Share

Bab 5

Setelah mengganti pakaian yang rapi dan keluar dari kamar, Aurie tidak melihat bayangannya Nathan lagi. Entah Nathan sudah ke luar atau masih di dalam kamar, Aurie tetap berangkat ke toko tanpa mengganggunya.

Saat Aurie tiba di toko, Keisha datang bersama Hervin Angkasa, putranya yang kurang dari satu tahun.

Ketika Keisha melihat Aurie, kekhawatiran di wajahnya baru menghilang, dia berkata, "Melihatmu baik-baik saja baru bisa menenangkan hatiku."

Melihat keponakannya yang tertidur di dalam pelukan Keisha, Aurie langsung menggendong anaknya untuk membantu kakaknya mengurangi beban.

Melihat wajah kakaknya yang kelelahan dan masih mengkhawatirkannya, Aurie merasa sangat sedih. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik kakaknya duduk berbicara, tapi Keisha malah langsung merintih!

Aksi Keisha pun mengejutkan Aurie. Dia menanyakan, "Kak, ada apa denganmu?" Aurie hanya menarik lengan kakaknya tanpa menggunakan tenaga ....

Aurie pun langsung menyadari sesuatu. Tanpa menunggu penjelasan dari Keisha, Aurie menariknya dan membuka lengan baju Keisha.

Meskipun sekarang mulai masuk musim hujan, siang hari Kota Biantro tetap sangat panas, bahkan semua orang di jalanan memakai baju dan celana pendek. Keisha adalah orang yang takut dengan rasa panas, dia tidak mungkin memakai lengan panjang di saat ini.

Satu-satunya alasan yang bisa menjelaskan adalah Keisha pasti terluka!

Sesuai dugaan, saat lengan baju Keisha dibuka, lebam di lengannya pun terpampang dengan jelas.

"Kak, kamu ...." Melihat bekas pukulan yang jelas di lengan Keisha, Aurie dengan sedih bertanya, "Apa dia memukulmu lagi?!"

Keisha segera menarik lengannya dan menurunkan lengan bajunya sambil menggelengkan kepala berkata, "Nggak, ini nggak sengaja terbentur. Aurie, tenang saja, kakak baik-baik saja."

Aurie mengenal sifat kakaknya yang hanya memberikan kabar baik dan tidak akan jujur walaupun bukti sudah terpampang jelas.

"Kak, apa kamu mau selamanya bertahan seperti ini? Apa maunya kali ini?" Aurie merasa sangat sedih. Dia dibesarkan oleh kakaknya seperti ibunya, jadi dia tidak tega melihat kakaknya diperlakukan seperti ini oleh keluarga suaminya.

Aurie pernah beberapa kali ingin pergi menemui mertuanya Keisha, tapi setiap kali ditahan oleh Keisha. Dia selalu mengatakan kalau keributan hanya akan membuat semua orang tidak nyaman.

Sekarang masalahnya adalah Keisha masih harus tinggal di sana. Dengan kekuatan mereka berdua yang sangat lemah, apa yang akan terjadi setelah mereka bertengkar? Aurie memang merasa puas, tapi yang didapatkan adalah perlakuan mertua yang menjadi lebih keras terhadap Keisha.

Kali ini, mertuanya entah dari mana mendengar Jayden dan Samantha mengaturkan pernikahan untuk Aurie, bahkan mengetahui kalau kedua orang tuanya meminta mahar sebanyak 1,2 miliar, jadi mertuanya pun menggunakan masalah mahar untuk mempersulit Keisha lagi.

Keisha tidak ingin menceritakan kabar buruk ini terhadap adiknya, dia pun mengalihkan topik berkata, "Semalam kamu bilang sudah menikah, apakah itu benar? Jangan-jangan kamu menipuku?"

"Kak, kenapa kamu seperti ini lagi!" Aurie tahu kalau kakaknya tidak pernah memberikan pengaruh negatif terhadapnya, tapi hanya inilah yang bisa menghibur kakaknya sekarang.

Aurie menceritakan kejadian kemarin kepada kakaknya. Akan tetapi, Keisha malah menjadi lebih khawatir setelah mendengarnya, "Berarti kamu sama sekali nggak mengenalnya? Bukankah ini lebih bahaya?"

"Setidaknya dia bukan pria dari kampungnya Samantha, selain itu, dia sangat dewasa dan sangat baik padaku, dia bahkan memberiku uang juga." Aurie tiba-tiba teringat sesuatu, dia pun mengeluarkan kartu bank hitam yang diberikan oleh Nathan kemarin malam.

Setelah melihatnya, Keisha baru menjadi lebih tenang, dia berkata, "Aku pernah di internet melihat kartu bank hitam dengan tepi emas seperti ini. Apakah dia klien VIP dari bank? Sepertinya dia adalah orang kaya."

Aurie sama sekali tidak memedulikan semua ini, dia menyimpan kartu tersebut dan berkata, "Sebanyak apa pun uang yang dimilikinya, semua itu adalah harta sebelum pernikahan. Aku akan mencatat semua pengeluaran dari kartu ini agar dia nggak merasa aku memanfaatkannya."

Aurie sudah melihat terlalu banyak pernikahan seperti ini. Contoh ayahnya yang selalu perhitungan untuk memberikan uang jajan dua ribu, bahkan kakaknya yang dihina oleh kakak ipar hanya karena memberikan uang saku 200 ribu kepada adik sendiri, maka itu Aurie pun menjadi sangat sensitif terhadap uang.

Keisha juga setuju dengan pendapat Aurie. Tidak peduli apa alasan mereka menikah, tetap saja tidak boleh diremehkan oleh sesama hanya karena masalah finansial. Kalau tidak, kehidupan mereka akan menjadi semakin tidak bahagia seperti kondisi Keisha sekarang.

"Apa kamu tahu apa pekerjaannya? Rumah dia begitu mewah, bahkan memberimu kartu bank. Apa kamu periksa berapa banyak uang di dalam?" tanya Keisha.

Aurie menggelengkan kepalanya, dia berkata, "Aku sungkan menanyakan kehidupan pribadinya, aku juga merasa nggak sopan kalau memeriksa isi saldonya. Aku usahakan nggak memakai kartu ini karena aku punya uang sendiri. Kakak, kamu jangan lupa simpan baik-baik uang yang kuberikan sebelumnya. Jangan biarkan mereka mengetahuinya."

Keisha menganggukkan kepalanya. Dia akhirnya sudah tenang melihat adik sendiri tidak digunakan oleh orang tuanya untuk digantikan dengan mahar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status