Share

Bab 102. Menunggu Laila

Karena Zidna meminta Arya untuk diantarkan ke pondok, membuat Arya dengan cepat mengantarkan perempuan itu.

Kini mobil itu sudah terparkir di halaman yang tidak jauh dari pondok. Pondok pesantren Assalam, itulah namanya.

"Dek, aku langsung pulang saja ya? Maaf engga bisa nyempetin buat bertemu sama Kang Imam. Nanti, kalau Kang Imam nanyain, bilang aja aku ada urusan," ucap Arya setelah keduanya keluar dari dalam mobil.

"Memangnya Mas mau ke mana?" tanya Zidna dengan kening bertaut. "Tidak biasanya Mas langsung pergi sebelum bertemu dengan Mas Imam."

"Aku khawatir sama Sharu, Dek. Rindu juga sama dia. Setelah diambil ibunya hampir satu minggu, membuat aku sangat merindukannya," jawab Arya dengan sopan.

"Tapi Mas udah bicara sama pengacara itu, kan?Apa katanya?"

Arya menghela nafas pelan. Itulah alasan ia ingin cepat-cepat pergi. Ia melupakan bahwa Laila tengah bersama pria lain.

"Udah dibicarain. Makannya gak punya waktu untuk sekarang. Maaf ya. Dan tolong, sampaikan salam aku ke Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status