Share

My StepBrother, I Love U.
My StepBrother, I Love U.
Author: Shins Wijaya

PROLOG

Author: Shins Wijaya
last update Last Updated: 2021-08-23 12:56:39

My StepBrother, I Love U.

Bagian 1 : Prolog

KELAHIRANKU KE DUNIA

~Malaikat mengambil nyawaku~

🍁

Malam itu, Mama terus mengerang kesakitan. Perutnya terasa seperti teriris-iris pisau dari dalam. Tangannya meremat seprai hingga seprai itu berubah menjadi kusut.

"Sudah bukaan ke delapan, bu. Anda pasti bisa." seorang perawat mengecek sudah seberapa jauh bibir rahim Mamaku terbuka saat itu.

Papa mengamati keadaan Mama dengan cemas. Dia sama sekali tidak beranjak dari sisi istrinya yang terus menangis karena kesakitan.

"Kepalanya mulai keluar. Ayo tarik napas dan mulai mengejan!" dokter memberi intruksi pada Mama untuk segera mengeluarkanku.

"Ayo, bu."

"Aarrggghhh !!" raungan Mama berbalasan dengan suara gemuruh di langit. Hujan lebat turun seketika seolah menyambut kelahiranku ke dunia.

Semua mata menandang ke arah tubuh kecilku. Namun, bukan ekspresi bahagia yang terlukis di wajah mereka. Melainkan seperti khawatir dan ketakutan.

"Dia tidak menangis!" perawat bersuara dengan panik. Buru-buru tubuh kecilku ia pangku dan ia taruh dalam sebuah box kecil yang hangat.

"Pak Arga, kita akan melakukan resusitasi jantung dan paru-parunya. Saya harap tidak ada masalah serius." seru dokter yang hanya di balas anggukan cepat oleh Papa.

"Mas," Mama mulai menangis dan ketakutan.

"Tenang Rania, tenang." Papa memegangi kedua tangan Mama dengan erat. Mereka berusaha saling menenangkan hati satu sama lain.

Setelah dokter dan perawat itu memasukan benda asing seperti selang ke dalam mulutku, cairan berwarna keruh keluar dari dalam paru paru. Tangan-tangan besar menepuk-nepuk punggungku hingga akhirnya tangisan kecilku mengeruak mencairkan ketegangan mereka.

"Syukurlah,"

"Saya khawatir Pak Arga. Dia menangis setelah waktu dua menit. Kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisinya." dokter itu berujar saat membawaku kembali pada Mama dan Papa.

"Aku mau menyusui dia mas." Mama menarik-narik lengan kemeja Papa.

Meski sempat ragu untuk mengambil tubuhku dari sang dokter, Papa akhirnya menyerah karena Mama terus merengek. Dia meminta persetujuan dokter dan akhirnya memberikanku pada Mama.

Mama melihatku dengan penuh rasa syukur dan bahagia, aku merasakan kehangatan menyelimuti diriku saat kulit kami saling bersentuhan. Detak jantungnya yang semula kencang kini mulai berangsur-angsur stabil, membuatku pun merasakan kenyamanan.

Mulut kecilku bergerak mencari-cari sumber air susu dan dengan sigap aku meminum air kehidupanku itu. Tangan halus Mama menyapu pipiku, dia tersenyum kemudian menitikan airmata bahagia.

"Selamat datang ke dunia, sayang."

🍁

Namaku Zian Nara.

Tidak ada arti khusus dari nama tersebut setahuku, hanya spontanitas Mama dan Papa ketika aku lahir ke dunia.

Aku ini anak yang normal, meski sebenarnya memiliki sedikit perbedaan diantara teman teman sebayaku.

Aku terlahir dengan penyakit bawaan Asthma Bronchiale atau biasa di sebut asma. Tidak aneh sebenarnya, karena aku tahu, di dunia ini banyak sekali orang yang menderita penyakit yang sama sepertiku.

