kantor. Kan lebih deket dari rumah Arum daripada dari sini.''"Ap
Arum mengendarai motornya pulang,memang dia tidak menginap di rumah orang tuanya karena ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan. Pagar masih terkunci , itu menandakan suami nya belum pulang dari pantai. Arum masuk ke dalam rumah kemudian langsung membersihkan diri. Selain membantu Ayahnya mengantar ikan, dia juga membantu Ayahya menghitung pendapatan dari hasil penjualan ikan, dan memisah modal dan keuntungan. Memang Ayahnya yang pelihara ikan, tapi kalkulasi keuangan Arumi yang pegang,termasuk hasil penjulan kebun juga sawah. Semua di rekap Arumi,pengeluaran biaya biaya juga Arumi yang mengatur. Kedua orang tuanya hanya tinggal beres saja, tapi uang tetap Pak Lukman dan Istrinya yang pegang. Arumi hanya membantu mengatur pengeluaran dan pemasukan saja. Bahkan dirinya di gaji Pak Lukman karena mengatur administrasi hasil ikan dan kebun.Arumi memesan makanan fia online karena dia malas untuk memasak, Setelah mandi pesanan nya datang, Dia menikmati makan malam dengan kesendiria
"Selamat Pagi Bu Arumi,maaf kami terlambat karena keteledoran karyawan kami tadi.'' ucap Pak Panca wakil dari perusahaan PT BIMA SAKTI"Iya,tidak mengapa. Lebih baik kita lihat hasil dari pembangunan penginapan nya." Ajak Arumi''Silahkan anda lihat model bangunan dan kekuatan bangunan nya. Saya selalu mengandalkan kualitas bangunan. Juga sesuai permintaan klien. Pengerjaan sudah mencapai 70 persen. Silakan anda lihat lagi. Jika ada yang kurang bisa kami perbaiki.'' ucap Arumi sambil berkeliling menunjukkanhasil kerja tim nya.''Wah...hasilkerja anda memang bagus ,tidak kalah saing dengan perusahaan besar lainnya yang bergerak dalam bidang ini. Dan Anda Arsitek yang jitu. Bos kami pasti puas dengan hasil nya.'' ucap Pak Panca''Aamiin, semoga kerja sama kita tetap terjalin di kemudian hari.'' ucap Arumi.''Mari kita lanjutkan Bu Arumi.''Mereka melanjutkan berkeliling hingga jam Sebelas siang. Setelah mereka kembali ke kantor, Arumi juga pergi ke kantor nya bersama asistennya."Kenapa
Arumi pulang dari kantor sebelum suaminya pulang kerja. Dia mampir membeli lauk untuk suami nya saat di jalan tadi. Arumi mengecek pembayaran oleh klien nya, bibir nya menyunggingkan senyum karena perusahaan itu melunasi pembayarannya.''Halo, Assalamualaikum. Terima kasih pak,pembayarannya sudah masuk. Semoga Anda puas dengan kerja sama ini.'' ucap Arumi.Setelah mendapat jawaban dari pemilik perusahaan, Arumi mematikan ponselnya.Derumesin mobil suami nya terdengar, setelah itu terdengar suara pintu terbuka dengan kasar.''Arumi...Arumi...Kamu ke mana ?'' teriak ArmanArumi keluar dari kamar sambil bersedekap dada. Arman melihat istrinya dengan tatapan yang sulit di Artikan.''Kenapa kamu kurang ajar sama mbak Sinta ? Apa Kedua orang tua mu mengajarkan itu ?'' tanya Arman"Saya akan bersikap sopan jika dia juga sopan dengan saya. Tapi jika dia tidak sopan dan menghina ,maka bukan salah ku menjawab.'' jawab Arumi tenang''Apa kamu gak bisa mengalah sama yang lebih tua, umur kita sama
Arumi dan Dinda berangkat ke kantor Arman,untung saja lelang nya di jadwalkan setelah jam makan siang,jadi Arumi bisa mempersiapkan semua. ''Kalau suami Bu Arumi tahu bagaimana ?'' ''Aku akan berusaha menghindari dia. Di sana dia hanya pegawai biasa,jadi gak mungkin dia ikut lelang. " ucap Arumi Dinda menganggukkan kepala, mobil merekaakhir nya sampai di kantor mereka. Arumi turun dari mobil kemudian masuk ke dalam lobi. "Maaf mbak, apa lelang nya sudah di mulai ?'' tanya Arumi ''Anda atas nama siapa , maaf ?'' ucap gadis cantik itu ''Arumi." ''Oh..iya,Ibu silakan masuk. Belum datang semua. Silakan anda naik ke lantai lima. Meeting nya ada di sana.'' ucap nya lagi, "Oh iya,terima kasih ya mbak." 'Sama sama Bu Arumi.'' Setelah masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai lima , Dinda melihat Arman masuk dari pintu utama. "Bu Arumi,itu suami anda, Sepertinya dia mau naik liff ini juga.'' ucap nya "Tapi kita gak bisa keluar sekarang, dia sudah terlalu dekat. lagi pula kita terh
" Kami telah memutuskan bahwa yang menjadi pemenang tender ini adalah PT. ALNARA yang dipimpin oleh Ibu Arumi. Sebenarnya saya merasa penasaran dengan Anda Bu Arumi. Sekarang banyak perusahaan baru yang berdiri,tapi saya akui bahwa perusahaan anda maju lebih pesat di bandingkan perusahaan lain. Selamat Ibu Arumi, anda adalah pemenang nya.'' ucap Pak Cakra . Tepuk tangan menggema diruangan tersebut, mereka menjabat tangan arumi dan memberikan selamat kepada Arumi karena memenangkan tender tersebut. ''Terima kasih pak,karena telah memberi kepercayaan kepada perusahaan kami untuk membangun tempat wisata yang akan anda buka." ucap Arumi sambil tersenyum "Semoga kerja sama ini berjalan dengan lancar Bu Arumi.'' "Aamiin." Riana berjalan ke hadapan Arumi,dan dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Selamat Bu Arumi,anda memang hebat bisa memenangkan tender ini. Sepertinya memang Pak Cakra sangat puas dengan presentasi anda. Semoga sukses Bu Arumi,sepertinya kita akan lebih s
Setelah Arman berangkat ke kantor,Arumi segera bersiap siap menuju lokasi proyek pertama. Ada lima proyek yang sedang dia kerjakan sekarang, dan tiga di antaranya sudah berjalan tujuh puluh lima persen, sedangkan dua lagi sudah selesai hanya menunggu peresmiannya saja. ''Bu Arumi, apa ibu sudah kirimkan rencana pembangunan serta anggaran pembangunan ke perusahaan itu ?'' tanya Dinda ''Nanti siang saya akan ketemu dengan mereka untuk membicarakan semua termasuk kontrak kerja sama. Sekarang aku mau kita cepat merampungkan pembangunan tiga proyek ini. " "Anda tidak usah khawatir Bu Arumi,tenaga kita sangat bertanggung jawab karena anda memperhatikan mereka juga." ucap sang mandor. Arumi melanjutkan jalannya untuk melihat sejauh mana pembangunan gedung itu berjalan. Arumi memeriksa bangunan yang berdiri kokoh tersebut. Dia bisa membedakan bangunan yang berkualitas baik dan yang berkualitas buruk. Sehingga jika ada kesalahan takaran dia bisa membedakan. Setelah mengunjungi proye