Beautiful Sin

Beautiful Sin

last updateLast Updated : 2023-08-26
By:  JasAliceOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
15Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Ayse membalaskan dendam pada Akira yang telah berusaha membunuhnya. Di antara dendam tersebut, ia terpuruk saat mengetahui Can tidak mengingat apa pun pasca kecelakaan yang pria itu alami. Ayse bertekad, ia akan mengambil Can dari Akira dan mengembalikan ingatan di antara keduanya lewat sentuhan mesra dan interaksi yang Ayse bangun. Ia ingin membawa Can pada atmosfer masa lalu mereka. Sayangnya, bukan hal mudah untuk Ayse merebut Can yang dilema akan statusnya sebagai ayah dan suami dari Akira. Pria itu belum berada pada titik di mana ia pernah memperjuangkan Ayse untuk menjadi cinta sejatinya. Apakah Ayse akan menemui titik lelah dalam perjuangannya mendapatkan Can? Lalu, bagaimana saat Can diam-diam merasa kian membawa hatinya untuk tertaut pada Ayse?

View More

Chapter 1

1. Antagonis dari Dendam

小池澪(こいけ みお)は壁の時計をじっと見つめていた。午前0時になり、テーブルに並んだ料理はまた冷たくなっていた。

彼女はその料理をキッチンに運び、もう一度温め直した。

0時50分、玄関のドアが静かに開く音がして、彼女が振り向くと、小池京司(こいけ けいじ)が帰ってきた。

彼の腕にはスーツの上着が掛けられ、その端正な顔にはわずかな酔いが浮かんでいた。彼はそのまま澪の方に歩み寄ってきた。

澪は立ち上がり、彼に酔い覚ましのスープを一杯よそい、そっと差し出した。しかし、彼はそれを手で払いのけ、床にぶちまけた。

次の瞬間、彼は彼女の顎を掴み、その唇を荒々しく奪った。

酒の匂いが鼻をつき、どこか女性の香水の甘い香りが混じっていた。澪は彼を押しのけようと手を伸ばしたが、彼は逆に彼女を抱き上げ、そのまま寝室に向かった。

男は彼女をベッドに乱暴に投げつけ、覆いかぶさるように彼女を押さえ込んだ。一言も発さず、ただ行動だけが続いた。

澪は唇を噛み締め、じっと耐えた。視線を逸らし、壁の隅に置かれた観葉植物をただ見つめていた。

そこにあるのは感情ではなく、ただの欲望だけだった。

彼は彼女の顔を掴み、無理やりこちらを向かせた。その深い瞳で彼女をじっと見つめながら、指先で彼女の頬を撫でた。「どうして何も言わない?」と低い声で尋ねた。

澪は彼を真っ直ぐ見つめ、瞳には薄く涙が滲んでいた。彼は知っているのだ、彼女が言葉を持たない人間だということを。

彼女は生まれつき声を失った女性だった。

それでも、彼は毎回こうして同じ問いを繰り返す。

時折、澪はわからなくなる。彼がこれを侮辱として言っているのか、それともただの独り言のように感慨深く呟いているのかを。

彼女は彼の手をそっと握り、顔に当てたまま頭を少し傾け、その手のひらに頬をすり寄せた。まるで子猫が主人に甘えるように。

これが、このような状況で彼に応える彼女なりの唯一の方法だった。

男の漆黒の瞳が一瞬暗く揺れた。まるで心の中に激しい暗潮が沸き起こっているかのように。彼は彼女の手を握り返し、その手を頭上で押さえつけるように固定すると、身をかがめて彼女の唇を奪った。

……

澪が目を覚ましたとき、窓の外はすでに明るくなっていた。ベッドの隣は空っぽだったが、浴室からは水音が聞こえてきた。

彼女は床に散らばった服を拾い、一枚ずつ身に着けていった。そして最後の一枚に袖を通しているとき、ベッドサイドのテーブルに置かれていた携帯電話が鳴り出した。それは京司のものだった。

