Home / Fiksi Remaja / My StepBrother, I Love U. / Mendadak Menjadi Kakak

Share

Mendadak Menjadi Kakak

Author: Shins Wijaya
last update Last Updated: 2021-08-23 13:05:21

My StepBrother, I Love U.

Bagian 5

MENDADAK MENJADI KAKAK

~Nggak ada mirip-miripnya~

🍁

"Den." bi Asri memanggil sembari mengetuk pintu kamar bercat coklat tempat Zian berada. "Papa manggil buat makan."

"Aku nggak makan, bi. Mau langsung tidur aja." Zian menyahut dari dalam.

"Tapi, tadi siang kan aden nggak makan." bi Asri berucap dengan cemas.

"Udah makan, kok. Bareng Danu." Zian berbohong. Dia sebenarnya lapar, hanya saja malas jika harus bertemu lagi dengan Rere. Dia tidak suka gadis itu.

"Yaudah, bibi kasih tau Papa aden."

Zian tidak menjawab. Setelahnya, bi Asri langsung pergi.

Zian menjatuhkan diri di atas ranjang yang empuk. Dengan kedua tangan menopang kepala, dia menatap langit-langit kamarnya. Menghela napas beberapa kali sebelum akhirnya memejamkan mata.

Dia masih kesal soal Papanya yang membawa orang asing ke rumah. Terlebih, orang asing itu tiba tiba saja menjadi adiknya. Jelas Zian tidak bisa menerima kenyataan itu begitu saja. Apa lagi, mulut Rere benar-benar tidak sopan. Akan sangat sulit bagi mereka untuk saling menyesuaikan.

"Hah..." dia menghela napas cukup panjang.

Semoga saja, tidak ada hal buruk yang akan terjadi di rumah ini setelah kedatangan Rere.

🍁

"Zian, Zian!" Seorang pemuda berteriak di luar gerbang rumah Zian. Memakai seragam SMA lengkap dengan dasi yang rapi, dia menaiki motor sport CB150R Street Fire berwarna hitam gotik.

"Bentar!" Zian tergesa-gesa berlari dari dalam rumahnya. Kedua tangannya sibuk memasang dasi, sementara bi Asri turut berlari di belakang, hendak memasukan kotak makan siang ke dalam ranselnya.

"Bi, Zian berangkat dulu." dia berbalik dan mencium tangan bi Asri secepat kilat. Kemudian berlari menuruni tangga dan menghampiri Danu yang sudah menunggunya.

"Buruan," Danu menyodorkan sebuah helm padanya.

"Iya, iya." Zian beringsut memakai helm sembari duduk di jok belakang motor. "Cus, berangkat." serunya dengan menepuk bahu Danu setelah selesai memakai helm.

"Okey !!" ramaja tinggi itu mengambil ancang-ancang kemudian memutar pedal gasnya dalam-dalam. Sampai sampai motor itu nyaris saja terbang.

"Woo~."

🍁

"Eh, katanya ada anak baru ya? Cewek!" para gadis di kelas 12 A Sosial berkumpul di barisan belakang kelas dan mulai bergosip tentang desas desus anak baru yang akan datang hari ini.

"Kata Pak Budi sih gitu. Dia daftar ke sini kemaren. Dan katanya bakal masuk ke kelas kita." timpal yang lainnya dengan semangat.

"Wih, asik dong. Ada pemandangan baru." seorang lelaki menghampiri mereka dengan gaya tengilnya. "Bosen gue liat muka kalian mulu tiap hari." lanjutnya sambil merangkul salah satu gadis di sana.

"Bosen pantat Pak Budi! Tiap hari lo godain kita, sok-sokan bilang bosen." gadis yang di rangkul Riko itu mencibir sembari menyingkirkan tangan Riko dari bahunya.

"Tobat lo. Anak baru jangan lo embat juga."

"Ya, gue sih nggak ada niat ya. Cuma, kalo nanti dianya yang suka sama gue. Gue gak mungkin dong diem aja." cetus Riko dengan bangganya menarik-narik kerah seragam. Kemudian menggoyangkan alis.

"Gaya lo." seseorang mencibir. "Udik!"

"Salah.." dia meralat. "Bukan udik tapi keren." sekali lagi, Riko menggoyangkan alisnya. Gaya tengil itu sukses membuat para gadis muntah massal.

"Eh, itu Zian?"

