Happy Reading!!
No Bully!!
No Edit!!
Deeva pov on.
"Aku tidak suka kau berteman dengannya." ucap Mr.Maximilian kembali bersuara.
"Siapa?" tanyaku, sebenarnya aku tau siapa yang dia maksud.
"Alfian, siapa lagi!" ucapnya dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Seakan-akan dia membenci Alfian. Dan Aku pikir memang begitu!
"Memangnya kenapa? Saya rasa Alfian orang yang cukup baik untuk di jadikan teman." balasku tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun.
"Kau belum mengenalnya, Deeva. Dia itu bajingan." ucap Mr.Maximilian.
Kali ini aku menatapnya tidak percaya, oh ayolah kalian pasti tau jika Mr.Maximilian itu bajingan, lalu bisa bisanya dia mengatakan Alfian seperti itu.
"Yan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Xaiver, bukankah harusnya siang ini Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph?" tanyaku.Mr.Maximilian menggelengkan kepalanya, membuat aku mengerutkan dahiku karena bingung."Aku sudah memberitahukan Rossa untuk meng-cancel pertemuan kami." balas Mr.Maximilian."Kenapa?" tanyaku."Bisa kah kau tidak perlu berbicara se-formal itu jika bersamaku."Aku hanya memutar bola mataku malas, karena Mr.Maximilian tidak menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan pembicaraan."Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini. Apa kau tidak suka?" tanya Mr.Maximilian, ia meraih wajahku yang tadinya Aku palingkan untuk kembali m
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Terimakasih."Hanya itu yang aku ucapkan sebelum aku keluar dari mobil dan meninggalkannya di sana, tanpa harus sudah payah dan berepot-repot mengajaknya mampir terlebih dahulu ke rumahku.Katakan aku jahat! Karena aku sama sekali tidak peduli akan hal itu.Aku membalikkan badanku setelah memencet bel rumahku, rumah Ibuku lebih tepatnya. Karena aku merasa seperti ada yang mengikuti, dan ternyata benar. Ada yang mengikutiku.Mr.Maximilian berdiri tepat di hadapanku dengan tersenyum lebar tanpa dosa."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku."Mengatarmu sampai tujuan." ucapnya santai.
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Xaiver pov on.Aku bisa melihat Deeva yang menatapku heran. Jangankan Deeva, bahkan aku juga heran mengapa aku melakukan semua ini?Untuk apa? Aku pun tidak mengerti."Tapi--""Makanlah dan setelah itu temani aku bertemu dengan Arabella." ucapku memotong perkataannya yang hendak protes lagi.Arabella adalah satu satunya harapanku, maksudku jika aku bisa bekerja sama dengannya. Maka aku tidak perlu bekerja sama dengan si bajingan Alfian.Aku pun memeriksa kertas putih itu dan mulai menandatangani nya. Sebenarnya aku tidak benar benar membacanya, karena aku hanya membuka lembaran yang seharusnya aku tandatangani saja. Karena sesungguhnya Rossa sudah lebih dulu memeri
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on.Aku memutar mataku malas dan mengikuti langkah kaki Mr.Maximilian menuju sebuah rumah megah di depan kami. Aku tidak tau mengapa Mr.Maximilian menyetujui permintaan Mrs.Joseph untuk menemuinya di rumahnya. Oh ayolah ini urusan pekerjaan bukan urusan pribadi!Oh mungkin Mr.Maximilian punya urusan pribadi dengan Mrs.Joseph.Dan kenapa aku harus pusing pusing memikirkannya?"Oh kau sudah datang, ayo silahkan masuk." ucap seseorang perempuan cantik memecahkan lamunanku, dan kupikir ia adalah Mrs.Joseph."Maaf sudah membuatmu menunggu." ucap Mr.Maximilian dengan senyuman khas-nya."Tidak masalah, aku juga sedang tidak ada kerjaan hari ini." ucap Mrs.Joseph