澪は浴室のドア越しに見えるぼやけた人影を一瞥し、次にスマホの画面を覗いた。

橘沙夏(たちばな さな)【帰ったの?】

橘沙夏【毎回そうね。必ずあのしゃべれない女のところに行って、私を不快にさせなきゃ気が済まないの?】

澪のまつげがかすかに震えた。

浴室の扉が開き、京司がバスタオルを腰に巻いて出てきた。

彼の身体にはまだ水蒸気が立ち上り、湿った髪から水滴がぽたりぽたりと滴り落ちていた。それらは胸に触れて滑り落ち、腹筋のラインに沿って細い水の筋となって流れていった。

澪は目をそらし、黙って服のボタンを留め始めた。

京司はベッドのそばまで歩み寄り、スマホを手に取ると、ちらりと服を着ている澪の姿を見下ろした。

「見たのか?」

京司が問いかけると、澪は口元にうっすらと微笑みを浮かべながら、首を横に振った。

結婚の日、彼はこう言った。「お前はずっとおとなしくしていろ。俺を愛すな。元のままでいよう。兄さんが一生面倒を見てやる」

彼は「愛すな」と言ったのだ。

だから、もし見たとしてもどうだというのか?

彼は気にしない。彼女が嫉妬しようと、悲しもうと、そんなことに心を動かされることはない。

気にされない人間には、怒る資格なんてない。

それどころか、彼女の愛も感情も、彼にとってはただの負担にしかならないのだ。

彼女は怖かった。彼でさえも、彼女の心を踏みにじるのではないかと。

澪は彼が……自分を捨てるのではないかと怯えていた。

彼女は手話で伝えた。[朝食を作るね]

澪は、全身に残る鈍い痛みを引きずるようにして立ち上がり、寝室を出て台所へ向かった。

京司は彼女の細い背中をじっと見つめ、それから携帯に視線を落とした。そして、橘沙夏からのメッセージを削除した。

澪は朝食を作り、テーブルに運んだ。そして京司のためにおかゆをよそい、彼の席に静かに置いた。

しばらくして、京司は服を整えて食卓に現れた。

部屋の中は静寂に包まれていた。かつて京司はこう言ったことがある。「お前といると、話すのがまるで独り言みたいだ」

時が経つにつれて、京司はほとんど彼女と話さなくなった。食卓には、しばらくの間スプーンと器がぶつかる音だけが響いていた。

「後で一緒に実家に行くぞ」京司が突然口を開いた。

澪の手が一瞬止まり、彼女はスプーンを器の縁にそっと置いた。

澪は手話で答えた。[分かった]

