Share

Drama Licik

Bos Bagong telah memberinya kalimat-kalimat untuk disuarakan di depan Putra. 6Akan tetapi, setelah melihat keadaan Putra yang sesungguhnya, entah apa alasannya, seluruh kalimat itu raib dari pikiran. Tinggal satu kalimat pembuka saja. Apalagi bantingan pintu itu teramat keras dan membuat jantung Shofi berdetak tanpa aturan.

Ia memastikan lagi keberadaan langkahnya, mengamati lantai marmer yang disiram cahaya pagi, gemericik air mancur, tanaman-tanaman hias dan pohon bugenvil yang kelopaknya berguguran. Indah, apalagi ada susulan kicau burung dari sebelah garasi rumah.

Rumah Bunda tidak semegah itu, tidak pula sebesar itu. Rumah Shofi kecil, akan tetapi luas karena kesabaran dan kasih sayang Bunda. Rumah Shofi kerab bocor, ada genting berlubang. Agam akan naik untuk membetulkan. Kemudian mereka duduk bertiga di ruang TV untuk bertukar cerita. Ada kehangatan alamiah yang lahir dari dada Bunda, beda dengan suasana di rumah Bos Bagong. Terlihat suram dan penuh pertanyaan menyedihkan.

S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status