[ Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian ]
Happy Reading !!
No Bully!!
Sorry for Typo!!
***
[ Adeeva Adelia ]
Aku tersenyum melihat Baby Vano yang berlari kearahku dan langsung memeluk kakiku dengan erat... "Maaa..." rengeknya minta ku gendong.
Aku berjongkok dan mengangakat tubuh mungilnya itu ke dalam gendonganku.
"Sayang, katanya tadi minta susu." ujar Xaiver yang berjalan ke arah kami dengan memegang botol susu.
Baby Vano malah menyembunyikan wajahnya di pundakku sambil menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mau susu yang di bawa Xaiver.
"Maaf sudah merepotkanmu ..."
Xaiver menggeleng dan tersenyum lembut padaku, "aku tidak merasa di repotkan." katanya setelah mencium bibirku sekilas.
"Sepertinya Vano mengantuk sayang..." Xaiver pun mengusap
[ Bab 47, End ]Happy Reading!!No Bully!!***[ Xaiver Narendra Maximilian ]"Sayang kenapa kau tidur di sini?""Uh aku ketiduran lagi ya.""Sudah kubilang, jangan menungguku.""Tapi--""Sstt maaf kalau beberapa bulan ini aku terlalu di sibuk. Tapi ini yang terakhir kok."Aku mengecup bibir Adeeva sekilas dan membawanya ke kamar. Adeeva tertidur di sofa ruang tamu karena menungguku pulang kerja, padahal aku sudah mengatakan akan pulang larut malam. Tapi Adeeva masih tetap menungguku pulang, hingga ia ketiduran di sofa.Beberapa bulan terakhir ini aku memang agak sibuk, selalu berangkat pagi pulang malam. Aku bahkan jarang bertegur sapa dengan Vano dan Sherlin saking sibuknya."Kau sibuk sekali ya?" tanya Adeeva saat aku membaringkan tubuhnya di kasur.&nb
Happy Reading!No Bully!"Jadi hari ini kau akan pergi untuk interview?" tanya Ibuku."Iya Ma, hari ini aku ada panggilan dari kantor Maximilian Corp untuk interview." ucapku sambil tersenyum ceria."Baiklah selesaikan sarapanmu, nanti kau terlambat sayang." ucap Ibuku juga balas tersenyum.Aku mengangguk lalu kembali melanjutkan sarapanku, memakan nasi goreng buatan Ibuku dan menghabiskan segelas susu coklat kesukaanku. Ini adalah kebiasaan rutin kita setiap pagi, menghabiskan sarapan -hanya- berdua."Hati hati sayang, semoga berhasil." kata Ibuku saat aku akan pergi."Iya Ma, aku pergi dulu bye..."Aku mencium punggung tangan Ibuku lalu memasuki mobilku dan bergegas menuju tempat tujuanku.Yaitu perusahaan Maximilian Corp.Aku mendapatkan panggilan untuk intervie
Happy Reading!No Bully!No Edit!Author pov on.Jessica datang ke kantor Xaiver dan di depan ruangan Xaiver, Jessica melihat seorang gadis yang terlihat gugup berdiri di depan ruangan Xaiver dengan kepala tertunduk. Jessica bertanya sebentar lalu ia masuk keruangan Xaiver, ia tau apa yg membuat gadis di depan itu gugup. Awalnya ia kira itu gadis panggilan Xaiver, makanya ia bertanya dengan nada sinis dan menatapnya tajam. Tapi ternyata ia gadis yang akan bekerja di kantor Xaiver dan bukan gadis panggilan Xaiver."Bisakah kau tidak melakukan ini di saat jam kerja." gerutu Jessica saat ia sudah di dalam ruangan Xaiver.Xaiver dan perempuan tadi sudah berpakaian lengkap tidak seperti saat Deeva melihatnya."Nanti uangnya aku transfer." kata Xaiver pada perempuan itu dan perempuan itu p
