Share

Harapan Pupus

"Di dunia ini, tidak ada orang yang utuh bahagia—" Marti memulai obrolan. Malam itu ia sedang tidak memiliki pelanggan.

Lalu lalang pengunjung diskotik memang ramai, gemuruh melodi membuat konjakan kaki anak muda semakin dihentakkan di atas lantai. Tetapi ia tidak bersemangat untuk bergabung—justru duduk di depan meja Shofi. Mengamati bening yang kandung harapan, memotret setiap jemari bergetar Shofi tuang minuman. Beberapa kali Marti akan menyalak galak jika ada kaum pria yang berani memberi godaan. Sejujurnya Marti sedang melindungi harga diri yang belum koyak.

"Maksudmu, Mbak?" Shofi menanggapi.

"Kemarin aku bertemu dengam pemuda, pegawai toserba di seberang jalan, ia terlihat pucat menyedihkan, dari sorot matanya aku paham dia sedang gelisah dan kesal."

"Aku nggak ngerti muara ucapanmu, Mbak."

"Pemuda itu membuatku senang karena seutuhnya kita tidak menderita-menderita amat! Di luar sana yang notobene mempunyai pekerjaan khalal, pun dihadapkan dengan persoalan hidup.

"Kalau d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status