Share

Budak

Bos Bagong mengetuk pintu menggunakan punggung tangan, hal yang membuat Putra termenung beberapa detik. Tidak pernah Bapaknya bersikap sesopan itu, pulang langsung ngeloyor ke kamar, pergi bahkan jarang berpamitan. Terkadang Bu Ika sendiri tidak tahu kepergian suaminya. Alis Putra terangkat secara reflek.

"Wajahmu sangat lesu, Tuan. Apakah ada masalah?" sapa Shofi dalam hati sambil menyeringai. Sungguh, ada masa ia ingin menaruh perasaan kurang nyaman sebagai pelajaran kepada lelaki paruh baya tersebut.

"Hmm ... siapkan sarapan! Saya mau makan."

"Tuan, kalau baru dari luar, sebaiknya Anda membersihkan tubuh terlebih dahulu, makannya sudah disiapkan oleh Nyonya di ruang makan, kata istri Anda, saya tidak perlu memasak, sebab itu akan mengurangi kesenangan hobi Nyonya," kata Shofi lagi. Ia menjadi gadis banyak omong yang tetap menjaga sopan santun, sebab kalimat yang diurai diluncurkan dengan bahasa lemah lembut, suara halus, sehalus embusan angin pagi itu.

Hati Bos Bagong sedikit do
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status