Sereia pikir El sudah sampai. Dia benar-benar berharap hari ini bisa pulang bersama ketiga adiknya. Dia percaya kepada El. "Kak Sereia! Kakak!"Sereia menatap tembok di dekatnya. Jika saja dia dan Erix dikurung di kamar yang sama, mereka pasti sudah keluar sekarang. Entah dengan cara memecahkan kaca jendela, mendobrak pintu bersama, atau bahkan merusak lubang angin.Teriakan Erix sejak tadi terus menggema. Sereia sudah membalas dengan teriakan juga, berusaha sekeras mungkin tetapi tampaknya Erix masih tidak bisa mendengarnya. Sereia terus menunggu dibalik pintu.El dipaksa untuk ikut ke kantor polisi bersama pamannya Sereia tapi keduanya menolak. El sempat berurusan dengan polisi di tempat ia tinggal tetapi tidak sampai ditangkap karena yang melakukan kesalahan bukan dia tetapi temannya. Hanya dimintai informasi. Kali ini dia sampai ditangkap dan kemungkinan dipenjara itu terasa nyata. Itu membuat El semakin marah."Selidiki dulu di dalam rumahnya! Aku curiga Sereia dan adiknya, an
Sereia tidak mau membebani El lagi. Saat polisi akan menangkapnya, dia meminta kepada pamannya untuk tidak menjebloskan El ke penjara dan memaafkannya. Sebagai gantinya, dia juga akan melepaskan pamannya dan memaafkannya meskipun Erix tidak setuju begitu juga dengan El. El tidak masalah dirinya dimasukkan ke penjara asalkan Sereia bisa hidup dengan tenang. Namun paman Sereia menerima keputusan Sereia. Setelah berkompromi, akhirnya kedua polisi tersebut pergi. Sereia juga sudah mendengar tentang ayahnya. Namun dia masih tidak bisa menerima tindakan mereka yang didasari oleh sifat dan perilaku ayahnya terhadap mereka karena terkesan mereka seperti balas dendam. Meskipun dia telah mencabut penangkapan pamannya, dia tidak bisa memaafkan mereka. "Aku akan mengambilkan barang-barangmu. Tapi sebelum itu..." El melirik tajam ke arah paman dan bibinya Sereia. "Kalian, bersimpuh di bawah kakinya cepat!" Dalam keheningan yang diselimuti tangisan si kembar, El tiba-tiba memecahkannya. Si
Samuel menghubungi Gina, menyuruhnya untuk berkomunikasi dengan Sereia. Gina yang sedang bekerja, langsung melakukannya. Ponselnya Sereia masih berada di bibinya. Terdengar dering ponsel cukup keras."Jika kamu menolak menikah dengan laki-laki mapan, maka sama saja kamu tidak mempedulikan adik-adikmu dan mementingkan keegoisanmu sendiri," kata pamannya Sereia.Bibinya Sereia memeriksa ponsel Sereia. Sereia juga memperhatikan ponselnya. Dia berdiri dan akan mengambil ponselnya tetapi bibinya sudah waspada dulu. Dia langsung menekan tombol mati. "Siapa yang menghubungiku?" tanya Sereia."Entah," jawab si bibi. "Kembalikan ponselku!" teriak Sereia. "Aku akan mengembalikannya kalau kamu mau menikah dengan si juragan," kata si bibi. Erix langsung berlari ke bibinya dengan cepat dan berusaha merebut ponsel Sereia. Namun usahanya mengalami kegagalan. Dia pun menyerang bibinya tetapi pamannya langsung mencoba menghentikannya dengan menyita kedua tangan Erix ke belakang punggngnya. "Lepas
Seandainya dia bisa kembali ke masa lalu, dia akan kembali ke masa-masa baru memasuki Sma. Dia akan mendekati Sereia, melindunginya, dan membuatnya bahagia. Dia merasa sekarang benar-benar terkena karma. Gadis yang pernah ia buli jatuh ke dalam putus asa sampai berencana bunuh diri karena sudah tidak tahan lagi menghadapi lika-liku kehidupan. Dia mencoba bertahan dan berjuang sebisa mungkin tapi apakah hasilnya selalu seperti yang ia lihat sekarang?Dia adalah salah satu alasan kehancurannya.Bagaimana caranya mengembalikan semuanya?Semua perempuan yang dekat dengannya, banyak yang mengharapkan sosok seperti pangeran yang mewarnai kehidupan mereka, memberikan mereka perhatian, kemanyamanan, kebahagiaan, atau apapun yang mereka inginkan.Namun sebagai laki-laki yang telah merasakan bahwa mencari uang itu susah, dimarahi oleh ibu setiap hari, dan kesenangan seperti judi dan mabuk-mabukkan itu bahkan masih membuat stress membuatnya tidak peduli dengan harapan para perempuan yang mendek