Mendengar nama itu di sebut hampir setengah penghuni kelas memalingkan wajah ke arah pintu masuk. Di mana ada dua remaja tampan dan berkarisma tengah berjalan masuk ke dalam kelas.

"Akhirnya lo sekolah juga!" Riko bangkit dari tempatnya lalu menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Zian, apa kabar lo?"

"Lo kemana aja, sih?"

"Udah seminggu lebih lo nggak masuk kelas."

Hampir semua siswa menyapa dan melayangkan pertanyaan kepadanya. Zian menggaruk kepala karena kebingungan sendiri, pertanyaan mana yang harus ia jawab lebih dulu.

"Woy, gue kan dateng bareng dia. Kenapa kalian nggak nyapa gue juga?" Danu melayangkan protes. Seketika semua orang meneriakinya.

"Nggak penting banget nanyain lo."

"Anak-anak." seorang pria dengan setelan dinas guru masuk dan membuat semua murid buyar berhamburan menempati tempat duduk mereka masing-masing.

Dia tidak sendiri, ada seorang gadis dengan seragam lengkap berjalan mengekor di belakangnya. Membuat semua mata tertuju kepadanya tak terkecuali dengan Zian. Mungkin dia lah yang paling melongo diantara yang lain. Pasalnya, gadis itu adalah gadis yang sama yang kemarin datang ke rumahnya dan tiba tiba saja menjadi adiknya, Rere.

"Ya tuhan." jantungnya melompat ke tenggorokan.

"Cantik boy." Riko bersiul. Seketika perutnya langsung di sikut oleh Surya yang duduk di sampingnya.

"Sutt!"

"Perhatian semua, bapak disini bersama dengan siswi pindahan. Dia akan menjadi teman kelas kalian mulai hari ini. Jadi, bapak harap kalian bisa berteman dengan baik." Guru bernama Ramlan itu menjelaskan.

"Ayo, perkenalkan diri kamu." serunya kepada Rere.

Gadis itu mengangguk patuh lalu melangkah selangkah ke depan. "Perkenalkan nama saya Renata. Kalian bisa panggil saya Rere saja." gadis bermanik abu itu kemudian menunduk.

"Hay, Rere." serempak satu kelas menyapanya, kecuali Zian.

"Rere, bapak dengar kakak kamu juga bersekolah di sini. Boleh di tunjuk siapa orangnya?"

Seketika kelas itu saling memandang satu sama lain. Kemudian berbisik-bisik.

Zian menjadi tegang tiba-tiba. Tubuhnya panas dingin. Sudah pasti dia lah orang yang di maksud oleh pak Ramlan sebagai kakaknya Rere.

Rere diam beberapa saat. Dia menghela napas berkali-kali, enggan rasanya menunjuk lelaki menyebalkan yang duduk di bangku paling belakang itu sebagai kakaknya. Tapi, mau tak mau dia harus melakukan itu. Tangan kanannya mengayun ke depan lalu dengan jari telunjuk dia menunjuk seorang lelaki yang duduk gusar di atas kursinya.

"Zian." ucapnya.

Satu kelas terkejut. Puluhan pasang mata sontak memandang Zian yang kini duduk dengan wajah gelisah.

Riko menganga. Sementara Surya dan Danu memiringkan kepala mereka menatap Zian heran.

Mereka nyaris tak percaya. Pasalnya, yang mereka tahu Zian Nara itu adalah anak tunggal.

"Danu." pak Ramlan memanggil remaja yang duduk di sebelah Zian. Anak itu langsung menoleh. "Kamu pindah. Duduk sama Amelia biar Rere bisa duduk di samping sodaranya."

"Tapi pak.."

"Cepat!"

Remaja jangkung itu membuang napas, mau tak mau dia mengambil tas dan pindah sesuai titah sang guru.

"Kamu bisa duduk." serunya kepada Rere.

Gadis itu mengangguk kemudian pergi dan duduk di sebelah Zian meskipun dengan sedikit rasa canggung.

🍁

Saat bel istirahat berbunyi. Sebagian siswa langsung berkerumun mengepung meja Zian dan Rere. Mereka menatap kedua remaja itu secara bergantian dengan penuh teliti.

"Nggak ada mirip miripnya, lho!" celetuk Riko. Sebagian dari mereka mengangguk setuju. Sementara sebagian lainnya masih sibuk memperhatikan.

