"Aku yang melapor polisi!" Yuri langsung maju sambil berkata, "Mereka mencari masalah di toko kami dan menggoda kami."Yuri berbicara sambil menunjuk empat CCTV di sudut toko, "Kalian boleh periksa rekaman CCTV. Kalian lihat saja apa yang mereka katakan dan lakukan."Ternyata saat Yuri melihat mereka datang sudah langsung diam-diam menekan tombol panggilan polisi di bawah kasir.Saat mereka merenovasi toko ini, Aurie dan Yuri bersepakat untuk memasang tombol ini. Meskipun harganya lumayan mahal, memikirkan mereka berdua adalah perempuan, ini juga akan menjamin keamanan mereka kalau ada yang terjadi di toko.Mereka mengira alat ini tidak akan terpakai, siapa sangka malah sudah terpakai secepat ini.Polisi yang datang langsung dengan cepat menahan Steven dan teman-temannya, bahkan menyuruh orang untuk mengambil rekaman CCTV sebagai bukti kasus ini. Saat membawa mereka ke kantor polisi, Aurie dan Yuri pun terpaksa mengikuti untuk membuat pernyataan dan mengumpulkan bukti.Baru beberapa ha
Nathan adalah orang yang terkenal akan gila kerja. Ini pertama kalinya dia pergi meninggalkan rapat yang belum selesai tanpa ragu-ragu.Beberapa petinggi perusahaan yang duduk di dekat pintu tidak sengaja mendengar teriakan yang keras dari ponsel Nathan, "Ada yang mau merebut istrimu!"Beberapa petinggi yang kepo itu sangat pintar dalam mengambil inti kalimat. Mereka tidak mendengar apa pun selain kata "istrimu".Setelah Nathan baru pergi, ruangan rapat langsung menjadi heboh!"Pak Nathan sudah menikah?""Kapan dia menikah?""Ini berita besar Pak Nathan!""Aku sangat penasaran dengan wajah istrinya Pak Nathan! Dia pasti sangat cantik!"Sebenarnya Philip juga ingin ikut bergosip. Dia ingin bilang, 'Istri Pak Nathan benar-benar sangat cantik! Dia nggak hanya cantik, bahkan sangat imut seperti boneka.'Kalau Philip pamer di saat ini, posisi Philip di perusahaan pasti akan meningkat.Begitu banyak petinggi perusahaan tidak tahu kabar pernikahan direktur? Philip saja sudah pernah bertemu de
Bulan September di Kota Biantro, setelah beberapa hari hujan yang membuat cuaca sejuk, kembali menjadi panas lagi.Aurie sedang memantau pengerjaan renovasi di toko barunya. Saat dia baru kembali dari membeli perlengkapan yang diperlukan oleh tukang, ibu tirinya Samantha meneleponnya lagi."Aurie, jangan lupa janji pertemuan kita besok malam di Hotel Kortina jam tujuh malam, ya.""Janji apa? Aku akhir-akhir ini sedang sibuk renovasi toko baru, aku nggak ada waktu!" Tempat ini sangat ribut karena pengerjaan renovasi. Sebelum Samantha menyelesaikan pembicaraannya, Aurie sudah mengakhiri panggilannya.Kemarin malam, kakaknya Aurie yang bernama Keisha Sunur memberitahunya melalui ponsel kalau adik tiri mereka yang bernama Edward Sunur telah menghamili pacarnya. Calon mertuanya meminta Edward membeli sebuah rumah baru di Kota Biantro sebagai syarat untuk menikahi putri mereka, kalau tidak, mereka akan melakukan aborsi dan memutuskan hubungan mereka.Samantha tahu kalau anak dari kepala desa
Ketika Nathan sedang angkat telepon, Aurie juga mendapat telepon dari Evelyn."Aurie, tadi aku sedang menidurkan cucuku, jadi ponselku mode senyap. Aku barusan mendapat telepon dari keponakanku, dia tanya kamu ke mana, karena dia sudah menunggumu setengah jam di kafe."Ketika Aurie mendengarnya, pikirannya seakan-akan disambar petir! Kalau keponakannya Evelyn menunggunya di kafe, jadi dengan siapakah dia menikah?Tidak heran Aurie merasa ada yang aneh, kini dia baru teringat kalau keponakan dari Evelyn bukan bermarga Imanuel, tapi marganya Iskandar.Aurie menatap Nathan dengan ekspresi tercengang! Dia hanya ingat kalau keponakan Evelyn adalah karyawan perusahaan dan berpenampilan tampan, maka itu saat melihat Nathan, dia langsung merasa sama dengan yang disebutkan Bibi Evelyn! Jadi dia pun langsung menghampirinya tanpa berpikir panjang.Aurie tidak menyangka dirinya yang buru-buru menikah ternyata menikah dengan orang yang salah."Bi ... Bibi ...." Aurie memegang ponselnya dengan kebin
