Share

Pemberani

Bos Bagong menatap kondisi Shofi dari ambang pintu. Selang infus tergantung menjadi jalan cairan demi menopang energi tubuh Shofi. Di luar rumah berlantai tiga itu, pepohonan rindang sedang menhantarkan doa dalam sepi yang senyap. Dingin dan embun-embun di permukaan daun siap mengamini. Ada sekelumit perasaan perih yang tiba-tiba menimpa hatinya. Sesal tidak tanggung-tanggung karena membeli Shofi—gadis yang masih memiliki kesucian dan kehormatan tinggi itu.

Sekelebat bayangan Putra menyembul di permukaan lukisan kuda yang tergantung di atas dipan. Kuda-kuda itu seolah sedang menghantarkan kehadiran Putra. Anaknya membeku di rumah sakit, dengan sesal tiada ujung, dengan penderitaan kaki lumpuh, dengan semangat hidup yang tidak lagi berkobar. Beberapa hari terakhir Putra memang kelihatan murung.

Shofi sudah dirawat dua hari, infus telah habis lima kantong. Kondisinya mulai membaik. Aura pucatnya lenyap perlahan.

"Bagaimana, Bos?" tanya Bawon.

Bawon sedang berkunjung ke markas Bos Ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status