Hanya saja, mungkin hanya diriku yang tidak pernah bisa menerima keadaan. Dari pada penyakit, aku lebih sering menganggap asma ini sebagai cacat. Betapa tidak, impianku adalah menjadi seorang pemain basket nasional. Dan sudah tentu, aku tidak akan pernah bisa mencapainya karena kecacatanku ini.

Kalian tahu? Aku selalu memaknai arti kelahiranku dengan bersungut-sungut dan menggerutu pada Tuhan. Sampai akhirnya, pelan-pelan aku mulai bisa menerima semua kekuranganku karena kehadiran seseorang.

🍁

Pagi itu, hujan turun begitu lebat. Aku yang 'penyakitan' ini tentu saja dilarang keras untuk bermain hujan-hujanan. Padahal, bocah seusiaku biasanya menikmati hidup mereka dengan bermain di bawah guyuran rahmat tuhan itu.

Aku menghela napas untuk ke sekian kalinya. Di balik jendela kamar, aku hanya bisa menonton anak anak berlarian bermain kejar tangkap di bawah naungan hujan. Cemburu rasanya, tapi aku harus sadar diri.

Dari dalam rumah saja, dinginnya udara sudah sangat menusuk kulit. Sampai-sampai aku harus memakai tiga rangkap baju, dan satu selimut tebal agar tidak terkena flu.

~Meow ~Meow

Dari riuhnya bunyi air yang turun ke bumi, sayup-sayup aku mendengar suara kecil dari arah teras rumah. Aku memajukan wajah sampai menempel di kaca. Di balik semak-semak pohon jarak yang ada di halaman, aku melihat benda putih menggumpal tengah meringkuk bersembunyi dari hujan.

"Oh? Kucing!" Aku berlari keluar dari kukungan selimut tebalku dan pergi ke arah dapur.

"Ma ada kucing, Ma. Kasian keujanan." aku berteriak pada Mama yang tengah memasak sarapan. Aku menarik-narik ujung bajunya, tapi dia sama sekali tidak bergeming.

"Biarin aja."

"Tapi kasian, Ma. Aku bawa masuk boleh, ya?"

Mama dengan cepatnya berbalik dan menatapku. "Mau Mama cubit?" gertaknya, dengan membulatkan mata seperti hendak benar benar menyakitiku.

Aku langsung cemberut saat itu. Dan berjalan kembali ke kamar dengan ketus. "Mama galak!" aku berteriak saat keluar dari dapur. "Mama galak sama Zian!"

"Mama galak karena ada alasannya. Kamu jangan ngambekan gitu dong, nak. Kalo kamu nyium bulu kucing nanti asmanya kambuh."

Dengan kedua tangan, aku menutup kupingku rapat-rapat. Semua alasan Mama selalu sama setiap kali aku menginginkan sesuatu, jangan begini nanti kamu kambuh, jangan begitu nanti kamu kambuh. Selalu saja begitu. Membosankan!.

"Siapa bilang bulu kucing bikin asma." aku menggerutu dalam hati.

Karena sebal, aku akhirnya nekat mengendap-endap keluar rumah. Karena Mama ada di dapur, otomatis dia tidak akan mendengar jika aku membuka pintu depan.

Cukup cerdas bukan? Aku memuji diri karena kenakalanku ini.

Hujan masih deras, tapi tidak sederas sebelumnya. Jadi, udara tidak terlalu dingin lagi. Aku melangkah dengan hati hati ke arah taman. Senyum di wajahku mengembang ketika aku dapati kucing itu masih ada di tempatnya. Dengan cepat, aku membawa hewan berbulu itu ke dalam pangkuanku.

Lucu, aku mengelusnya dengan tanganku. Hingga beberapa saat aku mulai merasa hidungku gatal dan ingin sekali aku garuk.

"Hatcu!" aku bersin-bersin dan hidungku menjadi sangat merah.

Ini tidak bagus.

