Aurie berjalan masuk dengan tenang sambil melihat sekeliling rumah.Rumah dengan luas sekitar 200 meter persegi, tiga kamar utama di lantai atas dan sebuah ruang tamu kecil, di bawah adalah dapur, ruang makan dan sebuah balkon besar terbuka.Balkon besar terbuka seperti ini adalah rumah impiannya Aurie, sayangnya dia tidak punya uang untuk beli rumah, jadi selama ini hanya bisa memikirkannya saja. Sekarang pernikahan mendadak ini malah membawakan sebuah balkon besar untuknya. Maka itu, Aurie selalu berpikir Tuhan pasti menyayanginya.Aurie terus mengitari balkon, Nathan pun berkata, "Kamarmu di bagian kanan lantai atas, di sana ada sebuah balkon kecil dan cahayanya lumayan bagus. Aku dari dulu tinggal sendirian, jadi kalau ada yang kurang, kamu yang urus saja sesuai keinginanmu."Saat mengatakannya, Nathan bahkan memberikan sebuah kartu bank hitam kepada Aurie. "Kamu pakai kartu ini semaumu, anggap saja ini adalah kebutuhan kita setelah pernikahan."Aurie melihat kartu yang diberikan N
Setelah mengganti pakaian yang rapi dan keluar dari kamar, Aurie tidak melihat bayangannya Nathan lagi. Entah Nathan sudah ke luar atau masih di dalam kamar, Aurie tetap berangkat ke toko tanpa mengganggunya.Saat Aurie tiba di toko, Keisha datang bersama Hervin Angkasa, putranya yang kurang dari satu tahun.Ketika Keisha melihat Aurie, kekhawatiran di wajahnya baru menghilang, dia berkata, "Melihatmu baik-baik saja baru bisa menenangkan hatiku."Melihat keponakannya yang tertidur di dalam pelukan Keisha, Aurie langsung menggendong anaknya untuk membantu kakaknya mengurangi beban.Melihat wajah kakaknya yang kelelahan dan masih mengkhawatirkannya, Aurie merasa sangat sedih. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik kakaknya duduk berbicara, tapi Keisha malah langsung merintih!Aksi Keisha pun mengejutkan Aurie. Dia menanyakan, "Kak, ada apa denganmu?" Aurie hanya menarik lengan kakaknya tanpa menggunakan tenaga ....Aurie pun langsung menyadari sesuatu. Tanpa menunggu penjelasan dari Kei
Suara renovasi di toko Aurie lumayan keras. Setelah memastikan adiknya baik-baik saja, Keisha pun kembali dengan membawa anaknya.Luas toko Aurie hanya 20 meter persegi. Renovasi hari ini sudah hampir selesai, mungkin besok sudah mulai pengerjaan akhir.Setelah tukang renovasi selesai kerja malam ini, Aurie membersihkan toko sebelum pergi. Kali ini, dia tidak melupakan kalau dirinya sudah menikah.Aurie menutup toko dan pulang ke Citra Mandala dengan sepeda listriknya. Barusan dia tiba di pintu rumah, ponsel Aurie langsung berdering.Melihat panggilan masuk dari Samantha, Aurie pun langsung melirik ke sekeliling rumah.Lampu depan pintu masih menyala, mungkin Nathan belum pulang, jadi hanya menyisakan sebuah lampu kecil untuknya. Nathan melakukan dengan sangat teliti.Menebak Nathan sedang tidak di rumah, Aurie baru berani angkat telepon dari Samantha."Ada apa?" Aurie tidak pernah menyapa ibu tirinya karena Samantha memperlakukan mereka berdua dengan jahat selama 20 tahunan, maka itu
Nathan tidak memberitahunya karena dia merasa semuanya dibiarkan berjalan secara natural saja, kalau memberi tahu terlalu banyak akan membuat situasi berubah.Air sudah mendidih, Aurie membalikkan badan untuk memasak mi, jadi dia tidak melihat ekspresi Nathan yang berubah. Dia bahkan lanjut berkata, "Kamu juga kerja di perusahaan besar, 'kan? Seperti keponakannya Bibi Evelyn."Mengungkit keponakan Bibi Evelyn, Nathan teringat kemarin saat di KUA, dia mendengar Aurie membahas hal ini di telepon."Maksudmu pasangan kencan butamu?" tanya Nathan sambil menatapnya."Iya, kata Bibi Evelyn keponakannya bekerja di perusahaan terbaik di kota! Keponakannya sangat hebat," ujar Aurie dengan nada kagum sambil memasak mi.Kata-kata ini berhasil menarik perhatian Nathan. Dia bersandar di sebelah pintu dapur sambil menanyakan, "Perusahaan terbaik di kota?""Grup Imanuel, apa kamu nggak tahu?" Aurie menoleh menatap Nathan dengan ekspresi kagum sambil berkata, "Saat aku baru lulus kuliah, aku juga perna
