Share

Media Sosial

Hal buruk sulit sekali tenggelam, ia mudah berkarak di benak anak manusia, dan enggan hengkang meski sudah berkali-kali diabaikan.

Setelah kejadian malam lampau, pipi Gus Farhan terasa perih. Ada bekas merah yang membuat pemandangan wajahnya berkurang segar. Lebih-lebih hari selanjutnya ia terlihat murung. Gus Farhan merenung di pelataran masjid, memandang langit yang dipenuhi awan-awan putih. Ia sedang bergulat dengan isi hati, menanyakan tindakannya tersebut benar atau salah. Haruskah ia menuruti saran Kang Zaki untuk menyudahi urusan keluarga Shofi?

Keningnya mendadak berkerut, ada yang janggal dari pelayanan polisi. Sampai detik itu juga tidak seorang pun polisi mengabarkan keberadaan Shofi. Seolah-olah Shofi telah lama ditelan bumi, tak kunjung menguap ke permukaan lagi.

Santriwan-santriwati mendadak memandangnya sinis, ada pun yang bersikap acuh tak acuh. Gus Farhan menjadi pusat perhatian dengan topik obrolan miring. Ia dianggap sinting karena telah tega melukai kepercayaan A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status