Share

Nyonya, Kembali! Tuan Mencari Anda
Nyonya, Kembali! Tuan Mencari Anda
Penulis: Fit Tree Fitri

Bab 1 Kecewa

Mahira duduk di tepi kasur. Dia masih menunggu kepulangan suaminya. Pernikahan terpaksa yang terjadi karena rasa tanggung jawab Elvis yang telah menyebabkan kematian dari kekasih Mahira di hari pernikahan.

“Kenapa belum pulang? Padahal sudah pukul dua belas malam. Aku sangat khawatir. Haruskan aku menghubungi Elvis?” Mahira menatap layar ponsel yang begitu sepi. Tidak ada panggilan dan pesan sama sekali dari suaminya.

“Hm. Kak Biyan. Maafkan aku yang sudah menerima Elvis di dalam hatiku. Dia sangat baik. Walaupun kadang bersikap dingin. Elvis yang menanggung biaya kehidupanku dan mama serta  kuliah Manisa.” Mahira berbicara dengan foto Biyan yang masih ada di layar ponselnya.

“Aku tidak bisa melakukan operasi lagi karena trauma melihat dirimu yang terluka di hari pernikahan kita,” ucap Mahira melihat kedua tangannya yang putih. Wanita itu sudah lama tidak berkerja sebagai seorang dokter bedah. Dia diberikan cuti untuk pemulihan diri.

“Aku berusaha menjadi istri yang baik untuk Elvis. Walau dia tidak menyentuhku. Aku tahu. Dia adalah pria baik yang menjujung tinggi ikatan suci pernikahan ini.” Mahira tersenyum.

“Elvis.” Mahira berpikir Elvis mengirimkan pesan padanya, tetapi dia kecewa karena nomor yang tidak dikenal muncuk di layar ponsel

“Siapa ini?” Mahira menerima beberapa pesan media berupa foto dan video..

“Pesan apa yang dikirimkan?” Mahira membuka pesan dan sangat terkejut melihat foto serta video mesra Elvis bersama dengan Sasa.

“Elvis.” Tangan Mahira gemetar melihat video intim antara Sasa dan Elvis. Sepasang kekasih yang memang selalu bersama.

“Tidak. Kamu mengatakan tidak pernah menyentuh Sasa dan aku percaya. Aku pikir kamu pria yang baik yang berbicara sesuai kenyataan.” Mahira tidak sanggup melihat video yang ada di ponselnya. Sasa terlihat jelas tidak mengenakan apa pun dan berada di atas tubuh Elvis. Wanita itu mencium dan memeluk serta menjilati leher hingga dada suami Mahira.

“Kamu jahat, Elvis!” teriak Mahira melempar ponsel ke kasur. Dia menangis. Ada sesak dan sakit di dadanya. Luka menggores jantung dan jiwa. Kecewa memberikan perih yang tidak terkira. Perhatian Elvis dalam dingin pun begitu berarti untuk Mahira yang selalu sendiri dan kesepian.

Elvis membuka matanya. Pria itu terbangun dari tidurnya. Dia segera beranjak dari sofa. Sendirian di ruangan VIP miliknya.

“Pukul berapa sekarang?” Elvis melihat jam yang melingkar di pergelanngan tangan.

“Sudah pukul dua belas lewat.” Elvis berdiri dan keluar dari café. Dia berjalan menuju tempat parkir.

“Pak.” Rino membuka pintu untuk Elvis.

“Di mana Sasa?” tanya Elvis.

“Non Sasa pulang duluan. Dia tidak enak badan dan mengatakan kepada saya untuk menunggu Anda,” jawab Rino.

“Ayo pulang.” Elvis masuk ke dalam mobil. Pria itu mengendurkan dasi dan memejamkan matanya.

Rino mengendarai mobil dengan kecepatan standar menuju rumah keluarga bosnya. Dia menghentikan kendaraan roda empat di dalam garasi. Dia membuka pintu dan membangunkan Elvis dari tidur tenang.

“Pak, kita sudah sampai,” ucap Rino.