GinaEl, Sereia marah kepadaku apa ya? Dia tidak mengangkat teleponku. Pesanku juga tidak dibalas. Saat aku mencoba menghubunginya lagi, ponselnya malah tidak aktif. Dia tidak kenapa-napa kan? GinaKalau aku mengajakmu menjenguk Sereia, kamu mau atau tidak?"Kak, apa tidak apa-apa meninggalkan El sendirian? Dia sudah berdarah. Dia mungkin akan pingsan lagi. Siapa yang akan menolongnya? Dari tadi orang-orang yang lewat tampak tidak peduli dengan kita. Bagaimana kalau dia pingsan lagi?" tanya Erix."Haruskah kita memanggil polisi?" tanya si supir.Sereia merasa pusing. Dia berpikir keras. Apakah memanggil polisi sudah benar? Mereka pastinya akan bertindak sebelum polisi datang kan? Jika El sampai mati, dia pasti akan terlibat dan disalahkan. Tidak hanya oleh ibunya El saja, tetapi juga teman-temannya. Apalagi teman-teman El sebelas dua belas kasarnya dengan El.Sereia memutuskan untuk meminta bantuan Gina. Dia berpura-pura sebagai El.ElBisa datang ke rumah Sereia sekarang tidak? Aku
El dibawa ke rumah sakit terdekat oleh Gina dan teman-temannya. "Rencana kita hancur sudah," keluh bibi Sereia. "Kenapa Sereia memiliki orang-orang seperti itu?" ketus pamannya Sereia. "Jangan tanya aku! Aku juga tidak tahu. Gadis itu benar-benar berubah drastis. Bahkan pria yang dipanggil El itu berhasil memukul mundur si juragan dan meninggalkan ancaman kepada kita. KIta harus melakukan sesuatu kalau tidak maka-""Keluarga di belakang juga bedebah tidak mau membantu sama sekali," keluh pamannya Sereia. "Ah benar juga. Aku akan melakukan sesuatu dengan motor pria itu di bengkel.""Apalagi yang kau rencanakan? Rencanamu yang kau buat itu selalu berantakan," keluh bibinya Sereia. "Diamlah! Kali ini pasti berhasil," ketus pamannya Sereia. Saat pamannya Sereia keluar, dari arah kejauhan terdengar suara banyak sekali motor mendekat. Mereka berhenti di depan rumah paman dan bibinya Sereia. "Kami mencari teman kami, Elias. Biasa dipanggil El. Katanya dia berada disini dan sedang disik
SereiaSiapa ini? Sepertinya bukan Lingga.ElKamu tidak mengenali suaraku?SereiaEl? Kamu...kamu sudah sadar?ElDimana kamu sekarang?SereiaAku di rumah makan tempatmu bekerja. Aku kehabisan uang jadi aku hutang dulu tapi ternyata tidak perlu membayar. Kamu sendiri bagaimana? Baik-baik saja kan? ElAku tidak pernah menyangka kamu akan memanggil temanmu. SereiaKarena aku pikir dia yang paling tepat diandalkan di situasi tersebut. Kalau teman-temanmu, mereka kan cukup jauh jadi pasti memakan waktu lebih lama kan?El ingin terus berbicara dengan Sereia jadi dia mencari lebih banyak topik pembicaraan. Lagi pula dia ingin memastikan Sereia benar-benar aman dan tidak ada yang kurang. ElTerima kasih. Sereia diam sejenak. ElHalo? SereiaJadi Lingga dan yang lain sudah disana ya? Setelah kamu kembali kesini, aku akan mengembalikan ponselmu. ElKalau kamu mau, pakai saja! Lagi pula ponselmu sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi bukan? SereiaMana mungkin aku akan melakukannya
"Ada sesuatu yang membuatku penasaran tentang Sereia. Namun sebelum itu, aku mau bilang. Aku tidak pernah berniat untuk mengira dia sebagai yang tidak-tidak. Tapi apa maksudnya kupu-kupu malam yang dibicarakan teman-temanmu?" tanya Gina. "Sepertinya dia tidak tahu apapun mengenai Sereia. Tentu saja Sereia akan menyembunyikannya dari teman-temannyq," batin El. "Kenapa kau penasaran hanya soal seperti itu?" tanya El. "Hanya soal seperti itu?"ulang Gina. "Memangnya kalau kau tahu, apa yang akan kau lakukan? Mau menyebar fitnah tentang Sereia?" "Aku sudah membayar biaya perawatan rumah sakitmu dan kamu berani bilang begitu?" "Kenapa tidak. Aku hanya bertanya." "Sudah kukatakan aku tidak bermaksud buruk." "Aku sudah memberitahumu kalau dia sangat menderita. Aku juga tidak tahu banyak," kata El. "Ternyata kau juga sangat menyukainya ya?" El diam sejenak. "Apakah kau cemburu?" "Kau masih bercanda seperti itu?" kaget Gina. "Aku cuma bertanya tidak perlu marah. Iya aku