Buru-buru aku lepaskan kucing dalam pangkuanku dan hendak kembali masuk ke dalam rumah. Namun, bunyi klakson mobil Papa mengalihkan atensiku. Dengan lonjakan kegembiraan aku pergi ke arah garasi yang ada di bawah.

Yup! Rumahku ini seperti bukit, bangunan utama ada di dataran paling atas sementara garasi berada di bagian paling bawah. Ada rentetan anak tangga yang menghubungkan mereka.

Aku dengan riangnya berlari meski sesekali bersin. Dari atas tangga aku bisa melihat Papa melambai ke arahku saat dia turun dari mobil.

"Papa." teriakku begitu senang. Kaki kecilku hampir saja melangkah dengan benar ketika tiba tiba aku bersin lagi dan lupa bahwa di depan adalah titian tangga. Aku kehilangan keseimbangan diri dan jatuh berguling-guling hingga mendarat di undakan tangga terakhir.

Sakit sekali, aku rasa semua rusuk kecilku patah dan remuk saat itu. Bayangkan saja, anak usia lima tahun jatuh berguling di lima belas titian anak tangga. Tentu saja, sebuah keberuntungan jika tidak terluka sedikit pun.

Aku merintih tanpa daya. Tubuhku lemas, tidak bisa di gerakkan. Napasku tiba tiba menjadi pendek dan dadaku sesak. Aku pikir, mungkin hari ini adalah hari kematianku. Dengan pandangan yang buram, aku hanya bisa melihat bayangan Papa mendekat. Di belakang punggungnya ada seorang anak perempuan cantik yang menatapku ketakutan.

Apa dia malaikat yang hendak mengambil nyawaku?

Aku tidak tahu, karena saat Papa memelukku, kegelapan mengambil alih semuanya.

🍁

Related chapters

  • My StepBrother, I Love U.    Di Tinggal Mati

    My StepBrother, I Love U.Bagian 2DITINGGAL MATI~Menjadi bintang dilangit.~🍁Hari ini adalah hari pemakaman Mama.Rania, begitulah orang orang memanggilnya. Wanita cantik yang di kenal pekerja keras dan seorang ibu yang penyayang itu menghembuskan napas terakhirnya tadi malam.Meninggalkan suami dan juga anak laki-kakinya yang baru berusia 18 tahun. Rania meninggal karena penyakit jantung yang ia derita. Dua malam sebelum kepergiannya, dia mengalami serangan jantung dan harus di larikan ke rumah sakit. Namun, waktunya ternyata tidak berlangsung lama. Setelah perawatan intensif yang ia terima, keadaannya semakin memburuk dan akhirnya menutup usia pada umur 40 tahun.Zian begitu syok a

    Last Updated : 2021-08-23
  • My StepBrother, I Love U.    Hidup Terus Berjalan

    My StepBrother, I Love U. bagian 3HIDUP TERUS BERJALAN~Banyak yang peduli sama lo!~🍁Seminggu berlalu, remaja tanggung bersurai legam itu masih setia mengurung dirinya di dalam kamar. Beberapa temannya bahkan datang berkali-kali untuk membujuknya agar mau kembali bersekolah. Namun, Zian tampaknya belum memulihkan hati dari kehancurannya di tinggal sang Mama. Dia enggan pergi kemana pun, termasuk ke sekolah. Sama seperti kemarin, Danu Ardana, remaja tinggi dengan pinggang ramping dan gaya rambut spiky-nya datang lagi ke rumah Zian, untuk menjenguk sekaligus membujuk lelaki itu agar mau keluar dari sarangnya. Danu bukan hanya

    Last Updated : 2021-08-23
  • My StepBrother, I Love U.    Manusia Bernama Rere

    My StepBrother, I Love U. Bagian 4MANUSIA BERNAMA RERE~Dia anak Papa, adik kamu~🍁Di dalam stadion, empat remaja itu duduk di jejeran paling depan. Tak banyak yang menonton pertandingan, mengingat ini hanya turnamen biasa yang selalu di adakan setiap minggu."Tunas bangsa! Tunas bangsa!""Cakar elang! Cakar elang!"Sorak sorai para gadis berpom-pom menambah ramai suasana di dalam stadion. Mereka secara bergantian menyoraki kedua kubu yang tengah sengit beradu taktik di lapangan. Grup Cakar elang mengguli skor sementara, di mana mereka mendapat nilai cukup jauh di banding grup lawannya yaitu Tunas bangsa.Zian tampak menikmati laju pertandingan. Matanya begitu fokus pada

