Share

32

Penulis: Eselitaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-03 16:29:41

Mobil Gina berhenti di depan sebuah rumah yang sederhana. Ketiga adik Sereia menunggu Sereia di depan rumah. Mereka langsung mendekat ke mobil tersebut. Sereia langsung turun.

"Terima kasih banyak atas tumpangannya Gin."

"Sama-sama. Itu adik-adikmu kah?"

"Iya. Sebentar. Biar aku perkenalkan dirimu pada mereka."

Sereia mendekati adik-adiknya.

"Ayo sapa Kak Gina!" kata Sereia lembut pada adik-adiknya.

"Salam kenal kak! Namaku Kai!"

"Salam kenal kakak! Namaku Flosie!"

Erix tidak mau menyapa dan malah bicara ketus pada Sereia. "Kenapa kamu tidak pulang lagi bersama pria itu?"

"Erix, jangan seperti itu!" kata Sereia lembut.

"Pria itu? Apakah dia bos kita?" tanya Gina.

"Sudah lama tidak bertemu ya Erix."

El menunjukkan dirinya seraya memiringkan badannya supaya tidak tertutupi oleh Gina. Begitu melihat El, Erix melebarkan kedua matanya dan langsung memasang ekspresi marah.

"Kau? Kenapa kau ikut kesini?!" teriak Erix marah.

El tersneyum senang. "Aku hanya ingin pulang. Aku tidak berencana ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Sang Badboy   33

    Sereia mengajari adik-adiknya kecuali Erix. Erix tidak berhenti memikirkan fakta yang diberikan oleh El. Dia sangat berharap bahwa semua itu bohong. Dia masih belum bisa memaafkan kakaknya. Seiring berjalannya waktu, terutama ketika Sereia menolak untuk pergi kemarin, dia marah besar. Erix menangis dan merengek minta pulang. Paman dan bibinya yang mendengar tangisannya pun menyuruh Sereia untuk menenangkan Erix karena berisik. "Kita belajarnya di kamar saja yuk!" Sereia mengajak kedua adik kembarnya untuk ke kamar. Mereka mengangguk setuju dan pergi ke kamar. Mereka menemukan Erix yang menangis seraya memeluk bantal guling. Sereia duduk di ranjang dan mencoba menyentuh adiknya. "Erix, maafkan aku." Erix menangis semakin keras. "Kenapa kau tidak mau pergi dari sini? Kau tahu sendiri disini tidak layak untuk kita tinggali. Aku ingin bertemu mama dan papa. Mereka lebih menyayangi kami daripada dirimu. Mereka lebih memikirkan kami dibandingkan dirimu yang hanya bisa menyiksa ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Obsesi Sang Badboy   34

    SereiaApa saja yang kau katakan kepada Gina? Kenapa dia sampai memblokir nomorku?El melihat ke arah lain dan diam saja.SereiaJawab aku keparat!El tersenyum tipis.ElOh maaf-maaf. Aku kira siapa yang meneleponku malam-malam. Ternyata itu kamu ya? Kamu membuka blokiran nomorku hanya ingin mencari tahu itu?SereiaKau pasti mengatakan sesuatu yang tidak-tidak sehingga menyebabkan dia marah sampai memblokir nomorku.ElTidak kok. Aku yang menyuruhnya.SereiaKau...kenapa kau melakukan itu?ElKarena dia pacarku mulai sekarang. Dia baru saja pulang. Kami habis tidur bersama.Sereia membeku selama beberapa saat.ElKenapa kamu diam saja? Jika kamu menanyakan soal konteksnya maka jawabanku adalah seperti ini. Dengarkan aku baik-baik Sereia. Wajar jika seorang kekasih melarang kekasihnya untuk berhubungan dengan orang lain yang mungkin berdampak buruk untuk hubungan kita. Jadi aku hanya melakukan hal tersebut. Kamu tidak perlu khawatir soal Gina marah padamu. Jika kamu butuh bantuan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Obsesi Sang Badboy   35