京司は彼女に視線を投げた。澪の顔にはいつも変わらぬ従順さだけが漂っている。

声を荒げることもなく、騒がしくすることもなく、どんなに理不尽な仕打ちを受けても、彼女は微笑みを絶やさない。

京司はふと、器の中のお粥が急に味気なく思えてきた。

彼はスプーンを器の中に投げ戻した。軽く澄んだ音が響き、音量自体は小さいものの、静寂な食卓では妙に耳についた。
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
15 Chapters
1. Antagonis dari Dendam
“Aku sudah berkeluarga dan memiliki seorang putra berusia dua tahun.” “Seharusnya kita tidak berakhir di ranjang apartemenku, Emine.” Suara lelah, cukup frustrasi dengan meremat rambut hitam sebagai bentuk pelampiasan. Manik coklat itu memerhatikan tubuh tegap dan atletisnya dari cermin, memantulkan diri dengan pakaian yang sudah tidak rapi lagi. Tidak ada lagi tubuh tanpa helai dan peluh yang menempel, menjadi bukti betapa ia bergairah meniduri perempuan selain istrinya. Ia mengembuskan napas berat, menyadari kesalahan karena tidak terbiasa minum dan berakhir membawa sekretarisnya sebagai partner ranjang. “Tuan Sener. Kita melakukannya secara sadar dan aku tidak mempermasalahkannya.” “Ini juga bukan masa suburku.” Penjelasan dengan nada ringan itu membuat Can—Yavuz Can Sener—menoleh ke arah ranjang. Ia mendapati sorot teduh dari manik Emine—Sekretaris baru—Can, mengisi kekosongan posisi lama, baru dua minggu terakhir. Bahkan, bibir keduanya sudah lancang berciuman di hari keti
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more
2. Nyaman dan Berakhir Suka
Emine mengenggam erat ponsel Can.Ia mengirim pesan atas persetujuan Can sekitar lima belas menit lalu. Emine puas saat Can menuruti permintaannya, berdalih tidak bisa pulang untuk pekerjaan yang banyak dan rasa lelah menyita waktu nyaris seharian. Termasuk saat ia dan Can pergi mengunjungi kolega setelah perjalanan bisnis.Rutinitas Emine beberapa minggu terakhir. Hari ini menjadi kali pertama ia berhasil memikat atasannya.“Kau tidak tidur? Jam sudah terlalu larut untuk sekadar tetap membuka mata. Kau bisa terlambat bekerja nanti pagi.”Perempuan berjubah mandi putih itu berbalik. Ia tersenyum kecil, mendapati Can sudah mengganti pakaian dengan kaus lengan pendek, selaras dengan celana yang dipakainya.Ia tengah berjalan mendekati Emine sambil menggosok rambut dengan handuk kecil di tangan. “Apa pesanku sudah dibalas istriku?”Pertanyaan itu mengusik perasaan Emine.Ia tanpa sadar menipiskan senyum, tapi segera memperlihatkan kembali dengan rasa senang. “Dia percaya karena telah men
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more
3. Perasaan Gelisah
“Papa ....”Can tersenyum lebar, merentangkan kedua tangan dengan berjongkok, mensejajarkan agar lebih mudah membalas dekapan anak lelaki berusia dua tahun tersebut. “Kau tampak menggemaskan, Nak.”Anak lelaki itu tertawa, menggeliat geli saat kecupan di pipinya berulang kali dilakukan Can.“Baiklah.”“Sekarang ganti cium Papa, Nak.”Can mengulum senyum setelah mengurai pelukan. Pipi kanan ia condongkan agar mendapatkan atensi dari putranya; Reyhan Hasad Sener.Dua kecupan ringan dan bersuara itu menghangatkan perasaan Can. “Sudah?”Pria tampan itu mengangguk, lalu mengecup lama kening Reyhan.Seorang perempuan berbalut gaun sebatas lutut mendekati dua Ayah dan anak tersebut. Ia melipat kedua tangan di dada, menatap kesal sekaligus tajam pada Can yang menyadari keberadaannya. “Kau izin secara mendadak. Bagaimana bisa aku tidur tanpa kehadiranmu, Sayang?”“Mama sedih pagi ini, Papa.”Reyhan berucap layaknya anak seusia dua tahun yang sudah lumayan cerdas. Bahkan, raut Reyhan memperliha
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more
4. Menyembunyikan Kebohongan
