Share

Bab 84

Qeiza duduk dengan posisi kaki saling tumpah tindih. Dia bolak-balik melirik ke arah pintu masuk, berharap Adnan akan segera muncul dari sana.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Seharusnya lelaki itu sudah tiba sepuluh menit yang lalu.

“Kenapa dia belum muncul?”

Qeiza mulai dihinggapi perasaan gelisah. Tidak biasanya Adnan datang terlambat. Lelaki itu adalah tipikal orang yang selalu menepati janji dan tepat waktu.

“Apa dia lupa?” Qeiza terus berbicara pada dirinya sendiri.

Untuk mengusir kebosanan, Qeiza akhirnya mengeluarkan ponselnya dari dalam saku coat. Dia mulai membuka aplikasi untuk membaca novel kesukaannya. Terbuai oleh alunan kata-kata puitis bernada romantis yang dibacanya, Qeiza jadi lupa akan keterlambatan Adnan.

“Qeiza?” tegur seorang pria. “Kamu kenapa duduk sendiri di sini?”

Qeiza mengangkat kepala. Matanya langsung tertumbuk pada sosok Ansel yang sedang celingukan ke segala arah seperti tengah mencari-cari sesuatu atau mungkin juga seseorang.

Menyadari yang berd
Lathifah Nur

Hai sobat readers! Kalau teman-teman suka dengan cerita ini, harap tinggalkan jejak berupa review ya. Terima kasih!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status