    Sereia langsung bangkit untuk mengehntikan Erix yang akan menyerang bibinya. Sementara Kai langsung mengambil barang-barang yang dilemparkan oleh bibinya dan mengemasnya lagi dengan cepat. Bibinya tidak menyerah dan merebut barang-barang itu dari Kai. Kai berteriak dan mencoba mempertahankan baran-barangnya. Flosie membantu Kai dengan menarik pakaian bibinya. "Bibi, kamu sudah keterlaluan!" tegas Sereia marah. "Aku benar-benar akan melaporkan kalian kepala polisi atas kasus kekerasan terhadap anak dibawah umur!" Bibi mereka menoleh marah kepada Sereia. "Kalau begitu kembalikan keringat yang kami keluarkan untuk kalian!" tukasny tajam. "Bibi mau berapa? Tapi biarkan kami pergi dari sini sekarang juga!" tegas Sereia.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Obsesi Sang Badboy   36

    "Kamu sudah melihat ponselmu? Kamu mendapatkan telepon sampai puluhan kali dari Sereia," kata ibunya Elias begitu melihat putranya tampaknya baru bangun langsung menuju ke kamar mandi. Terlihat sekali wajahnya masih setengah mengantuk. Seketika kedua mata El terbuka lebar. Dia berhenti berjalan dan menoleh ke ibunya. "Kenapa ibu tidak membangunkanku?" tanya El. Tanpa menunggu jawaban dari ibunya, El bergegas memeriksa ponselnya di kamar. Ternyata memang ada puluhan panggilan tidak terjawab dari Sereia. Bukankah wanita itu sudah memblokir nomornya? Kenapa sekarang dia membukanya lagi terlebih menelponnya berkali-kali? El pun menelepon Sereia. Dia berharap dirinya tidak terlambat. Namun teleponnya tidak diangkat. Sereia ketiduran dan dia tampak terlelap begitu tenang. Ponselnya berdering tidak membangunkannya. El tidak menyerah. Dia meneleponnya sampai beberapa kali. Dirasa tidak membuahkan hasil, dia memutuskan untuk datang ke rumahnya langsung. "Siapa Sereia?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Obsesi Sang Badboy   37

    El menoleh dan terkejut bukan main. Dia membuka helmnya. Kemana ekspresi marah Erix setiap kali melihatnya? Ekpsresinya justru lega. Yang menjadi perhatiannya adalah wajahnya dipenuhi air mata. Bahkan kedua matanya bengkak. "El."Erix memanggil lagi dan mendekat ke El. Pamannya Erix mengernyitkan alisnya tajam. Dia bertanya-tanya siapa pria yang didekati Erix itu."Kenapa kamu disini? Dimana Kak Sereia?" tanya El.Erix menangis semakin deras. "Dia dikurung di kamar oleh bedebah itu!"Erix menunjuk ke pamannya. El menoleh ke orang yang ditunjuk Erix. "Apa yang kau bicarakan Erix? Jangan mengada-ngada!" kata pamannya Sereia.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Obsesi Sang Badboy   38

    "Kenapa berhenti?" tanya Erix. Dia masih duduk di motor sementara El sudah turun lebih dulu. "Lihat saja! Kalau tidak salah, pamanmu tadi belok juga ke jalan ini kan? Dia mengikuti kita kan?" tanya El. "Sebenarnya ini bagian dari rencanaku." Erix tidak langsung menjawab karena kebingungan. Dia jadi mulai takut karena El juga sempat bilang kalau dia bukan orang baik. Dia awalnya lega karena bertemu dengan El, memikirkan dia selalu mengejar kakaknya, dia berpikir kalau pria itu pasti mau membantu kakaknya. Apalagi kalau kakaknya dalam bahaya, dia pasti akan melakukan lebih jauh untuk membantunya. Namun, dia juga memikirkan tentang kakaknya yang tidak ingin diganggu oleh El alasannya kemungkinan besar karena El berbahaya dan bukan orang baik. Apalagi dia mengakuinya sendiri di depannya. "Rencana apa? Kau tidak akan menghabisiku kan?" bisik Erix sedikit ketakutan. El menoleh ke Erix. Dia menatap Erix dingin dan tajam seolah-olah sangat marah kepada anak itu. Erix semakin ketakut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Obsesi Sang Badboy   39

