Happy Reading!!
No Edit!!
No Bully!!
Author Pov on.
Setelah acara di Mall tadi, Xaiver mengajak Deeva ke Apartemennya. Niatnya nanti malam dia ingin mengajak Deeva makan malam di rumah Ibunya. Xaiver tidak mempedulikan keadaan Deeva yang masih sangat sangat kesal padanya.
Bagaimana Deeva tidak kesal?
Xaiver sengaja menyuruh Deeva gonta ganti dress, saat keluar ia selalu memberi komentar yang hampir sama dan ambigu. Setelah itu ia bahkan tidak membeli satupun dress yang Deeva coba, karena ia sudah membeli dress lain yang tak pernah Deeva coba.
Hayo siapa yang tidak kesal coba?
"Manyun saja sih, kayak bebek tau." ucap Xaiver melihat Deeva yang duduk di sofa ruang tamu dengan tangan bersedekap.
"Ayolah a
Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva Pov on.Aku membuka sedikit pintu kamar mandi dan menyembulkan kepalaku sedikit. Melihat keadaan kamar, ternyata sepi. Tidak ada Mr.Maximilian. Hmm aku hanya takut siapa tau saja Mr.Maximilian masuk kamar, soalnya aku lupa kunci pintu tadi. Lagi pula ini kan kamarnya, bukan kamarku.Setelah memastikan tak ada batang hidung Mr.Maximilian, aku langsung membuka pintu kamar mandi dengan lebar-lebar dan segera keluar dari kamar mandi.Aku menuju lemari pakaian dan membukanya. Duh Deeva kenapa kau bisa lupa, inikan bukan kamarmu! Jadi untuk apa kau buka lemari segala!Uh jadi apa yang harus aku pakai sekarang?Masa ia aku harus memakai bajuku yang tadi. Oh yang benar saja! Bahkan baju itu sudah t
Happy Reading !! No Bully !! No Edit !! Author Pov on. Setelah selesai makan dan Deeva yang membereskan perabotan makannya. Kini mereka sedang duduk di sofa menonton televisi. Sebenarnya hanya Deeva yang menonton, karena Xaiver tidak pernah bisa pokus pada layar televisi, ia malah sedang perang Batin sendiri sejak tadi. Tiba-tiba saja Xaiver di kagetkan dengan Deeva yang sesegukan dan menyandarkan kepalanya di dada bidangnya. "Deeva, aku benar benar minta maaf." ucap Xaiver ia mengira Deeva menangis karena hal tadi. "Xaiver aku, hiks." "Aku paham jika kau tidak bisa memaafkan aku." ucap Xaiver pelan karena memang kesalahhannya memang fatal.
Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva pov on.Untuk apa katanya?Pertanyaan macam apa itu? Apa hanya itu yang bisa dia ucapkan?"Tentu saja bekerja, Xaiver." balasku kesal."Untuk apa?" tanyanya lagi."Apanya?!" seruku semakin kesal."Untuk apa kau bekerja di kantor sementara bosmu di sini?""Tentu saja untuk--"Aku menggantungkan ucapanku, mencari kata yang pas untuk di ucapkan. Aku ingat jika aku itu sekertaris pribadinya."Sudahlah, minggir sana, aku harus segera pergi ke kantor. Aku tidak mau di pecat karena di cap sebagai pegawai yang tidak disiplin, baru kerja beberapa hari suda