“Hm.” Elvis membuka mata. Pria itu masih dalam kondisi sedikit mabuk karena pengaruh minumannya. Dia belum benar-benar sadarkan diri.

“Di mana Mahira? Kenapa dia tidak menyambutku seperti biasanya?” Elvis turun dari mobil. Dia tidak melihat Mahira yang bisa menunggu di depan pintu mobil.

“Mungkin Ibu Mahira sudah tidur.” Rino membantu Elvis masuk ke dalam rumah.

“Dia tidak pernah tidur sebelum aku pulang,” ucap Elvis.

“Mm.” Rino mengantarkan Elvis hingga ke depan pintu kamar.

“Silakan masuk, Pak. Saya sampai sini saja,” ucap Rino meninggalkan Elvis.

“Mahira,” sapa Elvis membuka pintu. Dia melihat kamar yang gelap. Pria itu segera menyalakan lampu.

“Apa kamu sudah tidur?” tanya Elvis melihat Mahira yang duduk di tepi kasur. Wanita itu menangis.

“Kenapa menangis? Aku tidak pernah menyakiti kamu.” Elvis menyentuh pipi Mahira dan tangannya ditepis.

“Apa ini?” Elvis terkejut dengan sikap kasar Mahira karena wanita itu sangat lembut dan penurut padanya.

Mahira melayani Elvis sepenuh hati. Wanita itu menyiapkan semua keperluan suaminya dari bangun tidur hingga tidur kembali. Dia sangat perhatian dan peduli. Walaupun pria itu membalasnya dengan sikap yang dingin.

“Kamu jahat!” teriak Mahira.

“Apa?” Elvis terkejut dengan kemarahan Mahira dalam tangis. Pria itu bingung dengan sikap istrinya. Dia tidak merasa melakukan kesalahan yang menyikiti hati wanita yang telah dinikahinya selama dua tahun.

“Kamu adalah pria munafik yang pura-pura baik padaku. Kamu tidak mau menyentuhku, tetapi berhubungan dengan wanita itu!” teriak Mahira. Wanita itu benar-benar kecewa. Dia terluka karena Elvis yang bermesraan dengan Sasa.

“Berhubungan? Apa maksud kamu, Mahira?” Elvis mencengkram dagu Mahira dengan cukup kuat.

“Kamu berhubungan intim kan dengan Sasa? Kalian berada di kamar hotel. Jadi, untuk apa kamu pulang ke rumah?” Mahira berusaha mendorong tubuh Elvis. Pria yang masih dipengaruhi minuman itu pun jatuh ke kasur.

“Kau!” Elvis sangat marah. Tidak seorang pun berani bersikap seperti itu padanya. Pria itu menarik tangan Mahira yang juga jatuh ke atas tempat tidur.

“Jangan menguji kesabaranku, Mahira!” Elvis mencekik leher Mahira.

“Aku sudah cukup sabar membiarkan kamu di sisiku dan menanggung semua biaya kehidupan kalian dan itu tidak sedikit. Aku sudah bertanggung jawab atas kesalahan yang telah aku lakukan,” tegas Elvis.

Mahira kesulitan bernapas. Dia memukul lengan Elvis yang kekar. Wanita itu benar-benar kesakitan.

“Apa kamu bisa membayar semuanya, Mahira?” Elvis menatap tajam pada Mahira.

“Apa kamu bisa mengembalikan Biyan kepadaku?” teriak Mahira yang juga marah pada Elvis. Dua orang itu benar-benar mempertahankan gengsi mereka.

“Apa?” Elvis sangat marah mendengarkan nama Biyan yang selalu disebutkan Mahira diantara mereka berdua.

“Kamu juga terpaksakan menikah denganku. Kamu tidak pernah melupakan pria yang sudah mati itu!” Elvis benar-benar emosi.

“Aku tidak akan menikah dengan kamu. Jika kamu tidak membunuh Biyan. Kami akan menjadi pasangan suami istri yang bahagia dan saling mencintai!” teriak Mahira mengungkapkan amarah.

“Kita memang tidak pernah saling mencintai. Diantara kita hanya ada benci.” Mahira berusaha melepaskan diri dari cengkraman Elvis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status