Share

Nikah dengan Miliarder Pada Hari Kencan Buta
Nikah dengan Miliarder Pada Hari Kencan Buta
Penulis: Radifa

Bab 1

Bulan September di Kota Biantro, setelah beberapa hari hujan yang membuat cuaca sejuk, kembali menjadi panas lagi.

Aurie sedang memantau pengerjaan renovasi di toko barunya. Saat dia baru kembali dari membeli perlengkapan yang diperlukan oleh tukang, ibu tirinya Samantha meneleponnya lagi.

"Aurie, jangan lupa janji pertemuan kita besok malam di Hotel Kortina jam tujuh malam, ya."

"Janji apa? Aku akhir-akhir ini sedang sibuk renovasi toko baru, aku nggak ada waktu!" Tempat ini sangat ribut karena pengerjaan renovasi. Sebelum Samantha menyelesaikan pembicaraannya, Aurie sudah mengakhiri panggilannya.

Kemarin malam, kakaknya Aurie yang bernama Keisha Sunur memberitahunya melalui ponsel kalau adik tiri mereka yang bernama Edward Sunur telah menghamili pacarnya. Calon mertuanya meminta Edward membeli sebuah rumah baru di Kota Biantro sebagai syarat untuk menikahi putri mereka, kalau tidak, mereka akan melakukan aborsi dan memutuskan hubungan mereka.

Samantha tahu kalau anak dari kepala desa di kampung halamannya menyukai Aurie, lalu dikarenakan Aurie adalah lulusan dari universitas terkenal, jadi Samantha pun mencari kesempatan untuk menerima mahar sebanyak 1,2 miliar.

Samantha tadi meneleponnya untuk mendesaknya pulang menikah.

Samantha melakukannya pasti karena permintaan dari Jayden Sunur, karena saat dulu Keisha menikah, Samantha juga berhasil meminta mahar sebanyak 600 juta, kemudian uang itu digunakan untuk membeli mobil baru untuk anaknya.

Mahar yang mahal itu pun membuat mertuanya menganggap Keisha adalah menantu dari hasil pembelian, bahkan semakin meremehkannya, ditambah lagi suaminya akan manja, maka itu kehidupan pernikahan mereka pun tidak bahagia.

Dikarenakan Jayden dan Samantha takut maharnya diminta kembali, mereka pun berlagak tidak peduli terhadap kehidupan Keisha yang menderita.

Sekarang, mereka malah menggunakan cara yang sama yaitu memanfaatkan Aurie untuk mahar yang lebih banyak sebagai dana untuk membeli rumah putra mereka. Itu tentu saja tidak boleh terjadi!

Tepat pada saat ini, Bibi Evelyn si pemilik rumah menelepon Aurie menanyakan pendapatnya tentang kencan buta dengan keponakannya.

Kali ini, Aurie langsung menjawab tanpa ragu-ragu, "Bibi, aku mau. Nanti kita ketemu di kafe saja, ya."

Setelah telepon diakhiri, Aurie berpamitan dengan tukang renovasi toko dan langsung pergi dengan buru-buru.

Aurie dengan polos mengira selama dirinya menikah, maka kedua orang tuanya tidak akan mendapatkan uang lagi.

Sesaat kemudian, Aurie pun tiba di kafe hotel bintang lima Kota Biantro.

Barusan tiba di depan kafe, dia melihat seorang pria tampan dengan setelan jas rapi duduk di dekat jendela.

Melihat pria yang tidak biasa itu, Aurie pun mengira pria itulah keponakan Evelyn yang bekerja di perusahaan besar.

Pelayan mengantar Aurie ke depan meja pria itu, dia dengan sopan menyapa, "Halo, namaku Aurie. Aku adalah orang yang mau kencan buta denganmu."

Mendengar perkenalan diri Aurie, pria itu menatap Aurie dengan mata yang menawan. Aurie memiliki badan yang mungil, bahkan rambut yang dicepol hingga membuat dirinya terlihat sangat imut.

Baju kaos putih sederhana, dipadukan dengan celana jin dan sepatu putih yang terlihat sangat santai.

Nathan Imanuel itu malah dalam hati berpikir Keluarga Imanuel yang termasuk keluarga kaya yang terkenal di dunia, setelah kakeknya gagal memperkenalkan sekelompok putri keluarga konglomerat, apakah kali ini dia mencari jalan lain dengan memperkenalkan wanita yang beda dengan sebelumnya?

Namun, Nathan tetap menjawab dengan ramah dan sopan, "Iya, silakan duduk."

Aurie duduk di depan Nathan, pelayan itu pun pergi setelah dia memesan segelas cappuccino.

"Bibi Evelyn sudah menceritakan kondisiku kepadamu, 'kan? Keluargaku mendesakku untuk menikah, aku nggak mau menikah dengan orang yang mereka pilih. Aku kencan buta untuk mencari pasangan nikah cepat, kalau kamu nggak bisa terima juga nggak masalah."

Barusan saja duduk, Aurie langsung mengungkapkan pemikirannya kepada Nathan.

Didesak menikah oleh keluarga memang sesuatu yang menjengkelkan. Nathan pun lumayan puas melihat Aurie yang menarik.

"Selama kamu setuju, aku tidak keberatan. Apa kamu sudah bawa semua dokumen? Ayo kita ke KUA."

Mendengar kata-kata Nathan, Aurie langsung menahan Nathan yang hendak pergi, kemudian memastikan sekali lagi, "Apa kamu yakin?"

Aurie tahu kalau ayah dan ibu tirinya adalah orang ribet. Kalau bukan karena Samantha mau membawanya menikah besok, dia juga tidak akan begitu buru-buru mencari pasangan untuk menikah.

Nathan tidak keberatan dengan pernikahan secepat ini, dia hanya ingin secepatnya menyelesaikan tugas yang diberikan kakeknya agar kakeknya tidak terus-menerus mengancamnya dengan nyawa.

"Ayo pergi, aku sangat sibuk, jadi jangan buang-buang waktu." Nathan meluangkan waktu yang singkat di antara dua pertemuan untuk menikah.

Melihat Nathan sudah begitu yakin, Aurie pun memutuskan untuk mendaftarkan pernikahan bersamanya.

Ketika keluar dari KUA dengan membawa surat pernikahan, Aurie melihat-lihat nama pasangannya sambil membaca, "Nathan Immanuel?"

"Benar," jawab Nathan sambil melirik Aurie.

Aurie merasa ada yang aneh saat melihat nama ini, tapi dia juga tidak jelas apa yang aneh.

Di saat ini, ponsel Nathan tiba-tiba berdering. Ini adalah telepon dari kakeknya, mungkin kakeknya menelepon karena sudah mengetahui kabar pernikahan Nathan.

Namun, saat dia angkat telepon, kakeknya malah mengamuk, "Dasar berengsek! Beraninya kamu nggak datang?! Apa kamu sudah nggak memedulikan aku yang tua ini?"

Mendengar kata-kata kakeknya, Nathan menatap Aurie dengan tatapan aneh. Nathan sudah mengikuti arahan kakeknya untuk menikah, apa lagi kesalahan yang dilakukannya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status