Share

Mulut Beracun

Bos Bagong menarik paksa lengan Shofi. Ia menyeret ke ruang utama, membiarkan penghuni kamar menatap—menjadikan tontonan dari lantai dua. Para buruh malam itu kompak memegangi tralis, memandang ke bawah, ada yang merasa miris, ada yang tertawa penuh ledekan. Di antara mereka tentu ada Marti, ia amat kesal karena tidur siangnya diganggu kehadiran Bos Bagong. Datang dengan amarah, mengamuk obyek di sekitar kamar, menendang apa pun yang ditemui oleh kakinya. Marti keluar usai menghidupkan satu batang rokok. Ia menyesap nikotin kemudian ikut menonton adegan selanjutnya yang akan Bos Bagong ciptakan.

Tubuh Shofi dihempaskan tanpa ampun. Gadis dengan jilbab cokelat itu tersungkur di lantai.

"Apa lagi salahku, ha? Aku sudah menurut dijadikan pembantu di diskotikmu! Masih kurang?"

"Mulutmu ... ya mulutmu sangat beracun dan busuk, Shofi! Apa lagi yang kamu kirim ke langit sehingga bencana terus merusak hidupku?"

Shofi berkerut kening, sementara Marti terkekeh ringan. Penghuni lain saling ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status