GinaEl, Sereia marah kepadaku apa ya? Dia tidak mengangkat teleponku. Pesanku juga tidak dibalas. Saat aku mencoba menghubunginya lagi, ponselnya malah tidak aktif. Dia tidak kenapa-napa kan? GinaKalau aku mengajakmu menjenguk Sereia, kamu mau atau tidak?"Kak, apa tidak apa-apa meninggalkan El sendirian? Dia sudah berdarah. Dia mungkin akan pingsan lagi. Siapa yang akan menolongnya? Dari tadi orang-orang yang lewat tampak tidak peduli dengan kita. Bagaimana kalau dia pingsan lagi?" tanya Erix."Haruskah kita memanggil polisi?" tanya si supir.Sereia merasa pusing. Dia berpikir keras. Apakah memanggil polisi sudah benar? Mereka pastinya akan bertindak sebelum polisi datang kan? Jika El sampai mati, dia pasti akan terlibat dan disalahkan. Tidak hanya oleh ibunya El saja, tetapi juga teman-temannya. Apalagi teman-teman El sebelas dua belas kasarnya dengan El.Sereia memutuskan untuk meminta bantuan Gina. Dia berpura-pura sebagai El.ElBisa datang ke rumah Sereia sekarang tidak? Aku
El dibawa ke rumah sakit terdekat oleh Gina dan teman-temannya. "Rencana kita hancur sudah," keluh bibi Sereia. "Kenapa Sereia memiliki orang-orang seperti itu?" ketus pamannya Sereia. "Jangan tanya aku! Aku juga tidak tahu. Gadis itu benar-benar berubah drastis. Bahkan pria yang dipanggil El itu berhasil memukul mundur si juragan dan meninggalkan ancaman kepada kita. KIta harus melakukan sesuatu kalau tidak maka-""Keluarga di belakang juga bedebah tidak mau membantu sama sekali," keluh pamannya Sereia. "Ah benar juga. Aku akan melakukan sesuatu dengan motor pria itu di bengkel.""Apalagi yang kau rencanakan? Rencanamu yang kau buat itu selalu berantakan," keluh bibinya Sereia. "Diamlah! Kali ini pasti berhasil," ketus pamannya Sereia. Saat pamannya Sereia keluar, dari arah kejauhan terdengar suara banyak sekali motor mendekat. Mereka berhenti di depan rumah paman dan bibinya Sereia. "Kami mencari teman kami, Elias. Biasa dipanggil El. Katanya dia berada disini dan sedang disik
SereiaSiapa ini? Sepertinya bukan Lingga.ElKamu tidak mengenali suaraku?SereiaEl? Kamu...kamu sudah sadar?ElDimana kamu sekarang?SereiaAku di rumah makan tempatmu bekerja. Aku kehabisan uang jadi aku hutang dulu tapi ternyata tidak perlu membayar. Kamu sendiri bagaimana? Baik-baik saja kan? ElAku tidak pernah menyangka kamu akan memanggil temanmu. SereiaKarena aku pikir dia yang paling tepat diandalkan di situasi tersebut. Kalau teman-temanmu, mereka kan cukup jauh jadi pasti memakan waktu lebih lama kan?El ingin terus berbicara dengan Sereia jadi dia mencari lebih banyak topik pembicaraan. Lagi pula dia ingin memastikan Sereia benar-benar aman dan tidak ada yang kurang. ElTerima kasih. Sereia diam sejenak. ElHalo? SereiaJadi Lingga dan yang lain sudah disana ya? Setelah kamu kembali kesini, aku akan mengembalikan ponselmu. ElKalau kamu mau, pakai saja! Lagi pula ponselmu sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi bukan? SereiaMana mungkin aku akan melakukannya
"Ada sesuatu yang membuatku penasaran tentang Sereia. Namun sebelum itu, aku mau bilang. Aku tidak pernah berniat untuk mengira dia sebagai yang tidak-tidak. Tapi apa maksudnya kupu-kupu malam yang dibicarakan teman-temanmu?" tanya Gina. "Sepertinya dia tidak tahu apapun mengenai Sereia. Tentu saja Sereia akan menyembunyikannya dari teman-temannyq," batin El. "Kenapa kau penasaran hanya soal seperti itu?" tanya El. "Hanya soal seperti itu?"ulang Gina. "Memangnya kalau kau tahu, apa yang akan kau lakukan? Mau menyebar fitnah tentang Sereia?" "Aku sudah membayar biaya perawatan rumah sakitmu dan kamu berani bilang begitu?" "Kenapa tidak. Aku hanya bertanya." "Sudah kukatakan aku tidak bermaksud buruk." "Aku sudah memberitahumu kalau dia sangat menderita. Aku juga tidak tahu banyak," kata El. "Ternyata kau juga sangat menyukainya ya?" El diam sejenak. "Apakah kau cemburu?" "Kau masih bercanda seperti itu?" kaget Gina. "Aku cuma bertanya tidak perlu marah. Iya aku