Bab 16 Ke Pesta Miss.JosephHappy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva Pov On."Kenapa kau memerhatikan seperti itu sejak tadi? Apa kau berubah pikiran dan memutuskan untuk bercinta denganku?" tanya Mr.Maximilian dengan senyuman seperti biasanya, menyeringai.Aku hanya memutar bola mataku malas, lalu kualihkan pandanganku menatap kedepan. Jalanan begitu macet kali ini, biasanya hanya butuh waktu tiga puluh menit dari restoran ke apartemen Mr.Maximilian. tapi ini kami sudah satu jam lebih di jalanan dan belum juga sampai."Apa Alfian mengatakan sesuatu tentangku?" tanya Mr.Maximilian lagi.Aku menggelengkan kepalaku pelan, "tidak.""Lalu?""Aku hanya sedang merindukan Mamaku saja." balasku, aku tidak sepenuhnya berbohong. Karena aku memang merindukan Ibuku."Maafkan aku... Baiklah
Bab 17, Maaf dan Berkunjung Kerumah Ibunya Xaiver.Happy Reading !!No Edit !!No Bully !!Author pov on."Apa yang kau lakukan, Xaiver?" tanya Deeva kesal.Xaiver hanya menatap Deeva sesaat lalu kembali fokus menyetir, ia bahkan tidak tau apa yang telah terjadi padanya. Yang jelas, ia tidak pernah suka jika Alfian dekat dengan Deeva."Ck! Bisakah kau berbicara, jangan diam saja!" Deeva memekik kesal karena Xaiver tidak mau menjawab satu pun pertanyaan yang ia lontarkan."Aku sudah pernah bilang. Jangan berteman dengan Alfian, dia itu pria licik. Aku hanya tidak ingin kau menyesal." ucap Xaiver pada akhirnya bersuara juga.Deeva memalingkan wajahnya dari Xaiver, dia tidak tau apa yang membuat Xaiver begitu membenci Alfian."Dia tidak seburuk yang kau kira, Xaiver." ucap Deeva.Xaiver
Bab 18, Aku Mencintaimu, Xaiver.Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva pov on.Aku menghempaskan diriku di ranjang, menatap langi- langit kamar. Mengingat apa yang terjadi tadi di rumah keluarga Mr.Maximilian.Aku tidak tau kenapa, aku merasa aku tidak asing lagi dengan wajah Mr.Albert, maksudku, Ayah tirinya Mr.Maximilian. Aku merasa seperti sudah lama Mengenalnya, walau pun nyatanya itu adalah pertemuan pertama kami.Tatapannya tajam, namun itu membuat hatiku menghangat. Seakan tatapan itu mengartikan sebuah kasih sayang.Dan yang aku tidak mengerti dengan Mr.Maximilian adalah, tadi sebelum dia mengantarku sampai rumah ia mengatakan bahwa Ayah tirinya itu menginginkanku. Sungguh itu adalah ucapan paling gila. Eh tapi dia kan memang gila! Jadi wajar kalau omongannya agak ngelantur yah.Hah sudahlah, jika aku memikir
Bab 19, Alfian.Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Spesial Alfian pov on.Aku menajamkan mataku untuk melihat apa yang aku lihat di depan sana. Dahiku mengerut heran. Aku tidak salah lihat, dia memang gadis itu. Dengan langkah besar-besar aku mulai berjalan mendekati mereka.Ya mereka. Dia sedang bersama para bajingan itu!Apa yang dia lakukan malam malam di tempat seperti ini?Maksudku, dia tidak pernah datang ke tempat seperti ini karena dia adalah gadis yang baik-baik. Lalu apa yang membuatnya berada di sini?Setelah aku berdiri tidak jauh darinya, aku mengedarkan pandanganku ke sekitar. Hal itu membuatku bertambah bingung karena tidak ada dirinya di sini."Diamlah...Kalian membuatku bertambah pusing!" teriak gadis itu kesal. Di tangannya ada gelas yang Aku yakin itu berisi minuman keras.