    Seseorang menemukan pamannya Sereia. Dia langsung membawanya ke rumah sakit dan memanggil polisi. Polisi segera menyelidiki identitas pamannya Sereia.Sementara itu, El dan Erix sudah sampai di rumah keluarga ayahnya Sereia dan adik-adiknya. Erix buru-buru turun dan berlari ke dalam rumah. Pintunya sudah terbuka. El memarkirkan motornya setelah itu menyusul Erix ke dalam rumah. "Kak Sereia!""Kakak!"Terdengar Erix menangis histeris. El melihat ke dalam kamar dimana suara Erix berasal. Terlihat Erix menggoyangkan badan Sereia yang tergeletak di lantai. Wajah perempuan itu tertutupi dengan rambut panjangnya. El langsung bergerak maju dan menggendong Sereia kemudian membawanya ke luar."Kakakku mau dibawa kemana?" tanya Erix."Kemana lagi tentu saja rumah sakit," jawab El."Tapi kita tidak punya uang. Uang kita juga dirampas oleh paman dan bibi. Aku yakin bibi tidak setuju kalau Kak Sereia dibawa ke rumah sakit.""Dasar bodoh. Memangnya kamu masih mau mendengarkan soal bibimu?" ketu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Obsesi Sang Badboy   40

    Setelah meeting dengan client, Samuel langsung menuju ke rumah pamannya Sereia. Dia bertemu dengan bibinya Sereia yang tengah berbicara dengan seorang pria yang usianya kira-kira 45 tahun lebih. "Permisi bu, apakah Sereia ada?" tanya Samuel pada bibinya Sereia. "Apa yang kalian rencanakan hah?" Bibinya Sereia malah menyerang Samuel. Samuel menghindar dengan keterkejutan luar biasa. Samuel yakin sudah terjadi sesuatu. Semenjak saat itu, dia menyadari kalau keluarga Sereia ini berperilaku buruk terhadap Sereia dan adik-adiknya. Dia lengah. Dia seharusnya tidak menanyakan keberadaan Sereia pada bibinya. "Rencana apa ya? Aku sama sekali tidak tahu apapun!" ucap Samuel. "Kau dipanggil oleh pria itu kan?" "Pria itu?" "Yang datang kesini bersama Erix. Kurang ajar kalian semua. Kalian sudah menghabisi suamiku? Kalian akan mendapatkan akibatnya!" Bibinya Sereia mulai mrnangis. Hanya air matanya yang keluar, ekspresi kesedihan tidak terlihat karena sekarang dia luar biasa marah. Dia men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Obsesi Sang Badboy   70

    Sereia dan ketiga adiknya pada akhirnya mencoba mengunjungi keluarga dari ayah mereka. Sereia mengajak Lingga untuk berjaga-jaga apabila mereka ditahan lagi, Lingga bisa mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka, jika ia bisa melakukannya. "Kenapa kamu kesini hah?! Gara-gara kamu, suamiku sampai dihajar babak belur oleh bodyguardnya juragan! Dan gara-gara kamu juga, kita semakin terlilit hutang dimana-mana!"Sereia menghela nafas. Adik-adiknya sudah bertambah besar dan mereka lebih tenang menghadapi bibi mereka, mereka sudah tidak sama lagi seperti sebelumnya. "Aku kesini ingin bersilaturahmi dengan keluarga. Maafkan semua kesalahnku dan adik-adikku bibi. Dan maaf juga apabila selama kami tinggal disini, kami merepotkan kalian," kata Sereia."Tentu saja kalian merepotkan! Kalian benar-benar tidak tahu diri dan tidak tahu diuntung!" ketus bibi Sereia."Kalau begitu kami tidak akan lama bibi, ini, untuk bibi dan paman. Untuk keluarga lain aku akan memberikannya sendiri," kata Serei

  • Obsesi Sang Badboy   69

    Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Sereia mengancam Samuel."Aku yakin kamu dikenal oleh orang-orang sebagai bos yang baik dan bertanggung jawab, Samuel. Aku juga yakin kamu tidak akan mau karirmu hancur begitu saja. Kepribadian yang kamu bangun itu, kau pasti tidak menginginkannya hancur begitu saja kan?" tanya Sereia. "Akh!"Samuel tampak frustasi. "Tidak mungkin aku kalah dari orang yang bahkan tidak bisa memberikanmu apapun kecuali penderitaan kan?""Jujur saja Samuel, aku memang mengincar uang. Maksudku, lebih tepatnya, aku lebih butuh uang daripada seseorang untuk menemaniku," kata Sereia. "El masuk penjara dan dia keluar dari penjara entah beberapa tahun lagi. Aku tidak berencana menunggu karena aku tidak tahu apakah perasaannya padaku masih ada atau tidak nanti."Samuel tampak berbinar-binar. "Mungkinkah aku masih memiliki kesempatan?"Sereia ingin membeberkan kalau dia awalnya mengincar Samuel karena hartanya tetpi dia rasa dia tidak bisa membeberkan soa