Rere dan Zian memang amat berbeda. Bahkan begitu kentara. Gadis belia itu memiliki mata besar bermanik abu sementara 'kakaknya' justru lebih sipit dengan manik coklat sayu. Garis wajah, warna rambut dan bentuk bibir semuanya berbeda. Hanya mungkin hidung mereka sama-sama bangirnya, turunan dari Arga.

"Kalian beneran adek kakak?" Surya bertanya.

"Na, seumur-umur gue temenan sama lo. Gue nggak pernah tau lo punya adek segede ini." Danu menambahkan. Dia menilik-nilik wajah Rere dengan penuh minat. Membuat empunya merasa tak nyaman.

Zian menghela napas. "Tanya bunda lo, dia pasti tau." ucapnya pada Danu. Dia dan Danu adalah sepupu. Jadi, ibu Danu pasti tahu soal istri kedua Papanya dan mengetahui soal Rere juga.

"Bunda?" Danu melongo. "Tapi, dia nggak pernah cerita."

"Ya, karena emang nggak penting." Zian menggeser badannya, dia mulai kepanasan. "Lagian lo pada ngapain ngumpul gini sih, pengap gue." lanjutnya jengkel. Dia mengibaskan dadanya mengurangi hawa panas di sekitar.

Danu dan Riko langsung bergeser memberi remaja itu sedikit ruang.

"Kalian ... bukan adek kakak ketemu gede, kan?" celoteh Amelia, gadis tomboy dengan rambut pendek sebahu. Dia menjulurkan kepala dan merangkul Riko yang ada di sebelahnya.

"Maksudnya?"

"Ya, maksudnya bokap Zian kawin lagi sama janda. Jadi, si Zian punya sodara ketemu gede." dia menjelaskan.

Zian diam tak menjawab. Sama halnya dengan Rere, gadis itu juga tidak berminat mengklarifikasi status hubungannya dengan Zian.

Dengan santainya, dia memasang earphone ke telinga dan mendengarkan musik rock dengan volume cukup kencang.

"Eh, jawab dong. Gila, gue di cuekin." Amelia mengomel. Dia menarik earphone dari telinga Rere, membuat gadis berambut panjang itu memandang ke arahnya dengan tatapan tak ramah.

"Apa?"

"Gue tadi nanya,"

"Kita sedarah." tukas Rere cepat. Tanpa basa-basi.

"Bener bener nggak bisa di percaya." Riko menyandarkan punggung sembari menggeleng masygul.

Bukan hanya teman-temannya, tapi Zian sendiri pun enggan percaya dengan kenyataan ini. Kenyataan bahwa dirinya dan gadis tak baik hati itu adalah saudara.

🍁

Related chapters

  • My StepBrother, I Love U.    Orang yang tidak pengertian

    My StepBrother, I Love U. Bagian 6 ORANG YANG TIDAK PENGERTIAN~ Ma, Rere nggak betah ~ 🍁 Menjadi Rere tidaklah mudah. Gadis itu tengah mengepak pakaian ke dalam koper saat Papa dan Mamanya berselisih paham di ruang tengah. Mereka saling tuding, saling melempar tanggung jawab atas anak mereka, Rere. Menentukan siapa yang akan membawa gadis itu nanti. Karina, wanita cantik dengan kulit seputih giok dan rambut kastanye bergelombang yang menutupi kedua bahunya itu sedang mengomel. Dia melayangkan protes-protesnya pada Arga, sang suami. Dengan lantang wanita itu menuduh Arga tidakmau ikut bertanggung jawab atas kehidupan Rere. Dan lebih memprioritaskan Zian, anak dari istri pertamanya. Arga tersungu

    Last Updated : 2021-09-22
  • My StepBrother, I Love U.    Tentang Zian

    "Rere Sini." Amel memanggil sembari menepuk-nepuk bangku di sebelahnya. Tepat saat Rere bingung hendak duduk di mana setelah di usir oleh Zian kemarin, gadis tomboy itu memberinya solusi. "Duduk bareng gue aja." ajaknya. Rere mendekat lalu duduk di bangku sebelah Amelia dengan hati-hati. "Thanks.""Kemaren kenapa pulang gitu aja?" Amel bertanya, dia menyatukan tangannya pada meja kemudian membaringkan kepala, menatap pada Rere. Gadis berambut kastanye itu menggeleng kaku. "Nggak apa apa."

