Share

Kayu Patah

Abah Aziz sedari tadi mondar-mandir di depan gerbang asrama putra. Tidak seperti biasanya ia dirundung gelisah, khawatir jikalau ada masalah baru yang menimpa Gus Farhan. Bayangkan saja, seorang lulusan kampus Islam tertua itu justru menghabiskan malam bersama miras, bukan lantunan ayat suci atau lingkaran pengajian. Abah Aziz dipenuhi dengan amarah. Ia ingin segera bertemu dengan Gus Farhan, menuntut perihal perbuatan yang dianggap tidak senonoh itu.

"Ada apa dengan Kyai?" bisik santri yang melongok dari jendela kamar. Semalam itu mengapa Abah Aziz masih di area pesantren putra.

"Entahlah, tetapi pasti ada hal mendesak yang sangat penting!" balas teman di sisinya.

"Jarang-jarang beliau bersikap demikian, mungkinkah Gus Farhan membuat ulah lagi?"

"Hush, sembrono kamu, kalau bicara disaring dulu, jangan menimbulkan gosip!" tukas santri pertama sambil memandang pergerakan Abah Aziz.

Di luar sana, dingin menusuk sum-sum tulang. Udara yang terhirup seolah akan membekukan aliran darah.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status