  • Obsesi Sang Badboy   68

    "Sudah lama sekali ya, Sereia, Kai, Erix, dan Flosie? Kalian terlihat baik-baik saja dan malah...bahagia."Bibi mereka, Feyre, menghampiri mereka. Sereia menyipitkan kedua matanya. "Apa yang kalian mau? Apa kalian mau seperti keluarga ayah kami? Apa kalian bekerja sama dengan mereka untuk mengendalikan kami?""Justru kebalikannya. Aku sudah mendengar tentangmu yang dijodohkan dengan seorang juragan yang sudah memiliki banyak istri. Mana mungkin kami akan membiarkannya begitu saja. Paman dan bibimu disana meminta kami untuk menyuruhmu menuruti keinginan mereka tetapi kami tidak mungkin begitu saja menyerahkanmu pada mereka. Kalian berempat, pulanglah ke rumah keluarga besar ibu kalian!""Tidak!" tegas Erix. "Aku mengerti. Kalian tenang saja, aku akan membiayai keperluan kalian," kata Feyre."Tidak perlu bibi. Kak Sereia sudah bekerja dan dia bisa menyekolahkan kami seorang diri," kata Flosie. "Apa? Benarkah itu?" tanya Feyre.Sereia menganggukkan kepalanya."Itu tidak mungkin. Kamu

  • Obsesi Sang Badboy   67

    Entah sudah berapa tahun dia tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Semenjak menembak orang, dia tidak pernah berhenti gelisah dan ketakutan. Dia memikirkan ibunya, dia memikirkan Sereia, dan dia juga memikirkan dirinya sendiri. Tak dapat dipungkiri dia khawatir berada di penjara untuk selamanya. "Jangan seenaknya menyebutku putramu, pak tua, ayahku sudah mati sejak aku masih kecil," ucap El.Pria itu tercengang. Dia tidak bisa berkata-kata. Segera dia menundukkan kepalanya dan raut wajahnya terlihat sedih. "Pergi saja kalian semua! Tidak ada gunannya menghabiskan waktu berbicara denganku!" ketus El."El, jangan seperti ini. Aku...kamu tahu tidak siapa orang yang sudah mengirimkan dua orang yang menyerangku? Aku kerap mendatangi orang yang berada di rumah sakit itu yang kamu tembak. Dia mengaku kalau yang menyuruhnya adalah Samuel. Padahal aku tidak pernah bercerita padanya mengenai Samuel. Tampaknya dia tidak berbohong. Samuel sampai sekarang masih terus menggangguku," kata Sereia.E

  • Obsesi Sang Badboy   66

    Samuel ternyata jauh lebih jahat daripada yang Sereia kira. Sereia merasa terjebak di lumpur hisap."Dia seharusnya tidak membiarkan kebocoran ini terjadi begitu saja. Apa sebenarnya alasanmu membicarakan soal itu?" tanya Sereia dingin."Aku merasa kasihan padamu. Aku tidak ingin melihatmu datang kesini lagi. Itu seperti mimpi buruk bagiku," kata orang itu. "Alasan aku tidak memaafkan El karena aku khawatir dia akan menyerangku lagi."Sereia menghela nafas. "Tidak! Dia tidak akan melakukannya lagi.""Kau pikir aku akan percaya? Dia sudah menjadi traumaku jadi menyerah saja soal El. Aku sudah membocorkan yang lebih penting daripada mengeluarkan dia dari penjara."Sereia terdiam sejenak. Jika dia bisa memilih, dia lebih memilih El dikeluarkan dari penjara daripada mengetahui tentang Samuel yang sebenarnya jahat padanya. Itu karena dia berencana tidak pernah ingin berurusan lagi dengan Samuel. "Padahal aku bisa meminta pada El untuk tidak menyerangmu lagi. Dia itu sangat luluh padaku t