Minggu siang ini Can memutuskan kembali ke ruang kerja di sisi kamar. Pria itu meraih MacBook di atas sofa kamar, lalu meraih ponsel di atas meja yang sejak tadi ia abaikan. Can hanya berniat sekilas melirik layar ponsel. Harus terpaku saat ada nomor asing tertera di sana dan terlihat ada foto yang dikirim. Segera jemari ramping itu membuka isi pesan dan tertegun, merasakan gejolak hasrat tubuhnya terbakar melihat dua pose Emine. Perempuan yang memperlihatkan senyum nakal. Tidak segan menaikkan arah kamera, mengambil senyuman nakal dengan satu tangan secara asal menahan selimut agar tidak turun. Sepertinya pose itu diambil Emine saat Can membersihkan tubuh dan bergegas ingin pulang. Tentu sebelum hasratnya tidak bisa tertahankan untuk mencecap perempuan yang ia ambil keperawanannya. Tubuh Can berdesir. Napasnya berembus tidak beraturan dan pikirannya kembali pada malam panas mereka. Can terbuai dan ada satu titik di mana ia cukup kaget juga senang menjadi pria pertama untuk Emine
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more
5. Debaran Berbeda
“Aku merindukan sentuhanmu, Can.”Oksigen di dalam mobil menjadi terkuras hitungan detik. Ia begitu sulit menelan saliva saat suara di seberang sana berucap rindu, begitupula suara yang terkesan manis di dengar Can.Ia membetulkan letak AirPods, meskipun tidak ada yang salah.Can berusaha untuk fokus mengemudikan mobil. Ia dalam perjalanan pulang dari rumah orangtuanya sendirian dan ikut makan malam di sana.“Sayang? Kau baik-baik saja di sana? Atau aku menganggumu? Aku bisa menutup panggilan—““—tidak.”“Hanya saja aku belum terbiasa mendengarkan kalimat mesramu.”Can mengakui dengan sangat polos.Bahkan, ia bisa merasakan kedua pipi bersih tanpa bulu halus di sekitar rahang, terasa memanas. Pria itu salah tingkah dan semakin merasa kalah saat tawa di seberang sana mengusik dirinya.“Emine. Aku tidak ingin berada di posisi seperti ini. Bagaimanapun aku adalah atasanmu yang harus kau hormati.”Can mengeluarkan statusnya di perusahaan yang juga menjadi tempat Emine mencari pekerjaan se
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more
6. Rayuan untuk Selingkuh
Entah kenapa pagi ini terasa berbeda saat Can datang ke perusahaan. Kemudian, pria itu disambut manis oleh Emine yang berdiri di depan meja kerjanya, menyapa Can yang membalas singkat dan segera masuk ke ruangan. Sebenarnya perasaan pria itu semakin tidak keruan hanya dalam satu malam. Bersikap normal dan menganggap semuanya menjadi hal lalu sangat sulit bagi pria itu. Bahkan, pekerjaan yang ia selesaikan dan interaksi Akira padanya cukup mengabur. Pikiran pria keturunan Turki itu dipenuhi oleh satu nama; Emine. “Selamat pagi Tuan Sener.” Can mendongak. Belum sampai satu menit ia duduk di kursi kebesaran, lalu mengingat dan memahami perasaan yang menyusup aneh. Perempuan yang memenuhi pikirannya masuk dengan senyum manis, membawa satu bekal, sesuai keinginannya. Emine meletakkan tas yang sudah terisi bekal sarapan pagi bersama peralatannya. “Aku sudah membuatkan sarapan pagi untukmu, Can.” Manik coklat itu bersitatap cukup lama dengan Emine. Ia merasa tidak asing dengan senyum
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more
7. Merasa Cemburu
Rapat internal siang ini telah usai. Emine sibuk membereskan berkas Can di posisi pria itu duduk. Karena Can berada di luar ruangan, berbicara beberapa hal ringan dengan lelaki yang menjabat sebagai General Manajer tersebut. “Terimakasih atas undangan Anda, Tuan. Dengan senang hati saya akan datang menghadiri pesta pernikahan putri Anda.” Can tersenyum kecil. Ia sudah menganggap lelaki tiga tahun lebih tua dari Ayahnya adalah orangtuanya juga. Can diajarkan untuk beradaptasi dan menyelaraskan apa yang sudah diminta orangtuanya. Bahkan, ketika ia tidak mengingat apa pun, hatinya selalu saja menyukai pertemuan dengan banyak orang dari beberapa kalangan berbeda. “Sungguh suatu kehormatan jika Anda datang, Tuan.” “Sebenarnya saya ingin mengadakan pesta di Ankara. Hanya saja, calon suami putri saya memang meminta kami untuk menyiapkan di sana. Mengingat Ibu dari calon menantu saya sedang sakit dan berada di kursi roda.” Can mengucapkan turut kesedihannya dan berdoa agar wanita itu se