    Last Updated : 2022-04-02
  • My StepBrother, I Love U.    Pilih Kasih?

    Malam itu, Rere tidak bisa tidur. Dia terus merapatkan matanya kuat kuat, namun tak juga terlelap.Bayangan wajah Zian, dan moment ketika lelaki itu mengucapkan terimakasih terus berputar di kepalanya seperti role film.Kesal berguling guling tanpa arah, gadis berambut kastanye itu bangkit dan duduk bersidekap di atas kasur. Di tengok jam dinding yang ada di dekat jendela, pukul 02.05 dini hari.Shitt!Dia benar benar tidak diberi rasa kantuk sedikit pun.Setelah menghela napas panjang berulang kali, Rere akhirnya memutuskan turun dari ranjang, berjalan ke arah dapur untuk membuat susu hangat.Katanya, meminum susu membuat orang cepat mengantuk. Dia ingin mencoba metode itu. Barang kali berhasil.Setelah menyusuri ruang demi ruang rumah yang gelap, gadis bernama asli Renata itu menyalakan saklar lampu dapur. Ia beringsut membuka kulkas dan mengambil kotak susu UHT berukuran 1 liter. Menuangkan

    Last Updated : 2022-04-02
  • My StepBrother, I Love U.    Angel Or devil?

    Bel sekolah berbunyi.Menandakan waktu pembelajaran telah berakhir. Rere menoleh ke sebelah kirinya, ke arah bangku yang Zian duduki. Di sana, remaja itu tengah berbincang heboh bersama teman-temannya sembari merapikan alat tulis ke dalam tas.Jarang sekali Rere melihat dia tertawa lepas, atau bahkan tersenyum saat berbicara dengannya. Tapi, saat melihat Zian begitu ekspresif bersama teman-temannya, entah mengapa gadis itu menjadi ikut merasa senang.Apa Zian akan bermain basket lagi?Apa dia harus menunggu seperti kemarin?"Abis ini, lo free nggak, Re?" Amel teman sebangkunya tiba tiba bertanya.Rere spontan menoleh padanya. "Mm .. Iya, kenapa emang?"Gadis tomboy itu memajukan wajahnya lalu berbisik. "Hang Out, yuk.""Kemana?""Ada deh. Lo pasti suka." ucap Amel sambil menggoyangkan alisnya percaya diri."Iya, tapi kemana dulu?""Southbank."Rere kontan mengerutkan alisnya. "Tempat apaan tuh?""Makanya ikut aja.""Sekarang?"Amel tidak bisa untuk tidak menahan tawa. Teman sebangkuny

    Last Updated : 2022-05-04
  • My StepBrother, I Love U.    Hang Out

    Malam sabtu ini, untuk pertama kalinya Rere pergi keluar rumah. Dia seperti menemukan kehidupan baru di jalan jalan Bandung yang ramai.Amel menunjukan beberapa angkringan makanan ringan yang bisa mereka beli untuk sekedar mengganjal perut. Dari mulai batagor, cilok bakar sampai tahu isi. Rere menikmati cemilannya bersama si gadis tomboy.Mereka berkeliling alun alun raya yang ramai dengan pedagang dan pengunjung, ada pula turis yang sedang berwisata kuliner, mereka tampak menikmati jajanan khas Bandung sama seperti Rere.Amelia menceritakan beberapa tempat yang bagus yang biasanya dipenuhi pengunjung, dia juga menceritakan pengalaman kencan pertamanya dengan seorang pria di taman jomblo. Lalu bernostalgia mengingat bagaimana dulu dia berubah menjadi tomboy seperti sekarang.Rere menjadi pendengar yang baik sepanjang perjalanan petualangan mereka. Dia menyukai sifat terbuka Amelia dan cerita cerita lucunya meski beberapa terdengar kurang masuk akal.Di sini, Rere akhirnya memutuskan m

    Last Updated : 2022-05-04
  • My StepBrother, I Love U.    Jatuh Cinta?

