Share

Menghilang

Semenjak kepergian Gus Farhan dari pondok pesantren, Umi terus uring-uringan. Ia bersikap lebih sensitif dari biasanya, bahkan tidak jarang melampiaskan emosinya kepada santriwati. Umi akan menangis di kamar Gus Farhan, memeluk figura usabg yang warna fotonya telah luntur. Dan hal terparahnya, Umi mulai hilang nafsu makan.

Abah Aziz mengetuk permukaan pintu, ia menggiring langkah dengan nampan berisi satu gelas beras kencur anget dengan seporsi nasi goreng. Ia lantas duduk di sisi Umi.

"Makanlah, fisikmu punya hak untuk hidup, Umi. Jangan menyiksanya seperti ini,"

"Bagaimana Umi bisa makan jika Farhan belum juga pulang?"

"Umi, dia pasti baik-baik saja di luar sana," ucap Abah Aziz meyakinkan.

"Umi ini wanita, Bah. Umi punya firasat tidak enak perihal Farhan, Umi khawatir terjadi hal buruk. Apalagi dia pergi tanpa uang, dengan perasaan sakit karena amarahmu. Tidur di mana sekarang dia, Bah?" Umi berbicara panjang lebar sambil menahan riak tangis yang hendak menghujani pipi.

Abah Az
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status