Sereia Selamat malam Sam. Ini aku Sereia, aku ingin memberitahumu sesuatu yang sangat penting. Tapi aku mau minta maaf sebelumnya kalau selama ini bekerja di kantormu, aku memiliki banyak kesalahan. Aku berencana mengundurkan diri karena aku sudah pindah ke rumahku yang sebenarnya dan aku tidak bisa jauh-jauh dari adikku. Terima kasih. Setelah mengirimkan pesan tersebut, Sereia mengembalikan ponselnya ke El. Setelah pulang dari rumah sakit, El mengambil motornya di bengkel dan langsung ke rumahnya Sereia tanpa pulang ke rumahnya lebih dulu. Sereia merasa semakin bersalah dengan luka-luka di badan El. Dia seperti merusak asetnya. El menyimpan ponselnya di saku kemudian memandangi Sereia. Sereia merasa risih dengan tatapan El. "Sudah selesai kan? Kau tidak mau pulang dulu dan menemui ibumu?" tanya Sereia. "Tidak mau mengambil ponselku? Aku menerimanya karena memikirkan kamu bersama Samuel," kata El. "Tidak perlu basa-basi," kata Sereia. "Sudahlah! Pulang sana!" usirnya
Sereia tidak bisa membayangkan masa depan bersama El karena keadaan pria itu sekarang. Dia tidak percaya sama sekali El mendapatkan sebuah cincin dengan cara yang halal. Hari kedua setelah pindah, Sereia pergi ke rumah makan untuk mendaftar lagi bekerja di tempat tersebut. Raden tentu saja dengan senang hati menerima Sereia. Karena memang harapan dia Sereia tetap berada di rumah makan ini. Namun ternyata pemilik rumah makan itu ingin bicara lebih dulu dengan Sereia."Apa kamu menceritakan kepada bu bos mengenai diriku?" tanya Sereia.Raden melihat ke arah lain. "Maafkan aku. Aku tidak bercerita banyak kok. Hanya memberitahunya kalau kamu sudah pindah kesini.""Untuk beberapa alasan, aku menyesal pindah ke rumah itu," kata Sereia."Maksudmu pindah kesini?""Tidak. Ke rumah keluarga dari ayahku.""Kenapa? Sebenarnya aku juga merasa ada yang tidak beres denganmu karena menurutku seharusnya mereka mengantarkanmu pindah kesini. Maksudku, yah sebagai keluarga seharusnya mereka melakukanny
Seandainya hari itu dia tidak menerima El, mungkin situasi ini tidak akan pernah datang. "Aku rasa pria itu bukan pria yang baik," kata El. "Kalau dia tidak baik, dia tidak akan menerimaku di perusahaannya," kata Sereia. "Kurangi polosmu itu! Dia sengaja melakukan itu untuk menjebak mangsanya. Kamu menyadari dirimu sekarang berubah menjadi cantik kan? Dia sudah terpikat padamu. Jelas sekali terlihat dari matanya," kata El. Sereia menekan handuk yang ia gunakan untuk mengobati pipi El semakin keras. "Sakit," ringis El. "Bukan aku yang harus mengurangi polosku tetapi kamu yang harus mengurangi gampang emosimu! Jika kamu tidak menyerangnya sembarangan, aku mungkin bisa keluar dari perusahaannya. Besok aku harus berangkat ke kantor. Memikrikannya saja membuatku lelah," kata Sereia. El menyentuh tangan Sereia yang sedang mengobati pipinya. "Tidak usah berangkat. Tinggal tinggalkan saja! Tidak perlu menjadi orang yang bertanggung jawab.""El, kamu benar-benar membawa pengaruh buruk b
Sereia tetap saja meragukannya. Dia pergi ke toko emas, berpura-pura untuk menjual cincin dari El. Dia juga akan bertanya apakah itu emas asli atau bukan. "Iya kak ini emas asli. Dan kalau mau dijual harganya sekitar lima juta." "Huh?" Sereia terkejut bukan main. Uang darimana El sehingga bisa mendapatkan cincin tersebut. Dia langsung kepikiran cowok itu mencuri dari toko emas. Dia berharap bukan toko emas ini. "Kenapa kak?" "Tidak apa-apa. Kalau begitu terima kasih kak. Saya tidak jadi menjualnya," kata Sereia. Sereia memutuskan untuk ke rumah El dan menanyakannya langsung pada cowok itu. El terus ingin berkeliaran disekitarnya tetapi dia menyuruh pria itu untuk pergi karena dia merasa risih dan tidak enak jika ada tetangga yang menyaksikan mereka terus bersama khawatir mereka berpikir yang tidak-tidak. Dia pikir El sekarang sedang melakukan sesuatu yang menghasilkan uang. "Tidak mungkin dia mengambil jalan yang sama sepertiku kan? Aku tahu diriku murahan tetapi jika