    "Eh gue anterin pulang, ya?" tawar Roni menawarkan tumpangan pada Rere saat Gadis itu hendak pulang bersama Amelia.Rere menjawab "Enggak usah. Gue pulang bareng Amel, aja. Kita naik motor, kok." ucapnya masih terlihat malu-malu. Roni tersenyum. "Mending sama gue aja. Gue bawa mobil. Ya, siapa tau nanti hujan kan nggak bakal kehujanan." pria itu belum menyerah. Rere menengok ke arah temannya. "Terus Amel gimana?" Gadis tomboy itu menepuk bahu Renata dengan santai "Gak usah pikirin gue, gue bisa kok balik sendiri." ucapnya. "Tapi kan udah malem juga. masa iya gue pulang ke rumah jam segini." "Eh, iya juga sih." Amelia berpikir. "Ya udah lo nginep di rumah gue aja. Besok pagi gue anterin lo pulang.""Oke." Rere tampak setuju. "Gue nginep di rumah lo.""Jadi ... Nggak mau diantar, nih?" Roni kembali bertanya. "Enggak deh, kak. Next time aja." jawab gadis itu sambil tersenyum. "Oke." Roni menoleh ke arah Amel. "Lain kali ajak dia nongki bareng kita lagi di sini." ucapnya. "Siappp

    Last Updated : 2022-05-04
  • My StepBrother, I Love U.    Masalalu

    "Oma, Zian cuma tanya ... Emang ada kejadian apa waktu Zian kecil?" Remaja itu terus mendesak wanita tua di depannya karena rasa penasaran yang luar biasa. Sejak Oma Linda bilang kalau dia tahu tentang Rere dan juga Mama tirinya, Zian seperti dihantui sesuatu. Dia mengalami kejadian serius dahulu, tapi tidak dapat ia ingat sama sekali. "Omaaa ..." Zian kembali merengek. Wanita tua yang di panggil Oma itu menyimpan cangkir tehnya pada tatakan. Di atas bukit belakang rumahnya, mereka menggelar sebuah kain kecil untuk piknik sekedar menikmati pemandangan pagi di taman bunga buatannya. Dia merawat tempat ini dengan sangat apik dan tertata. Bunga bunga yang berwarna warni begitu terlihat cantik dan menawan saat di terpa sinar matahari pagi. Maniknya yang sayu dengan kelopak mata yang turun karena faktor usia tidak memadamkan semangat dalam diri jompo tua itu. Dia menatap Zian dengan jutaan perasaan yang tidak bisa di jelaskan. Bibir keriputnya tersenyum, tapi matanya menyiratkan rasa i

    Last Updated : 2022-05-04
  • My StepBrother, I Love U.    PROLOG

    My StepBrother, I Love U. Bagian 1 : PrologKELAHIRANKU KE DUNIA ~Malaikat mengambil nyawaku~🍁Malam itu, Mama terus mengerang kesakitan. Perutnya terasa seperti teriris-iris pisau dari dalam. Tangannya meremat seprai hingga seprai itu berubah menjadi kusut. "Sudah bukaan ke delapan, bu. Anda pasti bisa." seorang perawat mengecek sudah seberapa jauh bibir rahim Mamaku terbuka saat itu. Papa mengamati keadaan Mama dengan cemas. Dia sama sekali tidak beranjak dari sisi istrinya yang terus menangis karena kesakitan. "Kepalanya mulai keluar. Ayo tarik napas dan mulai mengejan!" dokter memberi intruks

    Last Updated : 2021-08-23

Latest chapter

  • My StepBrother, I Love U.    Masalalu

    "Oma, Zian cuma tanya ... Emang ada kejadian apa waktu Zian kecil?" Remaja itu terus mendesak wanita tua di depannya karena rasa penasaran yang luar biasa. Sejak Oma Linda bilang kalau dia tahu tentang Rere dan juga Mama tirinya, Zian seperti dihantui sesuatu. Dia mengalami kejadian serius dahulu, tapi tidak dapat ia ingat sama sekali. "Omaaa ..." Zian kembali merengek. Wanita tua yang di panggil Oma itu menyimpan cangkir tehnya pada tatakan. Di atas bukit belakang rumahnya, mereka menggelar sebuah kain kecil untuk piknik sekedar menikmati pemandangan pagi di taman bunga buatannya. Dia merawat tempat ini dengan sangat apik dan tertata. Bunga bunga yang berwarna warni begitu terlihat cantik dan menawan saat di terpa sinar matahari pagi. Maniknya yang sayu dengan kelopak mata yang turun karena faktor usia tidak memadamkan semangat dalam diri jompo tua itu. Dia menatap Zian dengan jutaan perasaan yang tidak bisa di jelaskan. Bibir keriputnya tersenyum, tapi matanya menyiratkan rasa i

  • My StepBrother, I Love U.    Jatuh Cinta?