Happy Reading!No Bully!No Edit!Deeva pov on."Ruangan saya di mana?" tanyaku, masih sedikit gugup seraya menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal sama sekali."Tuh.." katanya seraya menunjuk sebuah pintu yang ada di sebelah kanan ruangan ini.Aku pun terburu buru berjalan memasuki ruangan yang ada di sebelah. Karena terdapat pintu terhubung di ruangan itu mungkin agar tidak repot harus keluar ruangan, dan dinding ruangan yg memisahkan ruangan itu dan Mr.Maximilian hanyalah sebuah kaca besar termasuk juga pintunya. Jadi untuk apa di pisah jika dinding dan pintunya adalah kaca?Aku membuka pintu kaca itu, begitu pintu terbuka aku terkejut bukan main melihat ruangan yang berantakan. Astaga ruangan macam apa ini, berantakan sekali di mana mana ada bekas kondom."ASTAGA RUANGAN APA INI!!" teriakku refleks.Aku berbalik kembali ke meja Mr.Maximilian dengan kesal. Aku tidak peduli dia akan mar
Happy Reading!No Bully!No Edit!Deeva pov on."Aku menyuruhmu membeli makanan untukku. Tapi kenapa kau malah bergosip!" ucapnya tepat di depan wajahku."Aku--"Aku menelan ludah dengan susah payah, wajah Mr.Maximilian kini sangat dekat denganku. Membuatku bisa mencium aroma wewangian yang ia gunakan."Uh maaf saya tidak tau, saya tadi sudah mengetuk pintu berkali-kali, tapi karena tidak ada jawaban saya langsung masuk saja. Sekali lagi maaf Mr.Maximilian, permisi..." ucap seseorang yang baru saja membuka pintu, lalu saat ia akan kembali menutup pintu dari luar Mr.Maximilian memanggilnya.Hal itu membuat pipiku memanas karena malu. Aku tidak tau apa yang akan orang itu pikirkan melihat posisi kami tadi yang sangat dekat. Yang pasti su
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Author pov on."Deeva!!" teriak Xaiver menggelegar di ruangannya, membuat Deeva harus menutup telinganya sendiri."Mr.Maximilian Anda memanggil Saya?" tanya Deeva sedikit gugup, ia takut jika bosnya itu ngamuk padanya.Barusan ia melihat boss-nya itu habis ngamuk ngamuk sama salah satu karyawan yang kurang beruntung, entah karena apa Deeva juga tidak tau karena ia hanya melihat itu semua dari balik pintu kaca ruangannya."Tidak!!" sungut Deeva kesal.Deeva pun mulai berbalik hendak menuju ruangannya, namun langkahnya berhenti saat mendengar ucapan Xaiver."Hei! Jangan pergi!""Mmm,.""Huh!"
appy Reading!!No Bully!!No Edit!!Author pov on."Rossa di mana Deeva?" tanya Xaiver bertanya pada sekertarisnya.Rossa mendongak untuk melihat wajah sang bos yang sepertinya sedang kesal. "Maaf, saya tidak tau Mr.Maximilian... Tapi sepertinya dia akan mencari makan untuk makan siang mungkin." balas Rossa sedikit gugup."Ck!"Xaiver mendecakkan lidahnya dengan kesal, tadi niatnya ia akan beristirahat dan menyuruh Deeva sang sekertaris pribadi untuk mengerjakan tugasnya. Namun belum sempat matanya terpejam sempurna, tiba tiba seorang perempuan datang tanpa di undang dan menggodanya.Saat Xaiver berhasil menyingkirkan perempuan yang menggodanya. Xaiver pun menyuruh perempuan itu untuk pergi, karena ia sedang malas untuk bermain dengan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Aku tidak suka kau berteman dengannya." ucap Mr.Maximilian kembali bersuara."Siapa?" tanyaku, sebenarnya aku tau siapa yang dia maksud."Alfian, siapa lagi!" ucapnya dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Seakan-akan dia membenci Alfian. Dan Aku pikir memang begitu!"Memangnya kenapa? Saya rasa Alfian orang yang cukup baik untuk di jadikan teman." balasku tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun."Kau belum mengenalnya, Deeva. Dia itu bajingan." ucap Mr.Maximilian.Kali ini aku menatapnya tidak percaya, oh ayolah kalian pasti tau jika Mr.Maximilian itu bajingan, lalu bisa bisanya dia mengatakan Alfian seperti itu."Yan