    Last Updated : 2021-08-23
  • My StepBrother, I Love U.    Mendadak Menjadi Kakak

    My StepBrother, I Love U. Bagian 5MENDADAK MENJADI KAKAK~Nggak ada mirip-miripnya~ 🍁"Den." bi Asri memanggil sembari mengetuk pintu kamar bercat coklat tempat Zian berada. "Papa manggil buat makan.""Aku nggak makan, bi. Mau langsung tidur aja." Zian menyahut dari dalam."Tapi, tadi siang kan aden nggak makan." bi Asri berucap dengan cemas."Udah makan, kok. Bareng Danu." Zian berbohong. Dia sebenarnya lapar, hanya saja malas jika harus bertemu lagi dengan Rere. Dia tidak suka gadis itu."Yaudah, bibi kasih tau Papa aden."Zian tidak menjawab. Setelahnya, bi Asri langsung pergi.Zian menjatuhkan diri di atas ranjang yang empuk. Dengan kedua tangan menopang kepala, dia menatap langit-langit kamarnya. Menghela napas beberapa kali se

    Last Updated : 2021-08-23
  • My StepBrother, I Love U.    Orang yang tidak pengertian

    My StepBrother, I Love U. Bagian 6 ORANG YANG TIDAK PENGERTIAN~ Ma, Rere nggak betah ~ 🍁 Menjadi Rere tidaklah mudah. Gadis itu tengah mengepak pakaian ke dalam koper saat Papa dan Mamanya berselisih paham di ruang tengah. Mereka saling tuding, saling melempar tanggung jawab atas anak mereka, Rere. Menentukan siapa yang akan membawa gadis itu nanti. Karina, wanita cantik dengan kulit seputih giok dan rambut kastanye bergelombang yang menutupi kedua bahunya itu sedang mengomel. Dia melayangkan protes-protesnya pada Arga, sang suami. Dengan lantang wanita itu menuduh Arga tidakmau ikut bertanggung jawab atas kehidupan Rere. Dan lebih memprioritaskan Zian, anak dari istri pertamanya. Arga tersungu

    Last Updated : 2021-09-22
  • My StepBrother, I Love U.    Tentang Zian

    "Rere Sini." Amel memanggil sembari menepuk-nepuk bangku di sebelahnya. Tepat saat Rere bingung hendak duduk di mana setelah di usir oleh Zian kemarin, gadis tomboy itu memberinya solusi. "Duduk bareng gue aja." ajaknya. Rere mendekat lalu duduk di bangku sebelah Amelia dengan hati-hati. "Thanks.""Kemaren kenapa pulang gitu aja?" Amel bertanya, dia menyatukan tangannya pada meja kemudian membaringkan kepala, menatap pada Rere. Gadis berambut kastanye itu menggeleng kaku. "Nggak apa apa."

    Last Updated : 2022-04-02
  • My StepBrother, I Love U.    Pilih Kasih?

    Malam itu, Rere tidak bisa tidur. Dia terus merapatkan matanya kuat kuat, namun tak juga terlelap.Bayangan wajah Zian, dan moment ketika lelaki itu mengucapkan terimakasih terus berputar di kepalanya seperti role film.Kesal berguling guling tanpa arah, gadis berambut kastanye itu bangkit dan duduk bersidekap di atas kasur. Di tengok jam dinding yang ada di dekat jendela, pukul 02.05 dini hari.Shitt!Dia benar benar tidak diberi rasa kantuk sedikit pun.Setelah menghela napas panjang berulang kali, Rere akhirnya memutuskan turun dari ranjang, berjalan ke arah dapur untuk membuat susu hangat.Katanya, meminum susu membuat orang cepat mengantuk. Dia ingin mencoba metode itu. Barang kali berhasil.Setelah menyusuri ruang demi ruang rumah yang gelap, gadis bernama asli Renata itu menyalakan saklar lampu dapur. Ia beringsut membuka kulkas dan mengambil kotak susu UHT berukuran 1 liter. Menuangkan

    Last Updated : 2022-04-02
  • My StepBrother, I Love U.    Angel Or devil?

