Share

Bab 88

“Hanya satu jam.” Ansel terus membujuk Qeiza.

Qeiza melotot. Lelaki di depannya ini benar-benar tidak ingin menyerah.

"Tidak, tiga puluh menit pun cukup,” ralat Ansel begitu sorot mata Qeiza terlihat lebih tajam dari sebilah pedang samurai.

Qeiza tak menanggapi bujukan Ansel. Dia kembali mengayun langkah menuju elevator.

“Oke. Tidak lebih dari sepuluh menit,” putus Ansel. “Aku akan mengantarmu ke kantor setelahnya. Bagaimana?”

Demi memenuhi janjinya kepada Alina, Ansel rela mengubur harga diri dan egonya dalam-dalam. Jika dia melewatkan kesempatan ini, entah kapan dia bisa bertemu lagi dengan Qeiza. Wanita itu selalu saja mencari cara untuk melarikan diri darinya.

Ansel berdiri berhadapan dengan Qeiza. Dia masih menanti jawaban mantan istrinya itu. Untungnya elevator itu sedang sepi. Jadi, dia bisa memandangi wajah cantik Qeiza sepuasnya.

“Pleaaase!”

Ansel menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Terlihat tak berdaya dan sangat membutuhkan belas kasihan Qeiza.

Entah sikap pantang me
Lathifah Nur

Terima kasih sudah mengikuti kisah Qeiza sobat readers. Harap tinggalkan jejak di kolom review ya suapaya Iffah juga bisa mengenal pembaca setia Qeiza. Mohon dukungan juga untuk cerita baru Iffah dengan judul Istri Sebatas Status. Yuk jadi saksi sepak terjang Agnes sebagai istri kedua. Akankah dia bahagia?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ernita Karolina Boangmanalu
suka dgn cerita yg gak bertele-tele...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status