Happy Reading!!No Edit!!No Bully!!Author Pov on.Setelah acara di Mall tadi, Xaiver mengajak Deeva ke Apartemennya. Niatnya nanti malam dia ingin mengajak Deeva makan malam di rumah Ibunya. Xaiver tidak mempedulikan keadaan Deeva yang masih sangat sangat kesal padanya.Bagaimana Deeva tidak kesal?Xaiver sengaja menyuruh Deeva gonta ganti dress, saat keluar ia selalu memberi komentar yang hampir sama dan ambigu. Setelah itu ia bahkan tidak membeli satupun dress yang Deeva coba, karena ia sudah membeli dress lain yang tak pernah Deeva coba.Hayo siapa yang tidak kesal coba?"Manyun saja sih, kayak bebek tau." ucap Xaiver melihat Deeva yang duduk di sofa ruang tamu dengan tangan bersedekap."Ayolah a
Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva Pov on.Aku membuka sedikit pintu kamar mandi dan menyembulkan kepalaku sedikit. Melihat keadaan kamar, ternyata sepi. Tidak ada Mr.Maximilian. Hmm aku hanya takut siapa tau saja Mr.Maximilian masuk kamar, soalnya aku lupa kunci pintu tadi. Lagi pula ini kan kamarnya, bukan kamarku.Setelah memastikan tak ada batang hidung Mr.Maximilian, aku langsung membuka pintu kamar mandi dengan lebar-lebar dan segera keluar dari kamar mandi.Aku menuju lemari pakaian dan membukanya. Duh Deeva kenapa kau bisa lupa, inikan bukan kamarmu! Jadi untuk apa kau buka lemari segala!Uh jadi apa yang harus aku pakai sekarang?Masa ia aku harus memakai bajuku yang tadi. Oh yang benar saja! Bahkan baju itu sudah t
Happy Reading !! No Bully !! No Edit !! Author Pov on. Setelah selesai makan dan Deeva yang membereskan perabotan makannya. Kini mereka sedang duduk di sofa menonton televisi. Sebenarnya hanya Deeva yang menonton, karena Xaiver tidak pernah bisa pokus pada layar televisi, ia malah sedang perang Batin sendiri sejak tadi. Tiba-tiba saja Xaiver di kagetkan dengan Deeva yang sesegukan dan menyandarkan kepalanya di dada bidangnya. "Deeva, aku benar benar minta maaf." ucap Xaiver ia mengira Deeva menangis karena hal tadi. "Xaiver aku, hiks." "Aku paham jika kau tidak bisa memaafkan aku." ucap Xaiver pelan karena memang kesalahhannya memang fatal.
Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva pov on.Untuk apa katanya?Pertanyaan macam apa itu? Apa hanya itu yang bisa dia ucapkan?"Tentu saja bekerja, Xaiver." balasku kesal."Untuk apa?" tanyanya lagi."Apanya?!" seruku semakin kesal."Untuk apa kau bekerja di kantor sementara bosmu di sini?""Tentu saja untuk--"Aku menggantungkan ucapanku, mencari kata yang pas untuk di ucapkan. Aku ingat jika aku itu sekertaris pribadinya."Sudahlah, minggir sana, aku harus segera pergi ke kantor. Aku tidak mau di pecat karena di cap sebagai pegawai yang tidak disiplin, baru kerja beberapa hari suda
[ Bab 47, End ]Happy Reading!!No Bully!!***[ Xaiver Narendra Maximilian ]"Sayang kenapa kau tidur di sini?""Uh aku ketiduran lagi ya.""Sudah kubilang, jangan menungguku.""Tapi--""Sstt maaf kalau beberapa bulan ini aku terlalu di sibuk. Tapi ini yang terakhir kok."Aku mengecup bibir Adeeva sekilas dan membawanya ke kamar. Adeeva tertidur di sofa ruang tamu karena menungguku pulang kerja, padahal aku sudah mengatakan akan pulang larut malam. Tapi Adeeva masih tetap menungguku pulang, hingga ia ketiduran di sofa.Beberapa bulan terakhir ini aku memang agak sibuk, selalu berangkat pagi pulang malam. Aku bahkan jarang bertegur sapa dengan Vano dan Sherlin saking sibuknya."Kau sibuk sekali ya?" tanya Adeeva saat aku membaringkan tubuhnya di kasur.&nb
[ Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian ] Happy Reading !! No Bully!! Sorry for Typo!! *** [ Adeeva Adelia ] Aku tersenyum melihat Baby Vano yang berlari kearahku dan langsung memeluk kakiku dengan erat... "Maaa..." rengeknya minta ku gendong. Aku berjongkok dan mengangakat tubuh mungilnya itu ke dalam gendonganku. "Sayang, katanya tadi minta susu." ujar Xaiver yang berjalan ke arah kami dengan memegang botol susu. Baby Vano malah menyembunyikan wajahnya di pundakku sambil menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mau susu yang di bawa Xaiver. "Maaf sudah merepotkanmu ..." Xaiver menggeleng dan tersenyum lembut padaku, "aku tidak merasa di repotkan." katanya setelah mencium bibirku sekilas. "Sepertinya Vano mengantuk sayang..." Xaiver pun mengusap
[ Bab 45, Adeeva Jangan Marah ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Selamat pagi sayang," sapa Xaiver mengecup kening Adeeva yang baru bangun tidur."Pagi..." gumamnya setengah sadar.Adeeva menyipitkan matanya menatap Xaiver yang sudah rapi dengan kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana bahan hitam dan dasi yang sudah terpasang rapi di leher nya seraya tersenyum lebar menatap Xaiver."Kau pasti lelah ya," Xaiver mengusap wajah Adeeva."Aku sudah buat sarapan tadi buat kita, cepat mandi gih. Terus kita sarapan bareng." lanjutnya."Memangnya sekarang jam berapa?" tanya Adeeva."Jam setengah sembilan." balas Xaiver.Adeeva membulatkan matanya mendengar jawaban Xaiver. Yang benar saja, ia bangun se-siang itu. Pantas Xai
[ Bab 44, Maaf ]Happy Reading !!No Edit !!Sorry for Typo !!***[ Normal ]Tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat. Kini Revano Narendra Maximilian bukan lagi seorang bayi, melainkam balita lucu yang menggemaskan. Balita berumur tujuh bulan itu membuat siapa saja betah berlama lama dengannya. Dengan tingkah lakunya yang lucu, membuat banyak orang menyukai balita itu. Bahkan Xaiver saja tidak betah di kantor dan selalu ingin pulang cepat jika ingat dengan putranya.Xaiver merasa amat sangat bahagia bisa memiliki Adeeva sekaligus Vano. Mereka berdua adalah penyemangat Xaiver untuk segera pulang ke rumah. Saat makan siang bahkan Xaiver sering menyempatkan waktu untuk pulang dan makan siang di rumah, bersama Adeeva dan putranya.Malam ini Xaiver dan Adeeva terpaksa meninggalkan Vano di rumah karena harus menghadiri acara resepsi per
[ Bab 43, Pulang Dari Rumah Sakit ] Happy Reading!! No Bully!! *** [ Normal ] Setelah seminggu berada di rumah sakit, kini akhirnya Adeeva di izinkan juga untuk pulang ke rumah. Hanya seminggu, tapi Adeeva merasa sudah sangat lama karena ia merasa bosan di rumah sakit. Walaupun ada baby Revano yang menemaninya, tapi Adeeva tetap tidak betah. "Sudah siap sayang?" tanya Xaiver setelah membereskan barang barang Adeeva dan juga Baby Revano. Adeeva yang tengah duduk di sofa sembari menggendong Baby Revano pun menatap Xaiver sembari mengangguk semangat. Xaiver tersenyum, "kau yakin tidak apa-apa jalan kaki tanpa kursi roda?" tanya Xaiver. Adeeva bangkit dari sofa dengan senyuman lebarnya. "Aku tidak apa-apa, kan Dokter sudah bilang bahwa aku tidak apa-apa asalkan hati-hati." "Baiklah, ayo kit
[ Bab 42, Aries menyesal ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Sudah dua hari Adeeva melahirkan putra pertamanya. Dan rasanya dia sudah tidak betah tinggal lebih lama lagi di rumah sakit, dia ingin pulang. Tapi dokter bilang untuk beberapa hari lagi baru boleh pulang dan Xaiver menyetujui itu."Sayang, jangan cemberut begitu dong." kata Xaiver saat ini ia tengah menggendong putranya."Aku mau pulang.""Tunggu dua hari lagi saja ya sayang.""Aku--""Sayang ini demi kebaikan kau dan bayi kita." kata Xaiver memotong perkataan Adeeva.Adeeva berdecak malas, namun langsung tersenyum saat Xaiver meletakan bayi mereka di pangkuannya."Kau tidak ingin dia kenapa-napa kan?" tanya Xaiver seraya mengusap rambut Adeeva. 