    Bel sekolah berbunyi.Menandakan waktu pembelajaran telah berakhir. Rere menoleh ke sebelah kirinya, ke arah bangku yang Zian duduki. Di sana, remaja itu tengah berbincang heboh bersama teman-temannya sembari merapikan alat tulis ke dalam tas.Jarang sekali Rere melihat dia tertawa lepas, atau bahkan tersenyum saat berbicara dengannya. Tapi, saat melihat Zian begitu ekspresif bersama teman-temannya, entah mengapa gadis itu menjadi ikut merasa senang.Apa Zian akan bermain basket lagi?Apa dia harus menunggu seperti kemarin?"Abis ini, lo free nggak, Re?" Amel teman sebangkunya tiba tiba bertanya.Rere spontan menoleh padanya. "Mm .. Iya, kenapa emang?"Gadis tomboy itu memajukan wajahnya lalu berbisik. "Hang Out, yuk.""Kemana?""Ada deh. Lo pasti suka." ucap Amel sambil menggoyangkan alisnya percaya diri."Iya, tapi kemana dulu?""Southbank."Rere kontan mengerutkan alisnya. "Tempat apaan tuh?""Makanya ikut aja.""Sekarang?"Amel tidak bisa untuk tidak menahan tawa. Teman sebangkuny

    Last Updated : 2022-05-04

Latest chapter

  • My StepBrother, I Love U.    Masalalu

    "Oma, Zian cuma tanya ... Emang ada kejadian apa waktu Zian kecil?" Remaja itu terus mendesak wanita tua di depannya karena rasa penasaran yang luar biasa. Sejak Oma Linda bilang kalau dia tahu tentang Rere dan juga Mama tirinya, Zian seperti dihantui sesuatu. Dia mengalami kejadian serius dahulu, tapi tidak dapat ia ingat sama sekali. "Omaaa ..." Zian kembali merengek. Wanita tua yang di panggil Oma itu menyimpan cangkir tehnya pada tatakan. Di atas bukit belakang rumahnya, mereka menggelar sebuah kain kecil untuk piknik sekedar menikmati pemandangan pagi di taman bunga buatannya. Dia merawat tempat ini dengan sangat apik dan tertata. Bunga bunga yang berwarna warni begitu terlihat cantik dan menawan saat di terpa sinar matahari pagi. Maniknya yang sayu dengan kelopak mata yang turun karena faktor usia tidak memadamkan semangat dalam diri jompo tua itu. Dia menatap Zian dengan jutaan perasaan yang tidak bisa di jelaskan. Bibir keriputnya tersenyum, tapi matanya menyiratkan rasa i

  • My StepBrother, I Love U.    Jatuh Cinta?

    "Eh gue anterin pulang, ya?" tawar Roni menawarkan tumpangan pada Rere saat Gadis itu hendak pulang bersama Amelia.Rere menjawab "Enggak usah. Gue pulang bareng Amel, aja. Kita naik motor, kok." ucapnya masih terlihat malu-malu. Roni tersenyum. "Mending sama gue aja. Gue bawa mobil. Ya, siapa tau nanti hujan kan nggak bakal kehujanan." pria itu belum menyerah. Rere menengok ke arah temannya. "Terus Amel gimana?" Gadis tomboy itu menepuk bahu Renata dengan santai "Gak usah pikirin gue, gue bisa kok balik sendiri." ucapnya. "Tapi kan udah malem juga. masa iya gue pulang ke rumah jam segini." "Eh, iya juga sih." Amelia berpikir. "Ya udah lo nginep di rumah gue aja. Besok pagi gue anterin lo pulang.""Oke." Rere tampak setuju. "Gue nginep di rumah lo.""Jadi ... Nggak mau diantar, nih?" Roni kembali bertanya. "Enggak deh, kak. Next time aja." jawab gadis itu sambil tersenyum. "Oke." Roni menoleh ke arah Amel. "Lain kali ajak dia nongki bareng kita lagi di sini." ucapnya. "Siappp