Philip Junaida, asistennya adalah pekerja yang sangat efisien. Dalam setengah jam, dia langsung menemukan lamaran kerja Aurie tahun lalu.Sejujurnya, Aurie selain terlihat lucu, dia terlihat cantik pada pandangan pertama. Dari lamaran ini, selain memberikan kesan murid pintar, dia tidak punya daya tarik lainnya lagi.Mengirimkan lamaran kerja mencari pekerjaan adalah masalah besar dalam seumur hidup. Melihat Aurie tidak mengerti menuliskan keunggulannya dalam lamaran kerja,Terlihat jelas kalau Aurie bukanlah orang yang licik.Teringat pertanyaan Aurie kemarin malam, Nathan merasa kalau dirinya yang berpikiran berlebihan. 'Aku marga Imanuel, terutama Grup Imanuel yang begitu terkenal, jadi wajar saja dia bisa mengaitkan.'Nathan dilahirkan di keluarga kaya, dia juga punya tekanan persaingan yang besar. Dia bisa mendapatkan posisi direktur Grup Imanuel sekarang juga bukan hal yang mudah.Maka itu, Nathan sudah terbiasa berpikir berlebihan hingga salah paham pada Aurie.Setelah melihat l
Yuri menghabiskan waktu seharian untuk membersihkan toko, dia menata semua barang yang sudah disiapkan di rak. Di depan toko bahkan disusun kios teh susu, sosi bakar dan bermacam-macam makanan kecil."Aurie, sekarang cuaca lumayan dingin. Bagaimana kalau kita bakar ubi merah?" tanya Yuri sambil menyusun minuman di lemari pajangan depan pintu."Oke! Kamu adalah pemegang saham terbesar, jadi semua sesuai keinginanmu, dong," ujar Aurie dengan nada bercanda.Yuri memiliki kepribadian yang cerah. Ketika mendengar kata-kata Aurie, dia pun langsung berkata dengan bangga, "Sekarang kita juga sudah menjadi bos."Ketika mereka berdua sedang bercandaan, ponsel Aurie tiba-tiba berbunyi, ternyata itu adalah telepon dari Keisha. Aurie mengira Keisha menghubunginya untuk menanyakan jadwal pembukaan besok.Aurie menjadi sangat semangat karena memiliki bisnis kecil bersama teman sendiri. Ke depannya, dia bisa mendapatkan lebih banyak uang untuk menghidupi dirinya, kakaknya dan keponakannya. Jadi, ke de
"Kamu bukan ibuku, apa ada hubungannya denganmu pria seperti apa yang kudapatkan?" Aurie berjalan sambil mendekati Keisha dengan tatapan sedih.Aurie sekarang sudah mengerti kalau selama ini kakaknya dianiaya hanya untuk melindunginya, contohnya seperti sekarang.Kalau Keisha memberi tahu Samantha tentang situasi Aurie sekarang, Samantha pasti tidak akan membuat keributan di rumahnya."Kak, aku yang menanganinya saja. Kamu bawa Hervin masuk ke kamar dulu. Jangan biarkan dia ketakutan terus." Aurie segera menenangkan keponakannya, "Sayang, jangan nangis, ya. Bibi sudah datang, jadi kamu jangan takut lagi.""Bibi ...." Sebelumnya Hervin hanya bisa panggil ayah dan ibu, sekarang dia tiba-tiba memanggil Aurie seakan-akan juga ingin menasihati Aurie untuk tidak takut.Di balik kesenangan Aurie dan Keisha, mereka malah merasa sedih dengan kehidupan mereka bertiga yang saling bergantung satu sama lain."Sayang, ayo masuk ke kamar sambil menunggu Bibi." Aurie menghela napas panjang dengan mena
Pendengaran Nathan yang tajam langsung mendengarkan suara dari tempat Aurie. Dia pun langsung mengetahui kalau Aurie sekarang sedang di kantor polisi, jadi dia menanyakan, "Apa yang terjadi padamu?"'Aurie adalah perempuan! Dia masih di luar selarut ini! Apa dia bertemu dengan orang jahat?'Teringat berita di toko sate sebelumnya, meskipun sebagai penonton saja, orang-orang pasti akan memihak pada korban karena wanita memang lemah."Nggak apa-apa. Aku ...." Aurie tidak ingin menceritakan terlalu banyak hal-hal memalukan seperti ini kepada Nathan, karena mereka berdua masih belum begitu dekat."Kirimkan lokasimu." Nathan juga merasa sangat pasrah. Dia setuju untuk menikah agar kakek tidak merepotkannya lagi.Siapa sangka, setelah dia menuruti kakeknya untuk menikah, kerjaan dan beban Nathan malah menjadi lebih banyak dari sebelumnya.Nathan langsung mengambil kunci mobil dan keluar setelah mengakhiri panggilannya. Tidak peduli apa pun yang terjadi, Nathan sudah menikahinya, jadi Nathan