Bab 20, Aku Mencintaimu, Adeeva.Happy Reading !!No Edit !!No Bully !!Xaiver Pov on.Brak!!Brak!!Brak!!Aku melempar semua barang-barang yang ada di meja kerjaku karena kesal dengan apa yang aku lihat.Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Sejak malam itu, aku merasa hari-hariku benar-benar kacau.Aku tidak pernah merasa seburuk ini sebelumnya. Tapi hanya karna dia, mengapa aku bisa sampai seperti ini?Seminggu lalu... Dia mengatakan bahwa ia mencintaiku. Aku kaget saat itu karena aku tidak tau apa itu cinta, jadi aku mengatakan padanya bahwa aku tidak pernah mencintainya.Aku memang tidak mencintainya kan?Selama ini aku hanya ingin melindunginya dari si brengsek Alfian. Ya hanya itu. Tidak ada yang lain.&n
[ Bab 47, End ]Happy Reading!!No Bully!!***[ Xaiver Narendra Maximilian ]"Sayang kenapa kau tidur di sini?""Uh aku ketiduran lagi ya.""Sudah kubilang, jangan menungguku.""Tapi--""Sstt maaf kalau beberapa bulan ini aku terlalu di sibuk. Tapi ini yang terakhir kok."Aku mengecup bibir Adeeva sekilas dan membawanya ke kamar. Adeeva tertidur di sofa ruang tamu karena menungguku pulang kerja, padahal aku sudah mengatakan akan pulang larut malam. Tapi Adeeva masih tetap menungguku pulang, hingga ia ketiduran di sofa.Beberapa bulan terakhir ini aku memang agak sibuk, selalu berangkat pagi pulang malam. Aku bahkan jarang bertegur sapa dengan Vano dan Sherlin saking sibuknya."Kau sibuk sekali ya?" tanya Adeeva saat aku membaringkan tubuhnya di kasur.&nb
[ Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian ] Happy Reading !! No Bully!! Sorry for Typo!! *** [ Adeeva Adelia ] Aku tersenyum melihat Baby Vano yang berlari kearahku dan langsung memeluk kakiku dengan erat... "Maaa..." rengeknya minta ku gendong. Aku berjongkok dan mengangakat tubuh mungilnya itu ke dalam gendonganku. "Sayang, katanya tadi minta susu." ujar Xaiver yang berjalan ke arah kami dengan memegang botol susu. Baby Vano malah menyembunyikan wajahnya di pundakku sambil menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mau susu yang di bawa Xaiver. "Maaf sudah merepotkanmu ..." Xaiver menggeleng dan tersenyum lembut padaku, "aku tidak merasa di repotkan." katanya setelah mencium bibirku sekilas. "Sepertinya Vano mengantuk sayang..." Xaiver pun mengusap
[ Bab 45, Adeeva Jangan Marah ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Selamat pagi sayang," sapa Xaiver mengecup kening Adeeva yang baru bangun tidur."Pagi..." gumamnya setengah sadar.Adeeva menyipitkan matanya menatap Xaiver yang sudah rapi dengan kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana bahan hitam dan dasi yang sudah terpasang rapi di leher nya seraya tersenyum lebar menatap Xaiver."Kau pasti lelah ya," Xaiver mengusap wajah Adeeva."Aku sudah buat sarapan tadi buat kita, cepat mandi gih. Terus kita sarapan bareng." lanjutnya."Memangnya sekarang jam berapa?" tanya Adeeva."Jam setengah sembilan." balas Xaiver.Adeeva membulatkan matanya mendengar jawaban Xaiver. Yang benar saja, ia bangun se-siang itu. Pantas Xai
[ Bab 44, Maaf ]Happy Reading !!No Edit !!Sorry for Typo !!***[ Normal ]Tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat. Kini Revano Narendra Maximilian bukan lagi seorang bayi, melainkam balita lucu yang menggemaskan. Balita berumur tujuh bulan itu membuat siapa saja betah berlama lama dengannya. Dengan tingkah lakunya yang lucu, membuat banyak orang menyukai balita itu. Bahkan Xaiver saja tidak betah di kantor dan selalu ingin pulang cepat jika ingat dengan putranya.Xaiver merasa amat sangat bahagia bisa memiliki Adeeva sekaligus Vano. Mereka berdua adalah penyemangat Xaiver untuk segera pulang ke rumah. Saat makan siang bahkan Xaiver sering menyempatkan waktu untuk pulang dan makan siang di rumah, bersama Adeeva dan putranya.Malam ini Xaiver dan Adeeva terpaksa meninggalkan Vano di rumah karena harus menghadiri acara resepsi per