    "Eh gue anterin pulang, ya?" tawar Roni menawarkan tumpangan pada Rere saat Gadis itu hendak pulang bersama Amelia.Rere menjawab "Enggak usah. Gue pulang bareng Amel, aja. Kita naik motor, kok." ucapnya masih terlihat malu-malu. Roni tersenyum. "Mending sama gue aja. Gue bawa mobil. Ya, siapa tau nanti hujan kan nggak bakal kehujanan." pria itu belum menyerah. Rere menengok ke arah temannya. "Terus Amel gimana?" Gadis tomboy itu menepuk bahu Renata dengan santai "Gak usah pikirin gue, gue bisa kok balik sendiri." ucapnya. "Tapi kan udah malem juga. masa iya gue pulang ke rumah jam segini." "Eh, iya juga sih." Amelia berpikir. "Ya udah lo nginep di rumah gue aja. Besok pagi gue anterin lo pulang.""Oke." Rere tampak setuju. "Gue nginep di rumah lo.""Jadi ... Nggak mau diantar, nih?" Roni kembali bertanya. "Enggak deh, kak. Next time aja." jawab gadis itu sambil tersenyum. "Oke." Roni menoleh ke arah Amel. "Lain kali ajak dia nongki bareng kita lagi di sini." ucapnya. "Siappp

  • My StepBrother, I Love U.    Hang Out

    Malam sabtu ini, untuk pertama kalinya Rere pergi keluar rumah. Dia seperti menemukan kehidupan baru di jalan jalan Bandung yang ramai.Amel menunjukan beberapa angkringan makanan ringan yang bisa mereka beli untuk sekedar mengganjal perut. Dari mulai batagor, cilok bakar sampai tahu isi. Rere menikmati cemilannya bersama si gadis tomboy.Mereka berkeliling alun alun raya yang ramai dengan pedagang dan pengunjung, ada pula turis yang sedang berwisata kuliner, mereka tampak menikmati jajanan khas Bandung sama seperti Rere.Amelia menceritakan beberapa tempat yang bagus yang biasanya dipenuhi pengunjung, dia juga menceritakan pengalaman kencan pertamanya dengan seorang pria di taman jomblo. Lalu bernostalgia mengingat bagaimana dulu dia berubah menjadi tomboy seperti sekarang.Rere menjadi pendengar yang baik sepanjang perjalanan petualangan mereka. Dia menyukai sifat terbuka Amelia dan cerita cerita lucunya meski beberapa terdengar kurang masuk akal.Di sini, Rere akhirnya memutuskan m

  • My StepBrother, I Love U.    Angel Or devil?

    Bel sekolah berbunyi.Menandakan waktu pembelajaran telah berakhir. Rere menoleh ke sebelah kirinya, ke arah bangku yang Zian duduki. Di sana, remaja itu tengah berbincang heboh bersama teman-temannya sembari merapikan alat tulis ke dalam tas.Jarang sekali Rere melihat dia tertawa lepas, atau bahkan tersenyum saat berbicara dengannya. Tapi, saat melihat Zian begitu ekspresif bersama teman-temannya, entah mengapa gadis itu menjadi ikut merasa senang.Apa Zian akan bermain basket lagi?Apa dia harus menunggu seperti kemarin?"Abis ini, lo free nggak, Re?" Amel teman sebangkunya tiba tiba bertanya.Rere spontan menoleh padanya. "Mm .. Iya, kenapa emang?"Gadis tomboy itu memajukan wajahnya lalu berbisik. "Hang Out, yuk.""Kemana?""Ada deh. Lo pasti suka." ucap Amel sambil menggoyangkan alisnya percaya diri."Iya, tapi kemana dulu?""Southbank."Rere kontan mengerutkan alisnya. "Tempat apaan tuh?""Makanya ikut aja.""Sekarang?"Amel tidak bisa untuk tidak menahan tawa. Teman sebangkuny

  • My StepBrother, I Love U.    Pilih Kasih?

