Share

Kontrakan Murah

Gus Farhan terpaksa berhenti di sebuah wilayah sepi, tidak begitu ramai dengan pusat perkotaan. Ia menepi dari kerumunan banyak manusia. Bermaksud mengasingkan diri supaya tidak dipotret oleh santri Asmaul Khusna, atau tetangga pondok pesantren. Wajahnya tentu telah amat familiar. Ia menjauh dari wilayah tempat kelahiran, mengungsikan dari desa-desa kecil dekat rumah masa kecil.

Mustahil juga jika Gus Farhan terus tidur di dalam mobil. Punggung dan kepala akan terasa pegal. Maka, dengan modal uang tabungannya sendiri, hasil sisa-sisa saku dari Abah Aziz ketika ia melaksanakan study di Mesir, Gus Farhan mencari tempat tinggal baru. Sebuah rumah sederhana dengan dua pintu dan empat jendela, hasil saran dari Kang Zaki melalui ponsel. Ia amat bersyukur memiliki Kang Zaki, meski tak lagi berada di pondok, tetapi Kang Zaki tetap menjaga komunikasi baik dengannya. Menanyakan kabar, keberadaan juga telah makan atau belum.

Hingga pada hari kemarin, sewaktu malam menghadirkan gelap di pinggira
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status