[ Bab 43, Pulang Dari Rumah Sakit ] Happy Reading!! No Bully!! *** [ Normal ] Setelah seminggu berada di rumah sakit, kini akhirnya Adeeva di izinkan juga untuk pulang ke rumah. Hanya seminggu, tapi Adeeva merasa sudah sangat lama karena ia merasa bosan di rumah sakit. Walaupun ada baby Revano yang menemaninya, tapi Adeeva tetap tidak betah. "Sudah siap sayang?" tanya Xaiver setelah membereskan barang barang Adeeva dan juga Baby Revano. Adeeva yang tengah duduk di sofa sembari menggendong Baby Revano pun menatap Xaiver sembari mengangguk semangat. Xaiver tersenyum, "kau yakin tidak apa-apa jalan kaki tanpa kursi roda?" tanya Xaiver. Adeeva bangkit dari sofa dengan senyuman lebarnya. "Aku tidak apa-apa, kan Dokter sudah bilang bahwa aku tidak apa-apa asalkan hati-hati." "Baiklah, ayo kit
[ Bab 42, Aries menyesal ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Sudah dua hari Adeeva melahirkan putra pertamanya. Dan rasanya dia sudah tidak betah tinggal lebih lama lagi di rumah sakit, dia ingin pulang. Tapi dokter bilang untuk beberapa hari lagi baru boleh pulang dan Xaiver menyetujui itu."Sayang, jangan cemberut begitu dong." kata Xaiver saat ini ia tengah menggendong putranya."Aku mau pulang.""Tunggu dua hari lagi saja ya sayang.""Aku--""Sayang ini demi kebaikan kau dan bayi kita." kata Xaiver memotong perkataan Adeeva.Adeeva berdecak malas, namun langsung tersenyum saat Xaiver meletakan bayi mereka di pangkuannya."Kau tidak ingin dia kenapa-napa kan?" tanya Xaiver seraya mengusap rambut Adeeva. 
[ Bab 41, Bebeb Aries ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Adeeva Adelia ]Seburuk itukah aku sampai Xaiver ketakutan saat melihatku?Malam itu aku tidak tau jika aku akan melahirkan, itu kan yang pertama untukku dan aku pun tidak pernah bertanya dengan Ibuku ataupun Ibu mertuaku. Ya aku masih berhubungan dengan mereka walaupun aku bersembunyi dari Xaiver.Ku pikir itu hanya sakit pinggang biasa, jadi aku pun membiarkannya. Namun semakin lama rasa sakit itu semakin menjadi. Aku mulai merasakan sakit itu dari siang saat Aries mengantarku kembali ke rumah.Ya sudah ku bilangkan kalau aku hanya berpikir jika itu adalah sakit pinggang biasa karena sakitnya hanya sebentar-sebentar. Maksudnya, sakit nanti semenit hilang. Lima belas menit kemudian sakit lagi. Begitu saja terus sampai rasa sakit itu semakin menjadi, d
[ Bab 40, Revano Narendra Maximilian ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Aries terbelalak kaget saat baru saja membuka pintu dari dalam, tiba tiba saja ada seseorang yang nyungsep di bawah kakinya. Aries memang sedang ada di rumah Xaiver, dia mengantarkan Adeeva pulang. Namun sampai malam, Xaiver tidak kunjung pulang. Aries ingin menemani Adeeva sampai Xaiver pulang, tapi Adeeva tidak mau di temani sampai Xaiver pulang.Dan saat ia membuka pintu, ia di kagetkan dengan seseorang yang ngungsep. Siapa lagi kalau bukan tuan rumah, Xaiver."Dia mabuk?" tanya Aries yang membantu Kevin memapah Xaiver.Kevin mendengkus kesal. "Kau pikir saja sendiri!""Terima kasih Kevin sudah mau mengantar Xaiver pulang." kata Adeeva tersenyum tulus.Kevin mengangguk. "Kalau saja dia bukan calon a
[ Bab, 39. Aries Masih Mencintai Adeeva ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Kau tidak ada niatan untuk kembali pada Xaiver, Adeeva?""Kau mengusirku?""Tidak! Bukan begitu. Aku suka kau ada di sini bersamaku... Tapi Xaiver itu saudaraku, aku tidak tega melihatnya yang semakin hari semakin kurus. Dia sudah seperti orang gila, asal kau tau, tidak terurus dan sangat menyedihkan..."Adeeva menunduk menatap lantai.Aries menghela nafas panjang, selama ini ia sudah berusaha membujuk Adeeva untuk kembali pada Xaiver. Tapi sampai sekarang pun Adeeva belum mau kembali pada Xaiver."Apa kau tidak merindukan Xaiver? Sudah enam bulan kalian berpisah?" tanya Aries.Saat ini Aries dan Adeeva tengah berada di Apartemen Aries, tempat yang selama ini Ade