  • Obsesi Sang Badboy   65

    "Terima kasih banyak bu sudah di izinkan bekerja disini lagi," kata Sereia merasa lega luar biasa."Iya Sereia. Ngomong-ngomong, aku sudah mendengar banyak dari Raden. Kamu yang semangat ya! Jangan putus asa! Adik-adikmu perlu kamu perjuangkan sampai mereka bisa sekolah tinggi! Kamu pasti bisa melakukannya. Buat orang tuamu disana bangga padamu!""Terima kasih banyak bu motivasinya," kata Sereia. "Saya benar-benar berterima kasih.""Sama-sama Sereia. Adik-adikmu sudah masuk sekolah lagi kan?"Sereia menganggukkan kepalanya. "Iya. Keadaan sudah aman akhir-akhir ini jadi aku berpikir untuk mengirim mereka ke sekolah. Karena tidak mungkin jika mereka terus menerus berada di rumah.""Ya benar. Kalau soal biaya sekolah, kamu tidak perlu khawatir. Ibu mau membantumu.""Aku juga!" sahut Raden. Sereia sedikit tercengang. "Sungguh, terima kasih.""Sereia, bisakah kamu mengantarkan ini ke meja disana?" tanya Raden. "Ya tentu saja. Bu, saya izin bekerja dulu ya?""Iya."Ketika Sereia sibuk bek

  • Obsesi Sang Badboy   64

    "Kenapa kamu mencoba lari dariku setelah semua yang kamu lakukan? Apakah kamu mau menjadi pecundang yang melarikan diri dari semua masalah yang menimpamu? Jangan bercanda denganku!" ketus Sereia dingin.El diam sejenak. Orang-orang yang berada di penjara yang sama dengan El memperhatikan Sereia dan El secara bergantian. El masih saja membelakangi sereia meskipun sudah mendengar suara wanita itu. Dia tampak tidak tertarik untuk berhadapan dengan Sereia. "Kalau iya kenapa? Sudahlah tuan putri! Sana pergi! Kamu sudah bebas dari penjahat sepertiku sekarang. Ini adalah waktunya untukmu bersenang-senang dan mencari kebahagiaan yang kamu inginkan."Sereia menendang jeruji besi yang mengurung El. "Bisa-bisanya kamu mengatakan itu setelah semua yang kamu lakukan?""Jadi apa?" tanya El. "Kamu ingin aku dihukum seperti apa atas semua kejahatan yang aku lakukan padamu?""Kau sengaja tidak mau bertemu denganku karena tidak mau mendengar hukuman atau bagaimana?" tanya Sereia. "Bukan jawaban itu

  • Obsesi Sang Badboy   63

    "Kenapa kamu terus datang kesini?"Sereia tidak pernah menyukai kedatangan Lingga. Terutama sejak saat dia menyampaikan berita dari El yang menurutnya tidak masuk akal. "Memangnya tidak boleh? Aku disini sebagai perantara pesan El untukmu. Kamu habis dari mana?" tanya Lingga. "Bukan urusanmu!" jawab Sereia ketus. "Hey, aku ini tidak pernah melakukan apapun padamu jadi jangan benci aku seperti kamu membenci teman-teman kita yang lain. Dengarkan aku, sebaiknya kamu menghilang saja dari El," kata Lingga. "Hah? Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan!""El sudah tidak bisa dikenali lagi.""Katakan dengan penjelasan yang dapat aku pahami! Aku benar-benar tidak paham. Tidak dikenali lagi, maksudnya bagaimana?" tanya Sereia. Lingga menghela nafas. "Kami sebagai teman dekat El bahkan tidak tahu kalau pria itu menyimpan senjata semacam itu. Dia berani emnggunakannya. Masalahnya, dia mendapatkannya dari mana? Kami saja. Tidak. Teman kami yang lebih buruk dari El saja tidak memiliki senj

  • Obsesi Sang Badboy   62

    Sereia ingin berteriak sekencang-kencangnya. Dia bertanya-tanya kapan hujan akan datang. Dia ingin berdiri dibawah hujan. Dia ingin menikmati dinginnya angin ketika hujan deras datang. El mendadak seperti sebuah puzzle yang tidak bisa dia pecahkan.Setelah mengejarnya seperti orang gila sampai mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkannya, dia mendadak membuangnya seperti tidak membutuhkannya lagi. Memang mereka bersama lagi entah kapan. Tidak. El sempat akan dijatuhi hukuman ppenjara seumur hidup. Sereiia ingin diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada El. Ibunya El menemui Sereia di rumahnya. "Sebenarnnya apa yang terjadi antara kamu dan El?""Antara aku dann Elias? Ibu tidak mau bertanya soal kejadian waktu itu?" tanya Sereia dengan pandangan kosong ke depan. "Banyak yang mengatakan El sudah tidak tertolong lagi. Banyak yang mengatakan amit-amit memiliki anak seperti El. Dia itu...aku sendiri sebenarnnya juga sudah lelah menghadapinya. Aku berharap dia menjadi

DMCA.com Protection Status