Share

Bab 10

"Kamu bukan ibuku, apa ada hubungannya denganmu pria seperti apa yang kudapatkan?" Aurie berjalan sambil mendekati Keisha dengan tatapan sedih.

Aurie sekarang sudah mengerti kalau selama ini kakaknya dianiaya hanya untuk melindunginya, contohnya seperti sekarang.

Kalau Keisha memberi tahu Samantha tentang situasi Aurie sekarang, Samantha pasti tidak akan membuat keributan di rumahnya.

"Kak, aku yang menanganinya saja. Kamu bawa Hervin masuk ke kamar dulu. Jangan biarkan dia ketakutan terus." Aurie segera menenangkan keponakannya, "Sayang, jangan nangis, ya. Bibi sudah datang, jadi kamu jangan takut lagi."

"Bibi ...." Sebelumnya Hervin hanya bisa panggil ayah dan ibu, sekarang dia tiba-tiba memanggil Aurie seakan-akan juga ingin menasihati Aurie untuk tidak takut.

Di balik kesenangan Aurie dan Keisha, mereka malah merasa sedih dengan kehidupan mereka bertiga yang saling bergantung satu sama lain.

"Sayang, ayo masuk ke kamar sambil menunggu Bibi." Aurie menghela napas panjang dengan menahan rasa sedih, Keisha yang menggendong anaknya dengan rasa khawatir pun menutup pintu kamar.

Aurie baru menyadari kalau kakak iparnya belum pulang selarut ini, jadi di rumah hanya tersisa Keisha, mertuanya dan anak kecil.

Tidak heran Samantha mencari masalah di saat ini, ternyata karena tidak ada pria di rumah ini.

Namun, Aurie tidak takut pada Samantha. Dia sejak kecil lebih keras dari kakaknya, jadi dia sama sekali tidak pernah menerima tekanan dari Samantha.

"Samantha, kalau kamu ada masalah, kamu cari aku saja. Apa maksudmu datang membuat keributan saat kakak ipar sedang nggak di rumah? Kamu memang hanya berani menindas yang lebih lemah!" Aurie tidak lagi takut setelah menenangkan Keisha dan anaknya.

"Kamu masih berani berbicara seperti ini? Apa aku nggak pernah mencarimu? Bagaimana perlakuanmu? Aku baik hati memperkenalkan pasangan untukmu, menikah dengan pria keluarga mapan agar mengurangi beban keluarga! Kamu malah menikah dengan pria lain dan memblokir nomorku?!"

Saat Samantha sedang berbicara, dia tiba-tiba berlari ke depan rumah Keisha, lalu duduk di anak tangga sambil menangis dengan tragis. "Aduh! Hidup ini memang nggak adil! Anak yang susah payah kubesarkan langsung meninggalkan ibunya setelah menikah dengan orang kaya! Ayo semuanya bantu aku mencari keadilan!"

Rosita Andalas, mertuanya Keisha dari tadi sudah darah tinggi karena Samantha, sekarang dia tambah menangis membuat Rosita semakin merasa pusing.

Aurie memapah Rosita untuk duduk di sofa. Saat dia berlari keluar, dia melihat Yuri berdiri di lantai atas sambil merekam Samantha.

Melihat Yuri menyuruh Aurie untuk tidak bersuara, Aurie pun mengerti kalau Samantha sedang mengambil bukti.

"Samantha, kamu jangan begitu ribut! Kamu ini sekarang sedang mengganggu warga!" Aurie awalnya ingin menarik Samantha untuk pergi. Teringat Yuri sudah melapor polisi, Aurie pun tidak berani bertindak gegabah.

Saat mereka berbicara, polisi pun tiba. "Apakah ada yang membuat keributan di sini?"

Jarak kantor polisi dari sini sangat dekat, Samantha sama sekali tidak menyangka akan ada polisi yang datang.

Samantha tercengang sesaat, kemudian dia langsung berdiri menghampiri polisi, lalu menunjuk Aurie sambil berkata, "Pak polisi, dia adalah putriku, ini adalah rumah putri pertamaku. Mereka berdua ingin mengusirku setelah menikah dengan orang kaya! Pak polisi, tolong carikan keadilan untukku!"

Di saat ini, Aurie melirik Yuri dan berkata, "Pak polisi, jangan dengarkan dia. Aku punya bukti."

Yuri segera turun, kemudian menyerahkan rekaman yang diambil secara diam-diam kepada polisi.

Polisi mengangguk dengan puas melihat Aurie dan Yuri yang lumayan pintar, polisi itu berkata, "Cara kalian menangani masalah ini dengan cara yang tepat. Tapi, aku mau merepotkan kalian untuk mengikuti ke kantor polisi untuk membuat catatan tertulis."

Polisi itu berbicara sambil melihat Samantha berkata, "Ayo ikut kami ke kantor polisi."

Samantha juga bukan orang bodoh, dia pun menyadari kalau polisi membela Aurie dan Yuri karena bukti video itu. Dia segera menangis berlagak menyedihkan, "Aurie, ibu tadi gegabah sesaat! Tolong maafin ibu kali ini!"

Aurie sama sekali tidak memedulikan Samantha, dia hanya berkata kepada polisi, "Kita pergi ke kantor polisi saja. Kalian periksa dan pasti akan tahu apa hubungan kami."

"Oke, karena kalian meminta keadilan, maka kamu harus mengikuti kami." Polisi bertindak sesuai sikap orang yang bersangkutan, jadi tidak peduli Samantha setuju atau tidak, sekarang dia berada di pihak yang digugat dan akan dibawa oleh polisi.

Di dalam kantor polisi, Samantha sudah tidak sombong seperti tadi lagi. Meskipun dia tidak berpendidikan dan tidak memahami hukum, dia juga tahu kalau ini bukanlah tempat untuk membuat keributan.

Sekarang, dia akan mengingat dendam dengan Aurie lagi.

Aurie dan Yuri sebagai pihak bersangkutan mengikuti prosedur kepolisian untuk membuat catatan. Saat mereka keluar dari ruang interogasi, Aurie pun menerima telepon dari Nathan.

"Sudah begitu malam, apa kamu masih sibuk di toko?"

Mendengar kata-kata Nathan, Aurie baru melihat jam di dinding. 'Sudah jam 12 malam!'

Sebelum Aurie berbicara, polisi dari ruang interogasi juga keluar dan berkata, "Nona Aurie, catatan ini diperiksa dulu, lalu tanda tangan kalau sudah nggak ada masalah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status