[ Bab 41, Bebeb Aries ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Adeeva Adelia ]Seburuk itukah aku sampai Xaiver ketakutan saat melihatku?Malam itu aku tidak tau jika aku akan melahirkan, itu kan yang pertama untukku dan aku pun tidak pernah bertanya dengan Ibuku ataupun Ibu mertuaku. Ya aku masih berhubungan dengan mereka walaupun aku bersembunyi dari Xaiver.Ku pikir itu hanya sakit pinggang biasa, jadi aku pun membiarkannya. Namun semakin lama rasa sakit itu semakin menjadi. Aku mulai merasakan sakit itu dari siang saat Aries mengantarku kembali ke rumah.Ya sudah ku bilangkan kalau aku hanya berpikir jika itu adalah sakit pinggang biasa karena sakitnya hanya sebentar-sebentar. Maksudnya, sakit nanti semenit hilang. Lima belas menit kemudian sakit lagi. Begitu saja terus sampai rasa sakit itu semakin menjadi, d
[ Bab 40, Revano Narendra Maximilian ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Aries terbelalak kaget saat baru saja membuka pintu dari dalam, tiba tiba saja ada seseorang yang nyungsep di bawah kakinya. Aries memang sedang ada di rumah Xaiver, dia mengantarkan Adeeva pulang. Namun sampai malam, Xaiver tidak kunjung pulang. Aries ingin menemani Adeeva sampai Xaiver pulang, tapi Adeeva tidak mau di temani sampai Xaiver pulang.Dan saat ia membuka pintu, ia di kagetkan dengan seseorang yang ngungsep. Siapa lagi kalau bukan tuan rumah, Xaiver."Dia mabuk?" tanya Aries yang membantu Kevin memapah Xaiver.Kevin mendengkus kesal. "Kau pikir saja sendiri!""Terima kasih Kevin sudah mau mengantar Xaiver pulang." kata Adeeva tersenyum tulus.Kevin mengangguk. "Kalau saja dia bukan calon a
[ Bab, 39. Aries Masih Mencintai Adeeva ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Kau tidak ada niatan untuk kembali pada Xaiver, Adeeva?""Kau mengusirku?""Tidak! Bukan begitu. Aku suka kau ada di sini bersamaku... Tapi Xaiver itu saudaraku, aku tidak tega melihatnya yang semakin hari semakin kurus. Dia sudah seperti orang gila, asal kau tau, tidak terurus dan sangat menyedihkan..."Adeeva menunduk menatap lantai.Aries menghela nafas panjang, selama ini ia sudah berusaha membujuk Adeeva untuk kembali pada Xaiver. Tapi sampai sekarang pun Adeeva belum mau kembali pada Xaiver."Apa kau tidak merindukan Xaiver? Sudah enam bulan kalian berpisah?" tanya Aries.Saat ini Aries dan Adeeva tengah berada di Apartemen Aries, tempat yang selama ini Ade