Aurie menyimpan kunci dari Nathan dan surat nikah mereka, setelah itu dia mendapat telepon dari tukang renovasi toko yang menyuruhnya untuk beli bahan."Pak Nathan, tokoku masih ada urusan, aku kembali dulu, ya." Aurie mengakhiri panggilan sambil berpamitan dengan Nathan, setelah itu buru-buru menuju ke stasiun kereta bawah tanah.Nathan ingin mengantarnya, tapi Aurie malah sudah lari dengan cepat hingga membuat Nathan tidak sempat berbicara. Aurie terlihat sangat mandiri dan bukanlah orang yang suka merepotkan orang lain.Mereka berdua menjalankan kesibukan masing-masing seharian. Aurie sangat sibuk dengan renovasi tokonya sampai jam sepuluh malam baru pulang dengan kelelahan.Dia dengan terbiasa kembali ke rumah sewaan, lalu memesan semangkuk bihun untuk makan malam. Dia bahkan sudah lupa dengan dirinya yang sudah menikah.Saat Aurie sedang makan bihun, dia tiba-tiba mendapat telepon dari Nathan."Halo, Pak Nathan ...." Saat Aurie angkat telepon, dia baru teringat dirinya sudah menik
Aurie berjalan masuk dengan tenang sambil melihat sekeliling rumah.Rumah dengan luas sekitar 200 meter persegi, tiga kamar utama di lantai atas dan sebuah ruang tamu kecil, di bawah adalah dapur, ruang makan dan sebuah balkon besar terbuka.Balkon besar terbuka seperti ini adalah rumah impiannya Aurie, sayangnya dia tidak punya uang untuk beli rumah, jadi selama ini hanya bisa memikirkannya saja. Sekarang pernikahan mendadak ini malah membawakan sebuah balkon besar untuknya. Maka itu, Aurie selalu berpikir Tuhan pasti menyayanginya.Aurie terus mengitari balkon, Nathan pun berkata, "Kamarmu di bagian kanan lantai atas, di sana ada sebuah balkon kecil dan cahayanya lumayan bagus. Aku dari dulu tinggal sendirian, jadi kalau ada yang kurang, kamu yang urus saja sesuai keinginanmu."Saat mengatakannya, Nathan bahkan memberikan sebuah kartu bank hitam kepada Aurie. "Kamu pakai kartu ini semaumu, anggap saja ini adalah kebutuhan kita setelah pernikahan."Aurie melihat kartu yang diberikan N
Setelah mengganti pakaian yang rapi dan keluar dari kamar, Aurie tidak melihat bayangannya Nathan lagi. Entah Nathan sudah ke luar atau masih di dalam kamar, Aurie tetap berangkat ke toko tanpa mengganggunya.Saat Aurie tiba di toko, Keisha datang bersama Hervin Angkasa, putranya yang kurang dari satu tahun.Ketika Keisha melihat Aurie, kekhawatiran di wajahnya baru menghilang, dia berkata, "Melihatmu baik-baik saja baru bisa menenangkan hatiku."Melihat keponakannya yang tertidur di dalam pelukan Keisha, Aurie langsung menggendong anaknya untuk membantu kakaknya mengurangi beban.Melihat wajah kakaknya yang kelelahan dan masih mengkhawatirkannya, Aurie merasa sangat sedih. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik kakaknya duduk berbicara, tapi Keisha malah langsung merintih!Aksi Keisha pun mengejutkan Aurie. Dia menanyakan, "Kak, ada apa denganmu?" Aurie hanya menarik lengan kakaknya tanpa menggunakan tenaga ....Aurie pun langsung menyadari sesuatu. Tanpa menunggu penjelasan dari Kei
Suara renovasi di toko Aurie lumayan keras. Setelah memastikan adiknya baik-baik saja, Keisha pun kembali dengan membawa anaknya.Luas toko Aurie hanya 20 meter persegi. Renovasi hari ini sudah hampir selesai, mungkin besok sudah mulai pengerjaan akhir.Setelah tukang renovasi selesai kerja malam ini, Aurie membersihkan toko sebelum pergi. Kali ini, dia tidak melupakan kalau dirinya sudah menikah.Aurie menutup toko dan pulang ke Citra Mandala dengan sepeda listriknya. Barusan dia tiba di pintu rumah, ponsel Aurie langsung berdering.Melihat panggilan masuk dari Samantha, Aurie pun langsung melirik ke sekeliling rumah.Lampu depan pintu masih menyala, mungkin Nathan belum pulang, jadi hanya menyisakan sebuah lampu kecil untuknya. Nathan melakukan dengan sangat teliti.Menebak Nathan sedang tidak di rumah, Aurie baru berani angkat telepon dari Samantha."Ada apa?" Aurie tidak pernah menyapa ibu tirinya karena Samantha memperlakukan mereka berdua dengan jahat selama 20 tahunan, maka itu