  • My StepBrother, I Love U.    Hang Out

    Malam sabtu ini, untuk pertama kalinya Rere pergi keluar rumah. Dia seperti menemukan kehidupan baru di jalan jalan Bandung yang ramai.Amel menunjukan beberapa angkringan makanan ringan yang bisa mereka beli untuk sekedar mengganjal perut. Dari mulai batagor, cilok bakar sampai tahu isi. Rere menikmati cemilannya bersama si gadis tomboy.Mereka berkeliling alun alun raya yang ramai dengan pedagang dan pengunjung, ada pula turis yang sedang berwisata kuliner, mereka tampak menikmati jajanan khas Bandung sama seperti Rere.Amelia menceritakan beberapa tempat yang bagus yang biasanya dipenuhi pengunjung, dia juga menceritakan pengalaman kencan pertamanya dengan seorang pria di taman jomblo. Lalu bernostalgia mengingat bagaimana dulu dia berubah menjadi tomboy seperti sekarang.Rere menjadi pendengar yang baik sepanjang perjalanan petualangan mereka. Dia menyukai sifat terbuka Amelia dan cerita cerita lucunya meski beberapa terdengar kurang masuk akal.Di sini, Rere akhirnya memutuskan m

  • My StepBrother, I Love U.    Angel Or devil?

    Bel sekolah berbunyi.Menandakan waktu pembelajaran telah berakhir. Rere menoleh ke sebelah kirinya, ke arah bangku yang Zian duduki. Di sana, remaja itu tengah berbincang heboh bersama teman-temannya sembari merapikan alat tulis ke dalam tas.Jarang sekali Rere melihat dia tertawa lepas, atau bahkan tersenyum saat berbicara dengannya. Tapi, saat melihat Zian begitu ekspresif bersama teman-temannya, entah mengapa gadis itu menjadi ikut merasa senang.Apa Zian akan bermain basket lagi?Apa dia harus menunggu seperti kemarin?"Abis ini, lo free nggak, Re?" Amel teman sebangkunya tiba tiba bertanya.Rere spontan menoleh padanya. "Mm .. Iya, kenapa emang?"Gadis tomboy itu memajukan wajahnya lalu berbisik. "Hang Out, yuk.""Kemana?""Ada deh. Lo pasti suka." ucap Amel sambil menggoyangkan alisnya percaya diri."Iya, tapi kemana dulu?""Southbank."Rere kontan mengerutkan alisnya. "Tempat apaan tuh?""Makanya ikut aja.""Sekarang?"Amel tidak bisa untuk tidak menahan tawa. Teman sebangkuny

  • My StepBrother, I Love U.    Pilih Kasih?

    Malam itu, Rere tidak bisa tidur. Dia terus merapatkan matanya kuat kuat, namun tak juga terlelap.Bayangan wajah Zian, dan moment ketika lelaki itu mengucapkan terimakasih terus berputar di kepalanya seperti role film.Kesal berguling guling tanpa arah, gadis berambut kastanye itu bangkit dan duduk bersidekap di atas kasur. Di tengok jam dinding yang ada di dekat jendela, pukul 02.05 dini hari.Shitt!Dia benar benar tidak diberi rasa kantuk sedikit pun.Setelah menghela napas panjang berulang kali, Rere akhirnya memutuskan turun dari ranjang, berjalan ke arah dapur untuk membuat susu hangat.Katanya, meminum susu membuat orang cepat mengantuk. Dia ingin mencoba metode itu. Barang kali berhasil.Setelah menyusuri ruang demi ruang rumah yang gelap, gadis bernama asli Renata itu menyalakan saklar lampu dapur. Ia beringsut membuka kulkas dan mengambil kotak susu UHT berukuran 1 liter. Menuangkan