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more
8. Jatuh Cinta
Emine memelotot sempurna dengan tubuh menegang, mendapati kali pertama Fuat mencium pipi Emine. Bahkan, tangan kanan pria itu menahan tengkuknya agar menempelkan bibir ranum Emine semakin lekat. Wajah Emine memerah dan merambat hingga ke leher jenjang, menatap tajam Fuat dan bersiap memberontak. Namun, gerakan itu terhenti seiring rasa kaget Emine. “Jangan terlihat kaku atau menyerangku, Ayse. Di belakangmu ada Tuan Sener,” bisik Fuat. “Dia berdiri di halaman depan lobi,” lanjut pria itu tepat di sisi wajah Emine, tanpa mengubah posisi sebelum menyelesaikan kalimat. Perempuan itu menatap Fuat dengan pupil melebar, memberikan kode dan pria itu ikut membalas dalam sorot mata. “Maaf, tapi dari ucapanmu beberapa menit lalu. Maka, kau harus membuat cinta pertamamu cemburu.” Emine terkejut. Sorot mata Fuat menyampaikan sikap tegas. Bahkan, Emine menegang saat kedua bahunya di pegang erat Fuat, menunjukkan dirinya yang memang sangat dekat dengan seorang pria. “Ingat. Jika dia bertanya,
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more
9. Ayo, Kita Bercinta Lagi
“Apa sekarang kau bisa mengakui rasa cemburumu, Sayang?” Can membuang pandangan, meskipun debaran dalam dadanya tidak keruan. Ia merasa ingin marah, membenci Emine yang tidak berucap jujur sejak awal. Bahkan, ia pun baru sadar jika terlalu membenci keadaan di mana pria asing tadi menyentuh Emine. “Seharusnya kau menyadari tentang keinginanmu, Emine,” tekan Can, berusaha meredam gairah saat jemari lentik itu membuat pola abstrak dan membelai sekilas dada bidang Can. “Jika kau sudah menyukaiku dan menerima risiko apa pun dari hubungan kita. Kau hanya bisa menerima sentuhan dari satu pria, yaitu aku.” “Kau masih bisa memiliki pilihan lain untuk mendorong atau menampar mantan kekasihmu itu,” tekan Can. Dua tubuh kembali melebur. Can benar-benar menikmati sentuhan Emine dan bagaimana mereka menciptakan desahan juga gairah yang sama memuncak. Di antara rasa yang berkecamuk di dalam dadanya. Can menikmati permainan Emine dan juga dua hasrat yang bergejolak sama. “Kenapa kau tidak me
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more
10. Mantan Calon Mertua
Can memasuki apartemen kecil Emine yang berada di level paling rendah. Biaya yang mungkin hanya bisa terjangkau bagi Emine dengan fasilitas yang menurutnya pasti sudah lebih dari cukup. “Kau ingin unit yang lebih besar dan lengkap?” Can berbalik dan melihat Emine masih berdiri tidak lebih dari satu meter. Perempuan itu membiarkan Can berkeliling, melihat keseluruhan tempat tinggal Emine. “Aku sudah merasa lebih dari cukup di sini.” “Tapi apartemen ini cukup jauh dari perusahaan,” timpal Can. Emine mengedik santai, membiarkan Can mendekatinya. “Tidak masalah. Asalkan aku bisa nyaman di tempat tersebut. Aku akan tetap tinggal,” jelas Emine dan membuat Can terdiam sesaat. “Kau ingin minum sesuatu?” tawar Emine ketika tidak ada respons dari Can. “Sebentar. Aku bisa memberikanmu tempat yang lebih nyaman dan akan membuatmu mengirit pengeluaran biaya transportasi ke perusahaan.” Emine mengerjap beberapa kali saat sorot Can begitu lurus menatapnya. “Bagaimana jika kau saja yang menemp
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status