Share

Bab 89

Jangan percaya sepenuhnya pada apa yang kau lihat karena matamu bisa saja menipu.

***

Selesai berbicara di telepon, Ansel menyusul masuk ke kamar Alina dengan perasaan penuh sukacita. Dia senang sekali bisa memenuhi keinginan mamanya.

“Qeiza mana, Ma?” tanya Ansel.

Dia celingukan ke segenap penjuru kamar. Mencari keberadaan Qeiza. Tangan kirinya bersembunyi dalam saku celana. Wajahnya kusut ketika tak menemukan Qeiza di kamar itu.

Alina bangkit dan bersandar di kepala ranjang. Dia menatap dingin pada Ansel. “Aku sudah mengusirnya,” sahutnya.

“Apa?” Ansel kaget. “Kenapa, Ma? Kan Mama sendiri yang memintaku untuk membawanya kemari.”

“Aku memintamu membawa pulang Qeiza,” balas Alina. “Bukan wanita penipu itu!”

“Ya ampun, Ma!” Ansel kehabisan kata. Bergegas dia balik badan, memburu Qeiza.

“Berhenti, Ansel!” cegah Alina. “Jangan pernah membawa pencuri itu ke hadapanku!”

Ansel menurunkan tangannya dari gagang pintu. Dia mengembuskan napas berat. Dia harus mengakui bahwa mamanya te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status