    Malam itu, Rere tidak bisa tidur. Dia terus merapatkan matanya kuat kuat, namun tak juga terlelap.Bayangan wajah Zian, dan moment ketika lelaki itu mengucapkan terimakasih terus berputar di kepalanya seperti role film.Kesal berguling guling tanpa arah, gadis berambut kastanye itu bangkit dan duduk bersidekap di atas kasur. Di tengok jam dinding yang ada di dekat jendela, pukul 02.05 dini hari.Shitt!Dia benar benar tidak diberi rasa kantuk sedikit pun.Setelah menghela napas panjang berulang kali, Rere akhirnya memutuskan turun dari ranjang, berjalan ke arah dapur untuk membuat susu hangat.Katanya, meminum susu membuat orang cepat mengantuk. Dia ingin mencoba metode itu. Barang kali berhasil.Setelah menyusuri ruang demi ruang rumah yang gelap, gadis bernama asli Renata itu menyalakan saklar lampu dapur. Ia beringsut membuka kulkas dan mengambil kotak susu UHT berukuran 1 liter. Menuangkan

  • My StepBrother, I Love U.    Tentang Zian

    "Rere Sini." Amel memanggil sembari menepuk-nepuk bangku di sebelahnya. Tepat saat Rere bingung hendak duduk di mana setelah di usir oleh Zian kemarin, gadis tomboy itu memberinya solusi. "Duduk bareng gue aja." ajaknya. Rere mendekat lalu duduk di bangku sebelah Amelia dengan hati-hati. "Thanks.""Kemaren kenapa pulang gitu aja?" Amel bertanya, dia menyatukan tangannya pada meja kemudian membaringkan kepala, menatap pada Rere. Gadis berambut kastanye itu menggeleng kaku. "Nggak apa apa."

  • My StepBrother, I Love U.    Orang yang tidak pengertian

    My StepBrother, I Love U. Bagian 6 ORANG YANG TIDAK PENGERTIAN~ Ma, Rere nggak betah ~ 🍁 Menjadi Rere tidaklah mudah. Gadis itu tengah mengepak pakaian ke dalam koper saat Papa dan Mamanya berselisih paham di ruang tengah. Mereka saling tuding, saling melempar tanggung jawab atas anak mereka, Rere. Menentukan siapa yang akan membawa gadis itu nanti. Karina, wanita cantik dengan kulit seputih giok dan rambut kastanye bergelombang yang menutupi kedua bahunya itu sedang mengomel. Dia melayangkan protes-protesnya pada Arga, sang suami. Dengan lantang wanita itu menuduh Arga tidakmau ikut bertanggung jawab atas kehidupan Rere. Dan lebih memprioritaskan Zian, anak dari istri pertamanya. Arga tersungu

  • My StepBrother, I Love U.    Mendadak Menjadi Kakak

    My StepBrother, I Love U. Bagian 5MENDADAK MENJADI KAKAK~Nggak ada mirip-miripnya~ 🍁"Den." bi Asri memanggil sembari mengetuk pintu kamar bercat coklat tempat Zian berada. "Papa manggil buat makan.""Aku nggak makan, bi. Mau langsung tidur aja." Zian menyahut dari dalam."Tapi, tadi siang kan aden nggak makan." bi Asri berucap dengan cemas."Udah makan, kok. Bareng Danu." Zian berbohong. Dia sebenarnya lapar, hanya saja malas jika harus bertemu lagi dengan Rere. Dia tidak suka gadis itu."Yaudah, bibi kasih tau Papa aden."Zian tidak menjawab. Setelahnya, bi Asri langsung pergi.Zian menjatuhkan diri di atas ranjang yang empuk. Dengan kedua tangan menopang kepala, dia menatap langit-langit kamarnya. Menghela napas beberapa kali se

  • My StepBrother, I Love U.    Manusia Bernama Rere

    My StepBrother, I Love U. Bagian 4MANUSIA BERNAMA RERE~Dia anak Papa, adik kamu~🍁Di dalam stadion, empat remaja itu duduk di jejeran paling depan. Tak banyak yang menonton pertandingan, mengingat ini hanya turnamen biasa yang selalu di adakan setiap minggu."Tunas bangsa! Tunas bangsa!""Cakar elang! Cakar elang!"Sorak sorai para gadis berpom-pom menambah ramai suasana di dalam stadion. Mereka secara bergantian menyoraki kedua kubu yang tengah sengit beradu taktik di lapangan. Grup Cakar elang mengguli skor sementara, di mana mereka mendapat nilai cukup jauh di banding grup lawannya yaitu Tunas bangsa.Zian tampak menikmati laju pertandingan. Matanya begitu fokus pada

DMCA.com Protection Status