  • My StepBrother, I Love U.    Tentang Zian

    "Rere Sini." Amel memanggil sembari menepuk-nepuk bangku di sebelahnya. Tepat saat Rere bingung hendak duduk di mana setelah di usir oleh Zian kemarin, gadis tomboy itu memberinya solusi. "Duduk bareng gue aja." ajaknya. Rere mendekat lalu duduk di bangku sebelah Amelia dengan hati-hati. "Thanks.""Kemaren kenapa pulang gitu aja?" Amel bertanya, dia menyatukan tangannya pada meja kemudian membaringkan kepala, menatap pada Rere. Gadis berambut kastanye itu menggeleng kaku. "Nggak apa apa."

  • My StepBrother, I Love U.    Orang yang tidak pengertian

    My StepBrother, I Love U. Bagian 6 ORANG YANG TIDAK PENGERTIAN~ Ma, Rere nggak betah ~ 🍁 Menjadi Rere tidaklah mudah. Gadis itu tengah mengepak pakaian ke dalam koper saat Papa dan Mamanya berselisih paham di ruang tengah. Mereka saling tuding, saling melempar tanggung jawab atas anak mereka, Rere. Menentukan siapa yang akan membawa gadis itu nanti. Karina, wanita cantik dengan kulit seputih giok dan rambut kastanye bergelombang yang menutupi kedua bahunya itu sedang mengomel. Dia melayangkan protes-protesnya pada Arga, sang suami. Dengan lantang wanita itu menuduh Arga tidakmau ikut bertanggung jawab atas kehidupan Rere. Dan lebih memprioritaskan Zian, anak dari istri pertamanya. Arga tersungu

  • My StepBrother, I Love U.    Mendadak Menjadi Kakak

    My StepBrother, I Love U. Bagian 5MENDADAK MENJADI KAKAK~Nggak ada mirip-miripnya~ 🍁"Den." bi Asri memanggil sembari mengetuk pintu kamar bercat coklat tempat Zian berada. "Papa manggil buat makan.""Aku nggak makan, bi. Mau langsung tidur aja." Zian menyahut dari dalam."Tapi, tadi siang kan aden nggak makan." bi Asri berucap dengan cemas."Udah makan, kok. Bareng Danu." Zian berbohong. Dia sebenarnya lapar, hanya saja malas jika harus bertemu lagi dengan Rere. Dia tidak suka gadis itu."Yaudah, bibi kasih tau Papa aden."Zian tidak menjawab. Setelahnya, bi Asri langsung pergi.Zian menjatuhkan diri di atas ranjang yang empuk. Dengan kedua tangan menopang kepala, dia menatap langit-langit kamarnya. Menghela napas beberapa kali se

  • My StepBrother, I Love U.    Manusia Bernama Rere

    My StepBrother, I Love U. Bagian 4MANUSIA BERNAMA RERE~Dia anak Papa, adik kamu~🍁Di dalam stadion, empat remaja itu duduk di jejeran paling depan. Tak banyak yang menonton pertandingan, mengingat ini hanya turnamen biasa yang selalu di adakan setiap minggu."Tunas bangsa! Tunas bangsa!""Cakar elang! Cakar elang!"Sorak sorai para gadis berpom-pom menambah ramai suasana di dalam stadion. Mereka secara bergantian menyoraki kedua kubu yang tengah sengit beradu taktik di lapangan. Grup Cakar elang mengguli skor sementara, di mana mereka mendapat nilai cukup jauh di banding grup lawannya yaitu Tunas bangsa.Zian tampak menikmati laju pertandingan. Matanya begitu fokus pada

DMCA.com Protection Status